“Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kejadian 15:6)
Mata adalah jendela hati. Jika mata kita tidak dapat melihat, maka semua hal dalam hidup kita akan terasa hampa. Itulah yang dialami oleh seorang pria asal Banyuwangi berusia 43 tahun yang bernama Bapak Koiri.
Pada tanggal 12 Juni 2019 Bapak Koiri dipercayakan oleh Pendeta dari gereja di mana ia berjemaat, untuk membantu membuatkan sekat pembatas yang terbuat dari baja ringan. Dengan penuh semangat Bapak Koiri mulai mempersiapkan segala sesuatunya agar dapat selesai dengan tepat waktu.
Namun di tengah-tengah saat ia sedang bekerja memotong baja tersebut, tanpa disengaja percikan api serta serpihan dari kikisan baja itu mengenai mata kirinya. Malang tak dapat dihindari, mata kiri Bapak Koiri pun terluka. Oleh rekan kerjanya ia langsung dibawa ke rumah sakit.
Akibat dari kecelakaan kerja itu mata kiri Bapak Koiri tidak dapat melihat dengan jelas. Ada rasa perih; bahkan mata kirinya tidak bisa melihat cahaya terang. Oleh karena itu sejak kecelakaan yang menimpanya, Pak Koiri dalam kesehariannya selalu memakai kaca mata hitam.
Ada rasa takut, gelisah yang menyelimuti hatinya dan berbagai pertanyaan pun melintas dalam pikirannya. Bagaimana jika mata kirnya tidak dapat sembuh? Bagaimana jika tidak bisa melihat lagi selamanya? Bapak Koiri hanya bisa berdoa kepada Tuhan, ia ingin sekali sembuh.
Di dalam pengharapannya untuk pulih, ia mendengar bahwa kalau pada tanggal 26 Juni 2019 di daerah Banyuwangi akan diadakan acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang akan dilayani oleh Pdt. Niko Njotorahardjo dari Jakarta. Dengan antusias bapak Koiri datang di acara KKR tersebut.
Tepat pada tanggal 26 Juni 2019, Bapak Koiri hadir di tengah Lapangan Alam Indah Lestari. Duduk di tenda yang telah disediakan untuk jemaat yang sakit, Bapak Koiri mengikuti ibadah dengan penuh harapan untuk dapat sembuh. Beberapa pendoa mendoakannya. Bapak Koiri juga berdoa minta kepada Tuhan Yesus untuk kesembuhan mata kirinya. Dan keajaiban pun terjadi.
Sewaktu didoakan Bapak Koiri mulai merasakan ada perasaan teduh di dalam hatinya, tenang sekali dan perlahan rasa perih pada mata kirinya berangsur hilang. Ia pun mencoba melepaskan kacamata hitamnya, penglihatannya tidak lagi terganggu oleh cahaya yang ada, ia dapat melihat cahaya lampu-lampu yang menyala di atas panggung.
Ada rasa sukacita yang tak terkira dalam hati Bapak Koiri. Ia tahu bahwa Tuhan telah melakukan perkara yang ajaib kepada dirinya. Ada mujizat yang sudah Tuhan berikan, ada kesembuhan yang ia terima, hatinya bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan kepadanya pada malam hari itu.
KKR Banyuwangi telah berlalu, namun kuasa Tuhan tetap nyata sampai hari ini di dalam dirinya. Matanya sudah sembuh total, Bapak Koiri hanya bisa bersyukur jepada Tuhan Yesus atas kebaikan Tuhan yang ia boleh terima dan percaya bahwa mujizat Tuhan masih ada sampai hari ini.