Kesaksian
Jawab Yesus:
“Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga
akan dicabut dengan akar-akarnya. ”
Matius 15:13 TB
Berawal ketika saya berpergian untuk melihat-lihat rumah di daerah Bekasi, kebetulan saya mempunyai kerinduan untuk membelikan rumah untuk anak tertua saya (Faris). Pada saat itu saya tidak merasakan gejala apapun pada tubuh saya.
Sampai pada hari Kamis, 17 Juni 2021, saya mengendarai motor p...
Jawab Yesus:
“Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga
akan dicabut dengan akar-akarnya. ”
Matius 15:13 TB
Berawal ketika saya berpergian untuk melihat-lihat rumah di daerah Bekasi, kebetulan saya mempunyai kerinduan untuk membelikan rumah untuk anak tertua saya (Faris). Pada saat itu saya tidak merasakan gejala apapun pada tubuh saya.
Sampai pada hari Kamis, 17 Juni 2021, saya mengendarai motor pulang ke rumah dengan keadaan kehujanan. Dari situlah saya merasakan tubuh saya mulai tidak enak badan dengan gejala meriang, panas dingin, sakit kepala, tenggorokan sakit dan batuk.
Hari Jumatnya saya katakan pada istri dan anak-anak bahwa saya sedang sakit flu, pilek demam dan panas. Namun tidak berapa lama kemudian, anak saya yang pertama berkata bahwa ia sepertinya terkena flu juga dan merasakan gejala seperti yang saya alami.
Saya terkejut karena dalam waktu dua hari saja setelah saya merasakan sakit itu, anak saya yang kedua pun mulai merasakan gejala yang sama seperti kakaknya tersebut.
Awalnya saya berpikir bahwa penyakit yang kami alami adalah penyakit biasa saja, mungkin karena kelelahan fisik atau karena perubahan cuaca ekstrim yang menyebabkan kami sakit. Namun herannya penyakit tersebut tidak seperti biasa, keadaan kami pun semakin tidak membaik malahan semakin hari justru semakin parah. Kami merasakan mual seperti mau muntah, sakit kepala pusing yang tidak kunjung hilang dan indera penciuman kami pun mulai hilang, hingga berjalan sampai 5 hari lamanya.
Sampai kami berusaha untuk mencoba mencium minyak angin tetapi tidak tercium baunya; hanya terasa panasnya saja. Begitu juga mencium minyak kayu putih tidak terasa apapun; hanya terasa panas saja. Makan pun sudah tidak berasa sama sekali, rasa pedas, asin, manis dan aroma sudah tidak lagi kami rasakan.
Setelah seminggu berjalan, sakit yang kami alami masih juga tidak membaik. Pada akhirnya sayapun berinisiatif untuk menghubungi dokter. Ia meminta videocall lewat whatsapp. Ketika dokter tersebut memperhatikan keadaan kami, ia curiga apabila kami sekeluarga sudah terjangkit Virus COVID-19. Pernyataan dokter tersebut sungguh mengejutkan kami.
Dokter berkata kepada kami, bahwa ia akan datang keesokan harinya pada hari Jumat 25 Juni 2021 sekitar pukul 4 sore. Dokter mulai memeriksa keadaan kami dan sangat terkejut. Beliau berkata kepada saya bahwa ia akan segera kembali pada pukul 7 malam untuk memeriksa keadaan kami dengan lebih detail dengan membawa perlengkapan sekaligus tes Swab antigen, karena pengalamannya yang sudah banyak menangani kasus COVID-19.
Pada malam harinya, setelah dites kami sangat terkejut dan sekaligus merasa kuatir karena dokter mengatakan bahwa hasil Swab antigen menyatakan kami sekeluarga, berempat saya, istri (Sri Supadmi) dan kedua anak saya (Faris dan Elsya) dipastikan sudah positif COVID-19.
Secara manusia saya sangat takut dan terpukul, namun sebagai kepala keluarga saya harus tetap dapat memberikan motivasi kekuatan bagi keluarga saya dengan harapan keadaan mereka tidak semakin lemah.
Malam harinya, saya langsung memberitahukan keadaan kami sekeluarga kepada Gembala Rayon tempat saya melayani sebagai pelayan sepenuh waktu di Rayon 1D di bawah pembinaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, sekaligus memberitahukan juga kepada Ka. BPD GBI DKI Jakarta untuk dukungan doa bagi saya dan keluarga.
Dengan mengikuti arahan dari Gembala Rayon 1D, kami memeriksakan diri lebih lanjut dengan mengunakan metode tes PCR untuk mengetahui hasil yang lebih akurat. Tiga hari kemudian kami baru memeriksa ke laboratorium dengan harapan hasil sebelumnya ada kesalahan. Namun harapan kami pupus ketika keesokan harinya hasil tes PCR keluar dan kami sekeluarga dinyatakan positif COVID-19.
Dampak dari terpapar COVID-19 membuat kami menjadi takut seperti ingin mati rasanya. Tubuh kami terasa sangat lemah, makan dan minum sudah tidak enak. Rasa cemas apabila hendak tidur karena perasaan takut dan kuatir; apakah esok harinya masih dapat bangun atau tidak.
Namun saya dan keluarga teringat akan Firman Tuhan yang tertulis di Amsal 17:22,
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”
Kami mulai memikirkan hal-hal yang positif. Melakukan isolasi mandiri, banyak makan; sekalipun terasa tidak enak. Banyak dukungan doa dan bantuan makanan dari saudara-saudara seiman selama kami melakukan isolasi mandiri.
Dalam masa perhentian tersebut, ada pengalaman saya yang tidak terlupakan. Saya diingatkan untuk berdoa sebagai Imam, saya harus bertanggung jawab pada Tuhan atas keluarga saya dan terus melakukan peperangan rohani. Kami sekeluarga mulai membangun mezbah doa dan masuk hadirat Tuhan lebih lagi.
Dalam Hadirat Tuhan dan peperangan rohani, saya diberi penglihatan oleh Tuhan dengan jelas ada dua peti mati warna emas. Saya berpikir saat itu pasti ada dua orang dari anggota keluarga saya yang akan pulang ke rumah Bapa. Saya pun berkata kepada Tuhan; apabila hanya dua, saya tidak mau, saya katakan harus empat. Namun saat itu seakan tidak ada jawaban apapun. Saat itu saya mulai bangkit dan berdoa sungguh-sungguh. Saya mendapat pengertian bahwa peti tersebut bukan milik kami.
Kami sangat bersyukur karena bebas dari maut atas keselamatan yang Tuhan berikan. Kami semakin tekun untuk masuk di dalam doa dan penyembahan, Tuhan katakan 4 (empat) hal dengan kuat kepada saya:
Kami sekeluarga semakin sungguh-sungguh berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, membaca Alkitab dan masuk Menara Doa Online (APT).
Waktu pun terus berlalu dengan anugerah Tuhan, setelah isolasi mandiri selama 2 bulan penuh, kami melakukan test PCR kembali dan hasilnya negatif. Puji Tuhan, Tuhan Yesus telah menyembuhkan kami sekeluarga dengan sempurna. Tuhan Yesus baik, sungguh hadirat-Nya membawa kesembuhan. Amin.
Bolehkah Orang Kristen Berutang
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
BolehkahOrangKristenBerutang.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala