Renungan Khusus
Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu. Apapun yang terjadi di dunia ini semua sudah ditetapkan Tuhan melalui Firman yang diucapkan-Nya, dan bahwa dalam segala hal, Tuhan selalu yang memeg......
Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu nyata di setiap waktu. Apapun yang terjadi di dunia ini semua sudah ditetapkan Tuhan melalui Firman yang diucapkan-Nya, dan bahwa dalam segala hal, Tuhan selalu yang memegang kendali. Apa yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan penggenapan dari firman-Nya dalam 2 Timotius 3:1 yang berkata:
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.”
Sebagai umat Tuhan, kita harus percaya akan kuasa Tuhan, tetapi pada saat yang sama kita juga harus selalu siap sedia menghadapi setiap tantangan zaman yang memang pasti terjadi, menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali. Firman Tuhan bahkan dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang kita jalani di hadapan Tuhan adalah bagaikan sebuah pertandingan atau perlombaan. Pertandingan iman tentunya.
Setiap orang percaya harus mau bertanding, berlomba, supaya keluar sebagai pemenang. Kita tidak pernah bertanding seorang diri, ada Tuhan yang akan selalu menyertai dan menolong kita supaya pada akhirnya kita akan tetap keluar sebagai pemenang.
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
1 Korintus 9:24-27
Pertanyaannya, mengapa hidup ini disebut pertandingan iman/pertandingan rohani? Karena ternyata dalam hidup ini Tuhan mengizinkan kita mengalami banyak hal. Bukan hanya berkat, tetapi kadangkala masalah, persoalan dan tantangan. Selain kita mengalami keberhasilan dan kesuksesan, kadangkala kita diperhadapkan kepada pergumulan yang berat; entah masalah keluarga, masalah kesehatan, masalah ekonomi, kegagalan, dsb. Itulah kenyataan dari sebuah kehidupan.
Nah, musuh/lawan kita adalah si Iblis. Dia mau kita kalah dan dijatuhkan saat sedang mengalami hal-hal yang buruk atau hal-hal yang tidak mengenakkan tadi. Di sinilah petandingan iman/perombaan rohani itu terjadi, saat kita harus mempertahankan iman meskipun melewati masa-masa yang sukar dan berat dalam hidup kita.
Sering sekali kita lihat banyak orang Kristen yang tadinya rajin beribadah, bahkan sudah melayani pekerjaan Tuhan, tetapi kemudian mereka tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan lagi, mereka kecewa dan undur dari pelayanan karena sedang menghadapi persoalan yang berat dalam hidupnya. Mereka tidak sadar bahwa hidup ini memang sebuah perjuangan, sebuah pertandingan. Tidak selalu mudah seperti yang dibayangkan, tetapi firman Tuhan berkata, kalau kita setia dan bertahan sampai akhir, kita akan menerima mahkota dan upah. Artinya kita pasti akan menerima berkat dari Tuhan.
Persis seperti firman-Nya dalam 2 Timotius 4:7-8,
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”
Seandainya saat ini kita sedang menghadapi tantangan, persoalan, pergumulan yang berat, yang Tuhan izinkan terjadi, apa yang harus kita lakukan? Apa yang firman Tuhan ajarkan supaya kita dapat bertahan bahkan keluar jadi pemenang?
IMAN VS TANTANGAN
Bangkit dan Hadapi!
Jangan lari dari kenyataan. Hadapi, jangan takut. Ingatlah akan janji Tuhan dalam 1 Korintus 10:13,
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Janji Tuhan ini berlaku untuk semua masalah dan pergumulan hidup kita, apapun bentuk dan penyebabnya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan masalah apapun terjadi melebihi kekuatan kita. Tahukah Saudara, semua tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh di dunia ini bukanlah orang-orang yang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya? Justru mereka mengalami banyak sekali kegagalan! Persoalannya karena mereka tidak mau menyerah, mereka bangkit dan menghadapi masalahnya. (contoh: Thomas Alfa Edison, Abraham Lincoln, dll.) Kalau kita tidak lari dari kenyataan melainkan bangkit dan menghadapi masalah tersebut, pasti kita akan melihat mujizat dari Tuhan!
Ketika orang Israel keluar dari Mesir, perjalanan mereka terhenti karena melihat masalah besar di hadapan mereka, yaitu Laut Merah. Tuhan ternyata tidak suruh mereka untuk putar arah, tetapi menyuruh mereka maju. Ketika Musa maju memukul laut itu dengan tongkatnya, maka laut itu terbelah dua. Tongkat itu adalah lambang dari kuasa Allah. Ketika kita sebagai orang percaya, sebagai kepala keluarga, sebagai pemimpin, maju dengan iman dan percaya akan kuasa Allah, Mujizat pasti terjadi!
Hidup dalam Perkenanan-Nya
Mazmur 37:23-24 berkata:
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”.
Sebagai manusia yang bertubuh fana, tidak ada di antara kita yang kebal terhadap dosa. Siapapun bisa jatuh dalam dosa dan kesalahan. Dalam kelemahan dan kekurangan kita sebagai manusia itu, apa yang harus kita lakukan? Satu hal yang terpenting yaitu rindukan selalu perkenanan-Nya. Minta selalu kepada Tuhan anugerah-Nya ini, sebab mungkin kita bisa sempat jatuh, tetapi kejatuhan itu tidak akan sampai menghancurkan hidup kita, sehingga membuat kita tergeletak dan tidak bisa bangun lagi.
Ketika kita mengalami kasih dan perkenanan Tuhan, maka tangan-Nya senantiasa menopang kita, membela dan mengangkat kita kembali. Itu yang Daud selalu alami dihadapan Tuhan. Daud bukanlah manusia sempurna, tetapi Daud tahu persis apa artinya perkenanan Tuhan.
Pertanyaannya sekarang, apa rahasianya untuk mendapatkan perkenanan Tuhan itu? Ada 3 tokoh di Alkitab yang disebut ‘orang yang dikenan oleh Tuhan’ yaitu Henokh, Daud dan Yesus. Ketiga orang ini memiliki ciri yang sama, yaitu mereka hidup bergaul karib dengan Tuhan. Jadi jawabannya sederhana – namun melakukannya yang tidak mudah – yaitu: INTIM dengan Tuhan. Keintiman adalah kunci untuk mengalami perkenanan dari Tuhan. Mari bangun keintiman dengan hati yang melekat kepada-Nya melalui doa, pujian dan penyembahan secara pribadi di hadapan Tuhan.
Tinggalkan Sifat dan Perbuatan yang Salah
“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” 1 Korintus 13:11
Tinggalkan sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang salah/buruk, bahkan jahat, (bad attitude) yang seringkali kita lakukan. Segala bentuk ketidaktaatan, karakter yang negatif, pergaulan yang salah, pengendalian diri yang buruk, pada akhirnya semua akan berujung pada masalah-masalah yang akan menjerat dan menjatuhkan kita di waktu yang akan datang; cepat atau lambat. Sebab itu jadilah dewasa.
Sifat dan kebiasaan buruk itu bagaikan 'ikatan' yang melilit diri kita; persis seperti seekor ular piton atau sanca ketika mau menelan mangsanya. Ular itu akan melilit dulu tubuh mangsanya, sehingga tidak bisa bergerak kemana-mana, baru ditelannya dengan perlahan, tetapi pasti.
Strategi Iblis juga begitu, dia tidak bisa membuat kita langsung jatuh dalam dosa dan kesalahan. Tetapi dia bersembunyi dibalik sifat, kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, yang kanak-kanak; di mana satu hari hal-hal yang tadinya mungkin sepele, tiba-tiba menjadi monster yang menjatuhkan kita.
Ini adalah hari-hari peperangan yang dahsyat, kita harus jaga ‘daerah teritorial’ hidup kita. Yaitu: keluarga, pekerjaan, usaha, kesehatan kita, dan segala sesuatu yang Tuhan sudah sudah percayakan. Di luar sana ada banyak musuh yang mau merebutnya. Musuh sakit penyakit, kegagalan, kemiskinan, kebangkrutan, perselingkuhan, dan sebagainya. Mereka selalu mengintai untuk menyerang kita. Sebab itu berjaga-jagalah. Tinggalkan sifat kanak-kanak dan jadilah anak Tuhan yang dewasa.
BERKAT DI BALIK MASALAH
Dalam setiap keadaan yang Tuhan izinkan kita alami, Dia selalu punya rencana yang indah. Dia mau kita selalu berubah dan menjadi seperti apa yang dikehendaki-Nya. Tuhan selalu ingin memberkati setiap kehidupan orang percaya, bahkan di tengah-tengah himpitan masalah dan kesulitan.
Apa berkat yang akan kita peroleh di saat kita menghadapi masalah?
Masalah itu Mendewasakan Kita
Masalah diizinkan Tuhan supaya kita mau berubah dan menjadi lebih dewasa.
Ingat Wahyu 3:19 berkata,
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”
Tuhan seringkali mendidik anak-anak-Nya melalui masalah dan penderitaan yang dialami. Kadang kala telinga rohani kita tidak peka untuk mendengar suara, teguran dan nasihat dari Tuhan. Sehingga Dia pakai masalah untuk berbicara kepada kita, supaya kita sadar dan berbalik, sebab itu jangan keraskan hati.
Di sisi lain, setiap tantangan dan masalah yang kita alami menjadikan kita pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya. Masalah itu akan melatih otot-otot rohani kita supaya bertumbuh.
Alkitab mengajarkan bahwa iman itu bertumbuh melalui pembacaan kitab suci, tetapi juga melalui masa-masa yang sukar. (2 Timotius 3:10-15)
Tetapi sekali lagi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu justru untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. (Roma 8:28)
Masalah Membuat Kita Dapat Melihat Kuasa dan Kemuliaan Tuhan
Ada perkataan: “Banyak masalah, banyak mujizat. Sedikit masalah, sedikit mujizat. Tidak ada masalah, tidak ada mujizat”. Masalah membuat hidup kita lebih 'hidup', hidup jadi tidak monoton, dan sesungguhnya masalah yang kita alami adalah cara Tuhan untuk kita melihat mujizat dan pertolongan-Nya dinyatakan. Masih ingat kisah di dalam Yohanes 9:1-3 ketika Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Tuhan Yesus berkata bahwa bukan salah siapa-siapa dia buta seperti itu, bukan salah dirinya atau orang tuanya tetapi karya Allah mau dinyatakan dalam diri orang itu.
Masalah Membawa kepada Keintiman dengan Dia
Seringkali kita terlalu larut dalam segala kesibukan dan rutinitas kita, sehingga hubungan yang intim dengan Tuhan sering terabaikan. Padahal Tuhan mau kita selalu tinggal dalam kasih yang mula-mula dengan Dia. Akhirnya Tuhan izinkan masalah datang supaya kita kembali ke hadirat-Nya.
Waktu masalah datang, kita kembali disadarkan bahwa kita sangat memerlukan Tuhan. Hanya Tuhanlah yang sanggup melindungi kita, keluarga, pekerjaan, apapun, dengan sempurna. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu. Kita hanya bisa bergantung sepenuhnya dan mengandalkan Tuhan.
Melalui masalah Tuhan membuat kita lebih mengenal pribadi-Nya bahkan mengerti jalan-jalan-Nya, bukan hanya dari kata orang atau sekedar pengetahuan, tetapi melalui pengalaman secara pribadi, seperti yang dialami oleh Ayub. (Ayub 42:5-6)
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Ayub 23:10
Sebagai orang percaya, kita ditentukan Tuhan untuk jadi ‘emas’ (bersinar, memancarkan kemuliaan Allah, dan berharga). Percayalah akan hal itu, jangan putus asa atau menyerah ketika sedang menghadapi persoalan dan tantangan dalam hidup. Itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk menjadikan kita ‘emas’, yaitu anak-anak-Nya yang memancarkan kemuliaan-Nya. (MK)
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." Yesaya 41:10
Berawal pada awal bulan Maret 2020, hampir seminggu saya merasakan demam. Akhirnya ditemani oleh istri saya Rika, saya pergi berobat ke dokter. Melihat dari hasil laboratorium, dokter mendiagnosa saya mengalami typhus, hipertensi, diabet dan k...
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." Yesaya 41:10
Berawal pada awal bulan Maret 2020, hampir seminggu saya merasakan demam. Akhirnya ditemani oleh istri saya Rika, saya pergi berobat ke dokter. Melihat dari hasil laboratorium, dokter mendiagnosa saya mengalami typhus, hipertensi, diabet dan kolestrol. Dokter menyarankan agar saya diopname, akhirnya diberikanlah surat pengantar rujukan rumah sakit yang dituju.
Setelah dua hari kami mencari RS untuk rawat inap karena RS penuh, Puji Tuhan pada tanggal 17 Maret 2020 akhirnya saya bisa dirawat di sebuah RS di daerah Cinere.
Saat masuk di IGD suhu badan saya 38,2 derajat Celcius, saya langsung dinfus dan menjalani serangkaian pemeriksaan seperti rontgen paru-paru. Setelah menunggu selama 3 jam di IGD saya pun masuk kamar rawat inap.
Hari Rabu ketika dokter paru-paru visit pertama kali, suhu badan saya 37,3 derajat Celcius dan dokter memberitahukan hasil rontgen paru-paru saya ada fleknya, mendengar hal itu saya dan istri terdiam. Hasil pemeriksaan gula, kolestrol, tensi saya tinggi, namun trombosit saya turun. Jadi selain minum obat, juga banyak obat yang diberikan melalui infus.
Pada hari ke-3, saat dokter tersebut datang memeriksa ada satu pandangan yang berbeda dengan penampilannya. Saya kaget karena beliau datang dengan memakai pakaian APD lengkap, padahal kemaren masih dengan memakai pakaian dokter pada umumnya. Melihat dokter yang biasa kontrol tidak datang lagi, saya pun menanyakan keberadaan dokter tersebut, jawaban yang saya terima dokternya sedang menjalani isolasi. Perasaan kaget, curiga dengan kedatangannya dengan memakai pakaian APD lengkap menimbulkan rasa kuatir dan berbagai pertanyaan dalam hati.
Setiap hari saya diperiksa, diambil darah dan puji Tuhan trombosit saya mulai naik, dan kolestrol saya mulai turun, namun dokter internis tidak dapat menjelaskan perkembangan kondisi paru-paru saya, karena dokter yang biasa menangani saya sedang sakit dan akan diganti kan dengan dokter yang lain. Hari berikutnya, setiap saya diperiksa dan kondisi saya semakin memburuk. Nafas saya semakin pendek dan disertai batuk yang semakin parah. Namun dokter pengganti hanya kontrol lalu pergi tanpa ada penjelasan mengenai paru-paru saya, berbeda dengan dokter internis yang sebelumnya, beliau selalu memberikan penjelasan.
Saya tidak berani berbicara dengan siapa pun termasuk lewat telepon, karena nafas saya tidak kuat, kalau bicara sedikit sudah tersengal-sengal dan batuk. Karena tidak ada kejelasan tentang perkembangan kondisi saya, maka Gembala saya di GBI JIS Pak Ferry Noviar yang memantau keadaan kondisi saya meminta untuk ganti dokter.
Dengan dokter ketiga, saya pun mengalami hal yang sama, setelah memeriksa dokternya langsung pergi. Damai sejahtera saya mulai hilang, terlebih saat itu saya melihat postingan di group WA, chatingan dan berita di televisi yang memuat berita tentang COVID-19 membuat saya down. Saya mulai deg-deg-an, rasa takut saya lebih besar, sepertinya kematian itu sudah ada di depan mata. Karena kondisi nafas saya sudah pendek sekali dan batuk-batuk, sekali nafas langsung batuk. Jadi saya bernafas lewat mulut. Akhirnya saya dibantu dengan uap dan agak tertolong.
Keesokan harinya saya mendengar kabar ada seorang hamba Tuhan yang saya kenal meninggal, di situ saya lebih down lagi. Saya hubungi Pak Michael Tumiwa selaku Ka. Dept musik di mana saya melayani di GBI JIS. Saya ceritakan kalau saya takut dan Pak Michael hanya bilang, "Kita minta ampun sama Tuhan dan bertobat." Di situ saya minta ampun kepada Tuhan dan bertobat. Saya mengakui bahwa selama saya menikah, saya tidak pernah membuat mezbah keluarga. Berikanlah kesempatan sekali lagi kepada saya, karena anak saya masih kecil-kecil, mereka masih membutuhkan saya dan saya berjanji kalau saya sembuh dan kembali ke rumah, saya akan membangun mezbah keluarga.
Saya menjalani pemeriksaan rongent paru yang ke-2, hasilnya tidak semakin baik karena ditemukan adanya bintik-bintik putih pada paru-paru saya. Dokter hanya bicara kepada istri saya, tetapi tidak kepada saya langsung. Di situ saya mulai emosi karena saya tidak diberikan penjelasan. Saya hanya diinfus, apalagi melihat berita ditelevisi mengenai orang meninggal karena COVID-19, saya jadi stress dan televisinya tidak bisa dimatikan.
Nafas saya makin hari kian pendek. Saya merasa sudah diperlakukan seperti orang yang sudah terpapar COVID-19. Yang semula saya makan memakai piring beling tiba-tiba semuanya diganti dengan piring plastik, dan yang awalnya saya sekamar dengan 6 orang pasien, tiba-tiba semua dipindah. Jadi kamar tersebut memang dikhususkan untuk saya sebagai ruang isolasi dan setiap yang masuk kamar selalu memakai APD lengkap dan menjaga jarak.
Akhirnya pada tanggal 26 Maret 2020, hari Kamis jam 3 pagi, suster datang mengambil dahak saya guna pemeriksaan lebih lanjut. Sekitar pukul 04.30 saat saya sedang berdoa, memuji, menyembah Tuhan, Tuhan datang dan melawat saya. Saya melihat dengan jelas Tuhan berdiri dan tersenyum ke arah saya lalu melangkah ke arah pintu keluar. Saya merasakan Tuhan menjamah dada saya dan saat itu saya bisa bernafas panjang dan tidak batuk-batuk lagi. Saya langsung menangis, Tuhan datang dan melawat saya.
Karena selama saya di RS, saya hanya bisa berkata-kata dengan Tuhan. Saat saya menyembah Tuhan saya langsung bisa menarik nafas panjang. Saya berterima kasih kepada Tuhan Yesus, saya terus memperkatakan tentang kebaikan Tuhan, “Kau Bapa yang baik, Bapa yang setia dan Bapa yang selalu menyertai saya."
Saat pagi harinya saya bangun saya mengucapkan terima kasih, saya diberikan paru-paru yang baru, saya imani itu. Saya bersukacita sekali, saya ceritakan apa yang saya alami kepada suster yang merawat, kalau Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya. Karena tidak seperti biasanya nafas saya pendek dan batuk. Saya katakan suster sudah melihat bukti, saya bisa bernafas panjang tanpa batuk. Karena setelah kejadian di mana Tuhan Yesus datang, yang saya rasakan saat itu saya bisa bernapas panjang dan tidak batuk-lagi
Tanggal 27 Maret 2020 pukul 09.00 pagi saya menjalani Rapid tes dan rongent Thorax yang ke-3. Karena saat itu Swab hanya ada di RS pemerintah dan itu pun antrinya panjang sekali. Pada malam harinya dokter memberitahukan kepada saya dan istri bahwa hasil Rapid tes saya reaktif dan hasil rongent paru-paru saya 80% sudah bersih.
Terus terang di situ saya menangis, ada rasa takut yang luar biasa. Selain itu keluarga inti dan keluarga besar saya takut kehilangan saya, terutama istri dan anak-anak saya. Istri saya menyampaikan kalau anak saya yang pertama Carol, selalu nangis dan berdoa "Tuhan Yesus tolong agar papa jangan meninggal." Setiap video call selalu nangis dan Tanya, “Papa kapan pulang?”
Sampai akhirnya tanggal 28 Maret 2020 saya pun di pindahkan ke Wisma Atlet, dan di sana saya bertemu dengan beberapa teman. Beberapa orang di Wisma Atlet mengatakan bahwa saya seperti orang sehat. Saya percaya Tuhan sudah sembuhkan saya malam itu, walaupun setelah 3 kali hasil Rapid test saya masih reaktif. Ada hal lain yang Tuhan ingin nyatakan kepada saya.
Selama menjalani isolasi di Wisma Atlet, setiap pagi kami membangun mezbah doa, memuji dan menyembah Tuhan, itulah rutinitas yang kami lakukan setiap pagi sebelum kami melakukan rutinitas lainnya.
Saya percaya malam di mana Tuhan melawat saya, Ia telah melepaskan saya dari penderitaan sesak nafas dan batuk saya. Meski pun hasil tes yang saya jalani hasilnya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Tetapi saya percaya saya sudah disembuhkan, hanya saya harus menjalani tes secara medis. Karena secara fisik saya bisa bernafas dengan baik dan tidak batuk lagi. Sampai-sampai petugas di Wisma Atlet saat melihat kondisi saya, mereka tidak menduga kalau saya sakit.
Puji Tuhan, saat saya mengalami semua ini saya bersyukur kalau ada banyak dukungan doa, support dari keluarga, teman-teman sepelayanan yang mengalir sehingga saya boleh dikuatkan dan percaya bahwa saya akan pulih dan segera pulang ke rumah.
Selama di Wisma Atlet saya menjalani Rapid tes sebanyak 3 kali dan semua hasilnya reaktif. Kurang lebih seminggu sebelum pulang saya kembali menjalani tes Swab, di mana hasilnya keluar tanggal 17 April 2020. Puji Tuhan hasilnya negatif! Saya sangat bersuka cita.
Maka pada tanggal 18 April 2020 saya sudah boleh pulang ke rumah, namun saya masih harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari lagi di tempat lain dan bukan di rumah. Setelah 12 hari dirawat di RS dan selama 22 hari menjalani isolasi di Wisma Atlet, akhirnya saya dinyatakan sembuh.
Rasa syukur yang tak terhingga saya naikkan kepada Tuhan Yesus yang telah berbuat baik karena Tuhan sudah melepaskan saya dari kematian akibat COVID-19. Bersyukur buat setiap kesempatan yang Tuhan beri dalam hidup saya. Sampai hari ini saya boleh ada, saya sehat dan itu semua karena Tuhan Yesus.
"PROPHETIC PREACHING"
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/PROPHETIC-PREACHING.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Fax. 021 - 2868 9888
Fax. 021 - 2868 9868
(Khusus Publikasi)
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala