Kesaksian
“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
1 Timotius 4:12
Perkenalkan nama saya Audriella, saya lahir dari keluarga yang takut akan Tuhan. Sejak kecil saya sudah terbiasa dan belajar dengar-dengaran akan suara Tuhan. Saat ini saya berjemaat di GBI Mangga Besar–Rayo...
“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
1 Timotius 4:12
Perkenalkan nama saya Audriella, saya lahir dari keluarga yang takut akan Tuhan. Sejak kecil saya sudah terbiasa dan belajar dengar-dengaran akan suara Tuhan. Saat ini saya berjemaat di GBI Mangga Besar–Rayon 1C karena dekat, dan sekaligus dapat menjenguk kakek dan nenek. Dalam kesempatan ini saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan di dalam perjalanan hidup saya.
Saya adalah mahasiswa S1 jurusan biologi di salah satu universitas ternama di Indonesia. Sejak tahun kedua saya mulai suka belajar coding. Awalnya coba-coba belajar coding dari online courses yang free. Saya mengetahui info Apple Developer Academy pertama kali dari teman sharing info session di kampus. Apple Developer Academy adalah akademi yang didirikan dengan tujuan untuk mempelajari pembuatan dan pengembangan software yang telah dibuat oleh Apple sehingga para lulusan dari akademi ini dapat menjadi profesional developer.
Pada saat itu saya mulai tertarik, namun belum mendaftar karena takut kuliah saya terabaikan. Kesempatan datang pada tahun ketiga melalui kampus di mana mahasiswa dapat mengambil courses online dari platform edX (internasional). Saya mencoba mengambil 2 courses yang berhubungan dengan coding yang disediakan oleh Universitas Harvard di platform tersebut dan puji Tuhan saya lolos seleksinya dan dapat diterima.
Memasuki tahun kuliah akhir, saya mulai berpikir bagaimana nantinya setelah lulus. Saya sempat berdiskusi dengan orangtua mengenai rencana untuk bekerja saja setelah lulus nanti. Namun mereka tidak setuju jika saya bekerja di bidang penelitian biologi, padahal pada waktu itu saya masih ingin bekerja di bidang biologi.
Ada satu waktu di mana saya merasa tidak berguna untuk belajar coding selama ini. Akhirnya setelah melewati diskusi yang cukup panjang dengan orang tua, saya mencoba mendaftar ke Apple (bagian coding). Saya tidak terlalu berharap saat mendaftar, dan hanya berpikir nothing to lose. Jika lulus puji Tuhan, dan jika gagal juga tidak apa-apa. Mulanya saya ingin mendaftar pada gelombang kedua saja agar saya dapat lebih mempersiapkan CV dan portfolio dengan lebih baik lagi, tetapi saat itu Tuhan seperti berbicara kepada saya: "Kamu ingin memakai kekuatanmu atau ingin melihat Aku bekerja untuk membukakan jalan?"
Saya seakan ditegur oleh Tuhan karena kondisinya saat itu saya juga sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian. Saya pun mendaftar H-2 sebelum deadline gelombang 1, belajar taat dan mempercayai tuntunan Tuhan, serta melangkah dengan iman.
Setelah submit application saya lanjut mengikuti online tes yang mencakup 2 tes. Salah satunya tes coding dasar. Puji Tuhan, saya dapat menjawab semua soal. Saya bersyukur selama ini saya tidak sia-sia belajar coding. Di samping itu, saya juga mencoba apply untuk magang di perusahaan yang lain. Melalui hal itu, saya belajar tips dan trik serta metode interview dan sebagainya. Tuhan mempunyai jalan lain, saya tidak diterima apply magang tersebut, namun di sisi lain menerima email yang menyatakan saya telah lulus online test dan diminta membuat video motivasi sesuai instruksi yang diberikan, sebagai tahap review portfolio. Saya mencari contoh video motivasi yang bersumber dari internet dan media sosial lainnya. Puji Tuhan, saya mendapatkan contohnya. Beberapa hari kemudian saya mendapatkan email kembali bahwa saya lulus pada tahap ketiga dan saya akan diundang untuk interview selanjutnya.
Setelah interview, saya tidak tahu bagaimana hasil performance saya di mata para interviewer. Metode interview juga bukan interview one on one. Saya menunggu beberapa waktu ke depan hingga akhirnya hari pengumuman. Saya merasa gugup dan khawatir karena awalnya hanya coba-coba dan akhirnya sangat berharap untuk bisa lulus. Di kolom section IG Apple Developer Academy, banyak peserta tes yang sudah menginformasikan jika mereka sudah mendapatkan email, dan bahwa banyak dari mereka yang gugur. Saat itu saya belum mendapatkan email notifikasi hasil tes dan hal itu membuat saya menjadi takut dan cemas, namun saya tetap percaya dan berserah kepada Tuhan.
Hari demi hari kami berharap dengan cemas. Tiba-tiba saat saya sedang bersantai dengan orang tua, ada notifikasi email yang berisikan info bahwa saya lulus untuk tes tersebut. Saya dan orang tua begitu terkejut dan kami berteriak dengan sukacita. Orang tua saya terpancar wajah bahagia, mereka sungguh senang sekali. Saya sendiri masih tidak percaya karena saya tidak menyangka jika saya bisa lulus. Apalagi, saya bukan kuliah dalam bidang IT. Tuhan Yesus dahsyat, Tuhanlah yang menuntun saya hingga mencapai semua ini karena anugerah-Nya bagi saya.
Selama menjalani seluruh proses, saya terus minta dukungan doa dari orang tua. Saya hanya menceritakan kepada satu teman yang kuliah di bidang IT dan orangtua. Saya tidak menceritakan kepada teman lainnya hingga lulus pada tahap 2 (portofolio review). Setelah itu, barulah saya mulai menceritakan ke beberapa orang. Tidak semua orang yang saya beritahu tentang apa yang saya apply, hanya memberitahu jika mereka bertanya.
Saya belajar dari pengalaman itu bahwa tantangan terbesar adalah diri saya sendiri. Karena selama ini saya selalu menganggap orang lain lebih hebat, lebih keren, lebih professional dan lebih pintar. Selama ini saya merasa selalu kurang dan tidak percaya diri. Proses itu membuat saya belajar bahwa sangat penting untuk dapat percaya bahwa dengan pertolongan Tuhan saya juga mampu, sebab saya anak Tuhan. DIA ada di pihak setiap orang yang mau percaya dan mengandalkan-Nya. Dengan penuh kerendahan hati saya terus berserah kepada Tuhan. Saya pun tidak menyangka sama sekali bila dapat lulus, saya berserah kepada Tuhan bahwa saya ingin taat dan berani melangkah, apapun hasilnya saya tahu bahwa ada proses, pengalaman dan pembelajaran yang bermanfaat buat saya.
Selama proses interview saya mendapatkan pengertian baru mengenai ayat dalam 1 Timotius 4:12, “Jangan ada seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.” Selama ini saya berpikir "seorang" itu adalah orang lain. Namun melalui kejadian ini, saya melihat bahwa seorang itu adalah juga termasuk diri saya sendiri. Saya tidak boleh menganggap diri saya rendah hanya karena saya muda. Tidak boleh menganggap diri saya rendah hanya karena saya seem less than, tidak sebaik orang-orang di luar sana, tidak sebaik teman-teman dan lain-lain.
Yang harus kita lakukan adalah belajar dengar-dengaran akan kehendak Tuhan bagi kita. Belajar taat, sekalipun ada rasa takut ketika melangkah. Dalam situasi apapun yang dihadapi, percayalah Tuhan sanggup menolong kita. Mulailah melakukan perkara hal-hal yang kecil.
Saya terus mau belajar untuk lebih dengar-dengaran dan taat dengan tuntunan Tuhan. Setiap pagi saya mengawali hari saya dengan doa, minta pertolongan Tuhan. Hari ini saya mulai menang dari perasaan dan pikiran yang minder. "Saya anak Tuhan, anak Raja di atas segala raja. Saya memiliki Tuhan yang menyertai."
Sebagai seorang muda mungkin kita merasa takut dan minder karena usia kita. Orang lain mungkin akan menganggap kita sebagai orang yang masih “bau kencur”. Bahkan ketika kita hendak mengabarkan Injil kepada mereka, seringkali itu terasa begitu sulit karena kita dianggap terlalu muda dan belum dewasa, sehingga tidak sepenuhnya bisa dipercaya.
Satu hal yang dapat kita pelajari dari nasihat Rasul Paulus kepada Timotius adalah bahwa sekalipun kita masih muda, kita dapat hidup begitu rupa sehingga layak menjadi teladan bagi orang lain. Hal ini bisa terlihat dalam sikap kita membawa diri, melalui cara kita berbicara dan bertingkah laku.
Marilah kita belajar menjadi seorang muda yang dapat menjadi teladan di dalam perkataan, tingkah laku dan kesucian hidup. Kita bisa mulai dari perkataan kita. Milikilah perkataan-perkataan yang penuh kejujuran, dapat membangun dan dapat dipercaya. Perkataan seperti ini membangun kepercayaan dan tidak bisa dijadikan alasan bagi orang lain untuk merendahkan kita. Yang lebih penting lagi, kiranya kita memuliakan Allah di dalam percakapan kita. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amin.
Generasi Muda Selesaikan Amanat Agung
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
GenerasiMudaSelesaikanAmanatAgung.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala