Kesaksian
“Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.” Kisah Para Rasul 3:21
Saya ingin berbagi kisah dengan apa yang saya alami dan belajar memahami bahwa dalam segala hal di dalam kehidupan kita, semua yang kita alami; baik ataupun tidak baik, Tuhan selalu menyertai dalam setiap ‘musim’ dalam kehidupan kita.
Berawal pada tanggal 18 Maret...
“Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.” Kisah Para Rasul 3:21
Saya ingin berbagi kisah dengan apa yang saya alami dan belajar memahami bahwa dalam segala hal di dalam kehidupan kita, semua yang kita alami; baik ataupun tidak baik, Tuhan selalu menyertai dalam setiap ‘musim’ dalam kehidupan kita.
Berawal pada tanggal 18 Maret 2020 saya mengalami sakit tenggorokan dan saya pun pergi berobat ke rumah sakit. Dokter memberikan obat namun tidak ada perubahan yang membaik.
Akhirnya pada tanggal 24 Maret 2020 saya kembali lagi berobat ke rumah sakit dan menjalani serangkaian pemeriksaan CT Scan dan Swab. Dokter mencurigai adanya Pneumonia, sehingga tanggal 30 Maret 2020 akhirnya saya dan Bang Daniel, suami saya, masuk rawat inap.
Tanggal 4 April 2020, keluarlah hasil Swab pertama, dan hasilnya saya positif COVID-19. Mendengar hasil Swab saya positif, saya berdoa agar Tuhan memberikan kekuatan dan kesembuhan bagi saya. Saat itu saya menjalani isolasi di rumah sakit di daerah Kemayoran.
Tanggal 16 April 2020, akhirnya Bang Daniel, suami saya, dipanggil pulang oleh Bapa di sorga. Keadaan itu membuat saya tertekan dan depresi, di mana saya merasakan kehilangan orang yang saya cintai, pergi untuk selamanya. Situasi ini tidaklah mudah bagi saya, serasa saya masuk ke dalam lembah yang tidak saya pahami.
Saat itu saya menjalani check up di rumah sakit dan hasil pemeriksaan tidak begitu baik. CEA (zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan beberapa jenis kanker) saya 8,2 sedangkan angka normal seharusnya 5. Dokter mendiagnosa adanya kanker di dalam tubuh saya. Mendengar apa yang dikatakan dokter saya pun menangis, terlintas dalam pikiran: ”Saya masih memiliki 3 orang anak yang masih memerlukan saya. Anak yang bungsu masih berusia 11 tahun.”
Namun saya tetap berharap dan bergantung kepada Tuhan. Saya harus berjuang, saya harus sembuh, saya harus pulih. Saya minta ampun kepada Tuhan, setiap hari saya berdoa, saya perkatakan perkataan iman “oleh bilur-bilur Yesus saya sembuh!!” Saya perkatakan itu berulang-ulang. Saya katakan: “Bagi-Mu tidak ada yang mustahil.” Saya minta ampun atas kesalahan saya, berdamai dengan semua orang dan kunci mulut saya untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang sia-sia, saya puasa bicara, tidak banyak berbicara dengan orang-orang. Saya berdoa, mohon ampun, dan minta belas kasihan Tuhan.
Sejak tanggal 30 Maret 2020 – 17 April 2020 saya dirawat di rumah sakit di daerah Kemayoran. Saat itu saya sudah menjalani tes Swab sebanyak 4 kali dan hasilnya semua positif.
Tanggal 17 April 2020 – 1 Mei 2020 saya menjalani isolasi mandiri dan tes Swab ke-5 dan di tanggal 24 April 2020 memperoleh hasilnya yang masih positif. Saya bersyukur saya mempunyai teman-teman sepelayanan yang baik, dari Ibu Gembala Ibu Hermien, Ibu Kristina (Rayon 3), serta Pak Benny Gunawan, dari JIS, dari Dewasa Muda ‘generasi’ Wisma Karsa yang memberikan dukungan untuk saya serta ketiga orang anak-anak saya. Ada banyak pula dukungan doa lainnya yang mengalir.
Pada tanggal 1-8 Mei 2020, saya kembali menjalani perawatan di rumah sakit di daerah Kedoya. Karena depresi, tidak bisa tidur dan mengakibatkan batang leher saya kaku dan rasanya sakit. Pada hari itu saya mendapat penglihatan di mana Tuhan memperlihatkan diri-Nya besar sekali dengan mengenakan pakaian putih di langit, dan saya hanya dapat melihat-Nya dari jendela kaca rumah sakit. Firman-Nya kepada saya “COVID selesai”. Saya mengaminkan pernyataan itu. Di rumah sakit saya diberi obat Zypraz 0.25 mg, yaitu obat penenang, dan pada malam harinya saya mengkonsumsi obat Alena, yaitu obat tidur.
Pada hari ke-3 pasca dirawat di rumah sakit, saya diingatkan untuk berdoa dengan teman-teman Dewasa Muda. Akhirnya kami berdoa, berbahasa roh dan mujizat terjadi. Kesehatan saya mulai pulih meskipun selama 36 hari saya mengkomsumsi obat penenang. Saya kembali tes Swab sebanyak 2 kali, Puji Tuhan semua hasilnya negatif.
Pada tanggal 2 Juli 2020, saya dinyatakan clear dari kanker. Saya juga mendengar bahwa orang-orang yang terpapar COVID-19 biasanya paru-parunya menjadi rusak, namun hasil pemeriksaan foto rontgen paru-paru saya hasilnya bersih sekali. Dokter mengatakan bahwa paru-paru saya lebih bersih dari pada orang yang sehat pada umumnya. Semua ini karena saya mempunyai Tuhan Yesus yang ajaib, Tuhan yang perkasa, Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Ia adalah Sang Pencipta. Saya percaya Tuhan telah memberikan organ-organ yang baru dalam tubuh saya sehingga saya bisa sehat. Tuhan juga yang memberikan kepada saya hati yang baru, kasih yang baru.
Bagi Saudara yang sakit, sungguh-sungguhlah berharap kepada Tuhan, minta ampun terlebih dahulu, minta belas kasihan Tuhan. Pada saat Tuhan memberikan belas kasihan-Nya, Dia akan menyembuhkan kita.
Di Era Pentakosta Ketiga ini semua yang diizinkan terjadi di dalam kehidupan kita; baik itu sakit penyakit, ekonomi, tetaplah percaya dan berharap kepada Tuhan, Tuhan pasti akan memberikan kita kekuatan supaya kita akhirnya keluar sebagai pemenang. Amin.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala