Kesaksian
“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang,
dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua;
tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”
(1 Korintus 15:10)
Perkenalkan nama saya Ariel Anugrahani, anak bungsu dari 4 bersaudara dan saya lahir dari keluarga Kristen. Saat ini saya sudah menikah, memil...
“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang,
dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua;
tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”
(1 Korintus 15:10)
Perkenalkan nama saya Ariel Anugrahani, anak bungsu dari 4 bersaudara dan saya lahir dari keluarga Kristen. Saat ini saya sudah menikah, memiliki dua orang anak laki-laki dan saya berprofesi sebagai konsultan onkologi bedah kepala dan leher dokter spesialis THT.
Saya ingin menyaksikan penyertaan Tuhan Yesus di dalam perjalanan kehidupan saya. Dari kecil saya sudah dididik takut akan Tuhan oleh kedua orang tua saya yang pada waktu itu adalah penatua dari salah satu gereja lokal. Saat duduk di bangku SMP, bapak saya pernah bertanya apa cita-cita saya dan tanpa berpikir panjang saya langsung menjawab bahwa saya ingin menjadi seorang pendeta.
Bapak bertanya apa alasannya? Saya menjawab karena ingin melayani Tuhan. Bapak mengatakan bahwa melayani Tuhan tidak hanya dengan menjadi seorang pendeta saja, namun dapat dengan bidang pekerjaan lain seperti perawat, dokter atau tenaga medis lainnya, dan waktu itu saya hanya menyimpannya di dalam hati.
Sampai setelah lulus SMA, saya mencoba untuk mengambil tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan mengambil jurusan yang saya sukai. Namun Tuhan berkehendak lain, saya dinyatakan tidak lulus. Pada saat itu perasaan saya begitu kecewa kemudian bapak saya berkata kenapa kamu tidak mencoba mengambil kedokteran saja? Jujur saya begitu bingung karena pada saat itu pendaftaran sudah di tutup dan memang saya juga tidak tertarik sama sekali dengan bidang kedokteran.
Karena tidak ada pilihan lain saya terpaksa mendaftar di fakultas kedokteran pada salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Bandung. Setelah mengikuti tes seleksi dan hasil pengumuman keluar, ternyata saya diterima. Namun karena saya tidak berminat dengan ilmu kedokteran dan adanya shock culture karena saya berasal dari kota kecil, nilai saya pada semester 1 dan 2 begitu rendah bahkan sudah terancam drop out apabila IPK saya tidak mencapai batas minimal. Saya begitu sangat tertekan karena harus remedial terakhir yaitu kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan guru dengan maksud mempertinggi penguasaan bahan ajar, sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar yang nantinya berdampak baik.
Saya teringat ketika malam Tahun Baru di Bandung, ibu mengajak saya untuk berdoa bersama, saya katakan kepada Tuhan: “Tuhan, kalau Tuhan memang ingin menjadikan saya dokter, Tuhan pakai hidup saya untuk melayani-Mu sebagai seorang dokter.” Dan doa saya pun didengar Tuhan, saya akhirnya dapat lulus dalam remedial terakhir.
Sejak saat itu saya merasakan bahwa Tuhan memberikan hikmat dan menuntun saya untuk mencapai percepatan yang luar biasa. Tuhan Yesus menyatakan kebesaran-Nya, saya dapat menyelesaikan studi sampai lulus menjadi seorang dokter umum tanpa suatu hambatan. Ajaibnya sebelum lulus, saya sudah mendapat tawaran kerja di rumah sakit swasta yang terkenal di kota Pekanbaru.
Tuhan membuka jalan buat saya untuk terus dapat melanjutkan pendidikan spesialis yang di luar pikiran saya sendiri. Awalnya saya tidak berencana untuk melanjutkan ke spesialis THT, namun Tuhan menuntun dan membuka jalan hingga sampai ke sana. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu, demikianlah firman Tuhan. (Yesaya 55:8-9)
Bahkan dari sembilan peserta yang mendaftar hanya dua peserta yang diterima dan salah satunya adalah saya. Saya tidak mampu berbuat apapun tanpa Tuhan, saya percaya bahwa semua karena kasih karunia Tuhan Yesus buat saya. Tuhan terus beracara, Dia tidak pernah bekerja setengah-setengah, saat di semester terakhir Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) saya ditawarkan oleh konsulen untuk langsung mengambil pendidikan konsultan.
Selama dua tahun pendidikan konsultan mengharuskan saya untuk pulang-pergi meninggalkan suami dan anak. Hal ini bukan perkara yang mudah bagi saya. Saat itu saya berfokus untuk dapat menyelesaikan pendidikan saya dengan sebaik mungkin.
Saat yudisium, dari 15 orang yang akan dilantik, ada 3 orang yang dinyatakan belum layak di yudisium dengan alasan masih terlalu muda dari segi pengalaman kerja dan usia, dan saya adalah salah satu dari ketiga orang tersebut. Saya merasa tidak terima dan sempat protes kepada Tuhan serta berkata: “Bagaimana ini, saya sudah menyelesaikan semua persyaratan studi dangan baik, namun mengapa baru saat kelulusan saya baru tahu ada persyaratan seperti ini?”
Mujizat Tuhan terjadi. Ketika selesai melantik 12 orang tersebut, salah satu guru besar kami naik ke atas podium dan memanggil nama kami bertiga untuk di yudisium pada saat itu juga. Semua orang begitu kaget dengan keputusan profesor ini, namun saya percaya itu semua terjadi karena Tuhan, sungguh dahsyat.
Pada tahun 2019 setelah yudisium saya ditawarkan untuk bekerja kembali di RS Swasta di kota Pekanbaru dan dipercayakan memegang 3 grup RS secara bersamaan. Saat itu terjadi gesekan dalam rumah tangga saya, karena kesibukan, long distance marriage, komunikasi yang tidak baik, ego yang tinggi dari masing-masing kami sehingga membawa rumah tangga di ujung tanduk kehancuran hingga saya berpikir untuk mengakhirinya.
Dalam kondisi itu Tuhan Yesus mulai menegur dan menuntun saya. Saat sedang mengendarai mobil, saya melihat papan nama gereja di jalan. Saya ingat dulu sebelum menikah saya pernah beribadah di sana. Seolah Tuhan mengarahkan kepada saya untuk melihat ke gereja itu dan entah mengapa saya akhirnya mengajak suami untuk dapat beribadah bersama-sama di sana.
Suami saya biasanya selalu tertidur di gereja, namun untuk kali ini saya melihat dia dapat mengikuti ibadah dengan khusuk dari awal sampai akhirnya. Suatu hari ada pengumuman di gereja bahwa akan ada acara sepuluh hari malam pencurahan Roh Kudus untuk menyambut hari Pentakosta. Ada dorongan yang kuat dan kerinduan saya untuk dapat ikut pada acara itu sehingga kembali saya mengajak suami untuk hadir bersama.
Akhirnya saya bersama suami hadir dan duduk di atas balkon, saya tidak tahu kenapa pada saat firman Tuhan disampaikan dan saat doa pengurapan saya terus menangis tidak henti-hentinya. Saya baru mengerti sekarang bahwa saat itu saya sedang dilawat Tuhan dengan luar biasa, saya bahkan mendengar suara Tuhan yang mengatakan bahwa hati dan pikiran saya harus dapat berubah. Malam itu, saya bertobat dan merasakan damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk beribadah di BICC rayon 11, sekalipun kami belum mengenal siapa pun di sana.
Pada tahun 2020 saat pandemi kami juga mengikuti kembali malam pencurahan Roh Kudus onsite di gereja. Saat itulah kami dihampiri oleh salah satu pengerja di gereja dan memperkenalkan kami dengan bapak gembala, Ps. Ricky Nelson Tampubolon. Saya percaya ini adalah khairosnya Tuhan, kami dilayani dan merasa sangat diberkati.
Pada suatu malam jam 2 dini hari, saya terbangun dan mendengar seperti ada yang berkata ditelinga saya “Baptis“. Keesokan harinya saya berbicara kepada Ibu gembala, Ibu Maya Irana Pohe bahwa saya ingin dibaptis dan beliau langsung menyampaikan, bahwa hari Rabu, 15 Juli 2020 ada baptisan. Saya sungguh bersukacita, saya tidak takut sekalipun waktu itu masih pandemi, karena saya percaya ini adalah panggilan Tuhan atas hidup saya.
Sekalipun pada saat itu suami saya belum mau di baptis, namun dia sangat mendukung saya. Saya mengalami lahir baru dan memiliki hati yang haus dan lapar akan Firman Tuhan. Saya mengikuti talitakum tiap pagi, KOM 100, KOM 200 dan tergabung dalam COOL.
Puji Tuhan, Agustus 2021 suami saya mengalami kelahiran baru dan memberi diri untuk di baptis. Tuhan Yesus baik, rumah tangga kami terjadi rekonsiliasi ketika kami sama-sama fokus kepada Kristus, Tuhan Yesus memulihkan pernikahan kami. Saya percaya akan janji Tuhan dalam hidup saya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Saya tidak layak tetapi Tuhan Yesus yang melayakkan. Saya bersyukur diberikan otoritas sebagai anak Allah dan rekan sekerja-Nya. Melalui pekerjaan saya dapat menjadi seorang dokter yang melayani dan membawa jiwa-jiwa untuk dapat mengenal kasih Kristus. Saya semakin dibukakan bahwa inilah panggilan pelayanan saya. Tuhan Yesus baik buat saya, dalam setiap perjalanan hidup saya Dia setia, tidak pernah meninggalkan saya sampai detik ini.
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. (Roma 11:36) Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya, Haleluya, Amin.
Bertumbuh Harus Disengaja
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
BertumbuhHarusDisengaja.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala