Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang,
dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak."
Amsal 24:6
Belajar dari Evan Spiegel, CEO Snapchat
Evan Thomas Spiegel adalah CEO Snapchat, aplikasi populer yang memungkinkan pengguna mengirim gambar yang otomatis terhapus setelah waktu tertentu. Namun, tahukah Anda bahwa di balik kesuksesannya, Spiegel tidak bekerja seorang diri? Ada tim solid beranggotakan 35 orang yang mendukungnya. Bobby Murphy, rekannya, bertugas dalam pemrograman yang membuat Snapchat semakin menarik. Ada juga Jeremy Liew yang menyuntikkan dana untuk pengembangan Snapchat.
Pentingnya Tim yang Solid
Spiegel tidak sendirian. Ia didukung oleh tim yang solid yang berperan penting dalam kesuksesan Snapchat. Amsal 24:6 menekankan pentingnya penasihat yang banyak dalam meraih kemenangan. Dalam konteks modern, ini berarti memiliki tim yang kuat dan ahli di berbagai bidang.
Apakah kamu sudah mengelilingi diri dengan orang-orang yang takut akan Tuhan, memiliki integritas, wawasan luas, dan kaya akan informasi? Baik di tempat kerja maupun di gereja, kita membutuhkan rekan-rekan yang bisa diajak bekerja sama dan memberikan masukan yang benar sesuai dengan firman Tuhan.
Manfaat Penasihat yang Banyak
Dengan memiliki banyak penasihat, peluang untuk memperoleh kemenangan semakin besar. Temukanlah orang-orang berkualitas dan bekerjalah dengan mereka. Saling melengkapi dan mengisi kekurangan akan membantu mencapai tujuan lebih cepat dan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
Semakin banyak penasihat yang kamu miliki, semakin besar peluangmu untuk meraih kesuksesan. Kelilingi dirimu dengan orang-orang berkualitas, dan hidupmu akan terus naik ke atas. Tuhan akan memampukan kita! (MA)
"We are good enough as individual,
but would become better if we blend with the right people."
Ruang Marketplace
"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjuk kan kepadamu."
Kejadian 12:1
Sesuatu yang pasti di bumi ini adalah ketidakpastian itu sendiri, demikianlah pernyataan Albert Einstein, seorang fisikawan terkenal abad ke-20, peraih penghargaan Nobel bidang fisika. Ketidakpastian adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan tiap orang. Bahkan, ketidakpastian merupakan salah satu dari beberapa situasi terbaik. Berangkat dari sebuah ketidakpastian, manusia mulai memetakan situasi hidupnya dan berusaha melakukan pendekatan ke arah kepastian. Perlahan-lahan menjadi lebih pasti dan semakin pasti lagi dengan berbagai penyempurnaan.
Meski ketidakpastian memiliki level severity (tingkat keparahan) tertentu, tetap saja sebuah ketidakpastian melahirkan ketidaknyamanan dan keresahan. Ketidakpastian dalam aktivitas marketplace misalnya, sebut saja ketika melakukan transaksi bisnis, di mana kita mengalami ketidakpastian dari penyelesaian invoice atau giro pembayaran dalam sebuah proyek pekerjaan, atau ketika kita sedang menunggu kedatangan barang yang tak pasti, di mana barang tersebut harus segera dipakai menjadi bahan baku produk yang sudah dimintakan pengirimannya oleh konsumen.
Keduanya adalah contoh ketidakpastian yang levelnya relatif bisa diantisipasi dan dikendalikan dengan beberapa konsolidasi internal. Namun, ada kalanya ketidakpastian mencapai level tertinggi dari severity-nya, seperti terjadinya pandemi global, bencana alam yang berskala besar, kelaparan yang hebat, perang dunia atau krisis ekonomi global. Harus kita akui bersama bahwa ketidakpastian yang begitu parah, membuat situasi tidak kondusif bagi dunia marketplace, karena tantangannya yang begitu hebat.
Di sisi yang lain, ketidakpastian dalam berbagai level severity adalah lingkungan yang membuat iman kita dapat bertumbuh dengan subur. Itulah sebabnya mengapa Tuhan memanggil Abraham (Abram), bapa orang beriman, untuk keluar dari comfort zone. Ia dipanggil keluar untuk menapaki jalur ketidakpastian, karena Tuhan memiliki rencana agung baginya, yaitu menjadikan keturunan Abraham bangsa yang besar, membuat namanya masyur dan Abraham akan menjadi berkat.
Ketika hari-hari yang kita hadapi sekarang penuh dengan ketidakpastian, ada 3 (tiga) hal penting yang perlu kita perhatikan untuk dapat menghadapinya dengan baik:
1. Menghadapi KENYATAAN KETIDAKPASTIAN
Sadari bahwa sebenarnya, ketidakpastian adalah ‘tanah’ yang subur bagi bertumbuhnya iman dan pengharapan. Kita tidak mungkin menghilangkan tanah atau media tanam bagi tumbuhan yang akan bertumbuh, karena di dalam tanah terdapat banyak unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Demikian pula halnya orang-orang percaya, membutuhkan lingkungan yang subur agar iman tetap bertumbuh. Lingkungan itu bernama 'ketidakpastian'. Tuhan tidak akan menghilangkan lingkungan yang subur bagi pertumbuhan iman kita tersebut, karena Ia tidak mau iman anak-anak-Nya mati. Menyadari dan menghadapi ketidakpastian disekeliling kita dengan penuh keberanian adalah satu satunya pilihan.
Di awal tahun 2000, LEGO, sebuah perusahaan mainan terkenal asal Denmark nyaris mengalami kebangkrutan. Di tengah persaingan dengan para kompetitor dan ketidakpastian pasar, LEGO berusaha menyusun kembali strategi bisnisnya. Namun apa daya, usahanya itu kembang-kempis dan LEGO kembali masuk dalam situasi ketidakpastian, di mana pasar mainan anak-anak di Eropa dan Amerika Utara mengalami anjloknya pendapatan mereka sebesar 8% di tahun 2017. Lego kembali menghadapi kenyataan ketidakpastian. Namun, LEGO memilih menghadapinya dengan berani.
LEGO akhirnya memutuskan untuk lebih banyak menciptakan mainan berteknologi. LEGO pun mempensiunkan banyak desainer yang telah bekerja sejak tahun 70-an sampai 90-an, kemudian merekrut banyak desainer muda, lulusan baru yang penuh dengan inovasi. Strategi LEGO menciptakan permainan anak-anak yang berteknologi dan sesuai perkembangan jaman, akhirnya membuahkan hasil. Terbukti, di tahun 2019 LEGO Group, menduduki peringkat pertama dalam Global Top 10 companies with the best reputations in CR.
Dengan berani menghadapi kenyataan, kita memiliki modal awal pengharapan. Sebaliknya bila kita lari dari kenyataan, kita akan kehilangan semangat dan peluang. Ya, ketidakpastian adalah ladang subur bagi iman.
2. Menyadari PENYERTAAN TUHAN yang PASTI
Mudah saja bagi jiwa kita merasakan bahwa Tuhan tidak sedang berjalan bersama kita, ketika kondusifitas sepertinya hilang bersama hadirnya ketidakpastian. Waktu Abram tiba di tanah Negeb, ia juga turut merasakan bagaimana kelaparan hebat menerpa negeri itu. Tuhan tidak serta-merta menghalau bencana kelaparan itu, hanya karena ada Abram, orang yang di kasihi-Nya sedang tinggal di tanah Negeb.
Tuhan memberi Abram merasakan bagaimana hebatnya kelaparan di Negeb. Abram juga tidak menyalahkan Tuhan atas kelaparan hebat yang terjadi di Negeb, padahal bisa saja Abraham komplain karena Tuhan yang memintanya keluar dari Haran. Abram sadar betul, penyertaan Tuhan di masa-masa ketidakpastian. Ia tahu, Tuhan yang memanggilnya keluar dari Haran, setia menyertai, apapun situasinya.
Kita terkadang lupa aspek penting ini: Manusia perlu situasi kondusif untuk sukses dan berhasil, sedangkan Tuhan tidak sama sekali. Ia dengan mudah akan berhasil melakukan sesuatu tanpa adanya suasana yang kondusif. Karena ketika Ia berfirman, sesuatu pasti terjadi sesuai firman Nya, apapun situasinya. Bagi Tuhan, mengubah situasi tidak membutuhkan waktu lama, yang Ia pandang paling penting adalah membentuk iman dan pengharapan anak-anak-Nya agar konsisten dijalur yang telah Tuhan tetapkan.
Perbanyaklah waktu untuk menyelidiki kebenaran firman Tuhan. Ingat, masa-masa penuh ketidakpastian adalah waktu paling tepat bagi iman yang timbul dari pendengaran kita pada firman Kristus, bertumbuh dan berbuah. (Roma 10:17)
3. MELANGKAH PASTI di tengah KETIDAKPASTIAN
Merasa bertanggung jawab atas keselamatan seluruh rombongannya di tengah bencana kelaparan di tanah Negeb, Abram memutuskan untuk bergerak dan tinggal di Mesir, sebagai orang asing dengan segala konsekuensinya.
“Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb. Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu."
Kejadian 12:9 10
Di Mesir, Abram menghadapi konsekuensi kesewenang-wenangan Firaun, ia kemudian berpikir, bagaimana caranya agar Sarai, istrinya tidak diambil dengan sewenang-wenang oleh Firaun. Ia pun segera menyusun strategi bersama Sarai, yaitu dengan mengatakan pada Firaun bahwa Sarai adalah adiknya. Namun, pada pelaksanaannya, strategi tersebut ternyata berbalik 180 derajat, Sarai justru diambil Firaun, taktiknya gagal total! Bukan Tuhan gelar-Nya, kalau tidak tahu kapan saatnya Ia harus bertindak. Mungkin saja Abram sedang bingung dan tak berdaya saat itu. Dan dalam ketidakberdayaannya itu, ia langsung mendapat pembelaan Tuhan. Tuhan menurunkan tulah yang hebat sebagai teguran bagi perbuatan Firaun mengambil Sarai dari sisi Abram. Sampai akhirnya Firaun sadar bahwa ia bersalah dan Sarai dikembalikan ke sisi Abram, barulah tulah itu berhenti di Mesir. Rombongan Abram akhirnya selamat dari kelaparan dengan Sarai yang tetap di sisi Abram, mendampinginya sebagai istri dari bapa orang beriman.
Jadi, pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Abram adalah, meski ketidakpastian merebak, kita tetap memiliki peran penting mengambil keputusan dan bertindak dengan penuh iman, dan ketika hasil dari tindakan tersebut berkonsekuensi kegagalan atau bahaya, di mana kita tidak berdaya lagi menghadapinya, Tuhan akan segera campur tangan menopang kita sesuai dengan hikmat-Nya.
Ambillah keputusan dalam ketidakpastian. Bertanyalah pada Tuhan. Ingat kisah Yosua yang menyeberangi sungai Yordan. (Yosua 3:15) Hanya ketika kaki para imam tercelup ke sungai, langkah pertama mereka membuat air berhenti mengalir dan sungai itu tersibak! Tuhan telah berfirman, sesuatu pasti terjadi. Namun jika imam tidak melangkahkan kakinya, sungai Yordan akan tetap menjadi sungai yang mengalir, rombongan Yosua tidak pernah menyeberang. Satu-satunya yang pasti dalam awan ketidakpastian yang terkelam adalah tangan Tuhan yang tidak pernah terlambat menolong kita.
Dalam ketidakpastian, jangan ragu mengambil langkah dan keputusan. Karena bila kita tidak mengambil keputusan, maka sebenarnya kita telah mengambil keputusan, yakni keputusan untuk tidak mengambil keputusan. Bila kita telah membuat rencana dan berdoa memohon tuntunan-Nya, jangan takut membuat keputusan dalam ketidakpastian.
So, don’t worry untuk melangkah pasti! (MORE)
Ruang Kesaksian
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan,
yang sama dengan penyembahan berhala."
Kolose 3:5
Bertumbuh dalam keluarga yang broken home, membuat saya menjadi seorang pribadi yang tidak mengenal Tuhan. Sejak kecil saya tidak pernah bertemu dengan sosok ayah saya. Mereka sudah berpisah. Mama sendirian berjuang untuk menghidupi keluarganya. Kondisi perekonomian ini membuat saya ingin membantu mama dan meringankan bebannya.
Saya kemudian bertemu dengan teman yang mulai membangun suatu bisnis yang melanggar Firman Tuhan. Di sini saya mulai terlibat pornografi dan sering menonton film–film porno. Hal tersebut menjadi lebih buruk ketika saya menginjak bangku SMP, papa kembali ke rumah. Hal yang saya bayangkan akan adanya sebuah perbaikan kehidupan ternyata gagal, bahkan situasi dan kondisi di rumah kian memprihatinkan. Inilah awal yang menjadi pemicu saya untuk jatuh lebih jauh dalam dunia pornografi. Saya bahkan tidak hanya mengkonsumsi dan menonton sebuah film, namun saya membuka peluang lebih jauh dari itu. Hal ini membuat saya terseret lebih jauh hingga pada suatu saat, saya merasa hampa dan tidak ada damai sejahtera. Saya jenuh, bosan, walau saya memiliki cukup uang untuk membiayai kuliah saya di sebuah universitas swasta di kawasan Jakarta Utara. Saat itu saya tidak mengenal dan tidak takut akan Tuhan.
Hingga pada tahun 2002, pada awal masa perkuliahan, seorang teman mengajak saya untuk datang menghadiri sebuah ibadah raya gereja di hari Minggu. Pada saat kantong persembahan diedarkan, saya mendengar sebuah lagu pujian yang begitu indah, membuat damai sejahtera yang selama ini saya belum pernah alami, saya menghapalkan liriknya dan saya mulai bersenandung; bahkan tidak kuasa menahan air mata yang sudah deras mengalir. Lirik lagu tersebut adalah, "persembahanku - betapa hatiku...". Saya membayangkan sosok Tuhan Yesus yang penuh kasih yang menerima saya apa adanya. sepulangnya dari gereja tersebut saya kembali menjalani hidup seperti biasa, hingga beberapa waktu berlalu untuk yang kedua kalinya Tuhan beracara meneguhkan hati saya untuk mengenal-Nya lebih dalam. Saya merasa menjadi bosan dengan apa yang saya lakukan dan saya ingin merasakan kembali hadirat Tuhan yang begitu kuat yang mengingatkan saya akan seluruh pelanggaran-pelanggaran hidup saya.
Di sini saya mulai mencari sebuah wadah gereja yang bisa membawa hadirat Tuhan seperti yang saya rasakan sebelumnya. Saya mencari dan menemukan salah satu gereja di bawah naungan Pak Niko. Padahal latar belakang saya bukan seorang yang karismatik. Pada waktu saya menaikkan doa, pujian dan penyembahan, saya sungguh menikmati dan merasakannya. Haleluya… Saya merasakan hadirat Tuhan, perjumpaan dan Tuhan serta gaya pujian penyembahan yang sama dengan yang sebelumnya; ketika Tuhan jamah saya. Bahkan secara berkesinambungan membuat melodi dan sejarah baru dalam hidup saya. Saya bertumbuh iman kerohanian dan ketaatan saya melalui Doa, Pujian dan Penyembahan.
Pada tahun 2005 saya memberi diri untuk dibaptis selam. Dan tahun 2008 aktif melayani pekerjaan Tuhan dan bernaung di bawah Rayon 1C. Sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya dapat terbebas dari belenggu ikatan pornografi. Melalui Doa Pujian dan Penyembahan yang ada dalam wadah gereja ini hidup saya dibaharui. Saya melayani dan menjadi seorang pelayan jemaat yang takut akan Tuhan, bahkan lebih dari itu, hidup saya dipulihkan sempurna. Saya menikah dan memiliki keluarga baru yang cinta dan takut akan Tuhan. Saya menanamkan dalam keluarga saya, arti pentingnya hadirat Tuhan melalui Doa Pujian dan Penyembahan, bahkan pada tahun 2011 ketika Tuhan ijinkan saya pindah ke Pontianak, saya tetap beribadah dan bernaung dalam sebuah gereja Pak Niko di bawah penggembalaan Rayon 1i.
Sungguh suatu bukti nyata yang sempurna atas perubahan hidup dan pengenalan saya akan Tuhan Yesus melalui kuasa Doa, Pujian dan Penyembahan… Puji Tuhan!
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala