ADA KUASA DALAM UCAPAN SYUKUR
“Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
1 Tesalonika 5:18
Perkenalkan nama saya Pdm. Rosyanti dan suami saya Pdt. Roditus Mangunsaputro mengembalakan di GBI H.O.T. Poins Square (yang merupakan salah satu cabang di bawah pengembalaan Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo). Saya ingin berbagi kesaksian bagaimana pertolongan Tuhan Yesus itu nyata, ketika kami sekeluarga terpapar COVID-19.
Berawal pada hari Sabtu, tanggal 22 Januari 2022, anak kami Rino badannya meriang, pegal dan sakit seperti masuk angin. Melihat hal ini, suami saya langsung berinisiatif untuk mengerik Rino, lalu memberikannya obat. Hari Minggu selesai Rino pelayanan WL di gereja, ia merasa tidak enak badan dan esok harinya tubuhnya kembali meriang. Saya berikan paracetamol dan vitamin.
Hari Selasa anak saya Ninuk juga mulai meriang dan batuk, padahal saat itu ia masih menyusui dengan memberikan asi secara langsung ke bayi Caroline yang masih berusia 1 tahun 3 bulan. Melihat kondisi keduanya akhirnya hari itu juga Rino dan Ninuk tes PCR, dan ternyata hasilnya mereka berdua positif COVID-19. Mereka berdua langsung menjalani isolasi mandiri (isoman) di lantai atas rumah kami. Melihat keadaan ini kami pun menghubungi Halodoc, dari sana mereka diberikan obat. Ternyata keadaan semakin tidak membaik. Suami dan anak saya Kezia juga baby Caroline mulai batuk dan meriang.
Tanggal 28 Januari 2022, langsung kami berlima termasuk ART (asisten rumah tangga) menjalani tes PCR. Hasilnya suami saya Pak Roditus, Kezia dan baby Caroline positif terpapar COVID-19. Sedangkan saya bersama cucu saya Rachel (12 th) dan ART hasilnya negatif.
Segera kami memberitahukan RT/RW setempat dan ternyata sudah ada petugas Satgas COVID-19. Setelah mendapatkan laporan mereka cepat bertindak. Lima orang yang positif dengan gejala berat akan di isolasi di Wisma Atlet Kemayoran. Kondisi suami saya saat itu sudah semakin menurun, yang dialaminya meriang, batuk kering, pilek, dadanya sakit dengan saturasinya 90. Ia juga tidak bisa makan; mual dan susah berjalan.
Tanggal 30 Januari, saya bersama cucu saya Rachel dan ART menjalani tes PCR. Ternyata saya dan ART positif COVID-19 tanpa gejala. Singkat cerita kami siap-siap untuk ke Wisma Atlet, ternyata info dari sana hanya bisa untuk 2 orang. Anak-anak sepakat papa dan mama saja yang dirawat mengingat usia sudah di atas 60 tahun.
Namun saat dalam perjalanan kami mendapatkan info, jika Wisma Atlet penuh dan antrian panjang. Tuhan Yesus dahsyat, puji Tuhan tidak ada yang kebetulan… salah seorang dari pengerja di gereja kami adalah suster di RS Siloam, sehingga ia dapat membantu untuk mendapatkan akses rujukan ke RS Siloam Mampang (khusus RS COVID-19).
Seharusnya saya tidak perlu dirawat, namun karena kemurahan Tuhan, dokter mengijinkan sewaktu saya minta tolong untuk dirawat juga, sehingga saya bisa merawat suami saya. Kami diberikan kamar yang terhubung (connecting room).
Kondisi bapak semakin menurun. Hasil pemeriksaan Pak Roditus, paru-parunya sudah dipenuhi seperti kabut putih (gejala pneumonia), sedangkan paru-paru saya bersih. Lima hari pertama kondisi suami saya sangat menurun sekali. Keadaannya begitu lemah, tidak bisa makan, tidak bisa bergerak dan batuk. Dadanya sakit seperti mau meledak... sesak susah bernapas dan sakit harus dibantu dengan alat bantu oksigen.
Di situ saya dan bapak terus berdoa untuk kesembuhannya, kami putar lagu-lagu rohani. Khususnya lagu-lagu Pak Niko dan Pak Welyar. Kami percaya ada mujizat kesembuhan yang Tuhan beri. Meskipun secara pribadi suami saya sudah bersaksi beliau sudah siap, kalau Tuhan Yesus memanggilnya pulang. Saat itu ada pertobatan dan introspeksi diri suami saya, dikatakan ini proses peremukan.
Melihat kondisinya, jujur perasaan sedih, kuatir itu ada, namun sebagai istri saya harus menjadi tiang doa untuk suami saya tercinta. Perjuangan iman saya belum selesai. Saat itu saya berdoa dan memuji Tuhan, setiap jam saya ke kamar suami untuk cek dan juga mengurapi beliau… membaca Firman Tuhan dan saya perkatakan. Saya tengking roh maut, saya minta damai sejahtera yang dari Tuhan. Dan saya mengucap syukur buat semua proses yang Tuhan ijinkan terjadi. Hari lepas hari saya semakin percaya bahwa Tuhan pasti menolong.
Dukungan doa pun mengalir dari teman-teman sepelayanan, keluarga. Ada doa, ucapan syukur yang dinaikkan. Ada pengharapan kepada Tuhan. Malam-malam saya berdoa, nangis minta belas kasihan Tuhan turun. Memohon kepada Tuhan supaya suami saya sembuh dan kami bisa bersama-sama melayani Tuhan.
Puji Tuhan, Tuhan Yesus teramat sangat baik. Mujizat pun terjadi di hari ke-6, Pak Roditus bisa bangun dan mulai latihan napas diterapi dan latihan berjalan. Sungguh proses kesembuhan yang luar biasa, karena tadinya bapak jalan saja tidak bisa. Tiga hari kemudian sudah lebih sehat. Pemulihan terus terjadi, setelah 10 hari di RS, kami pun diperbolehkan pulang dan diminta istirahat di rumah selama 7 hari, baru di PCR lagi dan cek semuanya; sudah clear/sehat. Terpujilah Tuhan Yesus suami saya sembuh total. Haleluya12 kali.
Saya bersyukur atas pertolongan Tuhan Yesus buat kesempatan kedua yang Tuhan kasih. Terima kasih Tuhan Yesus Engkau teramat sangat baik, Tuhan Yesus yang selalu ada dalam setiap musim di dalam kehidupan kami.
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia;
bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Roma 11:36