Renungan Khusus
“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”
(Matius 24:27)
Pengertian bahwa gerakan Pentakosta Ketiga adalah gerakan yang menyebar dari timur ke barat memang diucapkan oleh Rev. Cindy...
“Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”
(Matius 24:27)
Pengertian bahwa gerakan Pentakosta Ketiga adalah gerakan yang menyebar dari timur ke barat memang diucapkan oleh Rev. Cindy Jacobs pada Empowered21 Asia Congress Fire and Glory, Juli 2018 di SICC, namun sebenarnya pengertian ini lahir dari suatu konsep Alkitab yang diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Ada 2 alasan yang mendasar, di mana kita dapat menyetujui dan menganggap bahwa faham ini adalah Alkitabiah.
Alasan Alkitabiah
Di dalam Alkitab seringkali kita melihat pola seperti ini: yang bungsu menggantikan yang sulung. Di dalam kitab Kejadian kita melihat bagaimana Ishak yang meskipun secara jasmani adalah adik dari Ismail, tetapi dia menggantikan posisi Ismail sebagai yang sulung dalam rencana keselamatan Allah, demikian pula dengan Esau dan Yakub.
Di dalam Perjanjian Baru, Yesus berkata dalam Matius 19:30 dan Matius 20:16 bahwa yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu. Ini berbicara mengenai bangsa Yahudi sebagai yang pertama diberikan keselamatan namun karena kekerasan hati sebagian besar dari mereka, maka keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa lain terlebih dahulu.
Paulus pun menjelaskan lebih lanjut konsep itu di dalam Roma 11:12,
“Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.”
Di dalam sejarah gereja, secara historik trend penyebaran Injil sejak perjalanan Paulus menyeberang ke Makedonia di Kisah Para Rasul 16 ialah ke arah barat. Mulai dari Asia kecil (Anatolia; negara Turki sekarang) menyeberang masuk ke benua Eropa di tanah Yunani, menyeberang ke Roma dan semenanjung Italia akhirnya menyebar ke seluruh benua Eropa, baik barat sampai ke timur dan kemudian di abad pertengahan melalui penjelajahan para petualang seperti Christoper Colombus, Vasco Da Gama, Magelan dan lain-lain. Injil menyeberang ke benua baru yaitu Amerika. Mulai dari penghujung abad ke-19 ketika misionaris dari Amerika mulai menyeberang ke benua Asia dan Afrika hingga lengkaplah putaran Injil mengitari belahan bumi.
Ahli-ahli sejarah gereja dan para pendoa syafaat sering bertanya-tanya mengapa Roh Kudus tidak mengijinkan Paulus untuk menyeberang ke Asia di kitab Kisah Para Rasul 16:16,
“Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.”
Kesimpulan umum yang didapat ialah pada waktu itu tanah Eropa lebih mudah untuk dimenangkan. Benua Asia (Asia kecil pada khususnya namun benua Asia secara luas pada umumnya) lebih sulit untuk menerima Injil karena banyaknya ‘raksasa-raksasa’ yang masih bercokol kuat di sana (ideologi, kepercayaan, agama dan tradisi yang membentuk peradaban di Asia Tengah dan Timur jauh).
Hal ini bukan berarti tidak adanya usaha misi ke arah benua Asia. Rasul Tomas murid Tuhan Yesus dapat memberitakan Injil sampai Keralla, India dan ada spekulasi kuat bahwa murid-murid rasul Tomas berhasil mencapai pulau Sumatera pada abad ke-5 pada masa kerajaan Sriwijaya. Namun pada umumya benih Injil tidak bisa berkembang pesat karena tanah benua Asia belum subur pada waktu itu. Sebaliknya tanah Eropa siap untuk ditaburi dengan Injil karena pada dasarnya hanya memiliki satu lawan yang tangguh yaitu kekaisaran Romawi.
Setelah bergumul selama 3 abad akhirnya kekaisaran Romawi yang perkasa runtuh dan kekristenan menjadi pengaruh kuat yang membentuk sejarah dan peradaban benua Eropa terutama Eropa Barat. Apalagi ditambah dengan sejarah reformasi ‘Rennaisance’, dan transformasi ilmu pengetahuan Eropa yang membuat perjumpaan antara Barat dan Timur mulai dari abad ke-17 berhasil menunjukkan ‘superioritas’ peradaban Kristiani terhadap peradaban yang lain. Hal ini seringkali dipandang dengan rasa kepahitan dan penolakan oleh semangat nasionalisme negara-negara di Asia.
Pada dasarnya tidak ada negara yang mau dijajah dan ditaklukkan oleh negara lain. Namun pertanyaan yang harus ditanyakan adalah bagaimana negara-negara Eropa yang 150 tahun sebelumnya berada dalam posisi di bawah negara-negara Asia? Mungkin Tuhan di dalam kemahatahuan dan kedaulatannya memakai peristiwa yang kurang mengenakkan ini untuk meruntuhkan ‘orang-orang kuat’ yang menguasai benua Asia. Jika kita melihat alinea berikutnya sejarah modernisasi peradaban-peradaban besar di Asia (India, China dan Jepang) dan juga pada skala kecil negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Korea dan Vietnam mereka ‘dipaksa’ untuk menerima peradaban barat yang banyak mengandung unsur kristiani (supremasi hukum, nilai individual yang berharga, keluarga monogamis, pasar bebas, kapitalisme, ilmu pengetahuan dan teknologi).
Banyak di antara mereka ingin menjadi maju seperti bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika tetapi mereka menolak iman Kristiani yang merupakan jiwa dan unsur yang membuat peradaban barat maju melebihi peradaban lainnya. Negara Jepang adalah contoh kasus nomor satu. mereka menerima sepenuhnya unsur-unsur modernisasi peradaban barat tetapi menolak nilai-nilai kekristenan sehingga negara Jepang menjadi negara fasis, terutama di benua Asia. Militarisme Jepang membawa malapetaka bagi seluruh benua Asia dan berkulminasi di dalam kehancuran kekaisaran Jepang. Hal ini ditandai oleh pemboman Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di Asia dan Eropa mulai mendapatkan kemerdekaan secara politik dan bersamaan dengan itu terjadi suatu musim baru di dalam sejarah penyebaran Injil di belahan bumi Timur. Dimulai dengan pertumbuhan gereja di Korea Selatan, RRC (pasca 1949) dan juga Indonesia sendiri.
Alasan Praktikal
Pasca Perang Dunia II, negara-negara Asia mengalami pertumbuhan penduduk, kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat signifikan. Sebuah studi dilakukan pada tahun 1946 yang mencoba membayangkan dua negara mana sajakah di Asia dan Afrika yang akan menjadi negara maju di tahun 1996. Studi itu menunjukkan bahwa India dan Kenya akan menjadi negara maju tahun 1996 dikarenakan faktor penguasaan bahasa Inggris (Kenya dan India) adalah bagian dari persemakmuran Inggris Raya dan keadaan infrastruktur yang relatif tidak tersentuh kehancuran di Perang Dunia II. Menurut studi yang sama dua negara yang menjadi paling tertinggal adalah Korea Selatan dan Jepang, karena merekalah dua negara yang paling mengalami penderitaan akibat Perang Dunia II. Kenyataan membuktikan bahwa 50 tahun kemudian (1996), kemajuan Jepang dan Korea Selatan jauh melebihi Kenya dan India. Ini menunjukkan bahwa terjadi suatu shift yang luar biasa di dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan ke arah Asia Timur; dan bersama dengan itu tingkat kemakmuran juga bertambah.
Negara-negara seperti India dan RRC juga memimpin dunia di dalam bidang pertumbuhan penduduk. Dua negara itu saja (India 1,1 milyar dan RRC 1,4 milyar) sudah melebihi dari sepertiga penduduk dunia. Di dalam kitab Yunus 4:10-11 dikatakan bahwa Allah amat memperdulikan nasib kota Niniwe yang berjumlah lebih dari 120.000 orang. Benua Asia mencakup 2/3 penduduk dunia, dan 2/3 kekuatan ekonomi dunia. Prinsip yang sama juga berlaku bagaimana mungkin Tuhan tidak peduli pada keselamatan 2/3 penduduk dunia.
Di dalam Yohanes 2 kita melihat perumpamaan Tuhan Yesus dalam mengubah air menjadi anggur. Di dalam peristiwa itu pemimpin pesta mengatakan bahwa Engkau menyimpan anggur yang terbaik sampai ke akhir pesta (saving the best for last). Inilah juga yang akan terjadi pada akhir zaman. Allah menyiapkan kegerakan roh-Nya yang terbesar dan terakhir dimulai dari benua timur; secara spesifik dari Indonesia. Gerakan ini akan mempengaruhi negara-negara besar di Asia Timur dan akan bergerak ke barat dan juga akan memberikan kesempatan yang ketiga dan yang terakhir untuk benua Eropa dan akan diselesaikan di pintu gerbang Yerusalem di mana bangsa Yahudi kembali diberi kesempatan untuk megakui Yesus adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Seperti kilat yang menyambar dari timur ke barat demikianlah juga gerakan Pentakosta Ketiga yang akan menyongsong kembali datangnya Anak Manusia. (AL)
Kesaksian
“Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah pujianku!”
Yeremia 17:14
Perkenalkan nama saya Sri Lestari, 53 tahun, asal Sukoharjo. Sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2010 saya mengalami kecelakaan sepeda dalam perjalanan pulang ke rumah usai mengikuti acara gereja di Boyolali. Entah mengapa tiba-tiba sepeda...
“Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah pujianku!”
Yeremia 17:14
Perkenalkan nama saya Sri Lestari, 53 tahun, asal Sukoharjo. Sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2010 saya mengalami kecelakaan sepeda dalam perjalanan pulang ke rumah usai mengikuti acara gereja di Boyolali. Entah mengapa tiba-tiba sepeda yang saya kendarai oleng dan hilang keseimbangan. Saya jatuh, dan tidak sadarkan diri. Beberapa orang yang melihat peristiwa itu segera menolong dan membawa saya ke rumah sakit terdekat di Boyolali.
Setelah siuman saya tidak bisa menggerakkan beberapa anggota tubuh saya. Terus terang dalam hati timbul rasa panik dan kuatir. Setelah menjalani pemeriksaan diketahui kalau saya mengalami gejala stroke. Saya mengalami penyumbatan pembuluh darah karena kadar kolesterol yang tinggi. Hal itu mengakibatkan badan sebelah kiri saya tidak bisa bergerak. Setelah berbagai usaha pengobatan dan perawatan di rumah sakit puji Tuhan akhirnya saya kembali pulih.
Namun pada 13 Agustus 2017 untuk yang kedua kalinya saya kembali mengalami serangan stroke dengan kondisi bola mata saya berbalik ke arah yang tidak normal. Selain itu saya tidak bisa berbicara, dan separuh badan sebelah kiri saya mati rasa. Saya sama sekali tidak dapat merasakan dan menggerakkan anggota tubuh saya sebelah kiri.
Saat itu banyak pertanyaan yang melintas dalam pikiran saya. Saya takut sekali, mengapa bisa seperti ini? Saya mulai berpikir apakah saya bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa, apakah saya akan menyusahkan banyak orang terutama anak dan saudara-saudara saya? Saat itu saya hanya bisa berharap kepada Tuhan, saya percaya Tuhan Yesus sanggup melakukan pemulihan dan kesembuhan.
Saya kembali menjalani perawatan di rumah sakit selama 5 hari dan seiring dengan berjalannya waktu saya terus berusaha mengupayakan untuk dapat sembuh dengan melakukan terapi, mulai dari belajar jalan dan juga bicara.
Saya sering dikuatkan oleh acara “Mujizat itu Nyata” setiap hari minggu pagi di RCTI. Sepanjang penantian itu saya hanya berdoa dan memuji Tuhan. Saya katakan kepada Tuhan, “Tuhan… tolong sembuhkan dan pulihkan saya.” Saya terus berdoa, memuji dan juga menyembah Tuhan.
Hingga suatu waktu, Pendeta di gereja saya memberitahukan bahwa akan ada KKR Healing Movement Crusade di Lapangan Gelora Merdeka, Sukoharjo. Waktu mendengar hal itu saya sangat bersukacita, seperti Tuhan mendengar seruan doa saya. Saya sangat antusias untuk bisa mengikuti ibadah KKR ini.
Hari itu pun tiba, saya diantar oleh anak dan 3 saudara saya. Ketika saya didoakan oleh tim dari KKR saat itu, Tuhan menjamah saya. Saya seperti merasakan ada urapan dan kekuatan datang dalam diri saya. Kekuatan ini lebih besar dari kekuatan saya dan semakin bertambah sampai akhirnya saya mengalami kesembuhan dan saya dapat berjalan kembali. Saya tidak lagi membutuhkan tongkat untuk menyangga tubuh saya.
Saya sangat bersukacita dan bersyukur karena Tuhanku luar biasa. Dia adalah pemberi mujizat dan Dia jugalah yang memulihkan seluruh keberadaan tubuh saya sehingga saya dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Haleluya, sekarang saya sudah sembuh, Tuhan Yesus baik!
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala