BERJALAN DALAM TUNTUNAN TUHAN
Berkatalah Musa kepada-Nya:
“Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami,
janganlah suruh kami berangkat dari sini“
Keluaran 33:15
Sebagai orang percaya, menjalani perjalanan kehidupan yang penuh goncangan termasuk dalam situasi dunia kerja yang sedang dilanda ketidakpastian, kita perlu BERJALAN dalam TUNTUNAN TUHAN secara lebih nyata.
Bukan saja supaya perjalanan kita beruntung, berhasil atau sukses melakukan kehendak-Nya di dunia ini, tetapi juga sukses sampai di sorga menerima keselamatan sempurna dalam kemuliaan kekal.
Bukan saja itu; bila kita berjalan dalam tuntunan Tuhan, maka hidup kita akan menjadi sebuah “tanda ajaib” bagi dunia, bahwa sungguh nyata ada Allah Yang Hidup yang menyertai umat-Nya. (Keluaran 33:16)
Dari masa ke masa, Allah menuntun umat-Nya dengan berbagai macam cara yang berbeda-beda. Ketika menyeberangi Laut Merah dan melintasi padang gurun, umat Israel di bawah kepemimpinan Musa, Allah menuntun umat-Nya dalam rupa tiang awan dan tiang api. Kemudian, memasuki Negeri Perjanjian di bawah kepemimpinan Yosua, umat Israel berjalan dalam tuntunan Tuhan dengan cara yang berbeda.
Demikian pula pada jaman ini, yakni setelah Roh Kudus dicurahkan, Allah terus menuntun umat-Nya dengan berbagai cara. Meskipun cara-Nya berbeda-beda, namun ada prinsip-prinsip yang sama yang harus kita perhatikan supaya kita hari-hari ini dapat 'berjalan' dalam tuntunan Tuhan, yaitu:
Bersedia DITUNTUN oleh-Nya
Bagaimana caranya? Dengan sebanyak mungkin berada didalam hadirat-Nya.
Amos 3:3 berkata,
“Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji?”
Agar kita benar-benar dapat berjalan dalam tuntunan Tuhan, kita harus punya niat, punya tekad yang kuat, berjanji untuk bersedia dituntun oleh Tuhan, berjalan seiring sejalan dengan-Nya. Ini dapat kita lakukan dengan selalu berada dekat di hadirat-Nya.
Hal ini dapat kita lakukankan dengan memprioritaskan doa, pujian dan penyembahan, mengejar hadirat Tuhan - lebih dari aktifitas kita yang lainnya. Kita bersyukur, goncangan yang Tuhan ijinkan terjadi hari-hari ini justru mempermudah kita untuk total surrender, lalu bersedia dituntun oleh-Nya.
Jika selama ini kita merasa perlu dekat dengan “Om Google” dan mengejar ‘hadirat Wi-Fi’ demi menyerap informasi. Lebih dari itu kita merasa perlu lebih mendekat kepada Tuhan dan mengejar hadirat-Nya demi menjadi semakin peka menyerap tuntunan-Nya.
Raja Daud yang berpengalaman memenangkan setiap peperangan pun, selalu berusaha dekat dengan hadirat Tuhan, dan bertanyakan petunjuk Tuhan untuk menuntun setiap langkah yang harus diambilnya. (1 Samuel 23:2)
MEMPERTAJAM TELINGA ROHANI untuk MENDENGAR SUARA-Nya
Dunia modern menyerbu kita sepanjang hari dengan hiruk-pikuk berbagai suara, mulai dari suara berkecamuknya pikiran kita sendiri, suara televisi, suara dering telepon atau ponsel, serbuan suara media sosial, sampai suara knalpot dan klakson yang memekakkan telinga.
Persoalannya, masihkah kita mendengar suara-Nya yang lembut berbicara kepada kita? Bukankah Nabi Elia pernah menggambarkan bahwa suara-Nya itu bukan menggelegar seperti badai, tetapi lembut seperti dalam angin sepoi-sepoi: “Apa kerjamu di sini, hai Elia?” (1 Raja-Raja 19:12-13)
Karena itu, kita harus mempertajam 'pendengaran' kita untuk mendengar suara-Nya berbicara menuntun kita secara nyata:
“Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya”
Yesaya 30:21
Saat teduh setiap pagi kita menjadi sarana kita melatih 'telinga' kita untuk mendengar suara-Nya seperti seorang murid. (Yesaya 50: 4B)
Bila selama ini kita membuat keputusan hanya berdasarkan data dan rapat kerja, sudah tiba saatnya kini kita mulai mengembangkan pula kepekaan intuitif kita - yakni mendengar suara-Nya yang memimpin kita dengan damai sejahtera.
MEMAHAMI ALKITAB
Mengapa? Karena tuntunan Tuhan pasti selalu selaras dengan firman-Nya.
Apa pun tuntunan Tuhan yang secara pribadi kita dapatkan, itu harus selaras dengan Alkitab sebagai firman Tuhan yang tertulis. Sebab itu kita perlu memahami Alkitab kita dengan benar, karena Alkitab berisi prinsip-prinsip umum tentang kehendak Tuhan.
Tidak jarang, prinsip-prinsip umum firman Tuhan yang tertulis (logos) di dalam Alkitab itu dipakai Tuhan untuk berfirman kepada kita secara khusus (rhema) untuk menuntun kita.
Firman Tuhan itu menjadi seperti lampu penerang atau pelita yang menerangi jalan yang harus kita tempuh, menuntun kita langkah demi langkah.
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalan-jalanku”
Mazmur 119:105
Seumpama sebuah buku manual atau buku Panduan Umum yang disertakan untuk menuntun kita mengoperasikan suatu perlengkapan elektronik dengan benar, demikianlah Alkitab itu berfungsi menuntun kita untuk mengoperasikan hidup kita sesuai kehendak-Nya.
MEMPERHATIKAN KONFIRMASI- KONFIRMASI
Faktanya, kepekaan seseorang mendengar suara-Nya, tidaklah selalu dalam kondisi paling prima.
Hal mana bahkan pernah terjadi pada tokoh-tokoh yang luar biasa dalam Alkitab, seperti dalam kisah Ishak ketika mengurapi Yakub, atau ketika nabi Samuel nyaris keliru ketika Tuhan menyuruhnya mengurapi pengganti raja Saul.
Kasus “salah dengar” juga acap kali terjadi sepanjang sejarah pelayanan modern masa kini. Selain itu, Alkitab juga mengingatkan bahwa pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. (1 Korintus 13:9)
Sebab itu, adalah sangat bijaksana bila kita mau dengan rendah hati memperhatikan masukan-masukan dari hamba-hamba-Nya yang mungkin akan menjadi konfirmasi. Sesungguhnya kita memerlukan konfirmasi untuk “menguji” apa yang kita dengar.
MEMPERSIAPKAN DIRI dan MELANGKAH PASTI pada WAKTU-Nya
Menanti-nantikan tuntunan Tuhan, itu bukan kita akan pasif, melainkan aktif mempersiapkan diri. Alkitab berkata, “Waktunya belum genap, tetapi Daud telah bersiap.” (1 Samuel 18:27)
Berjalan dalam tuntunan Tuhan haruslah dengan melangkah pada waktu-Nya. Terobosan itu terjadi ketika anugerah bertemu dengan persiapan diri. Lakukanlah bagian kita: membangun hubungan dekat dengan hadirat Tuhan, mempertajam kepekaan mendengar suara-Nya, memahami firman-Nya, memperhatikan konfirmasi-konfirmasi, melakukan persiapan diri, dan melangkah dengan pasti! Umat Israel harus setiap saat siap membongkar kemah-kemah mereka dan melangkah kemana Sang Tiang Awan dan Tiang Api itu menuntun pergi.
Prinsipnya, persiapkan diri kita, jangan over-confidence namun juga jangan berlambat-lambat dalam keraguan; kadang tuntunan Tuhan justru makin jelas ketika kita mulai melangkah dengan pasti, meski rencana-Nya belum semuanya bisa kita mengerti.
Nah, para pelaku dunia kerja, selamat berjalan dalam tuntunan Tuhan! (MORE)
"WORK HARD and WORK SMART is NOT ENOUGH,
We need GOD's GRACE, GOD's WISDOM, and GOD's GUIDANCE
in everything we do !"
(Haryanto Adikoesoemo)