Renungan Khusus
Kemerosotan moral yang terjadi di dunia sudah begitu meluas di berbagai bidang dan kalangan. Dalam era post-modern dan post-truth ini kebenaran menjadi sangat bias dan standar moral sudah hampir mencapai titik terendah dalam sepanjang sejarah umat manusia. Dalam kondisi seperti ini seharusnya Gereja Tuhan menunjukkan identitasnya sebagai ‘garam’ dan ‘terang’ dunia, yang tidak terpengaruh oleh k...
Kemerosotan moral yang terjadi di dunia sudah begitu meluas di berbagai bidang dan kalangan. Dalam era post-modern dan post-truth ini kebenaran menjadi sangat bias dan standar moral sudah hampir mencapai titik terendah dalam sepanjang sejarah umat manusia. Dalam kondisi seperti ini seharusnya Gereja Tuhan menunjukkan identitasnya sebagai ‘garam’ dan ‘terang’ dunia, yang tidak terpengaruh oleh keadaan di sekelilingnya bahkan seharusnya bisa mempengaruhi keadaan di sekitarnya. Sebagai ‘garam’ gereja harus memberikan ‘rasa’ dan sebagai ‘terang’ gereja seharusnya mampu menerangi kegelapan yang terjadi. Tetapi sangat disayangkan, banyak Gereja Tuhan tidak berhasil menjadi garam dan terang dunia.
George Barna pernah menyatakan, “Setiap hari, gereja semakin menjadi seperti dunia yang semestinya harus diubahnya.” Survey yang dilakukan oleh Bilangan Research Center mengatakan bahwa ada 11,2% remaja yang mulai berhenti datang ke gereja karena merasakan banyaknya kepura-puraan dalam gereja.1 Untuk itu, Gereja Tuhan harus berubah seperti yang dikehendaki Sang Kepala Gereja, Tuhan Yesus Kristus.
BAGAIMANA GEREJA BISA MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA?
French Arrington menjelaskan tentang hakikat Gereja, “Sebagai ciptaan Allah yang khusus, gereja ikut serta dalam hakikat ilahi dan sifatnya yang sudah diubah”.2 Gereja harus hidup di dalam pola hidup yang ilahi (tidak menjadi serupa dengan dunia) dan mengalami perubahan yang nyata (“paradigma yang baru”).
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Roma 12:2
Menjadi serupa (Yunani = suschēmatizō) dengan dunia artinya memiliki pola/gaya hidup yang sama dengan orang-orang yang tidak percaya yaitu pola hidup dalam dosa yang menuju kepada kebinasaan.3
Tuhan menghendaki setiap umat-Nya mengalami perubahan dari pola hidup dalam dosa menjadi pola hidup dalam Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6:33), dan pada akhirnya menjadi serupa dengan Kristus. (Roma 8:29; 2 Korintus 3:18; 1 Yohanes 2:6)
Iman kepada Kristus yang membawa keselamatan dibuktikan dengan perbuatan iman yang nyata yaitu terjadinya perubahan. (Yakobus 2:17,18)
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang menyeluruh (Inggris = transform, Yunani = metamorphoō) dan perubahan yang terjadi dari dalam ke luar (inside out) seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Hal ini dapat kita mengerti melalui kehidupan di alam yang Tuhan berikan sebagai contoh:
BAGAIMANA GEREJA BISA MENGALAMI PERUBAHAN?
Pada awalnya perubahan ini tidak terjadi karena kemauan dan usaha manusia, melainkan oleh kuasa kematian dan kebangkitan Kristus serta pekerjaan Roh Kudus yang dialami oleh orang tersebut.
“pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”
Titus 3:5
Hanya mereka yang ada dalam Kristus yang akan mengalami perubahan secara menyeluruh seperti ini (2 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”)
Berikutnya, Gereja harus mengalami proses perubahan yang terus menerus di sepanjang kehidupannya.
Kolose 3:9b-10 berkata,
“… karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
Perubahan ilahi di awal yang mentransformasi kehidupan orang percaya akan mengakibatkan terjadinya proses perubahan yang terus menerus sampai mencapai keserupaan dengan Kristus. Roma 12:2 dalam terjemahan International Standar Version memperjelas hal ini,
“Do not be conformed to this world, but continually be transformed by the renewing of your minds so that you may be able to determine what God's will is-what is proper, pleasing, and perfect.”
Kata “continually be transformed” artinya secara terus menerus diubah, terjadi perubahan yang berkesinambungan sepanjang kehidupan orang percaya tersebut. Jadi perubahan besar yang dialami orang percaya sebagai akibat dari karya Kristus dan Roh Kudus, harus diikuti dengan proses perubahan yang terus-menerus terjadi setiap hari di sepanjang kehidupannya.
Jangan meremehkan perubahan yang dianggap kecil ketika ini merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk pemulihan kita. Kita harus menghargai setiap perubahan itu supaya kita semakin serupa dengan Kristus. Setialah pada proses yang Tuhan ijinkan terjadi. Berubah adalah tanggung jawab dari setiap orang percaya dan Roh Kudus memberi kemampuan kepada kita untuk melakukannya.
BAGAIMANA GEREJA BISA MENGALAMI PERUBAHAN TERUS MENERUS?
Proses perubahan yang terus menerus ini terjadi ketika orang percaya tersebut masuk dalam keintiman dengan Tuhan di dalam kehidupannya setiap hari. Melalui Firman dan doa, maka proses perubahan ini akan terjadi. Proses perubahan melalui Firman Tuhan dijelaskan dalam 2 Timotius 3:16,
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Segala yang diilhamkan Allah adalah Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab yang akan mengajar (membuka pengertian yang memampukan orang percaya mengenal Allah dan mengerti kehendak-Nya), menyatakan kesalahan (membuat orang percaya menyadari dosa yang harus dibereskannya di hadapan Tuhan, bahkan dosa yang tersembunyi sekalipun), memperbaiki kelakuan (menyelaraskan kembali pola/gaya hidupnya dengan pola hidup Kerajaan Allah dan kebenarannya) dan mendidik dalam kebenaran (menjaga jalan hidup orang percaya sesuai dengan panggilan dan kehendak Tuhan).
Proses perubahan melalui doa dinyatakan dalam Matius 11:28-29,
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”
Perkataan Tuhan Yesus ini mengajarkan bahwa inti doa adalah datang kepada-Nya dan belajar pada kelemahlembutan dan kerendahan hati-Nya yang akan mengubah karakter kita menjadi sama dengan karakter Kristus. Doa bukanlah sekedar menyampaikan permintaan dan kebutuhan, tetapi lebih dari itu doa adalah persekutuan yang intim dengan Tuhan yang akan membawa perubahan karakter bagi orang tersebut. Manusia akan berubah menjadi seperti apa yang disembahnya. (Mazmur 115:4-8)
Bahkan dalam Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13), Tuhan Yesus mengajar untuk meminta kehendak Bapa Sorgawi terjadi di bumi (dalam kehidupan kita) seperti di sorga. Artinya ada perubahan dari pola/gaya hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan menjadi selaras dengan kehendak-Nya.
“Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya” mengubah pola hidup tamak dan cinta hal-hal duniawi menjadi pola hidup sederhana dan cinta hal-hal yang rohani.
“Ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” membawa perubahan pola hidup dalam kemarahan dan dendam menjadi pola hidup yang mengampuni dan memberkati.
Melalui Firman dan doa yang merupakan persekutuan dan keintiman pribadi dengan Tuhan Yesus bukan saja akan terjadi perubahan dalam karakter orang percaya, tetapi juga orang percaya tersebut akan menghasilkan buah seperti yang dikehendaki Tuhan.
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Yohanes 15:5,8
Melalui buah yang dihasilkan orang percaya, Bapa dipermuliakan dan nama-Nya dimasyhurkan. Amin. (BM)
Kesaksian
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pengkotbah 3:11
Tahun 2009 merupakan tahun yang sangat berkesan bagi kami. Saat itu adalah awal sebuah perjalanan yang baru dalam rumah tangga kami. Keluarga kecil Teddi dan Mer yang sedang mulai kami bangun.
Desember 2009, saya dan Mer san...
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pengkotbah 3:11
Tahun 2009 merupakan tahun yang sangat berkesan bagi kami. Saat itu adalah awal sebuah perjalanan yang baru dalam rumah tangga kami. Keluarga kecil Teddi dan Mer yang sedang mulai kami bangun.
Desember 2009, saya dan Mer sangat bersukacita ketika mengetahui bahwa hasil tes kehamilannya positif. Kami akan segera mempunyai anak. Kedua orang tua kami pun sangat bahagia mendengarnya. Hari demi hari kami tunggu kelahiran anak kami.
Namun cerita kebahagiaan itu seolah sirna pada bulan Maret 2010. Mer mengalami keguguran. Kami sekeluarga bersedih dan berharap ada mujizat pertolongan Tuhan. Kami menangis berdua dan seolah hal ini tidak dapat kami terima.
Saat itu saya telah menjadi pelayan jemaat di salah satu gereja yang bernaung di bawah Pak Niko. Dan kami selalu mengingat ada satu lagu yang sedang booming waktu itu, yang sangat memberkati kami. Saat itu Pak Niko menaikkan satu pujian bagi Tuhan:
Apapun yang terjadi di dalam hidupku,
selalu ku berkata Tuhan Yesus baik...
dalam segala hal yang terjadi,
tetap ku berkata; Tuhan Yesus baik.
Kami selalu perkatakan bahwa Tuhan Yesus itu baik dan iman kami bangkit. Sambil menangis di setiap jam doa, kami tetap bersyukur atas apa yang terjadi. Dan Tuhan Yesus baik. Dan Puji Tuhan kami dapat melewati ujian iman kami.
Hingga beberapa tahun, kami menantikan seorang anak, namun tidak terjadi. Kami tetap berdoa setiap malam. Banyak orang mulai bertanya: "Kapan punya anak?" Dan itu mengintimidasi kami. Terutama bagi Mer, terkadang dia menangis setelah orang menanyakannya. Iman kami mulai goyah. Namun banyak pihak menguatkan kami, kelompok COOL, gereja lokal, bahkan gembala kami. Mereka banyak memberikan kekuatan.
Kami mulai mencoba berbagai hal agar Mer bisa hamil kembali. Kami berusaha dengan kekuatan kami sendiri. Kami mengecek kondisi sel telur dan sperma kami, dan ternyata dalam kondisi yang baik. Kami juga mendengar perkataan teman bahwa ada terapi akupuntur untuk fertilitas. Kami mencoba di Depok dan itu sangat sakit, sehingga saya menyerah kepada Tuhan. Saya tidak mau akupuntur lagi dan saya berserah kepada kebesaran Tuhan, serta percaya akan mujizat-Nya.
Tahun demi tahun berlalu hingga 2016. Bulan Juni 2016 kami mengetes kehamilan Mer dan hasilnya Mer sedang mengandung. HALELUYA... Kami sangat bersukacita dan bersyukur. Kami pergi ke dokter yang lain, yaitu dokter yang merawat Mer waktu pertama kali hamil. Dokter tersebut menceritakan bahwa Mer memiliki rahim yang bercabang. Ini memungkinkan membuat janin bisa tidak berkembang.
Hal ini membuat kami panik dan keadaannya Mer telah mengandung. Kami berdoa tiada henti meminta pertolongan Tuhan. Namun doa bukan hanya berbicara tentang kemampuan Tuhan. Tapi berbicara juga tentang kehendak Tuhan. Dan Tuhan berkehendak lain. Pada usia 5 mingggu keadaan janin tidak berkembang dan akhirnya keguguran lagi pada tanggal 31 Juli 2016. Di situ kami sudah berdoa dan tumpang tangan. Dan di situ kami down. Ini sudah dua kali kejadian seperti ini.
Kami tidak sanggup melewatinya dan kami kecewa dengan keadaan kami. Apalagi kami sempat mendapat nubuatan bahwa isteri saya akan melahirkan seorang anak laki laki. Puji Tuhan kami memiliki komunitas yang baik. Sekali lagi lingkungan kami COOL dan gembala lokal terus menguatkan kami: "Ayo berdoa sekali lagi!" Kami sama sama berdoa dan berserah pada Tuhan. Akhirnya iman kami bangkit. Kita terus berdoa dan semangat dalam Tuhan.
Di tahun yang sama Desember 2016, Mer mengalami kehamilan yang ketiga. Wow cepat sekali jawaban Tuhan. Dulu 6 tahun menunggu baru ada kehamilan kedua. Dan sekarang baru 5 bulan sudah hamil kembali. Ini adalah mujizat. Namun intimidasi iblis sangat kuat. Kehamilan ketiga ini adalah kehamilan yang sama dalam kondisi rahim yang bercabang. Apakah bisa selamat? Apakah bisa lahir sempurna? Iblis boleh mengintimidasi, namun kita punya Tuhan yang besar. Saya percaya Tuhan akan bekerja dalam kehamilan Mer yang ketiga.
Intimidasi yang kami alam tak berhenti, hingga Mer mengalami flek di akhir Desember 2016. Kami sudah hilang pengharapan. Kami mengecek ke dokter senior pada bulan Januari 2017. Memang rahim masih dalam kondisi bercabang. Namun kondisi janin stabil. Kami berdoa mengharapkan janji Tuhan. Tuhan Yesus baik dan ajaib. Bayi kami berhasil melewati di triwulan pertama. Triwulan kedua juga masih bertahan, dan sungguh dahsyat; pada tanggal 17 Agustus 2017 anak kami yang pertama lahir; seorang laki laki. Tepat seperti nubuatan Hamba Tuhan dan anak itu lahir dari Mujizat Tuhan. Dan saat itu visi gereja kami adalah generasi Yeremia. Dan Yeremia Miracle sudah lahir untuk menggenapi janji Tuhan.
Tak berhenti sampai di sini. Mujizat Tuhan terus mengalir. Anak kedua kami pun lahir di tahun 2019. Seorang perempuan. Keluarga kami menjadi lengkap dan luar biasa. Anak ini pun lahir dalam kondisi rahim yang bercabang. Sungguh suatu mujizat Tuhan yang besar yang kami terima. Tuhan Yesus baik. Dalam segala hal yang terjadi, percayailah kuasa Tuhan. Haleluyah...
Keterasingan di Dunia Digital
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
KeterasingandiDuniaDigital.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala