Khotbah Gembala
Shalom jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus,
Alkitab berkata bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita. Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan.
Setelah itu selama 40 hari Tuhan Yesus menampakkan diri kepada lebih dari 500 murid-murid-Nya untuk membuktikan bahwa Dia hidup.
Dan dengan disaksikan oleh murid-murid-Nya, Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Pesan terakhir Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya adalah seperti yang tertulis dalam
Shalom jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus,
Alkitab berkata bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita. Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan.
Setelah itu selama 40 hari Tuhan Yesus menampakkan diri kepada lebih dari 500 murid-murid-Nya untuk membuktikan bahwa Dia hidup.
Dan dengan disaksikan oleh murid-murid-Nya, Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Pesan terakhir Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya adalah seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 1:8,
“Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kalau Saudara adalah murid Tuhan Yesus berarti pesan ini juga buat Saudara dan saya.
Setelah Tuhan Yesus terangkat ke sorga, 120 murid-murid berkumpul di kamar loteng di Yerusalem. Mereka melakukan ini karena Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka jangan pergi dari kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan kuasa dari tempat yang maha tinggi. Kisah Para Rasul 1:4
Apa yang mereka lakukan? Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Artinya mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam. Ini adalah Prinsip Restorasi Pondok Daud.
Setelah 10 hari mereka melakukan itu, pada hari raya Pentakosta, tiba-tiba terdengarlah bunyi seperti tiupan angin keras di ruangan itu. Kemudian tampaklah lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap kepada mereka masing-masing dan mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh.
Setelah itu mereka dipakai oleh Tuhan untuk menjadi saksi-Nya. Mereka melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus. Peristiwa pencurahan Roh Kudus ini kita sebut sebagai Pentakosta yang Pertama.
MENGGENAPI AMANAT AGUNG
Ketika Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya, mengenai tanda kedatangan Tuhan Yesus kembali dan tanda kesudahan dunia ini, salah satunya Tuhan Yesus menjawab dari Matius 24:14,
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, dan sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
Jadi Tuhan Yesus akan datang kembali setelah Injil Kerajaan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.
Tuhan Yesus pasti datang kembali. Karena itu Tuhan Yesus memberikan tugas kepada kita murid-murid-Nya untuk menjadi saksi, yaitu pergi dan menjadikan semua bangsa itu murid Tuhan Yesus. Inilah yang disebut Amanat Agung Tuhan Yesus.
Kita tidak bisa menggenapi Amanat Agung Tuhan Yesus dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus kepada kita.
Kalau kita merindukan kedatangan Tuhan Yesus, seharusnya kita melakukan Amanat Agung dengan sungguh-sungguh. Ada berapa banyak yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus?
Sebelum Roh Kudus dalam Pentakosta Pertama dicurahkan, murid-murid-Nya semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.
Hal ini juga dilakukan pada waktu menantikan pencurahan Roh Kudus di Azusa Street, Los Angeles yang kita sebut sebagai Pentakosta Kedua.
Saya percaya ini juga berlaku untuk Pentakosta Ketiga. Sebelum pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari Pentakosta Ketiga, maka umat Tuhan semua harus bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.
Selama beberapa tahun terakhir saya selalu bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, bagaimana caranya untuk membuat umat Tuhan semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama?” Dan yang luar biasa hari-hari ini kita melihat bahwa dengan adanya pandemi COVID-19, Tuhan memaksa kita, umat Tuhan, agar kita semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama.
Bagi saya, ini adalah tanda bahwa pencurahan Roh Kudus Pentakosta Ketiga akan segera terjadi.
Hal ini juga dinubuatkan oleh nabi-nabi-Nya seperti Cindy Jacobs, Chuck Pierce, dan James Goll.
Cindy Jacobs bahkan bernubuat untuk gereja kita, bahwa akan makin banyak gereja-gereja yang akan ditanam dan akan banyak muncul murid-murid Tuhan Yesus. Kemuliaan Tuhan akan turun di gereja-gereja ini dan bahkan mereka akan diutus sampai ke ujung-ujung bumi. Sedangkan James Goll melihat bahwa orang-orang di Indonesia sedang ‘catching the fire’.
Pada saat murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi Roh Kudus, tanda awalnya adalah mereka berbahasa roh. Saya rindu agar Saudara semua dibaptis Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh, karena banyak manfaatnya.
1 Korintus 14:2 berkata,
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”
Karena itu pada waktu kita berkata-kata dalam bahasa roh kita merasakan hadirat Tuhan. Ada sukacita yang akan memenuhi kita. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 16:11,
“… di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah..”
Di tengah-tengah pandemi ini, kita perlu mengalami sukacita yang berlimpah-limpah untuk melawan ketakutan, kekuatiran, kepanikan.
1 Korintus 14:4 berkata,
”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh ia membangun dirinya sendiri…”
Artinya manusia roh kita yang akan dibangun.
1 Korintus 14:14-15 berkata,
“…jika aku berdoa dengan bahasa roh maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan bernyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”
Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Semuanya itu harus bisa memuji Tuhan.
Kalau kita berkata-kata dalam bahasa roh kita akan bisa berdoa, memuji dan menyembah lebih lama dibandingkan kalau kita menggunakan bahasa yang kita mengerti.
Karena itu sekali lagi saya merindukan agar semua Saudara bisa berbahasa roh. Katakan Amin!
DAMPAK PENCURAHAN ROH KUDUS
Setelah murid-murid dipenuhi dengan Roh Kudus, banyak orang bertobat dan juga membawa banyak perubahan di dalam dinamika Gereja mula-mula.
Bertekun dalam Pengajaran Rasul-rasul
Ini bisa diartikan bahwa mereka suka membaca Alkitab.
Judul Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab adalah:
“Bahagianya orang yang hidup menurut Firman Tuhan.”
Jadi orang yang hidup sesuai Firman Tuhan akan berbahagia.
Dalam masa pandemi COVID-19 kita harus banyak membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan agar supaya kita berbahagia, sehingga kita bisa mengatasi segala dampak akibat pandemi COVID-19.
Mazmur 119:105 berkata,
“Firman-Mu Itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Nyanyi:
Firman-Mu p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku
Firman-Mu p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku
Di waktu ku bimbang
Dan hilang jalanku
Tetaplah Kau di sisiku
Dan takkan ku takut
Asal Kau di dekatku
Besertaku selamanya
A NEW DIMENSION dalam NEW NORMAL
Tuhan memberikan tema tahun 2020 adalah Tahun Dimensi Yang Baru. Kita tidak pernah menyangka bahwa Tahun Dimensi Yang Baru adalah seperti sekarang ini, dimana dengan adanya pandemi COVID-19, kita sekarang memasuki New Normal.
Ayat emas yang Tuhan berikan adalah dari 2 Korintus 3:18 dan Ulangan 28:13-14.
Melalui 2 ayat emas ini Tuhan berkata bahwa kalau kita makin serupa dengan gambar Yesus; yang berarti kemuliaan Dia di dalam kita semakin besar, maka berkat secara jasmani yang akan kita terima akan semakin besar. Kita diberkati untuk menjadi berkat. Katakan Amin! Saudara diangkat menjadi kepala dan bukan ekor. Saudara akan tetap naik dan bukan turun. WOW!
Tanggal 1 Januari 2020, saya digerakkan oleh Roh Kudus untuk mengatakan bahwa dalam memasuki tahun 2020, cara kita bekerja mencari nafkah tidak bisa dengan cara yang lama tetapi harus menuruti Firman Tuhan, tuntunan Tuhan.
Ternyata hal-hal ini yang sedang terjadi. Kita sedang memasuk resesi ekonomi secara global. Cara-cara yang lama dalam bekerja sudah tidak bisa dipakai lagi.
Kita harus bekerja menurut tuntunan firman Tuhan, dan peka terhadap suara Tuhan!
Untuk itu kita harus makin menjadi serupa dengan gambar-Nya. Orang yang menjadi serupa dengan gambar-Nya itu adalah murid Tuhan Yesus.
Dengan goncangan ekonomi global yang sedang terjadi saat ini, banyak dari Generasi Milenial dan Generasi Z harus menghadapi kenyataan; betapa rapuhnya budaya mereka dan kehidupan yang dibangun di atasnya. Padahal selama ini mereka begitu percaya diri dan bahkan sombong. Mereka merasa tidak perlu melibatkan Tuhan; tidak perlu bertanya kepada Tuhan tentang cara untuk meraih kesuksesan. Dan sekarang mereka tergoncang.
Karena itu saya percaya bahwa melalui pandemi COVID-19 ini akan ada banyak orang-orang muda yang bertobat dari cara-cara yang lama. Mereka harus jadi murid, sehingga peka terhadap tuntunan Tuhan. Dan dengan demikian akan diberkati dalam seluruh apa yang mereka kerjakan. Itu sebabnya, tidak salah kalau akan terjadi kebangkitan Generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang:
Budaya Memberi
Mereka suka memberi sehingga tidak ada jemaat yang berkekurangan. Dalam keadaan krisis ekonomi ini, kita diperintahkan oleh Tuhan untuk memberi dan menabur.
Kisah Para Rasul 20:35b berkata,
“…Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.”
Saudara harus saling memperhatikan mereka yang ada di kelompok-kelompok COOL yang sedang dalam kekurangan.Jadi mereka semua suka membaca Alkitab, suka berdoa, unity, suka memberi, suka memuji Allah dengan gembira dan tulus hati. Dan dikatakan mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan bertambah. Haleluya !!!!
Nyanyi:DAMPAK PENTAKOSTA
Dalam pada itu, ada dua hal yang terjadi, yang melanda Gereja Mula-mula:
Goncangan
Selama itu mereka hidup di dalam zona nyaman, di Yerusalem. Setiap hari berkumpul dalam unity, membaca Alkitab, berdoa dan memuji bersama-sama dengan sukacita; suka memberi sehingga tidak ada yang berkekurangan. Lalu mereka berpikir menjadi orang Kristen itu cukuplah hanya seperti ini.
Mereka lupa bahwa mereka harus pergi... menginjil…
Caranya bagaimana? Aniaya diijinkan oleh Tuhan.
Kemudian terjadilah aniaya yang hebat terhadap orang-orang percaya di Yerusalem.
Selain rasul-rasul, mereka semua harus lari ke seluruh daerah Yudea dan Samaria, dan pada akhirnya ke ujung bumi.
Saya percaya melalui goncangan pandemi COVID-19 ini, kita, umat Tuhan yang selama ini ada di zona nyaman juga akan dipaksa untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. Katakan Amin!
Perubahan Paradigma dalam Pelayanan
Selama ini murid-murid Tuhan Yesus mempunyai pengertian bahwa yang memperoleh keselamatan hanya orang-orang Yahudi saja.
Tetapi kemudian terjadi pertobatan Kornelius, yang bukan orang Yahudi, dan Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka berbahasa roh.
Dengan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya lewat kesaksian Petrus, para rasul dan seluruh orang percaya di Yudea dapat menerima bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi saja tetapi untuk semua bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Katakan Amin!
Dengan adanya pandemi COVID-19, kita juga mengalami perubahan paradigma dalam pelayanan kita.
Tadinya kita beribadah di gedung gereja, kita berkumpul bersama-sama, bisa berjabat tangan, saling berpelukan menyatakan kasih kita, melakukan penumpangan tangan. Sekarang berubah total menjadi ibadah ‘online’; bahkan ada gereja-gereja yang tidak bisa melakukan ibadah online sehingga tidak bisa beribadah.
Kita memasuki New Normal dan tidak bisa lagi melakukan seperti hal-hal di atas itu.
Kita tidak tahu dengan pasti bentuk ibadah kita selanjutnya. Tetapi yang Tuhan mau kita bisa menerima perubahan paradigma dalam pelayanan kita. Karena sama seperti yang terjadi pada waktu itu; dengan adanya perubahan paradigma justru terjadi penuaian yang jauh lebih besar. Itu juga yang akan terjadi pada kita pada hari-hari ini.
Nyanyi:
Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi di tempat ini
Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi sekarang ini
Shalom,
Perkenalkan, nama saya Timotius Hendra, saya seorang hamba Tuhan yang sudah cukup lama melayani Tuhan, pastinya setiap hari saya berdoa supaya mendapatkan perlindungan Tuhan baik itu secara fisik dan jiwani. Memohon dalam setiap doa supaya sehat, mengalami damai sejahtera dan menerima berkat Tuhan yang dijanjikan-Nya, baik itu untuk diri sendiri juga untuk keluarga.
Namun Tuhan tidak menjanjikan langit selalu cerah, terkadang ada awan gelap, badai dan petir yang sangat...
Shalom,
Perkenalkan, nama saya Timotius Hendra, saya seorang hamba Tuhan yang sudah cukup lama melayani Tuhan, pastinya setiap hari saya berdoa supaya mendapatkan perlindungan Tuhan baik itu secara fisik dan jiwani. Memohon dalam setiap doa supaya sehat, mengalami damai sejahtera dan menerima berkat Tuhan yang dijanjikan-Nya, baik itu untuk diri sendiri juga untuk keluarga.
Namun Tuhan tidak menjanjikan langit selalu cerah, terkadang ada awan gelap, badai dan petir yang sangat menakutkan datang dalam hidup kita.
Tugas pelayanan dengan setia saya lakukan, membawa kabar baik kemana Tuhan mengutus saya ke segala penjuru dunia, bahkan tidak terasa sudah 22 tahun lebih saya melayani Tuhan sepenuh waktu.
Hingga pada suatu hari tanggal 24 Maret 2020, malam itu saya mengalami demam, batuk dan juga sesak nafas, saat itu saya masih bertahan di rumah dengan pengobatan yang ada. Tetapi pada akhirnya tanggal 28 Maret 2020, melihat kondisi saya yang batuk dan situasi yang saat itu sedang merebaknya virus COVID-19, atas anjuran keponakan yang juga seorang dokter, saya berobat ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan CT scan. Dan hasil CT scan itu menyatakan bahwa saya positif COVID-19.
Mendengar hasil tersebut sontak saya kaget sekali, tidak pernah terbersit dalam pikiran kalau saya akan terpapar. Apalagi saat itu rumah sakit menolak karena saya terjangkit COVID-19, maka saya dirujuk ke rumah sakit pemerintah yang khusus menanggani pasien COVID-19. Tetapi di sinipun saya ditolak, dengan alasan karena secara fisik saya masih terlihat kuat dan tempat tidur inap dibutuhkan untuk pasien yang gawat darurat. Keesokan harinya saya pergi ke rumah sakit lain di daerah Kebon Jeruk dan itu pun sudah penuh.
Namun pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong anak-Nya. Pada tanggal 29 Maret 2020 atas bantuan seorang saudara, saya dapat diterima di rumah sakit swasta yang cukup berkelas. Di sanalah saya menempati kamar isolasi sendirian.
Kalau saya perhatikan kamar isolasi yang saya tempati bukanlah kamar untuk rawat inap yang ada pada umumnya, melainkan ruang care pemerhati. Di dalamnya tidak ada toilet ataupun kamar mandi, hanya tersedia wastafel. Untuk BAB saja tidak ada closet tetapi hanya disediakan kursi yang diberikan baskom plastik. Di sinilah Tuhan mulai memproses saya, ibarat sudah jatuh masih tertimpa tangga.
Selama menjalani isolasi, di dalam kesendirian banyak hal yang saya renungkan. Ada rasa takut dan kuatir yang timbul mulai menyelimuti hati dan pikiran saya. Dengan kondisi ini apakah mungkin saya masih bisa melihat istri tersayang? apakah saya masih bisa bertemu dengan anak, menantu dan cucu? Apalagi saya melihat berita-berita melalui Media Sosial juga whatsapp (WA) bahwa banyak rekan-rekan sepelayanan yang meninggal dunia akibat virus ini. Sekalipun saya seorang hamba Tuhan, namun rasa takut itu tetap ada.
Suster yang datang ke ruangan juga sangat dibatasi waktunya, rata-rata 4-5 jam sekali baru datang dan itupun sangat terburu-buru. Komunikasi kami hanya lewat WA, apa yang saya butuhkan, keluhannya apa? Yang nantinya akan disampaikan kepada dokter atau suster kepala. Setelah itu apa yang saya butuhkan baru akan dibawakan nanti oleh suster yang akan datang bertugas memeriksa ke kamar.
Dalam kondisi yang seperti itu rasanya saya ingin memberontak, protes kepada Tuhan. Mengapa penyakit ini menimpa diri saya? Bukankah saya sudah melayani dengan sungguh-sungguh dan setia.
Dalam keadaan hati yang sedikit kecewa, saya sempat WA ke suster kepala agar menghubungi dokter, bahwa saya minta pulang saja. Namun tiba-tiba sekilas saya teringat Yesaya 30:15,
“Sebab beginilah Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,”
Dokter sempat datang untuk menghibur dan menenangkan saya, “Sabar ya pak…sabar.” Karena saya begitu tertekan dan pikiran saya menerawang kemana-mana. Selama 2 hari itu saya mencoba menenangkan diri. Saya sudah mulai malas berdoa karena kedagingan dan pemberontakan, juga rasa kecewa sudah mulai menguasai hati dan pikiran saya. Namun di saat kondisi saya seperti itu, saya mencoba tetap memaksakan diri untuk tetap berdoa. Sebab saya percaya hanya doalah kekuatan saya.
Puji Tuhan, dalam kesendirian di kamar isolasi, saya tahu bahwa saya tidak sendirian. Ada banyak dukungan doa yang mengalir yang dikirimkan melalui WA, terutama isteri saya yang selalu menjadi tiang doa, menguatkan baik dalam perkataan dan doa-doanya. Selain itu banyak teman-teman sepelayanan dan pemimpin yang terus memberikan dukungan kepada saya. Setiap kalimat yang dikirimkan membangkitkan iman saya kembali.
Saya mulai bisa memuji dan menyembah Tuhan,
"Hanya dekat Allah saja aku tenang. Dari padanyalah keselamatanku. Hanya Dia gunung batuku, hanya Dia kota bentengku. Aku tidak akan goyah selama-lamanya."
Saya paksakan diri saya untuk terus bernyanyi memuji Tuhan dan mendengarkan lagu-lagu Pak Niko. Dari situlah saya mulai dapat kembali berbahasa roh, lalu apa yang terjadi? Dalam tinggal tenang, dalam kondisi saya tenang, maka demam saya mulai berangsur-angsur hilang, walaupun masih ada batuk tetapi sudah tidak ada rasa sesak nafas lagi.
Jadi pengkotbah itu penuh tuntutan dari Tuhan, tidak hanya cukup menyampaikan Firman Tuhan saja, tetapi harus bisa melakukan dan mengalaminya. Bahwa dalam keadaan tertekan sekalipun kita harus dapat terus memperkatakan Firman Tuhan. Dalam Pengkhotbah 3:11,
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pointnya adalah manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang sedang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Jadi saya mengakui bahwa otak saya tidak akan bisa menangkap pikiran Tuhan, sakit penyakit ini pasti ada tujuannya.
Mazmur 34:19,
“Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”
Jika Tuhan mengizinkan saya mengalami sakit terpapar COVID-19, saya percaya bahwa Tuhan sedang mengajar, mendidik juga menegur saya. Saya mulai koreksi diri, dari sikap, motivasi pelayanan, dan malam itu saya benar-benar bertobat dan berdoa minta ampun kepada Tuhan.
Saya merasakan Firman Tuhan kembali mengalir dalam benak pikiran dan hati saya. Membangkitkan dan menguatkan sehingga saya bisa berteriak-teriak sendiri dalam kamar, mengucapkan perkataan-perkataan yang positif, serta menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus. Saya teriakkan: “Tuhan Yesus baik! Tuhan Yesus baik!”, dan kata-kata positif yang membangun.
Akhirnya setelah 10 hari saya dirawat, saya kembali menjalani pemeriksaan, di cek darah lengkap sebanyak 2 kali, CT scan ke 2 kali nya dan test SWAB atau PCR. Akhirnya pada tanggal 7 April 2020 dokter dan perawat memberitahukan bahwa semua hasil test laboratorium dan CT scan saya menunjukkan perkembangan yang baik, saya sudah sembuh dan boleh pulang ke rumah. Saat itu saya melonjak kegirangan, saya merasakan malam itu saya seperti terbebas dari penjara isolasi. Langsung saya bagikan kabar baik ini kepada keluarga.
Sebelum pulang saya minta izin dokter untuk mendoakan beliau, karena memang dokternya anak Tuhan yang cinta Tuhan. Mereka ini berjuang melayani pasien dengan resiko bisa tertular virus COVID-19 dan dokternya sangat berterima kasih karena pasiennya yang seorang pendeta mau mendoakan beliau. Waktu jumpa saat saya kontrol pada tanggal 22 April 2020, ia bersaksi bahwa dari lima puluhan pasien yang dirawat tidak ada yang meninggal dunia dan masih tersisa 8 pasien lagi yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut… Haleluya, Puji Tuhan!
Dan inilah kesaksian saya, kiranya setiap kita yang mengalami badai, goncangan kita tetap tegar, kita tidak bisa lari kemana-mana hanya mencari Tuhan, hanya dekat Tuhan dan berharap kepada Dia. Maka cepat atau lambat kuasa dari Tuhan akan dinyatakan dengan sempurna. Tuhan Yesus memberkati.
"PROPHETIC PREACHING"
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/PROPHETIC-PREACHING.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Fax. 021 - 2868 9888
Fax. 021 - 2868 9868
(Khusus Publikasi)
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala