Renungan Khusus
Kita sedang berjalan di tahun 2022 yaitu Tahun Paradigma yang baru. Ada banyak hal baru yang Tuhan sedang buka dan singkapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, sebagai pelayan Tuhan, maupun dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Hari-hari ini Tuhan terus mengingatkan kita semua akan bangkitnya satu generasi di akhir zaman ini yang disebut sebagai Generasi Yeremia. Generasi ini adalah bagian...
Kita sedang berjalan di tahun 2022 yaitu Tahun Paradigma yang baru. Ada banyak hal baru yang Tuhan sedang buka dan singkapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, sebagai pelayan Tuhan, maupun dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Hari-hari ini Tuhan terus mengingatkan kita semua akan bangkitnya satu generasi di akhir zaman ini yang disebut sebagai Generasi Yeremia. Generasi ini adalah bagian daripada pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di zaman akhir sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. Generasi ini adalah salah satu wujud nyata penggenapan dari nubuatan tentang Pentakosta Ketiga. Generasi Yeremia adalah generasi yang dibangkitkan Tuhan untuk berjalan dalam otoritas dan pengurapan Tuhan, untuk berdiri tegak; bahkan berani melawan arus guna melakukan setiap perintah dan kehendak-Nya, persis seperti Tuhan memakai nabi Yeremia pada zamannya.
Ketika mempelajari kitab Yeremia, kita menemukan ada 3 hal yang harus kita lakukan jika ingin berjalan dalam pengurapan Yeremia dan menjadi bagian dari Generasi Yeremia. Pengurapan Yeremia ini bukan hanya milik orang muda, tetapi bagi siapa pun yang mau hidup taat seperti Yeremia. Yeremia memang dipanggil sejak muda tapi dipakai Tuhan sampai masa tuanya, sampai akhir hidupnya. Apa saja teladan dan firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia:
Hidup Mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:5-7)
Firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia atau mengandalkan kekuatannya sendiri. Mengapa? Karena segala sesuatu yang baik hanya berasal dari Dia dan kita harus sungguh-sungguh menyadarinya, supaya segala hormat, pujian dan syukur hanya layak diberikan kepada Tuhan. Dialah yang layak dipuji dan disembah.
Dalam hal bagaimana kita hidup mengandalkan Tuhan? Sekurangnya ada 3 ciri orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan:
Mempercayai Tuhan dalam segala hal
Bukti pertama kita mengandalkan Tuhan adalah ketika kita selalu percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik atau tidak baik, susah atau senang, selalu ada dalam rencana dan kontrol Tuhan di dalamnya. Kita tidak mudah bersungut-sungut dan menyalahkan siapapun atau apapun, karena kita percaya bahwa Tuhan pasti punya rencana yang indah untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap yang percaya. (Roma 8:28)
Mengakui Tuhan dalam segenap jalan hidup kita
Mengakui Tuhan itu artinya selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Selalu mencari Tuhan dan wajah-Nya. Selalu memohon berkat dan perkenanan-Nya. Kita harus sadar bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa apa-apa. Kita perlu Dia setiap saat, kita perlu melibatkan Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan, jika ingin berhasil dan beruntung. (Amsal 3:6)
Berharap hanya kepada Tuhan
Ciri orang yang mengandalkan Tuhan ialah selalu berharap dan bersandar hanya kepada Tuhan. Kekuatan kita terbatas, manusia bisa mengecewakan, tapi Tuhan tidak pernah mengecewakan bahkan kuasa-Nya tidak terbatas.
Mazmur 118:8 yang adalah ayat tengah dari Alkitab menunjukkan kepada kita akan hal ini. Dialah sumber kehidupan, Dia adalah pusat, sebab itu biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan, karena hanya dari Dia sumber pertolongan.
Ketika raja Yosafat dan bangsa Israel dalam 2 Tawarikh 20:1-30, tidak berdaya karena dikepung oleh 3 bangsa lain yang sangat banyak jumlahnya, mereka hanya bisa berharap kepada Tuhan. Dalam keterbatasan dan ketidakmampuannya, mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan datang menyelamatkan mereka.
Hidup dalam Pertobatan (Yeremia 18:6-10)
Dalam ayat-ayat tersebut di atas kita mengerti satu hal, yaitu bahwa pertobatan selalu mendatangkan berkat Allah dalam hidup kita. Sesuatu yang buruk yang sedang atau akan menimpa kita, seketika Tuhan bisa jauhkan dan hindarkan kalau kita BERTOBAT di hadapan-Nya.
Apa yang dimaksud bertobat? Mungkin selama ini kita mengerti bahwa bertobat itu berhenti dari dosa, tidak lagi melakukan dosa. Tapi sebenarnya itu prinsip yang sangat umum, di mana semua agama juga mengajarkan demikian.
Alkitab mengajarkan bahwa bertobat artinya berbalik, bukan hanya berhenti tapi juga berputar arah, 180 derajat, dan berjalan ke arah yang benar. Jadi artinya, bertobat sama dengan berubah lalu melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
Kesimpulannya: pertobatan harus melahirkan perubahan. Tidak ada perubahan tanpa pertobatan. Bertobat bukan hanya berhenti, tapi berbalik, berubah hidup dan perubahan itu akan terlihat dan dirasakan orang lain.
Waktu Zakheus bertobat, dia bukan hanya berhenti berbuat jahat tapi dia berubah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Pertobatannya menghasilkan perubahan yang dinikmati banyak orang dan memuliakan nama Tuhan. Bertobat artinya kita berbalik dan hidup dalam kebenaran. Karena kebenaran itu yang akan memerdekakan kita untuk melakukan apa yang baik.
Yeremia hidup pada zaman yang sangat bobrok dalam kehidupan bangsa Israel waktu itu, bahkan sejujurnya, sampai Yeremia mati, tidak ada orang Israel yang bertobat. Itu sebabnya mereka dihukum Tuhan dengan dibiarkan-Nya bangsa itu dihancurkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Kehidupan Yeremia adalah gambaran kehidupan kita di akhir zaman ini. Dunia ini tidak akan lebih baik, dunia sedang menuju kepada kehancuran dan penghukuman. Tapi orang-orang yang hidup takut akan Tuhan, yang hidup dalam kebenaran akan diluputkan dan diselamatkan oleh Tuhan, sama seperti Yeremia. Dia dibebaskan oleh Raja Nebukadnezar, karena disuruh Tuhan. Luar biasa!
Hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat. Iblis tahu bahwa waktunya sudah sangat singkat. Itu sebabnya dia ingin menjatuhkan banyak anak Tuhan, dia ingin menghancurkan kehidupan banyak keluarga Kristen. Lebih khusus lagi anak-anak muda. Sebab itu mari hidup berjaga-jaga, peperangan rohani yang terbesar ada di hadapan kita. Hiduplah dalam kebenaran dan kekudusan kalau ingin diselamatkan dari angkatan yang bengkok ini. Generasi Yeremia adalah generasi yang tidak kompromi dengan dosa. Mari kita mengasihi TUHAN dengan bukti nyata, bukan hanya ucapan bibir, tapi hiduplah dalam takut dan hormat akan Tuhan.
Setia sampai Akhir (Yeremia 20:9-11)
Ketika kita membaca kehidupan Yeremia, maka dalam dia menjalani panggilannya sebagai Nabi Tuhan, ternyata hidupnya sangat sulit. Dia ditolak, dibenci, dianiaya, dia pernah dipenjara, dipasung, dipukuli bahkan pernah diasingkan ke Mesir, tapi itu semua tidak menggoyahkan hatinya untuk tetap setia mengikut dan melayani Tuhan. Pada akhirnya dia menerima upah keselamatan dari Tuhan.
Sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, Alkitab berkata bahwa akan datang masa-masa yang sukar. (2 Timotius 3:1) Akan ada pemurnian, akan ada banyak tantangan dan guncangan. Tetapi Alkitab juga berkata bahwa orang benar akan hidup oleh iman. (Ibrani 10:38) Sebab itu kita harus memiliki iman yang kuat.
Tuhan mau kita bertahan sampai pada kesudahan. Jangan sampai kita memulai dengan roh tapi mengakhiri dengan daging. Kita yang sudah lahir baru, kita sudah memulai dengan roh, maka biarlah kita mengakhiri dengan roh juga. Kita mencapai garis finish dan mengakhiri pertandingan iman dengan baik dan berjumpa dengan Tuhan muka dengan muka. Itu artinya kita jadi Pemenang. Sebab cuma pemenang yang masuk surga. Ada upah dan mahkota yang menanti jika kita tetap setia sampai akhir dan jadi pemenang.
Kalau kita bertahan sampai akhir, jadi pemenang, maka kita akan menerima upah sorgawi dan akan memerintah bersama dengan Tuhan. (MK)
“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya,
jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”
2 Korintus 4:17
“Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya,
kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa”
Wahyu 2:26
Kesaksian
’’Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku
yang membawa kemenangan.”
Yesaya 41:10
Perkenalkan nama saya Agustinus Tony, saya melayani sebagai pengerja sepenuh waktu pada sekretariat SICC dan juga melayani sebagai WL di Rayon 1C (salah satu gereja yang ada di bawah pengembalaan...
’’Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,
janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku
yang membawa kemenangan.”
Yesaya 41:10
Perkenalkan nama saya Agustinus Tony, saya melayani sebagai pengerja sepenuh waktu pada sekretariat SICC dan juga melayani sebagai WL di Rayon 1C (salah satu gereja yang ada di bawah pengembalaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo). Saya ingin berbagi cerita tentang cinta kasih setia Tuhan Yesus yang sudah menyembuhkan saya dari sakit.
Empat atau lima tahun yang lalu, saat saya sedang bertugas pelayanan Healing Movement Crusade (HMC) di Kota Kediri, saya merasa agak demam dan lemas. Namun saya tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan tugas malam itu. Sampai di hotel saya langsung terkapar. Melihat hal ini teman saya langsung membelikan obat, keadaan saya pun membaik, saya bisa tidur dan bertugas sampai HMC selesai.
Namun setelah kembali ke Jakarta, saya merasa tidak fit, tubuh terasa lemas. Akhirnya saya melakukan cek darah ke laboratorium, untuk mengetahui apakah ada gejala typus; namun ternyata tidak ada. Karena kondisi yang tidak membaik dan nafsu makan mulai hilang, maka saya segera berobat ke sebuah rumah sakit di daerah Kebon Jeruk. Pemeriksaan mencakup faeses dan urin, dan jujur saya takut mengetahui hasilnya. Biaya berobat yang terlalu besar dan mahal membuat saya stress, karena saya tidak mempunyai cukup biaya jika harus meneruskan pengobatan di rumah sakit ini.
Lewat tuntunan Tuhan, akhirnya saya pindah berobat di rumah sakit lain di daerah Salemba. Di sana saya menjalani beberapa pemeriksaan, termasuk salah satunya tes toraks. Hasilnya sungguh mengejutkan, saya divonis mengidap TBC (tuberculosis, atau penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis). Dari hasil rongent tersebut, paru-paru saya terlihat sudah putih. Saya diharuskan minum obat secara rutin setiap hari selama 6 bulan tanpa putus.
Mendengar hal ini saya benar-benar kaget, saya bingung; saya tertular dari mana? Sebelumnya saya memang sering batuk-batuk kecil. Melihat batuk saya yang tidak kunjung sembuh, seorang teman mengusulkan minum obat batuk atau cek ke dokter, namun saya abaikan, karena saya pikir hanya batuk biasa saja dan saya paling malas ke dokter.
Waktu pun terus bergulir, sampai saya begitu kaget melihat berat badan saya yang terus menyusut dari 72 kg menjadi 47 kg. Bayangkan saja, saya sendiri kaget melihat keadaan diri sendiri.
Dulu saya dijuluki si otot, karena badan saya yang kekar dan berotot. Lalu sekarang; saya kerempeng dan kurus sekali. Karena itu saya tidak mau orang lain melihat saya, memikirkan dan kuatir akan pertanyaan dan asumsi orang-orang.
Jujur ada rasa gengsi, saya tidak mau orang melihat perubahan total pada fisik saya. Maka dari itu selama sakit saya istirahat total dan menyembunyikan diri di rumah. Jika ada yang ingin bertemu, saya selalu nenolak dengan segudang alasan.
Keadaan ini membuat saya stress, otomatis imun saya jadi drop, akhirnya tubuh saya semakin melemah. Dokter mengatakan bahwa tubuh saya kekurangan garam yang menyebabkan saya cepat capek dan tidak kuat jalan jauh, cepat ngos-ngosan. Keseimbangan tubuh saya pun terganggu, sehingga untuk memegang sesuatu barang tangan saya sudah gemetar. Maka saya harus diinfus garam 2-4 botol dalam sehari. Jika saya merasa lemas maka akan diulang lagi. Setiap cairan yang masuk akan keluar melalui air seni atau keluar keringat yang berlebihan.
Terkadang saat berbaring saya melihat paha dan kaki saya begitu tipis dan kecil. Secara fisik tubuh saya hanya tinggal tulang berbalut kulit, melihat diri saya sedemikian rupa saya sangat sedih dan sering menangis sendiri. Untuk berkaca saja saya tidak berani. Memikirkan bagaimana kehidupan saya ke depannya? Banyak pikiran yang melintas di kepala saya. Apakah saya akan pulih? Berapa lama lagi saya akan seperti ini? Hari-hari yang saya lalui dipenuhi dengan rasa takut, kuatir, bimbang bercampur aduk jadi satu.
Saya harus melewati masa-masa sulit, untuk dapat menerima keadaan ini. Perasaan saya campur aduk, saya marah karena ada rumor yang beredar; bahwa saya menderita suatu penyakit yang mematikan. Kebetulan yang menangani saya adalah dokter senior spesialis penyakit dalam bidang Gastroenterologi dan infeksi HIV. Sehingga timbul asumsi dari berbagai macam cerita tentang saya, mungkin karena saya menolak untuk dibesuk dan menyembunyikan tentang penyakit saya ini.
Setiap malam selama berbulan-bulan saya merasakan sesak napas. Rasa takut menghantui saya, saya takut tidak bisa bernapas. Pernah pada suatu malam saya begitu sesak sampai tidak mampu bernapas. Saya hanya berseru kepada Tuhan: "Tuhan Yesus tolong saya!" Puji Tuhan, atas kemurahan-Nya, tidak lama kemudian saya bisa bernapas normal kembali, dan bisa tidur.
Beberapa bulan kemudian tiba-tiba saya dinyatakan TB kelenjar getah bening. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria berusia sekitar 20-40. Sistem kekebalan tubuh tidak dapat menahan perkembangan M. tuberculosis. Bakteri M. tuberculosis tersebut dapat memasuki aliran darah atau kanal limfatik tubuh. Kemudian, bakteri yang telah memasuki aliran darah berpotensi mencapai organ-organ tubuh lainnya, seperti ginjal, otak, tulang, serta kelenjar getah bening.
Akibatnya tumbuh benjolan sebesar kelereng di leher sebelah kanan, tidak sakit namun tetap harus dioperasi. Waktu tindakan pertama, saya sempat tidak siuman cukup lama, hal ini membuat mama saya panik. Beliau takut saya tidak bangun lagi.
Bekas operasi meninggalkan jejak seperti ceruk di leher, perban harus diganti di rumah sakit setiap minggu, dan juga obat, biayanya mencapai 600 ribu setiap minggunya. Akhirnya atas seizin dokter, mama saya sendiri yang mengganti perban dan obat, tanpa harus ke rumah sakit.
Belum sampai sebulan, timbul lagi benjolon di bagian ketiak sebelah kiri dan kanan. Saya sempat kuatir kalau harus operasi lagi. Setelah diperiksa dokter ternyata tidak perlu tindakan operasi lagi, tetapi hanya bedah kecil. Hal ini pun terjadi berulang kali.
Saya cukup stress karena bekas operasi lama keringnya, sempat keluar nanah dan luka. Saya ingat luka tersebut saya oles dengan minyak urapan dan didoakan. Puji Tuhan. Tiba-tiba ceruknya mengering dan sembuh. Namun datang masalah baru; nafsu makan saya hilang, melihat makanan saya mual. Tetapi karena ingin sembuh, saya paksakan untuk makan. Setiap harinya masalah 'makan' saja sudah jadi perjuangan buat saya.
Setiap kali saya kontrol ke dokter, seringkali saya bertanya: "Apakah tubuh saya bisa kembali seperti sediakala?" Dokter menjawab "bisa", namun saya meragukannya. Saya tidak tahu apakah jawaban itu hanya untuk menenangkan saya saja, karena pada kenyataannya saya begitu lemah dan kurus kering.
Dalam masa pengobatan saya membutuhkan biaya yang cukup besar, karena saya sempat opname, keluar masuk rumah sakit, dan pada akhirnya rawat jalan. Namun di sinilah saya melihat bukti nyata kasih pemeliharaan Tuhan atas hidup saya. Perpanjangan tangan Tuhan melalui orang-orang yang memang tidak dekat, tetapi tiba-tiba mereka memberkati saya.
Semua biaya operasi Tuhan yang mencukupkan. Dalam situasi itu banyak orang mendoakan saya, mama, keluarga dengan sabar membantu saya dalam masa masa sulit, teman-teman kantor menyemangati, mendukung dalam doa juga dengan kata-kata yang positif. Perhatian dan doa dari Ps. Paulus Suryadjaya gembala GMCC (Rayon 1C); termasuk bantuan diakonia. Semuanya ini membuat iman saya timbul dan lebih lagi berharap mengandalkan Tuhan.
Dalam masa berdiam diri, saya banyak merenungkan tentang kebaikan Tuhan. Saya merasakan Tuhan begitu dekat. Saya melihat pemeliharaan Tuhan dalam masa sulit ketika sakit, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Oleh sebab itu saya serahkan hidup saya tanpa kekuatiran kepada Tuhan.
Terlebih lagi kalau saya melayani di HMC, saya melihat di lapangan banyak orang mengalami kesembuhan. Saya percaya Tuhan juga bisa menyembuhkan saya. Saya tidak mau hanya menjadi penonton, namun saya juga mau mengalami. Kalau Tuhan bisa menyembuhkan mereka, Tuhan juga bisa menyembuhkan saya. Yang membuat saya pulih dan sembuh adalah saya terus mempercayai Tuhan, saya mulai membangun hubungan yang lebih intim sama Tuhan. Saya putar lagu Pak Niko tentang kesembuhan, setiap menyanyikan lagu itu saya langsung menangis.
Pada bulan ke-6 saat kontrol ke dokter, saya disarankan agar lanjut minum obat sampai 6 bulan berikutnya, totalnya 1 tahun. Puji Tuhan; di bulan ke-9 Tuhan mulai memulihkan saya, semakin hari saya semakin membaik. Saya merasakan badan saya mulai semakin kuat. Saya percaya semua itu karena Tuhan.
Tuhan yang terus memulihkan keadaan saya dan menggantikan apa yang selama ini hilang; yaitu damai sejahtera, Tuhan gantikan dengan kesukaan. Selama ini saya berpikir Tuhan hanya sayang sama orang lain, tapi tidak kepada saya. Namun melalui proses ini saya belajar; bahwa ternyata Tuhan itu sangat sayang dan peduli kepada saya.
Tuhan Yesus baik, hidup saya sepenuhnya ada di dalam rencana-Nya, dan melalui proses ini saya mau lebih lagi sungguh-sungguh di dalam kesempatan yang Tuhan anugerahkan kepada saya. Hasil rontgen terakhir menyatakan tubuh saya clear, tidak ada TB paru atau pun TB kelenjar getah bening. Semuanya sudah hilang karena Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya dengan sempurna, bahkan berat badan saya tembus 75 kg. Haleluya, Tuhan Yesus dahsyat!
Membangun Pelayanan Lintas Generasi
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
MembangunPelayananLintasGenerasi.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala