Renungan Khusus
Di dalam Alkitab; baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, banyak ayat yang berbicara tentang integritas. Dalam terjemahan NIV, ada 22 kali kata ‘integrity’ tercatat. Mengapa orang percaya diminta untuk menjaga integritas? Paulus berkata di dalam Efesus 4:1,
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan i...
Di dalam Alkitab; baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, banyak ayat yang berbicara tentang integritas. Dalam terjemahan NIV, ada 22 kali kata ‘integrity’ tercatat. Mengapa orang percaya diminta untuk menjaga integritas? Paulus berkata di dalam Efesus 4:1,
“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.”
Kata 'berpadanan' di sini menggunakan kata axios. Akar kata ini menggambarkan konsep timbangan zaman dahulu yang ada tangan di kiri dan kanan, lalu para penjual biasanya akan menimbang sebuah beban untuk menyesuaikan dengan beban yang ada di seberangnya. Paulus meminta agar orang percaya menaruh bobot panggilan sebagai anak-anak Tuhan di satu sisi timbangan, dan di sisi satu lagi adalah gaya hidup yang menunjukkan kualitas moral dan karakter yang sesuai, sehingga timbangan itu menjadi seimbang. Paulus membahas Efesus 4-6 bagaimana seharusnya orang percaya itu hidup.
BERKAT DAN MANFAAT DARI ORANG YANG MENJAGA HIDUPNYA
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa saja berkat dan manfaat dari seseorang yang menjaga integritas hidupnya? Setidaknya ada beberapa ayat di Alkitab yang mencatat langsung manfaat integritas, di antaranya:
“Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.” Mazmur 25:21
Mungkin di sekitar kita ada beberapa orang yang berusaha menjatuhkan kita. Dalam situasi ini, Daud mengalami cemoohan dan beban yang berat dari musuh-musuhnya (ay. 18-19). Dia berharap hanya kepada Tuhan (ay. 16, 20), dan Daud berharap bahwa kejujurannya atau integritasnya yang akan menjaga hidupnya sembari dia menantikan pertolongan dari Tuhan (ay. 21).
“Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.” Amsal 10:9
Kata 'bersih kelakuan' di dalam terjemahan NIV digunakan kata “walks in integrity”. Orang yang menjaga kehidupannya berintegritas, akan aman hidupnya. Kenapa aman? Karena susah untuk orang lain mencari celah untuk menjatuhkan. Orang Farisi berkali-kali berusaha untuk menjatuhkan Yesus, tetapi tidak berhasil. (Lukas 6:7; 11:54; 14:1)
Mari jaga integritas, karena dengan sendirinya, pelayanan dan pekerjaan kita akan aman.
“Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.” Amsal 11:3
Orang yang terbiasa hidup dengan prinsip integritas akan dituntun oleh Roh Kudus. Tuntunan Roh kepada setiap orang percaya akan semakin efektif ketika kita juga berlatih untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan. Dengan kata lain, di dalam pengudusan, Roh Kudus menajamkan karakter-karakter kita sehingga semakin menyerupai Kristus.
“Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas.” 1 Tawarikh 29:17
Allah ternyata berkenan kepada keikhlasan. Keikhlasan dalam konteks ini berbicara tentang kejujuran dalam bertindak dan motivasi. Motivasi yang murni tanpa ada niatan jahat, adalah orang yang tulus ikhlas dalam berbuat segala sesuatu. Apa yang benar yang harus dilakukan, itulah yang dilakukan. Dan ternyata itu menjadi suatu persembahan yang berkenan kepada Allah. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa? Allah ternyata berkenan kepada integritas hidup manusia.
“Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya.” Amsal 20:7
Integritas dalam ayat ini digambarkan dengan kata ‘bersih kelakuannya’. Ternyata berkatnya tidak hanya dirasakan oleh si pelaku Firman, tetapi keturunannya disebut berbahagia atau diberkati. Bersih kelakuan di sini bukannya tidak berdosa sama sekali atau sempurna secara moral, tetapi menghidupi kebenaran Firman dan juga berkata-kata jujur. (Mazmur 15:2)
Orang tua yang hidup benar dan jujur, tentu anak-anak dan cucu-cucunya akan diberkati pula atas keteladanan hidup mereka.
BERKAT DARI PERKENANAN TUHAN
Ayat emas kita tahun ini dari Mazmur 24:4-5,
“Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.”
Jelas sekali ada hubungan antara orang yang menjaga integritas hidup dengan menerima berkat (berakah) dari Tuhan. Secara khusus, 'berkat' di sini adalah perkenanan Tuhan yang turun kepada hamba-hamba-Nya yang menjaga hidupnya. Mazmur mencatat banyak sekali berkat dari perkenanan Tuhan ini, contohnya sebagai berikut:
“Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.” (Mazmur 84:11)
Orang yang menjaga integritas atau dalam di dalam ayat ini “hidup tidak bercela”, Allah akan mencurahkan kebaikan-Nya berlimpah-limpah. Kebaikan Tuhan itu bisa berupa berkat materi, damai sejahtera, sukacita, dan kebahagiaan. Bapa rindu sekali memberkati anak-anak-Nya!
“Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.” (Mazmur 90:17)
Perkenanan Tuhan akan meneguhkan dan menguatkan hasil karya dan pekerjaan kita. Ada perbedaan antara hasil perbuatan orang yang berasal dari perkenanan Tuhan dengan yang tidak.
Di dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajar:
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
Matius 5:8
Orang yang suci hatinya juga bisa dikatakan sebagai orang yang berintegritas. Karena integritas tidak hanya berbicara soal perbuatan eksternal, tetapi kondisi hati yang murni dan tulus.
Yesus menyebutkan secara langsung berkat ini, yaitu mereka akan melihat Allah. Melihat Allah di dunia ini dengan kacamata iman, melihat perbuatan-Nya yang baik, melihat pertolongan-Nya dan pada akhirnya betul-betul kita melihat Allah dalam segala kemuliaan-Nya ketika Dia menjemput kita dalam kedatangan-Nya kali yang kedua. (Ibrani 12:14; Wahyu 21:22-27) Haleluya! (DAP)
Kesaksian
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Filipi 4:8
Nama saya Rita. Saya tinggal di Jakarta, dan pada kesempatan ini saya ingin membagikan perjalanan hidup saya di mana Tuhan Yesus sudah menolong dan menyembuhkan saya dari COVID-19.
Pada tanggal 29 Oktober...
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Filipi 4:8
Nama saya Rita. Saya tinggal di Jakarta, dan pada kesempatan ini saya ingin membagikan perjalanan hidup saya di mana Tuhan Yesus sudah menolong dan menyembuhkan saya dari COVID-19.
Pada tanggal 29 Oktober 2020, saya pulang kampung, tepatnya ke Medan, Danau Toba. Saat saya pergi dan pulang memang keadaan di bandara maupun di pesawat cukup padat, dan suasana agak berdesakan saat mengantri bagasi.
Dua hari kemudian saya merasakan badan saya panas, indra penciuman saya hilang dan saya mulai batuk-batuk. Saya segera pergi berobat ke dokter, tetapi saya tidak cek darah karena saya pikir hanya tidak enak badan biasa saja. Setelah 5 hari kemudian saya sudah merasa sehat kembali. Tanggal 8 November 2020, bersama suami dan anak saya pergi beribadah ke gereja.
Pulang dari gereja saya merasa badan saya meriang dan badan panas. Pada sore harinya saya menyampaikan apa yang rasakan kepada suami dan anak. Saya katakan kalau saya mau dirawat di rumah sakit saja, biar bisa istirahat dan diobati di sana kira-kira selama dua hari, karena sebelumnya saya sudah ke dokter namun tidak ada kemajuan. Lalu saya berangkat ke rumah sakit dengan ditemani oleh anak saya Angel.
Sampai di rumah sakit suhu badan 38 derajat Celcius, saya cek darah, rontgen paru. Tetapi hasil rontgen paru-paru saya tidak bagus. Saat itu perasaan saya mulai galau dan takut, kemudian dokter menyarankan untuk CT-scan. Perasaan saya pun bertambah takut dan lemas. Beruntung anak saya selalu menguatkan karena saya sudah mulai stres. Ternyata hasil CT scan saya menunjukkan hasil yang lebih tidak baik lagi, Dokter mengatakan banyak virus di paru saya.
Mendengar penjelasan dokter tersebut air mata saya mengalir, sangat sedih rasanya. Saya bertanya: "Virus apa? Memang saya kena apa? Saya memang sering batuk, tetapi bukan COVID kan?" Pada saat di cek, ternyata kadar oksigen berkurang, lalu saya segera dipasang infus.
Dari jam 15.00-22.00 saya ditemani oleh anak saya di ruang IGD, sambil konsultasi dengan dokter paru dan dokter yang menangangani COVID-19. Akhirnya keputusan dokter saya harus menjalani isolasi, mendengar berita ini rasanya saya ingin berontak, namun tak berdaya. Anak saya selalu menguatkan, agar saya tidak stres, tetapi berdoa.
Setelah itu tidak beberapa lama kemudian saya pun dibawa menggunakan ambulans ke ruang khusus untuk bagian pasien COVID-19 yang letaknya berada di bagian belakang RS. Sedangkan anak saya langsung pulang dengan sedih dan tak berdaya. Sekali lagi ia sempat menguatkan saya dengan mengatakan: "Sudah Ma, nggak apa apa."
Saya dibawa dan menempati kamar isolasi seorang diri. Karena kondisi saya sesak nafas, alat bantu oksigen langsung dipasangkan. Dalam keadaan sesak nafas, batuk, saya harus bisa mengurus diri sendiri tanpa ada yang menemani, kecuali sesekali perawat datang untuk memeriksa. Saat ingin ke kamar mandi pun saya harus buru-buru karena oksigen tidak bisa dilepas terlalu lama.
7 malam di ruang isolasi adalah malam peperangan buat saya. Sepanjang malam saya tidak bisa tidur. Senjata saya adalah berdoa, menyembah memuji Tuhan Setiap hari saya membaca Alkitab sebanyak 5 pasal, walaupun kadang terlewat karena keadaan saya sangat lemah.
Siang, malam saya tidak bisa tidur, terlebih suster memberikan suntikan siang malam. Sepertinya kami tidak boleh lengah, kerena sedang berpacu melawan COVID-19. Imun harus naik, apapun makanan yang ada saya habiskan demi imun. Minum multivitamin, madu, air panas, minyak kayu putih semuanya tidak ada yang terlewatkan.
Malam hari saya tidak pernah bisa tidur. Saya berdoa, menyebutkan semua mujizat yang Tuhan lakukan. Saya tagih janji Tuhan. Mulut ini tidak pernah lelah, tidak pernah berhenti untuk mengucapkan setiap mujizat yang harus saya alami dan bukan hanya menjadi pendengar saja. Saya memuji Tuhan Yesus baik, ribuan kata saya ucapkan bahkan tidak terhitung mengucap syukur atas kebaikan-Nya.
Semakin hari saya mengalami peningkatan yang sangat baik, bahkan suster dan dokter menyampaikan hal ini. Setiap saudara dan teman yang bertanya saat video call, saya katakan saya sudah sembuh dan selalu menunjukkan wajah yang ceria walaupun sebenarnya COVID masih berdiam di dalam tubuh saya. Saya terus memperkatakan kesembuhan, Firman Tuhan. Yang saya ingat adalah Firman Tuhan yang berkata, "Pikirkan hal-hal yang baik, yang mulia yang sedap didengar, bahkan iman adalah perbuatan." Oleh sebab itu saya selalu memperkatakan: "Saya sudah sembuh, sudah pulih", karena iman adalah perbuatan. Selama 22 hari di rumah sakit saya dapat tidur mungkin hanya 10 jam.
Pada hari ke-14, saya mendapat kabar kalau suami saya Manimbul Manalu, anak saya Daud serta Angel Manalu juga dinyatakan positif COVID-19. Saya pun menjerit lagi kepada Tuhan, badan saya lemas, rasanya mau pingsan seperti tubuh tidak ada tulangnya, tensi saya naik. Saya hanya bisa berdoa, belajar mengucap syukur karena saya percaya mujizat pasti terjadi. Saya katakan kepada Tuhan: "Tuhan saya minta kado akhir tahun, yaitu kesembuhan, kesehatan dan saya tahu Tuhan sangat sayang kepada kami."
Puji Tuhan, suami dan anak saya hanya OTG (orang tanpa gejala), jadi mereka hanya perlu isolasi dan setelah 8 hari mereka pulang dari Wisma Atlet. Namun saya masih harus menjalani isolasi di rumah sakit. Sepanjang malam saya tidak bisa tidur. Saya berdoa memohon kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, saya sudah 21 hari di sini, anak dan suami saya juga sudah pulang. Besok tepat hari Minggu, saya minta Tuhan ijinkan saya pulang karena saya sudah sehat."
Tuhan menjawab doa saya. Pada minggu sore hari ke-22, tanggal 29 November 2020 saya pulang dijemput oleh suami saya, dan selama di rumah pemulihan semakin cepat terjadi. Tuhan terus berkarya, kami semua sehat karena Tuhan Yesus dahsyat luar biasa.
Selama isolasi berat badan saya turun drastis sampai 10 kg lebih, namun saat pemulihan berat badan saya naik pesat sudah kembali seperti biasa. Itu semua karena Tuhan yang memberikan percepatan memulihkan keadaan saya.
Tanggal 4 Januari 2020 saya sudah kembali mengajar secara online, saya sudah bisa bekerja kembali sebagai guru pada salah satu sekolah di Jakarta. Dua bulan tidak pergi ke gereja dan tanggal 10 Januari 2020 saya kembali beribadah ke gereja, langsung mengikuti perjamuan kudus.
Tuhan Yesus dahsyat. Oleh karena kuasa-Nya dan oleh bilur-bilur-Nya yang telah menebus kami, maka kami boleh mengalami mujizat kesembuhan. Saya mengucap syukur kepada Tuhan.
Selama menjalani isolasi di rumah sakit, saya dikuatkan dari doa-doa yang diberikan dari saudara, teman-teman sepelayanan, terutama bapak gembala kami Pak Isang dan Ibu Yeti yang selalu berdoa dan menanyakan kondisi saya. Dalam kesendirian terpisah dari keluarga, ada doa yang memberikan saya ketenangan dan menjadi penghiburan buat saya. Saya selalu minta kepada siapa saja untuk berdoa selama saya di RS.
Hasil tes Swab terakhir saya negatif, dan semua yang telah saya lewati mengajarkan kepada saya, bahwa jangan pernah berhenti dan berharap kepada Tuhan. Karena Tuhan sanggup mengubah, menyembuhkan apapun keadaan kita, semudah membalikkan telapak tangan. Biarlah kesaksian saya ini boleh menjadi berkat dan kekuatan bagi kita semua. Terpujilah nama Tuhan.
Jesus : The Man of Integrity
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/JesusTheManofIntegrity.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Fax. 021 - 2868 9888
Fax. 021 - 2868 9868
(Khusus Publikasi)
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala