DOA MENDATANGKAN MUJIZAT
“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Yakobus 5:16 TB
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.
Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing, sehingga antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut. Hal ini dialami oleh Rianti yang baru mengetahui menderita autoimun sejak tahun 2019. Gejala yang sering ia alami adalah seperti gatal-gatal serta tangan terasa kaku seperti rheumatoid arthritis (RA) adalah istilah medis untuk penyakit rematik (peradangan pada sendi). Berikut ini kisahnya:
Saya menjalani hari demi hari, kalau sampai hari ini saya boleh ada itu semua karena kemurahan Tuhan. Menjelang vaksin pertama di bulan Juni 2021, pada bagian meja screening saya sempat ditolak oleh petugas karena satu hari sebelum vaksin, kulit saya keluar alergi kemerahan, tapi pada saat hari ‘H’ sudah hilang. Saya berdoa: “Apabila Tuhan memang menyuruh saya vaksin, saya akan lakukan; tapi bila tidak, tolong buat dengan cara-Nya Tuhan.”
Berdasarkan peraturan, kita diwajibkan untuk dapat melakukan vaksin. Secara menusia jujur saya merasa agak takut untuk divaksin karena mendengar banyak orang yang sudah vaksin ada yang cocok dan ada yang tidak. Memang secara kedokteran penyakit autoimun dapat divaksin jika tidak sedang kambuh. Namun sesungguhnya saya juga tidak mengetahui secara detail tentang penyakit autoimun, karena memang saya belum menemukan dokter yang cocok sampai saat ini. Saya hanya belajar sendiri dari lab dan saya tidak ditangani oleh dokter secara khusus.
Berawal ketika suami saya Harry pada tanggal 5 April 2022 dinyatakan terpapar COVID-19. Saya sempat kaget dan cemas sehingga keesokan harinya saya tes antigen secara mandiri dan hasilnya masih negatif. Sampai pada tanggal 7 April 2022, saya tidak dapat tidur karena keadaan saya yang terasa begitu lemah, pusing dan hidung tersumbat, saya pun tes Antigen kembali di pukul 5 pagi dan hasilnya sungguh mengejutkan, saya telah positif terpapar COVID-19. Saat itu saya langsung menghubungi pemimpin dan teman kantor untuk memberitahukan mengenai keadaan saya ini dan meminta dukungan doa.
Puji Tuhan, dalam hitungan hari suami saya sudah kembali dalam keadaan baik, tubuhnya nampak lebih sehat mungkin karena ia sudah mendapatkan vaksin kedua sehingga cepat pulihnya. Sedangkan saya masih dalam keadaan yang lemah, pusing dan semakin drop sampai pemimpin saya menyarankan untuk opname, namun saya menolaknya. Saat itu di pikiran saya hanya bisa pasrah dan berserah kepada Tuhan, karena saya alergi obat, tidak bisa minum obat sama sekali. Saya terus berdoa dan memuji Tuhan (Darah-Mu Yesus) karena saya tahu dalam doa itu ada mujizat, salah satunya saya mengikuti Menara Doa APT (Azusa Prayer Tower).
Pada tanggal 15 April 2022, saya mengikuti ibadah Jumat Agung secara online dan saya mendapatkan ayat dari Firman Tuhan: “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia” (Mazmur 37:7a). Secara jujur saya belum mengerti apa maksud dari dari ayat tersebut. Keesokan harinya, hari ke-10 saya kembali tes antigen hasilnya sudah negatif kemudian saya tes PCR (karena persyaratan masuk kantor harus melampirkan hasi tes PCR negatif), tetapi hasil tes PCR saya masih positif.
Memasuki hari ke-17, saya melakukan tes PCR kembali dan berharap kali ini hasilnya sudah negatif. Namun kenyataannya hasil tes tetap menunjukan positif, hal ini membuat saya sedih dan down. Saya jadi tidak sabar dan berpikir kapan negatifnya dan menjadi sembuh. Dalam keadaan itu saya kembali diingatkan akan Firman Tuhan dalam Mazmur 37:7a, yang mengajarkan saya untuk dapat berdiam diri dan menantikan Tuhan lebih lagi.
Puji Tuhan, pada tanggal 7 Mei 2022 hasil tes PCR ketiga hasilnya negatif. Saya percaya Tuhanlah yang membuat mujizat sekalipun saya tidak makan obat sama sekali karena alergi obat, serta adanya penyakit bawaan (autoimun). Tuhan Yesus sungguh baik, pemeliharaan Tuhan sungguh sempurna buat diri saya. Saya mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, untuk kemurahan-Nya, juga kasih-Nya dan perkenanan-Nya senantiasa nyata saya rasakan sampai hari ini. Bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil. Firman-Nya Ya dan Amin.