Renungan Khusus
Tahun Ibrani 5781 (disebut PEY ALEPH) dimulai tanggal 18 September 2020 pukul 18.00. Menurut perhitungan hari secara Ibrani satu hari dimulai pada pukul 18.00 dan berakhir pada pukul 18.00 hari berikutnya. Tahun 5781 dituliskan dalam bahasa Ibrani sebagai תשפ”א (Tav Shin Pey Aleph = 781) atau sering disingkat menjadi פא (Pey Aleph).
Huruf פ (Pey) digambarkan dengan sebuah mulut, jadi sepanjang tahun Pey Aleph mulut (ucapan/perkataan) sangat......
Tahun Ibrani 5781 (disebut PEY ALEPH) dimulai tanggal 18 September 2020 pukul 18.00. Menurut perhitungan hari secara Ibrani satu hari dimulai pada pukul 18.00 dan berakhir pada pukul 18.00 hari berikutnya. Tahun 5781 dituliskan dalam bahasa Ibrani sebagai תשפ”א (Tav Shin Pey Aleph = 781) atau sering disingkat menjadi פא (Pey Aleph).
Huruf פ (Pey) digambarkan dengan sebuah mulut, jadi sepanjang tahun Pey Aleph mulut (ucapan/perkataan) sangat berperan dan berpengaruh dalam kehidupan rohani dan jasmani, yaitu ketika terjadi kesepakatan dengan kehendak dan tujuan Tuhan. Mulut orang percaya seharusnya memperkatakan Firman Tuhan secara terus menerus dan menyatakan kebenaran yang akan menghasilkan perubahan dan pertobatan.
Huruf א (Aleph) yang berarti 1 (satu) berbicara mengenai TUHAN yang Esa, Yang Pertama dan Terutama, Yang Awal dan Yang Akhir.
“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.” Wahyu 1:8
Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dengan demikian maka mulut orang percaya harus mendeklarasikan (menyatakan) bahwa Tuhan Yesus ‘Sang Awal dan Sang Akhir’ akan segera datang kembali dengan segala kemuliaan dan kuasa-Nya.
Aleph juga berarti pertama, Dalam Yohanes 1:1 tertulis:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Umat Allah harus kembali menjadikan Firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi yang mengatur kehidupan kita. Pola hidup rohani yaitu membaca, merenungkan, memperkatakan dan melakukan Firman Tuhan harus kembali menjadi pola hidup sehari-hari.
Dalam Ibrani kuno, Aleph digambarkan sebagai kepala seekor lembu (berasal dari budaya orang Kanaan) yang melambangkan kekuatan dan kuasa (otoritas). Ini melambangkan para pemimpin yang memiliki otoritas. Artinya, tahun ini adalah tahun kesatuan di dalam hal-hal yang benar dan kudus bagi para pemimpin (ayah, suami, pria, pemimpin rohani dan pemimpin lainnya), di mana terjadi kesatuan antar pemimpin dan antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Akan terjadi pemulihan dalam keluarga, gereja dan pelayanan yang akan menghasilkan ‘Umat yang layak bagi Tuhan’.
“dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” Lukas 1:17
Jadi pada tahun Pey Aleph akan terjadi pemulihan kehidupan orang percaya di dalam perkataan, pola hidup yang akan menjadikan Firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi, kekudusan yang semakin meningkat, pemulihan hubungan dan deklarasi Yesus adalah ‘Tuhan dan Juruselamat’ yang akan menghasilkan penuaian jiwa untuk mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan di hari kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
MENGALAMI MAKNA PEY ALEPH
Bagaimana makna rohani tahun Pey Aleph ini bisa dialami oleh orang percaya?
“Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" Yesaya 6:1-8
Ayat-ayat di atas mengisahkan apa yang dialami oleh nabi Yesaya dalam perjumpaannya dengan Tuhan yang mengajarkan hal-hal rohani yang sama dengan makna rohani tahun Pey Aleph.
Perubahan Hidup
Dalam Yesaya 6:1,3 ditulis “Aku (Yesaya) melihat Tuhan” dan mendengar para Serafim (Malaikat) Berseru “Kudus, kuduslah TUHAN”. Di sini dikatakan Yesaya mengalami pengalaman rohani yang mengubah kehidupannya, yaitu perjumpaannya dengan Tuhan di dalam kekudusan-Nya dan dalam kemuliaan-Nya. Yesaya mengalami penglihatan ‘suasana sorga’.
Hal ini mengajarkan bahwa hal pertama dan terutama yang harus dialami oleh umat Allah adalah perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Pengalaman ini mengubah kehidupan secara total seperti yang dialami oleh Saulus saat berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik.
Sebagai orang percaya, perjalanan iman kita dimulai dengan langkah pertama yaitu perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Kekristenan yang sejati adalah hasil dari perjumpaan pribadi seseorang dengan Kristus.
Hal ini juga mengajarkan umat Allah untuk secara konsisten menjaga dan mengalami ‘perjumpaan’ dengan hadirat-Nya secara terus menerus. Hubungan dengan Tuhan Yesus yang nyata dan mendengar tuntunan dan suara Roh Kudus harus terus terjadi dalam kehidupan sebagai orang percaya.
Menjaga hati untuk tetap mengasihi Tuhan Yesus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan adalah hal yang harus terus menerus diusahakan dan dikerjakan sungguh-sungguh.
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” Yakobus 4:8
Hati yang mendua (mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, sambil mengaku mengasihi Tuhan) adalah penghalang terbesar untuk dapat mengalami hubungan yang sepenuhnya dengan Kristus. Tuhan Yesus harus menjadi yang pertama dan terutama dalam kehidupan seorang percaya
Pertobatan dan Kerendahan Hati
Dalam ayat 5 ditulis Yesaya berkata: “Celakalah aku”. Yesaya menyadari keadaan dirinya yang berdosa dan najis di hadapan Tuhan. Hal ini menggambarkan pengakuan yang penuh kejujuran dan kerendahan hati dari Yesaya.
Kita memang telah dilayakkan oleh pengorbanan Tuhan Yesus, tetapi tetaplah memiliki ‘sikap tidak layak’ di hadapan Tuhan, yaitu pertobatan dan kerendahan hati. Hal inilah yang berkenan kepada Tuhan. Kesombongan tidak pernah memperkenankan hati Tuhan.
Dalam Lukas 18:10-14, Tuhan Yesus mengajar:
“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini:
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Kesombongan menjadi penghalang seseorang berkenan di hadapan Tuhan, kerendahan hati membuat seseorang justru semakin dekat kepada Tuhan, karena timbul kerinduan untuk mengenal Kristus dan mengasihi Dia, seperti yang dicatat dalam Lukas 15:1-2,
“Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Pengudusan
Dalam Yesaya 6:6-7 dicatat seorang Serafim menyentuhkan sebuah bara yang diambil dari atas mezbah kepada mulut Yesaya dan berkata “kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Seorang yang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan akan mengalami kasih karunia yang membuatnya mengalami ‘pembenaran’ di hadapan Tuhan.
Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dan membereskan dosa dan setiap orang yang percaya kepada-Nya akan dibenarkan oleh karena iman, hasil karya Roh Kudus yang membawa kelahiran baru dalam kehidupannya.
Langkah berikutnya orang tersebut akan masuk ke dalam proses pengudusan, yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam hidupnya dan kesediaannya menaati Firman Tuhan. Baru setelah itu akan mengalami kemuliaan dan penggenapan janji-janji Allah yang kekal.
Secara khusus, mengenai mulut (perkataan), tercatat dalam Yakobus 3:2-3 bahwa:
“Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.”
Umat Allah harus menyadari bahwa banyak perkataan yang keluar dari mulutnya yang salah di hadapan Tuhan dan berdampak kepada kehidupan dirinya serta orang lain juga. Mulut kita harus terus-menerus disucikan dan mengatakan hal yang benar, yaitu Firman Tuhan.
Pernyataan Yesaya mengenai ‘najis bibir’ berarti mengatakan hal-hal yang salah dan juga tidak mengatakan hal-hal yang benar.
“Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Yakobus 4:17
Dalam konteks ayat tersebut, ketika seorang percaya tidak mengatakan kebenaran (dalam hal ini adalah berita Injil), maka ia berdosa dalam perkataannya.
Pemulihan
Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ...” Yesaya 7:3
Tuhan menyuruh Yesaya menemui Raja Israel, yaitu Raja Ahas bersama dengan anak laki-lakinya yang bernama Syear Yasyub. Bisa didapatkan pengertian bahwa Yesaya memiliki hubungan yang baik dengan anaknya sehingga bisa melayani Tuhan bersama-sama. Terjadi pemulihan antara bapa dan anaknya.
“Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas ...” Yesaya 8:3
Dalam bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama yaitu bahasa Ibrani; kata ‘isteriku’ ditulis sebagai נביאה (nebîy'âh), diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Inggris versi KJV (King James Version) sebagai prophetess yang memiliki arti nabiah (nabi perempuan).
Jadi isteri Yesaya adalah juga seorang nabi dan melahirkan anak yang kedua yang bernama Maher-Syalal Hash-Bas, yang artinya terdapat dalam ayat 4,
“sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.”
Arti nama ini menjadi nubuatan untuk apa yang akan terjadi kepada bangsa Israel di masa pembuangan.
Jadi Yesaya mengalami pemulihan keluarga di mana dia, isterinya bahkan anak-anaknya semua dipakai Tuhan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam bernubuat dan mengajar bangsa Israel.
Orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan dikuduskan dalam kehidupannya akan mengalami pemulihan dalam keluarganya dan bersama-sama akan dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Pengutusan
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
“Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”
Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!”
Yesaya 6:8
Selanjutnya Yesaya diutus Tuhan untuk pergi kepada bangsa Israel menyatakan kebenaran dan kemuliaan Tuhan. Setiap orang percaya yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan akan mengalami pengudusan dan pemulihan sehingga menjadikannya sebagai utusan-utusan Kerajaan Sorga untuk menyatakan dan mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia.
Melalui pencurahan Roh Kudus di era Pentakosta Ketiga ini, Tuhan memampukan gereja-Nya menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus dan melihat kedatangan-Nya yang kedua kali.
Alami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang menghasilkan perubahan total dalam hidup dan membawa ke dalam seluruh proses pengudusan yang akan menghasilkan pemulihan dan pemberdayaan Roh Kudus; menjadikan kita sebagai “THE MESSENGER OF THE 3rd PENTECOST” untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Amin. (BM)
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” I Timotius 4:12
Kebaikan Tuhan sungguh luar biasa dalam hidup saya di tahun 2020 ini. Saya tahu bahwa tahun ini adalah waktu-waktu yang berat, namun selama kita percaya sama Tuhan dan mengandalkan Tuhan, apapun yang kita alami akan terasa indah asalkan kita tetap bers...
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” I Timotius 4:12
Kebaikan Tuhan sungguh luar biasa dalam hidup saya di tahun 2020 ini. Saya tahu bahwa tahun ini adalah waktu-waktu yang berat, namun selama kita percaya sama Tuhan dan mengandalkan Tuhan, apapun yang kita alami akan terasa indah asalkan kita tetap berserah sama Tuhan. Sama seperti kebanyakan orang kita pasti punya target-target. Sudah banyak rencana yang mau dilakukan baik itu di pekerjaan, karir, liburan.
Saya adalah seorang pekerja seni (professional dancer), di mana saya sering sekali mengisi acara televisi; baik itu on air maupun off air. Saya juga sering menjadi back up dancer dari beberapa artis karena saya, adalah salah satu official dance crew mereka. Berbagai macam acara sudah sering saya ikuti; baik di dalam maupun di luar negeri untuk sebuah pertunjukan tarian.
Dari awal Januari 2020 seperti tahun-tahun sebelumnya saya sudah menerima banyak jadwal pertunjukan bahkan sampai di awal bulan Februari 2020 saya masih menerima job di luar kota, yaitu di Bali dan Surabaya. Saat itu kabar mengenai COVID-19 sudah mulai terdengar dan di Indonesia belum ada sama sekali korban, namun sudah ada kekuatiran; seperti apa yang akan terjadi jika virus COVID-19 masuk ke Indonesia.
Sampai akhirnya terdengar kabar mengejutkan, yaitu terdapat satu pasien terjangkit virus COVID-19 yang adalah teman saya sendiri. Memang saya tidak terlalu dekat, tetapi saya kenal dia sebagai sesama pekerja seni.
Saya kaget sekali namun saya tidak mau menghakimi dia, karena saat itu saya tahu, yang dia butuhkan adalah dukungan dari teman-temannya. Selain hal itu saya sebagai manusia juga sudah mulai kuatir. Jadwal pertunjukan pun sudah mulai ditunda satu persatu. Tetapi saya selalu punya sikap optimis. Saya berkata mungkin ini hanya 1-2 bulan saja, lalu semua akan berjalan normal kembali. Namun kenyataannya tidak ada kelanjutan dari jadwal-jadwal yang tertunda tersebut. Saya pun mulai berpikir, ini bagaimana? Kerjaan sudah tidak ada, kepastian jadwal tidak ada, padahal di kota Jakarta ini saya tinggal sendiri di sebuah kost-kost-an. Selain itu banyak kebutuhan yang harus saya penuhi.
Saya terus bertanya-tanya, ini kalau tidak ada pekerjaan lalu bagaimana? Semakin banyak pertanyaan muncul di pikiran saya hari demi hari seperti menghantui kehidupan saya. Sebagai manusia kita memang dituntut untuk bertahan hidup, apapun keadaannya. Saat itu kondisi hidup saya benar-benar seperti tidak ada lagi jalan keluar sampai akhirnya saya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Namun saat itu saya beruntung karena saya punya komunitas yang memang benar-benar mendorong untuk tetap intim dan dekat sama Tuhan. Komunitas ini juga mendukung saya untuk bersama-sama saling berbagi dan menceritakan apa saja yang menjadi masalah yang sedang kita semua hadapi di masa-masa pandemi ini. Bukan hanya itu, komunitas ini juga menawarkan untuk membantu dan mendoakan setiap anggotanya yang punya masalah. Memang baru tahun 2020 ini saya mengenal komunitas ini yaitu COOL dari Gereja tempat saya beribadah di CK 8 - Gandaria City. Meskipun kita hanya melakukan COOL setiap hari Jumat melalui virtual ZOOM, namun setiap kali berjumpa dengan mereka lewat virtual, saya merasa seperti di recharge kembali.
Di dalam ibadah-ibadah COOL online ini kita berdoa, memuji, menyembah Tuhan, dan kita juga saling berbagi cerita. Hal ini menjadi kekuatan baru buat saya selain memang setiap hari saya juga rutin bersekutu dengan Tuhan. Saya ingat pernah mendengar khotbah dari Ps. Andy Tjokro pada suatu hari Minggu di mana krisis itu bisa menghasilkan sebuah kesempatan. Saat itu saya ingat bahwa di tahun 2020 ini saya dan teman saya punya rencana untuk membangun usaha kuliner, tetapi sampai saat itu belum terlaksana karena kesibukan.
Akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk memulai usaha tersebut di mana kita bersama-sama memikirkan apa nama usahanya, makanan apa yang harus dibuat, bagaimana sistemnya sampai ke masalah membuat akun instagram dari usaha tersebut. Kita mulai dengan pre order pertama. Saat itu makanan yang kami jual adalah cumi asin, ayam woku dan juga teri. Kami memang hanya menjual 3 menu utama itu.
Puji Tuhan, ternyata banyak yang memesan dan membeli makanan kami. Mulai dari pesanan pertama sampai berikutnya selalu saja ada yang membeli. Saya dan teman saya benar-benar tidak menyangka dan kami berdua berkata kenapa tidak dari dulu kita buat usaha ini.
Di situ saya mengerti bahwa melewati sebuah krisis kita mendapatkan kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru. Mulai saat itu dari bulan pertama, kedua, ketiga sampai saat ini saya dan teman saya terus berjualan bahkan kami sudah menambahkan beberapa menu baru. Puji Tuhan saya benar-benar merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa, walaupun selama 4 bulan saya tidak ada pekerjaan rutin seperti yang biasa saya lakukan, tetapi semua kebutuhan hidup saya tercukupi;
Awalnya sejak menjadi jemaat di CK 8 – Gandaria City di tahun 2017 belum terpikir oleh saya untuk bergabung dengan COOL dan juga belum bisa memutuskan COOL mana yang akan saya pilih untuk berkomunitas. Jadi saya hanya beribadah biasa di hari Minggu. Sampai suatu saat ada teman yang datang kepada saya dan bilang sepertinya saya cocok dengan COOL yang sekarang saya berada di dalamnya. Akhirnya saya diperkenalkan dengan Gembala COOL Pondok Indah. Seminggu sebelum COOL online dimulai saya masih berkesempatan untuk hadir di COOL offline. Saat itu kita berbagi cerita satu dengan yang lain dan waktu itu tepat sekali dengan jadwal doa keliling, jadi kita bersama-sama melakukan doa keliling.
Itu adalah pertemuan COOL pertama saya dan setelah itu sudah dimulai COOL online. Merupakan suatu kekuatan buat saya karena bertemu dengan teman-teman COOL ini. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk orang-orang yang ada di COOL ini karena merekalah orang yang tulus mendukung dan juga mendoakan saya. Meskipun selama pandemi ini kita tidak pernah bertemu secara langsung, tetapi saya merasakan ada kasih di dalam COOL ini dan juga ada satu dukungan moral yang saya rasakan seperti sebuah keluarga. Tidak ada penghakiman, meskipun saya sudah berbagi mengenai hidup lama saya, mereka malah lebih terbuka di dalam hal penerimaan. Di dalam COOL ada beberapa teman yang juga jualan secara online, mereka saling mendukung dan membantu.
Saya belum pernah mempunyai pengalaman di bidang Food & Beverage karena selama ini dunia yang saya geluti adalah dunia pertunjukan atau entertainment. Yang saya tahu adalah bagaimana membuat suatu acara menarik dan juga mengenai produksi acara. Saya sangat heran karena saya bisa dipertemukan dengan orang-orang hebat yang selama ini tidak pernah saya pikirkan. Suatu saat saya bertemu dengan seorang teman dan secara tidak langsung waktu kita sedang berbicara, saya meminta pekerjaan ke teman saya ini karena di tempat dia bekerja beberapa restaurant sudah mulai buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Saat itu teman saya berkata kepada saya bahwa dia akan mengabari saya mengenai pekerjaan yang saya singgung kepada dia.
Saat saya berbicara ke teman saya dan menanyakan mengenai pekerjaan itu, seperti keluar begitu saja dari mulut saya. Tetapi saat itu saya juga berpikir, di masa sulit seperti sekarang ini banyak orang yang di PHK, sehingga saya berbicara kepada diri sendiri kalau memang dapat pekerjaan ya syukur, kalau tidak dapat tidak apa-apa karena usaha kuliner kami masih berjalan.
Pada tanggal 28 Juni 2020 waktu sedang kumpul bersama teman-teman, tiba-tiba salah seorang teman saya yang adalah Marketing Director datang ke saya dan dia bilang kalau dia sempat mendengar keinginan saya untuk bisa bekerja di tempat itu. Kemudian dia menyampaikan bahwa keinginan saya itu pas sekali dengan keinginan dia.
Terus terang saya kaget dan bertanya dalam hati saya apakah jawaban Tuhan secepat ini? Apalagi Marketing Director itu langsung menanyakan tanggal berapa saya siap untuk mulai bekerja dan juga langsung mengajak saya bertemu di hari Kamis berikutnya tanggal 2 Juli 2020 untuk interview. Saya jawab, setelah menyelesaikan beberapa proyek yang masih berjalan. Pada tgl 11 Juli 2020 saya mulai bergabung dan sampai hari ini sudah 1 bulan lebih saya menjadi bagian marketing department di group ini.
Kalau bukan tangan Tuhan yang membuka pintu tidak mungkin saya diterima dan bisa bertahan sampai saat ini, mengingat saya tidak mempunyai latar belakang di bidang Food & Beverage, namun hal itu seperti yang tertulis dalam Wahyu 3:8,
“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman dan engkau tidak menyangkal nama-Ku”.
Proses Tuhan menjawab doa dan keinginan hati saya begitu cepat. Di saat banyak orang sulit mendapatkan pekerjaan, Tuhan menyediakan sebuah pekerjaan tepat pada waktu-Nya untuk saya.
Tuhan Yesus hebat, Tuhan Yesus luar biasa. Apa yang tidak pernah saya pikirkan itu yang Tuhan kerjakan buat saya. Haleluya, Amin
Biarlah kesaksian saya ini menjadi berkat dan teladan buat semua yang membaca.
"PROPHETIC PREACHING"
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/PROPHETIC-PREACHING.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Fax. 021 - 2868 9888
Fax. 021 - 2868 9868
(Khusus Publikasi)
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala