“Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini:
Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah,
dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

Matius 17:20

Perkenalkan nama saya Novi. Di sini saya mau menyaksikan pertolongan Tuhan yang luar basa dalam hidup kami sekeluarga.

Pada suatu sore menjelang malam, kira-kira pukul 18.30, saya dan suami sedang asik duduk nonton televisi, sambil menyeruput secangkir teh hangat di rumah, tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara ledakan "buuuumm". Sontak kami kaget dan saya bertanya: "Bunyi apa itu, ayah?" Suami saya menjawab "mercon". Tetapi perasaan saya tidak enak, dan Tuhan menggerakkan hati saya untuk melihat keluar.

Sewaktu saya membuka kaca jendela, terlihat kemacetan sudah terjadi dan banyak orang lalu lalang seperti sedang menonton. Saya pikir, mungkin orang sedang nonton kecelakaan mobil karena bunyinya kencang sekali. Lalu saya pun keluar, jalan ke ke arah pagar yang berjarak dengan teras sekitar 4 meter.
Waktu saya cek ke depan, orang-orang melihat ke arah samping rumah saya. Saya pun menoleh dan alangkah kagetnya saya melihat apiiii… apiiii yang begitu besar, kebakaran. Saya langsung berbahasa roh dengan kencang. Saya lari ke dalam rumah, saya teriak ke suami: "Kebakaran, samping rumah kebakaran, Ayah!"

Saya dari awal sudah bahasa roh terus, sambil bertanya: "Apa yang harus kami lakukan, Tuhan?" Tuhan Yesus berkata, "Gerakkan pasukan doa." Saya berpikir telepon siapa nih; saya ingat telepon Ine, salah seorang pendoa di GBI Senayan City. Saya sendiri juga pendoa dari Senayan City, jadi saya langsung menelpon Ine. "Ine! Samping rumah saya kebakaran, doakan Ine," sambil terus berbahasa roh.

Setelah itu saya arahkan tangan saya ke arah api itu sambil berkata: "Dalam nama Tuhan Yesus, padam!" Meskipun rasa takut itu ada saya rasakan, apalagi melihat orang berteriak, saya coba doa fokus sama Tuhan. Kebakaran itu berawal dari gudang dan garasi tetangga di samping rumah, apinya besar sekali. Saya tanya pada salah seorang yang berdiri di depan pagar: "Mobil pemadam kebakaran sudah sampai belum?" Ternyata masih dalam perjalanan. Saya doa lagi, "Mobil pemadam kebakarannya dipercepat ya Tuhan, buka jalan." Saya arahkan tangan ke api itu dan saya katakan lagi: "Api padam! Tuhan yang berdaulat penuh atas api itu, dalam nama Yesus!" Tidak lama saya dengar suara sirene mobil pemadam kebakaran itu sudah sampai. Kalau dihitung dari urutan rumah, rumah saya yang ke-3, yang terbakar rumah ke-1 dan ke-2. Sumber api berasal dari rumah ke-1.

Puji Tuhan, mobil pemadam kebakarannya sudah sampai, tetapi api sudah besar sekali. Saya lihat kebelakang, di sana ada kebun dan terlihat api yang sudah besar. Saya berdoa dan terus berbahasa roh. Dahsyatnya Tuhan Yesus itu. Sebelum hal ini terjadi, saya disuruh Tuhan Yesus untuk mendengarkan khotbah satu minggu yang lalu dengan judul: "Berkemenangan di dalam Lembah", Tuhan Yesus maha tahu apa yang akan terjadi atas kami dan Dia mempersiapkan kami untuk mengalami kuasa pertolongan-Nya saat terjadi kebakaran itu.

Saya buka lagi khotbah itu dan Tuhan menuntun saya waktu itu untuk saya berbahasa roh. Saya harus mencari Tuhan, setelah itu merendahkan diri, kemudian mendeklarasikan kuasa Tuhan. Saya katakan: "Ya Tuhan, aku mendeklarasikan bahwa Engkau tempat perlindunganku, dan menyatakan kebesaran-Mu. Engkau yang berdaulat penuh atas api ini. Tuhan padamkan api ini dan biarlah percikan api tidak sampai ke sini Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus!"

Habis itu Tuhan Yesus juga bilang bahwa di dalam lembah itu kita harus bersukacita, karena kebesaran-Nya dan kemenangan-Nya yang akan diberikan. Meskipun saya masih melihat besarnya api itu, namun saya percaya kemenangan di pihak saya. Saya beriman kepada Tuhan yang saya sembah, bahwa saya punya Tuhan yang besar.

Suami saya datang memberitahukan bahwa mobil sudah didorong keluar. Saya terus doa. Kalau secara manusia melihat api yang sudah sebesar itu, mau keluarkan barang-barang rasanya tidak akan tertolong juga. Hanya menunggu mujizat Tuhan Yesus saja.
Saya terus berbahasa roh. Lalu saya melihat ke atas dan berkata: "Tuhan anginnya... Engkau berdaulat atas angin, ya Tuhan… Anginnya jangan ke sini. Dalam nama Yesus Engkau berdaulat atas angin." Saya terus perkatakan arah angin dan percikan api tidak merambat ke rumah.
Tuhan Yesus buat arah anginnya menjauh dari rumah saya. Saya berseru: "Engkau dahsyat Tuhan Yesus, Engkau ajaib Tuhan!" Sambil menimba air dari kolam renang kecil bekas cucu saya, yang belum saya kuras. Saya siramkan ke kebun, ke pohon-pohon, ketembok-tembok rumah. Berdua dengan suami saya siram sambil saya terus berbahasa roh dan mendeklarasikan kuasa Tuhan.

Datanglah 4 orang sambil bertanya: "Ibu, barang-barang apa yang harus kami bantu keluarkan?” Saya jawab: "Aduh pak, saya sudah tidak bisa keluarkan barang. Saya berdoa saja Pak, Tuhan Yesus yang sanggup tolong saya." Mungkin orang tersebut bingung dengan perkataan saya. Saya jelaskan juga bahwa mobil dan surat-surat penting sudah di luar.
Mengeluarkan barang sudah tidak mungkin, sebab api sudah besar sekali di samping rumah, hanya Tuhan Yesus saja yang bisa tolong dalam keadaan seperti ini. Suami saya datang membawa kabar bahwa tetangga sebelah kami sudah menangis-nangis, dan mengeluarkan barang-barangnya. Melihat keadaan di samping rumah apinya besar sekali, saya dan suami pun sudah takut. Saya katakan kepada suami: "Kita berdoa saja, ayah. Hanya Tuhan yang bisa menolong. Dalam nama Tuhan Yesus padam... padam!"

Puji Tuhan, sesaat kemudian datang lagi dua unit mobil pemadam kebakaran. Selang beberapa lama saya lihat apinya mulai mengecil. Saya katakan: "Dahsyat engkau Tuhan Yesus, dahsyat Engkau Tuhan!" Tetangga-tetangga dan orang-orang di sekitar kami heran, kenapa rumah kami tidak kena, padahal letak rumah saya pas di samping dari titik api, hanya dibatasi tembok. Kebakaran itu cukup lama dari jam 18.30 - 24.00, lewat tengah malam.

Sesudah api padam sepenuhnya ada yang bilang: "Rumah Ibu Novi sama sekali tidak kena api." Saat kebakaran itu saya tidak arahkan mata saya kepada orang-orang yang panik, karena saya bisa down, namun saya tetap berdoa kepada Tuhan. Saat kebakaran itu orang-orang dan tetangga pun melihat saya berdoa di pinggir trotoar, mengarahkan tangan ke api yang sedang terbakar besar.

Jika saya merenungkan semuanya ini, sungguh nyata penjagaan dan perlindungan Tuhan yang saya alami. Tuhan menuntun saya untuk berbahasa roh. Setelah api itu padam saya mengucap syukur atas perlindungan Tuhan. Mazmur 91 sungguh saya alami, yaitu perlindungan dan penjagaan Tuhan. Dan saya percaya Tuhan ingin kita mempunyai iman, menaikkan tingkat iman percaya kita kepada Tuhan.

Jika hidup kita intim dengan Tuhan, percaya penuh, beriman kepada Tuhan, maka Tuhan akan melakukan perkara-perkara besar dalam hidup kita. Apapun itu Tuhan sanggup melakukannya buat kita.