BE BRAVE, BE STRONG... WITH GOD
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”
1 Korintus 10:13
Akhir tahun 1999, yaitu setahun setelah kerusuhan dan krisis ekonomi melanda Indonesia, Ferry Liem memutuskan untuk pindah ke USA dengan memboyong seluruh keluarganya; istri dan keempat orang anaknya. Dengan hanya berbekal ijasah SD, perjuangan hidup pun dimulai. Banyak hal yang dilewatinya, baik secara ekonomi, juga saat sakit yang menimpa anak perempuannya. Hidup di negara orang sebagai seorang perantau tidaklah mudah, namun di sinilah Tuhan senantiasa menolong dan menyertai perjalanan hidupnya. Di Amerika, Ferry Liem berjemaat pada cabang gereja Rayon 1H di Los Angeles. Di bawah ini ia menuturkan kesaksiannya:
Saya akan menyaksikan kebaikan Tuhan yang selama ini saya alami dari waktu ke waktu sampai hari ini. Hal yang terberat adalah selama sekitar 2 tahun, sewaktu anak perempuan saya Jane yang berumur 14 tahun menderita tumor otak. Jane adalah seorang remaja yang ceria, sering berdandan dan menyukai rambut panjangnya. Namun pada bulan Maret 2018, Jane mendadak jatuh pingsan di sekolahnya; sebanyak 2 kali dalam waktu seminggu. Pihak sekolah memutuskan untuk segera menghubungi panggilan darurat ke 911 dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Dari hasil pemeriksaan dokter, diketahui bahwa Jane mengalami tumor di otak kepala. Mendengar berita ini, dunia seakan runtuh. Sebagai orang tuanya, saya sangat kaget dan khawatir sekali. Ini merupakan cobaan yang berat bagi kami sekeluarga. Rasa takut, khawatir dan sedih campur aduk jadi satu. Kami tidak tahu bagaimana hari-hari ke depan yang akan dilalui oleh Jane.
Waktu itu hanya Tuhan Yesus yang kami miliki, saya hanya dapat berserah kepada Tuhan saja. Saat itu saya minta gembala kami di BIC California, bapak Budhi Juwono dan Ibu untuk segera ke ruang gawat darurat untuk mendoakan Jane, sebelum ia dipindahkan ke rumah sakit yang lain, yang mempunyai fasilitas untuk anak. Saat itu yang ada hanyalah kekuatan dari Tuhan untuk kami sekeluarga.
Pemeriksaan demi pemeriksaan pun dilakukan, di mana Jane harus segera ditangani. Dari hasil pemeriksaan ditemukan tumor di kepala atas. Dokter menjelaskan bahwa tumor otak itu adalah jenis tumor yang paling berbahaya, apalagi kalau sampai ada operasi di kepala, yang harus dilakukan dengan cara dibuka tengkoraknya.
Namun puji Tuhan, semuanya dapat dijalani tanpa harus melalui tindakan operasi buka kepala. Hanya dipasangkan alat kecil yang ditanam untuk membantu membuang cairan yang di otak, dan selang masuk dibelakang kulit leher.
Operasi pun dilakukan selama beberapa kali, selain itu Jane harus menjalani kemoterapi dan radiasi. Biasanya kemoterapi dan radiasi untuk otak beresiko tinggi yang bisa mengakibatkan banyak organ tubuh yang terkena dampak negatifnya, yaitu pada mata dan sel-sel lainnya. Puji Tuhan, karena perlindungan Tuhan atas Jane, semua saraf dan sel-sel di kepala tidak mengalami satu pun gangguan dan Jane sekarang dalam keadaan baik dan sehat.
Pada kemoterapi ke 2 rambut Jane mengalami kerontokan, sehingga akhirnya diputuskan untuk memotong habis rambutnya. Rambut kesayangannya harus dibabat habis sampai gundul. Terus terang tidak tega melihatnya saat saya harus memotong habis rambutnya, apalagi untuk anak perempuan yang masih remaja. Saat itu Jane tak kuasa menangis. Untuk menunjukkan bahwa keluarga sangat mendukung kesembuhannya, saya dan kokonya ikut menggunduli memotong habis rambut kami. Itu kami lakukan untuk memperlihatkan bahwa seluruh keluarga sangat mencintai dan menyayangi Jane.
Setelah Jane menjalani kemoterapi ke-4 dan satu setengah bulan radiasi, saya menyaksikan pemeliharaan Tuhan yang dahsyat untuk Jane. Ia selalu dalam keadaan sehat. Kata-kata yang selalu diucapkannya adalah "Be Brave, Be Strong… with God!" Saya salut; untuk anak seusianya, ia kuat menjalani apa yang harus dilaluinya.
Setiap hari kami hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan, karena Tuhan yang sanggup menyembuhkan tumor di kepala Jane. Setiap malam kami berdoa dan melakukan Perjamuan Kudus di keluarga kami.
Puji Tuhan, pemeliharaan Tuhan sangat sempurna buat Jane, ia tumbuh sebagai remaja yang sehat. Ini adalah tahun kedua pasca operasi dilakukan, penyertaan Tuhan sangat luar biasa.
Selama ini hidup saya hanya mengikuti kehendak Bapa. Sejak awal mula saya berjemaat di Gereja Bethany dari tahun 1993 yang dimulai di Wisma Karsa Pemuda. Dari situ saya dibentuk dan iman percaya saya bertumbuh kepada Tuhan Yesus. Saya percaya bahwa Tuhan yang memimpin kehidupan saya sepenuhnya, walaupun terkadang saya diperhadapkan dengan masalah-masalah, tetapi saya tetap bisa melalui semuanya.
Berawal pada tahun 1998, setelah mengalami kerusuhan dan krisis ekonomi di Indonesia. Saya ingat sekali di tahun baru 1999, jam 00 pagi, waktu itu saya berdoa kepada Tuhan dan memohon bimbingan Tuhan tentang apa yang harus saya lakukan ke depannya, dalam keadaan perusahaan yang saya miliki sudah tutup dan secara ekonomi mengalami kemunduran.
Saat itu Tuhan mengingatkan saya untuk pergi ke USA. Kala itu visa USA saya tinggal 3 bulan lagi habis masa berlakunya dan saya berangkat bersama keluarga 1 minggu sebelum batas waktu visa habis.
Saya bukanlah orang kaya, saya juga bukan orang yang berpendidikan tinggi, karena saya hanya tamatan SD. Dan untuk membesarkan 4 orang anak di USA tidaklah mudah, tetapi berjalan bersama Tuhan itu adalah anugerah.
Semua yang saya lalui jauh dari apa yang dapat saya pikirkan. Sampai saya bisa tinggal menetap di USA, bekerja di 3-5 perusahaan dengan posisi yang Tuhan berikan kepada saya, selalu diposisi sebagai manager perusahaan. Kalau bukan karena Tuhan, tidak pernah terpikirkan bahwa saya bisa berada di posisi itu.
Beberapa waktu yang lalu sebelum pandemi melanda Amerika, saya kena laid off atau dipecat dari perusahaan. Selama 2 tahun, saya tidak ada pekerjaan, tetapi mujizat Tuhan mengalir setiap hari. Tuhan tetap mencurahkan berkat-Nya dengan cara-Nya yang ajaib. Dia kembalikan semua uang dan kehidupan dalam ekonomi saya, juga tabungan saya selama 2 tahun lalu yang sudah habis.
Di dalam masa pandemi, di mana banyak orang mengalami masalah keuangan, justru keuangan saya dilipat gandakan oleh Tuhan. Saya bisa menyediakan hampir 300 sepeda dalam waktu 7 bulan; untuk lokal dan untuk di export ke Indonesia. Pendapatan yang saya peroleh mencapai 2-3 kali gaji saya waktu bekerja di perusahaan.
Jika saya melihat kembali perjalanan hidup saya, sampai hari ini, semuanya adalah anugerah Tuhan. Di mana semua yang saya alami adalah mujizat demi mujizat yang saya terima dari Tuhan Yesus. Sampai hari ini saya hanya bisa terheran-heran, kehidupan yang saya jalani bersama dengan Tuhan itu asik, hanya bisa berkata: "wow kok bisa... wow kok bisa!", itu semua dari Tuhan.
Di balik semuanya itu ialah kembali kepada kesetiaan kita kepada Tuhan, respon kita dalam menghadapi pencobaan dan masalah, serta tetap mengucap syukur dan berdoa. Terima kasih buat pertolongan dan keajaiban Tuhan yang boleh saya lewati hari demi hari, tahun demi tahun dan tetap mengandalkan Tuhan dalam hidup saya dan keluarga. Tuhan Yesus dahsyat!
Ayat yang menjadi rhema dari semua perjalanan hidup saya adalah:
“Tetapi kamu harus beribadah kepada Tuhan, Allahmu;
maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu
dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.”
Keluaran 23:25.