Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang,
tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu."
Mazmur 119:67
Kisah Jenderal H. Norman Schwarzkopf
Jenderal Amerika Serikat, H. Norman Schwarzkopf, pernah diutus ke daerah berbahaya penuh ranjau. Di sana, ia bertugas mengurangi jumlah korban yang jatuh, mengevaluasi dengan cepat jika ada prajurit yang terkena ranjau, serta membangkitkan semangat pasukannya agar tidak menyerah dan ketakutan menghadapi ranjau-ranjau mematikan itu.
Suatu ketika, seorang prajuritnya yang tengah bertugas menginjak benda mengerikan tersebut. Schwarzkopf tahu bahwa prajurit itu akan selamat dan kakinya tidak perlu diamputasi jika ia tidak berguling-guling. Maka, ketika Schwarzkopf tiba di tempat kejadian, ia memiting orang itu agar tetap tenang. Berkat tindakan tersebut, prajurit itu tidak hanya selamat dari maut, tetapi juga tidak kehilangan anggota tubuhnya.
Dilumpuhkan untuk Diselamatkan
Schwarzkopf harus melumpuhkan anak buahnya terlebih dahulu, membuatnya tidak berkutik agar bisa mengevakuasinya dengan helikopter dan menyerahkannya kepada paramedis. Jika prajurit tersebut terus bergerak, bukan hanya ia bisa kehabisan darah, tetapi Schwarzkopf pun tidak bisa menolongnya.
Seringkali, Bapa surgawi pun bertindak sama. Kadang-kadang, Ia sengaja membiarkan anak-anak-Nya terkapar tak berdaya, sebab di titik itulah Ia baru leluasa bekerja dalam hidup mereka. Jika seseorang masih kuat, mungkin ia akan mencari pertolongan kepada pihak lain atau menggunakan akal sendiri, hal-hal yang dapat menghalangi Allah bekerja dengan bebas.
Penyerahan Diri kepada Allah
Sobat Warta, jika hari ini kamu merasa Allah sedang memiting kamu, melumpuhkan kamu hingga kamu tidak bisa berbuat apa-apa, ini merupakan kabar baik. Sebentar lagi, kamu akan melihat bagaimana Ia membalikkan keadaan, mengubah kesakitan menjadi kemenangan. Ingatlah, semakin cepat kita menyerahkan diri, semakin cepat Ia menangani segalanya. Semakin seseorang bersikeras ingin bergumul sendiri, biasanya semakin lama pula kesakitan yang mesti ia tanggung sendiri.
Proses dilumpuhkan seringkali merupakan cara Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya. Ketika kita berada di titik terendah, di saat kita merasa tidak mampu lagi, itulah saat Allah bekerja dengan lebih bebas dalam hidup kita. Seperti prajurit yang dilumpuhkan oleh Schwarzkopf untuk diselamatkan, kita juga perlu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Percayalah bahwa dalam kelemahan kita, kuasa Allah akan nyata dan membawa kita kepada kemenangan sejati. (MA)
"KADANG DIA TERPAKSA MELUMPUHKAN
AGAR DAPAT MEMBERI KESEMBUHAN."
Ruang Keluarga
"Karena di mana hartamu berada,
di situ juga hatimu berada."
Matius 6:21 TB
Banyak orang yang sudah akrab dengan istilah pemeriksaan kesehatan atau cek kondisi tubuh. Tidak sedikit pula yang sudah menjadwalkan untuk melakukan pemeriksaan ini setiap tahun. Tujuannya, mendapatkan informasi menyeluruh mengenai kondisi kesehatan tubuhnya; apakah terdapat penyakit yang diam-diam tidak disadari, memeriksa kondisi perkembangan penyakit, mendeteksi adanya potensi penyakit atau sekadar memastikan kualitas kesehatan tubuh. Intinya, dari pemeriksaan ini, bisa diambil tindakan lebih lanjut guna memperbaiki kondisi kesehatan yang kurang baik dan meningkatkan kualitas kesehatan di masa depan.
Seperti halnya tubuh, dompet kita pun punya potensi untuk “sakit”. Pernahkah kita mendengar atau bahkan ada orang di sekitar kita atau kita sendiri mengalami kondisi-kondisi berikut:
Apabila kita menjawab “Ya” untuk salah satu dari pertanyaan di atas, maka itu berarti bahwa keuangan kita saat ini tergolong kurang sehat atau bahkan sudah gawat darurat. Setiap penyakit, umumnya tersedia obat penawarnya. Seperti layaknya permasalahan kesehatan tubuh maka kondisi kesehatan keuangan yang tidak sehat, sebenarnya ada obat atau solusinya.
Permasalahan keuangan yang tidak sehat menjadi salah satu pemicu terjadinya perceraian. Berdasarkan data dari tahun 2015-2018 di Mahkamah Agung, gugatan cerai karena masalah ekonomi tiga kali lebih banyak ketimbang talak. Setelah diteliti lebih lanjut, penyebab utamanya bukan kekurangan uang, melainkan tidak adanya keterbukaan, kesepakatan dan salah mengelola keuangan rumah tangga. Karena itu sebenarnya keterbukaan, perencanaan dan kesepakatan keuangan harus dikomunikasikan pada saat masa pra nikah, sebelum masuk dalam pernikahan.
Merencanakan keuangan keluarga tidak harus rumit. Kita bisa saja memiliki perencanaan yang detail dan rapi, namun ada kalanya perencanaan yang sederhana juga bisa berhasil.
Agar terhindar dari pertengkaran yang berkepanjangan soal keuangan dalam keluarga, perhatikan beberapa prinsip berikut:
1. Keterbukaan dan Kesepakatan
Uang adalah salah satu hal yang mendasar dalam hidup, bila untuk hal yang mendasar saja pasutri belum bisa terbuka/jujur, maka sulit untuk terbuka/jujur untuk hal-hal lainnya. Karena itu biasakan untuk saling terbuka soal pendapatan dan pengeluaran. Beberapa hal yang perlu disepakati adalah :
Mengenai 'join account' (uang suami dan istri digabung dalam 1 account bank) atau 'separate account' (suami dan istri masing-masing memilki account bank masing-masing) itu bukanlah hal yang mendasar. Yang lebih penting adalah apakah suami-istri bisa saling percaya sepenuhnya untuk dikelola bersama.
2. Perencanaan Keuangan
Rencana keuangan bagaikan sebuah ‘rel kereta api’. Selama kereta api berjalan di atas relnya, maka bisa dipastikan kereta api akan selamat sampai di tujuan. Sebaliknya bila sampai kereta keluar dari rel, maka akan terjadi kecelakaan yang berakibat luka bahkan kematian. Suami-istri perlu duduk bersama untuk menyusun perencanaan keuangan bulanan keluarga, berapa pemasukan dan pengeluaran setiap bulan.
Setelah budget dibuat dan disepakati, catat setiap pemasukan dan pengeluaran, dan evaluasi di awal bulan berikutnya. Evaluasi sudahkah pengeluaran dilakukan dengan bijaksana, atau adakah pos-pos pengeluaran yang masih bisa dihemat untuk ditambahkan kepada pos pengeluaran yang lebih penting atau untuk menambah tabungan.
3. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Lakukan pembelian hal-hal yang memang diperlukan, bukan yang diinginkan. Peningkatan pendapatan bukan berarti peningkatan gaya hidup, melainkan peningkatannya digunakan untuk menambah tabungan dan melakukan investasi. Miliki gaya hidup ‘low profile, but high profit’, yaitu secara penampilan dan gaya hidup terlihat ‘biasa’, tapi memiliki tabungan dan investasi yang semakin meningkat. (TB).
Ruang Kesaksian
"Tuhan itu baik;
Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan;
Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya."
Nahum 1:7
Perkenalkan nama saya Agus Sugiarto atau biasa dipanggil dengan 'Agus', berasal dari Banjarmasin. Pernikahan saya dengan Lenny dikaruniai dengan tiga orang putera. Saya memberi diri untuk dibaptis pada tahun 1993, dan dua tahun setelah itu saya mulai aktif melayani Tuhan. Puji Tuhan, saat ini saya dipercayai untuk mengembalakan jemaat di GBI Pecenongan, Rayon 1E di bawah penggembalaan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Dalam kesempatan ini, saya ingin berbagi cerita tentang mujizat Tuhan yang telah saya alami. Kisah ini berawal pada tahun 2021, ketika saya merasakan sakit dibagian pinggang, awalnya saya mengira karena otot yang tegang atau terkilir. Saya pun mengobatinya dengan membalurkan balsam dan arak ke bagian yang sakit ,serta memijatnya. Namun keadaannya tidak juga membaik; bahkan bila sewaktu-waktu kambuh, saya merasakan sangat sakit.
Akhirnya saya memeriksa diri ke dokter dan betapa terkejutnya, ketika dokter urolog mengatakan bahwa di dalam ginjal saya ditemukan 2 buah batu. Saya memang ada jadwal rutin ke dokter dua kali dalam setahun. Setelah enam tahun yang lalu ditemukan batu dalam ginjal saya yang telah membengkak. Puji Tuhan, batu ukuran kecil tersebut dapat keluar sendiri.
Saya tidak mengerti bagaimana batu itu bisa ada. Dokter menjelaskan mungkin saja dapat terjadi karena kurang minum air, kelamaan duduk atau asupan vitamin secara berlebihan. Dari hasil pemeriksaaan, dokter mendiagnosa terdapat dua batu yang ukurannya cukup besar.
Dokter pun menyarankan agar saya segera melakukan tindakan operasi. Namun saat itu, saya coba bertanya kepada dokter bagaimana jika minum obat saja dengan harapan batunya dapat keluar sendiri seperti sebelumnya.
Permintaan tersebut ditolak oleh dokter dikarenakan ukuran batu sudah besar dan tetap harus dilakukan tindakan operasi, karena tidak mungkin bisa keluar sendiri. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan saya memutuskan untuk menunda tindakan tersebut. Saya berpikir mungkin dengan banyak minum air , batu itu bisa keluar sendiri melalui saluran kencing.
Pada bulan Februari 2023, tiba-tiba saya mendapatkan serangan jantung sampai harus memasang ring dan minum obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di pembuluh darah. Penggumpalan darah dapat menyumbat aliran darah ke otot jantung dan menyebabkan serangan jantung kembali. Pembekuan darah juga dapat menghadang aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan stroke.
Selama dua tahun tidak minum obat apapun, menyebabkan keadaan ginjal saya semakin parah. Karena saya mulai merasakan kesakitan. Jika rasa nyeri itu timbul, saya akan merasakan sakit setengah mati. Ketika itu saya memutuskan untuk melakukan tindakan, dokter urolog melarang, karena apabila sedang meminum pengencer darah, harus menunggu beberapa bulan; bahkan setahun lamanya sejak pemasangan ring.
Akhirnya pada tanggal 12 November 2023, tiba tiba saya sudah tidak dapat buang air kecil lagi. Saya merasakan sakit yang sangat luar biasa. Sudah dua hari saya tidak dapat buang air, sekalipun saya merasakan ingin buang air kecil. Setiap kali mencoba untuk buang air kecil yang keluarpun hanya tetesan saja.
Saya benar-benar sudah tidak mampu menahan rasa sakitnya. Saya berpikir mungkin batunya sudah menyumbat di saluran kencing. Rasanya sangat menderita, sampai-sampai saya takut minum air. Karena tidak mampu menahan rasa sakit, saya mencoba menghubungi dokter. Namun saya tidak dapat jadwal dan paling cepat dijadwalkan satu hingga dua minggu ke depan.
Saya sempat merasa panik dan khawatir, bagaimana mungkin dapat menunggu waktu selama itu sedangkan saya sudah tidak dapat menahan rasa sakit dan sangat menderita, karena sudah tidak dapat buang air kecil. Akhirnya saya berinisiatif untuk pergi ke RS pada pukul 19:00, saya berpikir apabila masuk ke ruang UGD, pasti mau tidak mau ada dokter yang menangani.
Perkiraan saya benar. Ketika masuk ke ruang UGD, saya langsung ditangani dan hasil CT Scan diketahuilah bahwa batu tersebut telah menutupi saluran kencing. Dokter juga mengatakan bahwa ukurannya mencapai hingga 3,2 cm dan terdapat banyak batu (multiple stone).
Saya bertanya kepada dokter, apakah mungkin batu tersebut dapat keluar sendiri? Dokter menjawab bahwa selama dia menjadi dokter belum pernah ada kasus bahwa batu besar dapat keluar secara alami, meskipun bisa masih dalam ukuran kecil, itupun pasti sangat sakit bahkan sampai keluar darah.
Setelah menunggu beberapa jam dengan didampingi istri, akhirnya saya masuk ruang rawat inap. Sebelum istri pulang kami berdoa, setelah itu saya kembali berdoa kepada Tuhan memohon pengampunan bila selama ini saya kurang percaya, dan saya menyerahkan segala kekhawatiran saya dengan mengandalkan Tuhan sepenuhnya.
Tidak lama selesai berdoa, perawat datang dan mengatakan bahwa besok pagi akan dilakukan tindakan operasi pada pukul 8.30, namun sebelumnya dokter anastesi akan berkunjung pada pukul 6.30 pagi untuk memberikan pengarahan dan bius total.
Keesokan harinya pada pukul 4 pagi, seperti biasa saya saat teduh dengan berdoa, membaca Firman dan kembali tidur. Saya terbangun kembali sekitar pukul 5 pagi, saat perawat hendak memeriksa suhu dan tensi tubuh. Tepat pukul 6.30 dokter anastesi datang berkunjung menjelaskan prosedur tindakan. Selesai memberi penjelasan dokter meminta saya untuk mandi dan jam 7 baru ke ruang laboratorium.
Sekitar pukul jam 7 kurang, saya pergi ke toilet untuk bersih-bersih dan sikat gigi. Tiba-tiba saya merasa ingin buang air kecil, namun seketika itu saya terkejut karena tampak seperti benda yang loncat keluar. Saya berpikir itu benda apa ya? Setelah saya perhatikan ternyata batu yang berukuran cukup besar.
Dengan bergegas saya memanggil perawat dan menunjukan benda tersebut. Saya berkata “sus lihat ini batunya keluar”. Perawat langsung bersorak: “Ya Tuhan, mujizat pak mujizat”, lanjutnya: “ berdarah tidak pak?" Dengan cepat saya menjawab: ‘tidak”. Tidak puas dengan jawaban saya, kembali perawat bertanya “sakit tidak pak?”, sekali lagi saya menjawab “tidak”. Perawat itu dengan tergesa-gesa membawa benda tersebut dan menunjukannya kepada para perawat yang bertugas pada pagi itu.
Kegemparan terjadi pada pagi hari itu, sampai-sampai perawat mengabadikan batu tersebut. Para suster yang melihat kejadian tersebut mengatakan: “Ini mujizat pak, selama saya menjadi perawat belum pernah melihat batu sebesar ini dapat keluar sendiri.” Apalagi setelah diukur besarnya mencapai 2 cm.
Namun saya masih belum dapat buang air kecil setelah batu itu keluar, karena dokter memang mengatakan terdapat multiple stone. Saya berpikir, “wah, jadi nih saya tetap dioperasi”. Saya kembali berdoa kepada Tuhan dan mengucap syukur atas campur tangan Tuhan sehingga batu itu bisa keluar. Saya terus memuji-muji dan menyembah Tuhan, saya memang mempunyai iman agar tidak jadi dioperasi tetapi saya menyerahkannya semua kepada Tuhan.
Sebagai manusia saya merasa ada rasa khawatir. Namun tiba-tiba kembali saya merasakan ingin buang air kecil, kembali saya dikejutkan dengan suatu benda yang keluar saat saya buang air kecil. Puji Tuhan setelah batu kedua keluar, saya dapat buang air kecil sampai tuntas. Setelah diukur batu kedua sebesar 1 cm. Sungguh, saya tidak pernah membayangkan batu sebesar 2 cm dan 1 cm dapat keluar sendiri tanpa rasa sakit dan berdarah.
Padahal sebelumnya dari perkiraan hasil CT Scan batu tersebut hanya sebesar 0.6 cm saja. Kejadian tersebut sungguh membuat saya terkagum-kagum akan kuasa Tuhan. Ruangan operasi sudah dipersiapkan bahkan dokter sudah bersiap-siap untuk melakukan tindakan.
Pada pukul 8 pagi, Dokter urolog datang, ia langsung memberi ucapan selamat sambil berkata: “Secara medis 99 persen tidak mungkin batu sebesar ini dapat keluar tanpa melakukan tindakan operasi, namun bila ini terjadi hanya karena mujizat. Saya ijin untuk mengabadikan batu ini untuk saya pajang diruangan praktek saya.”
Istri saya yang menyaksikan hal itu sampai terharu: “Tuhan telah melakukan perkara yang besar”. Saya kembali bertanya jkepada dokter: “Bagaimana kelanjutannya dok, apakah saya bisa pulang?” Dokter menjawab :“Ya boleh pulang, mau diapain lagi, karena dari hasil pemeriksaan batunya sudah keluar."
Tuhan Yesus sungguh dahsyat, saya mengucap syukur atas mujizat yang saya alami. Tuhan Yesus sungguh baik, mujizat-Nya masih ada dan terjadi tepat pada waktunya. Tuhan ijinkan batu tersebut keluar di RS dengan disaksikan oleh para perawat dan para dokter.
Nama Tuhan dipermuliakan, bahkan hingga kesaksian ini ditulis, banyak jiwa-jiwa yang mendengarkan kesaksian ini telah diberkati.
Melalui kesaksian ini, kita belajar untuk tetap harus percaya, memiliki iman dan berdoa. Masalah boleh ada tetapi jangan mundur dan putus asa, karena ada waktunya Tuhan menolong, asal kita berserah kepada Tuhan. Amin.
Shalom,
Bagi Saudara yang rindu memberikan sebuah KESAKSIAN silahkan hubungi WA Center kami: Klik Disini
This is not the end but this is the begining! The Begining of the harvest movement
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala