TUHAN ADA
DI SETIAP MUSIM DI HIDUPKU
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan.” Yesaya 55:10
Pandemi COVID-19 berdampak bukan hanya pada kesehatan saja, tetapi pada sektor perekonomian. Dengan berjalannya waktu virus ini merebak di seluruh Indonesia. Pandemi ini pun dirasakan oleh Tedy dan Kezia yang saat ini berdomisili di Solo. Tedy berbagi kisah bagaimana ia dan tunangannya mampu melewati krisis ini karena Tuhan Yesus menyertai mereka.
Saya Tedy, adalah anggota COOL Cabang Khusus Gandaria City dan sekarang saya berdomisili di Solo. Saya ingin bersaksi tentang kebaikan Tuhan Yesus dalam masa pandemi ini. Tuhan Yesus telah merancang jalan hidup saya dengan teramat baik dan semua ini terjadi di luar logika.
Saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang “Hotel Industri” bersama tunangan saya Kezia. Pada bulan Desember 2019, perusahaan memutasikan saya Kezia untuk bertugas pada salah satu anak perusahaan di kota Solo, dan kebetulan Solo adalah kampung halaman saya.
Bulan Januari - Februari 2020 kami bekerja normal seperti biasanya. Tetapi menginjak bulan Maret 2020 - dengan mulai merebaknya virus COVID-19 di Indonesia, penjualan perusahaan semakin lama semakin menurun, dan dalam waktu 1 minggu penurunannya begitu drastis, sehingga memaksa perusahaan menutup hotel untuk sementara waktu.
Banyak teman–teman kami yang kena PHK, diputus kontrak, dipecat gara-gara melakukan kesalahan kecil yang biasanya tidak dipermasalahkan. Suasana di perusahaan pun menjadi sangat mengerikan dan gaji kami pun dipotong tiap bulannya, dan saat ini menjadi tinggal 25% saja. Pendapatan 25% dari gaji normal jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan di bulan September 2020 kami berencana melangsungkan pernikahan.
Melihat keadaan dan situasi yang ada, tidak mungkin kami tinggal diam dengan hanya mengandalkan pendapatan kami yang minim tersebut. Kami mencoba memulai dari usaha mamanya Kezia yang selama ini dikesampingkan dan tidak pernah dikembangkan sama sekali, yaitu usaha roti.
Pada awalnya kami tidak tahu sama sekali bagaimana cara membuat, mengelola dan menjualnya. Kami sempat takut, memikirkan bagaimana kalau tidak laku? Bagaimana kalau produknya tidak bisa diterima oleh pasar/konsumen? Tetapi kami terus beriman kepada Tuhan Yesus. Dalam doa kami percaya Tuhan pasti tolong kami, itulah yang kita tanamkan dalam pikiran kami.
Ternyata yang kami alami semuanya di luar dari apa yang kami pikirkan, sebaliknya Tuhan memberikan kemudahan. Bulan Maret 2020 kami memulai usaha ini dengan menjual secara online. Di bulan pertama omzet kami bisa mencapai sekitar 10 juta. Di luar ekspektasi kami, ternyata banyak orang yang menyukai roti buatan kami. Tuhan menolong dan memberkati usaha kami dengan sangat luar biasa dan tidak terduga.
Bagi kami ini sudah di luar prediksi kami, namun di bulan berikutnya pun usaha ini semakin diberkati, omzetnya naik sampai sekitar 15 juta dan semakin hari Tuhan semakin memberkati usaha kami. Hingga pada bulan Mei 2020 kami diberi omzet sampai 25 juta. Bagi kami itu sangat luar biasa.
Sekarang hotel tempat bekerja kami telah dibuka kembali dan kami sudah kembali bekerja. Usaha roti tetap berjalan karena produksinya dipegang oleh mamanya Kezia. Kami berdua tetap membantu penjualan, pengemasan dan pengiriman setelah kami pulang bekerja.
Sekarang saya baru bisa mengerti rencana dan jalannya Tuhan Yesus. Saya dipulangkan ke Solo tepat sebelum COVID–19 menyebar ke seluruh Indonesia, dan waktu perusahaan kami tutup kami masih dilawat Tuhan Yesus dengan adanya usaha roti ini. Kehidupan kami dipelihara dan dicukupkan oleh Tuhan. Apa yang tidak pernah kami pikirkan, dalam situasi yang sulit di masa pandemi ini, Tuhan tetap mencurahkan berkat-Nya atas kami dengan cara-Nya yang ajaib. Tuhan Yesus sungguh dahsyat!