Kesaksian
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
engkau dan seisi rumahmu.”
Kisah Para Rasul 16:31
Shalom… perkenalkan nama saya Lowrey, tinggal di daerah Jakarta Utara. Saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan melalui kejadian yang kami alami. Bermula dari kedatangan mama saya pada awal bulan Februari tahun 2021 di Jakarta. Mama sehari–harinya tinggal di Bangka. Sementara saya, suami dan kedua anak kami tinggal di Jakarta. Meng...
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
engkau dan seisi rumahmu.”
Kisah Para Rasul 16:31
Shalom… perkenalkan nama saya Lowrey, tinggal di daerah Jakarta Utara. Saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan melalui kejadian yang kami alami. Bermula dari kedatangan mama saya pada awal bulan Februari tahun 2021 di Jakarta. Mama sehari–harinya tinggal di Bangka. Sementara saya, suami dan kedua anak kami tinggal di Jakarta. Mengingat tempat tinggal kami hanya cukup dihuni untuk 4 orang maka kami pun bersepakat mama tinggal di unitnya sendiri yang berdekatan dengan kami. Unit Mama di lantai 2 dan kami tinggal di lantai 22 pada gedung yang berdekatan.
Pada masa itu angka penyebaran virus COVID-19 masih sangat tinggi. Dan kami ekstra hati-hati untuk bertemu dengan mama, untuk menjaga mama yang sudah berusia lanjut, bahkan ada alergi yang dideritanya. Setiap kali bertemu dengan mama, saya selalu menggunakan masker. Dan kami menjaga protokol kesehatan dengan baik. Namun segala sesuatu masih bisa saja terjadi.
Pada bulan Mei 2021 mama sedang akan pulang ke Bangka. Keadaan Jakarta saat itu zona merah dan lebih baik bagi mama untuk pulang ke Bangka dan tinggal di rumah sendiri. Jadi kami mengantar mama untuk tes PCR sebagai salah satu syarat untuk melakukan penerbangan. Saat itu kami sangat terkejut dengan hasil tes PCR mama yang menunjukkan ‘CT’ yang rendah. Mama positif terinfeksi COVID-19.
Berdasarkan hasil tersebut maka kami sekeluarga langsung melapor ke RT setempat dan melakukan isolasi mandiri di unit kami masing-masing. Puji Tuhan saya, suami dan anak–anak kami negatif. Namun kami harus mengurus mama yang tinggal sendirian. Kami segera menghubungi konsultasi dokter online, hasilnya mama di haruskan meminum obat-obatan untuk penyembuhan COVID-19. Akan tetapi dari resep yang didapat, tidak ada yang bisa dikonsumsi, karena mama menderita berbagai macam alergi. Tubuh mama bisa bereaksi secara spontan atas obat yang diminumnya.
Keesokan harinya kami mencoba untuk menghubungi rumah sakit swasta di daerah Jakarta Utara dan berkonsultasi dengan dokternya melalui zoom. Seperti penanganan yang sebelumnya kurang lebih obat yang diberikan sama, sehingga rentan untuk mama mengkonsumsinya. Kami juga memberikan mama obat antivirus yang dianjurkan oleh dokter, namun berakibat fatal, mama merasa pusing yang amat sangat, seperti mengalami “panic attack” di mana jantung berdebar, asam lambung naik. Akhirnya penanganan melalui obat-obat ini harus kami hentikan. Dokter menyarankan juga untuk meminum vitamin-vitamin seperti vitamin D, namun ini juga tidak dapat dikonsumsi; bahkan membuat badannya berasa sakit semua. Keadaan usia mama yang sudah berumur 74 tahun membuat dokter kuatir dan menyarankan saya untuk terus mengecek keadaan mama per 6 jam. Mengecek kadar saturasi oksigen dan suhu tubuh mama.
Hal ini tentu sangat sulit kami lakukan mengingat ketentuan manajemen apartemen dan kesepakatan warga. Mereka telah membuat suatu peraturan, yaitu apabila ada warga yang terpapar maka kartu akses warga tersebut akan di blokir sehingga tidak bisa keluar masuk unit dengan leluasa. Tujuannya agar dapat dipantau oleh Satgas Covid setempat. Ada jam–jam tertentu yang disediakan untuk mengantar makanan, namun hanya sampai ditaruh di depan unit bagi para warga yang terpapar dan sedang melakukan isolasi mandiri. Bahkan untuk membuang sampah, mama hanya boleh menaruh di depan unit dan nanti petugas Satgas Covid (di luar petugas sampah) yang akan mengambilnya.
Ketentuan–ketentuan tersebut menyulitkan saya untuk mengontrol mama. Maka saya dan suami serta kakak saya bersepakat untuk kami mulai berdoa bersama secara online. Kami mengadakan mezbah keluarga bersama-sama; hal ini yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Kami berserah, kami pasrah pada Tuhan. Meminta mujizat dan kuasa kesembuhan-Nya terjadi atas mama. Tuhan sungguh luar biasa. Hal yang tidak pernah kami pikirkan mulai terjadi. Mama yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan kami pun mulai luluh dan mau kami doakan. Bahkan Tuhan Yesus sangat baik, mama mau ikut mezbah keluarga dengan kami dan meminta kesembuhan dari Tuhan.
Beberapa hari berlalu, karena mama tidak bisa meminum obat-obatan, maka kami harus mengeceknya setiap hari. Saya dan suami bergantian mendatangi mama dua kali dalam sehari. Hanya dengan kekuatan Tuhan Yesus sajalah yang mampu meluputkan saya dan suami dari segala penyakit dan mara bahaya. Sebagai manusia tugas saya adalah menjaga protokol kesehatan dengan baik. Saya dan suami selalu memakai masker ganda dan face shield serta sarung tangan setiap kali akan bertemu mama di depan pintu apartemen. Kami membawakan makanan dan menguatkan mama. Mengecek suhu dan saturasi, serta mengingatkan agar mama minum paracetamol saat demam, karena hanya obat ini yang dapat dia minum. Setelah itu kami pulang dan mandi. Puji Tuhan unit mama di lantai 2 sehingga saya dapat melewati tangga darurat.
Dalam masa perawatan, selama 3 minggu mama kami buatkan makanan yang banyak mengandung sayur dan buah serta berkuah. Hal ini agar membuat imun mama naik dan segera dapat melewati masa kritisnya. Suami saya berkata bahwa mama harus sering diajak komunikasi supaya semangat hidupnya tinggi. Oleh karenanya saya dan kakak saya selalu video call untuk mengajak mama berdoa. Melalui mezbah keluarga selalu kami ajak mama untuk tinggikan Tuhan dalam doa, pujian dan penyembahan. Kali ini mama mau kami doakan di dalam nama Tuhan Yesus. Mama mau menerima dan tidak antipati seperti sebelumnya. Haleluya.
Tuhan Yesus sungguh Allah yang hidup yang mengerti dan membuat jalan yang baru yang tidak pernah terpikirkan oleh kami. Melalui peristiwa ini, mama mulai terbuka hatinya. Mau berdoa bersama kami dan kuasa Tuhan dinyatakan atas keluarga kami. Mama mengalami kesembuhan, Mama mulai mengenal Tuhan Yesus. Sungguh suatu kasih yang sempurna dari Tuhan Yesus atas jiwa jiwa. Tuhan sanggup mengubah badai menjadi berkat. Haleluya!
Kegerakan vs Peristiwa Pentakosta
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
KegerakanVsPeristiwaPentakosta.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala