Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja
dan dengan anggur yang biasa diminum raja;
dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu,
supaya ia tak usah menajiskan dirinya."
Daniel 1:8 TB
Kisah Jembatan Brooklyn dan Keteguhan Hati
Jembatan Brooklyn, yang menghubungkan Brooklyn dengan Pulau Manhattan, merupakan salah satu jembatan paling terkenal di dunia. Gagasan pembangunannya muncul dari John Roebling, seorang insinyur visioner. Ia meyakinkan anaknya, Washington Roebling, yang juga seorang insinyur, untuk membantu proyek raksasa ini. Sayangnya, kecelakaan tragis merengut nyawa John dan membuat Washington mengalami cedera serius. Meskipun terluka parah, Washington tetap memimpin pembangunan jembatan ini dengan cara yang unik—ia menggunakan gerakan tangan dan bola matanya untuk memberikan instruksi kepada istrinya, yang kemudian menyampaikan pesan tersebut kepada para insinyur. Selama 13 tahun, pembangunan jembatan itu terus berlangsung hingga akhirnya berhasil diselesaikan. Keteguhan hati mereka membuahkan hasil—tujuan besar mereka tercapai.
Menetapkan Tujuan Ilahi
Awal tahun sering kali menjadi momen bagi banyak orang untuk menetapkan tujuan—baik dalam karir, bisnis, maupun kehidupan pribadi. Mereka menetapkan target penjualan yang lebih tinggi, keuntungan yang lebih besar, atau pembangunan proyek-proyek baru. Namun, sebagai orang percaya, kita diingatkan untuk tidak hanya fokus pada tujuan yang bersifat duniawi, tetapi juga mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal rohani. Mengingat kedatangan Tuhan yang semakin dekat, sudahkah kita menetapkan tujuan untuk hal-hal yang di atas?
Apakah kamu memiliki keinginan untuk menghabiskan bacaan Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu? Apakah kamu rindu membangun mezbah doa di tempat kerjamu? Apakah kamu ingin memiliki waktu doa yang lebih intim dengan Tuhan?
Contoh Daniel: Tujuan yang Mulia
Seperti Daniel yang hidup di istana Babel, ia memiliki tujuan yang tidak hanya bersifat duniawi, seperti mendapatkan promosi atau penghormatan dari raja. Ia berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja demi tujuan yang lebih mulia—menyenangkan hati Tuhan. Ketetapan hatinya menjadi contoh bagi kita untuk menetapkan tujuan-tujuan yang tidak hanya mengejar prestasi dunia, tetapi juga berfokus pada hal-hal rohani.
Sobat Warta, mari miliki tujuan yang ilahi seperti Daniel. Di tengah kesibukan dunia, mari kita tetap berpegang teguh pada nilai-nilai rohani, mengutamakan hubungan dengan Tuhan, dan menjalani hidup yang menyenangkan hati-Nya. (MA)
"God is not to negotiate His holiness in order to accommodate us."
R.C. Spoul
Ruang Keluarga
Seks itu Tabu?
Bagi sebagian orang seks memang masih dianggap tabu dan hanya menjadi konsumsi orang dewasa, sehingga berbicara mengenai seks harus dilakukan secara tersembunyi. Itulah sebabnya mengapa membicarakan seks kepada anak-anak merupakan tugas yang cukup berat. Tidak banyak orang tua yang merasa nyaman dalam mengajarkannya. Sepertinya seksualitas merupakan topik memalukan yang sulit dibicarakan dengan baik kepada anak-anak. Padahal semestinya sedini mungkin pendidikan seks harus disampaikan; khususnya pada usia remaja.
Pada usia ini seorang remaja mengalami perubahan organ-organ seks, baik primer maupun sekunder. Masa ini dikenal sebagai masa pubertas. Masa perubahan fisik pada remaja laki-laki atau perempuan seringkali diabaikan oleh orang tua, guru, bahkan para hamba Tuhan sehingga para remaja perempuan tidak mendapat pengetahuan seks yang baik. Akibat dari kurangnya pengetahuan tentang seks, seringkali perilaku seks menjadi salah arah. Oleh sebab itu, kurangnya pendidikan seks menyebabkan seseorang memiliki konsep seks yang keliru dan berakibat pada tindakan seks yang salah.
Era Pots Modern
Dampak keterbukaan informasi dalam era globalisasi baik melalui media cetak maupun elektronik yang semakin canggih telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai budaya, moral dan spiritual. Kemajuan teknologi terutama media elektronik dan media massa menyajikan beragam informasi tentang hal-hal yang bisa memengaruhi perilaku negatif bagi masyarakat; khususnya generasi muda. Alat teknologi seperti internet, handphone dan aplikasi media lainnya menjadi sarana untuk bisa mengakses hal-hal yang berkaitan dengan seksual sulit untuk dibendung, pada akhirnya telah menimbulkan hal yang negatif seperti mengakses hal-hal yang berbau pornografi.
Tidak bisa dibantah bahwa teknologi telah memberikan pengaruh signifikan bagi semua aspek kehidupan manusia mulai dari cara berpikir, moral, etika, tingkah laku, karakter, termasuk perilaku seksual. Aplikasi media sosial menawarkan berbagai macam situs-situs yang muatannya pornografi diantaranya aplikasi; YouTube, Facebook, WhatsApp, Instagram dan lain sebagainya. Situs-situs yang bermuatan pornografi sangat mudah diakses dan ditonton oleh semua orang.
Bermula dari apa yang dibaca atau dilihat menimbulkan rangsangan seksual yang akan mengarah kepada usaha pemenuhan nafsu seksual. Akibatnya ialah melakukan tindakan seks yang salah seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, perselingkuhan, onani, mastrubasi, seks bebas dan lain-lain.
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kejadian 1:27-28
Seks Adalah Inisiatif Allah
Alkitab menyaksikan bahwa Allah yang merancang adanya seks dalam kehidupan manusia. Allah dengan sengaja menciptakan laki-laki dan perempuan dengan orientasi seksnya masing-masing (Kejadian 1:27). Sejak semula telah ditetapkannya ada dua jenis kelamin dan itu sungguh amat baik (Kejadian 1:31). Allah melengkapi manusia dengan organ seks dan dorongan seksual. Senada dengan itu dituliskan oleh John White bahwa,
“Allah juga melengkapi tubuh dengan sistim syaraf yang deprogram sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat mengalami kenikmatan yang luar biasa, yaitu kenikmatan yang kelak akan tercipta bila Kristus hadir dalam pernikahan dua orang yang saling mencintai”.
Sebelum manusia diciptakan Allah telah merancang seks bagi manusia. Pada prinsipnya Allah berkenan dan merestui adanya hubungan seks diantara laki-laki dan perempuan. Allah memiliki tujuan mulia menciptakan seks kepada manusia supaya manusia tertarik terhadap lawan jenis, seks diberikan untuk kelangsungan hidup manusia dan Allah memberikan seks kepada laki- laki dan perempuan sebagai suatu cara untuk menyatakan cinta kasih mereka yang total dan dalam satu terhadap yang lainnya. Oleh sebab itu, seks adalah anugerah Allah yang teramat baik untuk dinikmati oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang telah dipersatukan dalam pernikahan kudus. Seks diciptakan Allah sebelum manusia jatuh di dalam dosa.
“Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu."
Kejadian 2:25
Ayat ini membenarkan bahwa seks bukan sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Oleh karena itu, ketika manusia itu telanjang, mereka tidak merasa malu.
Pendidikan Seks
Pentingnya pendidikan seks yang harus disampaikan menurut konsep Alkitab sebagai dasar iman kekristenan. Alkitab adalah dasar dari pengajaran tentang seks, sebab orang Kristen meyakini ineransi dan infabilitas Alkitab. Ineransi Alkitab berarti bahwa Alkitab tidak ada kekeliruan atau kesalahannya, sedangkan infabilitas Alkitab berarti bahwa Alkitab bebas dari kecenderungan melakukan kesalahan.
Karena Alkitab di inspirasikan oleh Allah, maka Alkitab tidak dapat salah atau tidak memiliki kekeliruan. Sehingga pendidikan seks yang akurat dan benar ialah konsep seks yang dibangun dari ayat-ayat suci Alkitab seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Para orangtua tidak boleh malu dan tertutup berbicara tentang seks, tetapi harus menyampaikannya agar setiap anak-anaknya dapat memahami yang benar tentang seks menurut Alkitab dan dapat memelihara kekudusan seksual di hadapan Tuhan.
Mengenalkan pendidikan seks pada anak tentunya disesuaikan dengan tingkat usia mereka. Pendidikan seks bisa dimulai sejak anak usia dini, misalnya dengan mengenalkan bahwa mereka adalah laki-laki atau perempuan, mengenal bagian-bagian tubuh yang privasi yang tidak boleh dipegang dan dilihat oleh orang lain.
Para orang tua, marilah kita perkenalkanlah pendidikan seks kepada anak-anak kita dengan benar, sehingga mereka bisa mempunyai pemahaman yang benar dan menjaga kekudusan seksual mereka. (TB).
"DIDIKLAH ANAKMU, JIKA TIDAK MAKA MEDIA SOSIAL YANG AKAN MENDIDIKNYA."
Ruang Kesaksian
"Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan,
dan Aku akan menyembuhkan mereka
dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan
dan keamanan yang berlimpah-limpah."
Yeremia 33:6 TB
Nama saya Michael Sofian, telah menikah dengan Natalia Hidayat dan dikaruniai seorang putri yang bernama Gracia. Saya terlahir sebagai seorang Kristen yang lahir baru sejak masa kuliah dan aktif melayani Tuhan sejak tahun 1998, saat ini saya terhisap dalam suatu wadah Gereja CK 3 di bawah pembinaan Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Kesaksian saya ini bermula dengan keluarga istri saya yang terkena COVID-19, itu terjadi sekitar tanggal 24 Desember 2020. Istri saya pada awalnya tidak curiga kedua orang tuanya terkena COVID-19, memutuskan untuk menemani mereka dan tidur di kamar mereka, kami juga meminta mbak di rumah untuk memijat mereka.
Kami akhirnya membawa kedua orang tua kami ke rumah sakit, untuk diperiksa lebih lanjut dan dokter memutuskan untuk melakukan CT Scan paru-paru dan juga tes PCR. Hasil CT Scan paru-paru mengagetkan kami semua, ternyata mereka berdua terkena COVID-19. Meskipun hasil tes PCR belum keluar, dokter sudah dapat memastikan bahwa mereka sudah positif COVID-19. Kami memutuskan agar mereka dapat dirawat segera dan Puji Tuhan tepat pada hari itu di rumah sakit tersebut akan dibuka ruang perawatan khusus COVID-19, sehingga kami langsung mendaftar dan kedua orang tua kami dapat dirawat.
Setelah kejadian itu, kami memutuskan untuk melakukan tes PCR atas seluruh anggota keluarga, dan hasilnya cukup mengagetkan; istri saya, mbak dan supir kami dinyatakan positif COVID-19, namun saya bersyukur pada waktu itu karena hasil tes PCR saya dan anak kami hasilnya negatif. Akhirnya istri saya isolasi mandiri di rumah dan saya tetap bekerja di kantor.
Pada awal tahun baru, saya bertugas melayani kedukaan salah satu pengerja dan sebelumnya saya juga telah melakukan tes Swab Antigen untuk memastikan saya tidak terkena COVID-19. Selain itu untuk menjaga imunitas, saya juga cukup rajin melakukan olah raga bersepeda.
Tiba tiba 3 hari setelah pelayanan dan tugas kantor, saya merasakan kurang enak badan, sehingga istri saya memaksa untuk segera berkonsultasi kepada dokter yang merawat orang tua saya. Dokter menyarankan agar saya melakukan CT Scan paru paru untuk melihat apakah saya terkena COVID-19 atau tidak. Pada saat itu para dokter spesialis tidak bertugas karena liburan tahun baru, sehingga hasil CT Scannya tidak ada yang dapat memberikan penilaian atau diagnosa. Petugas menjawab besok hasilnya baru bisa diambil karena para dokter sedang libur, jadi saya memutuskan untuk pulang saja.
Malam harinya saya merasakan dada saya kurang enak dan rasanya begitu aneh, karena waktu berjalan di rumah sakit, saya juga merasa seperti kecapaian dan susah bernapas karena harus naik turun tangga. Akhirnya Istri saya memaksa untuk ke rumah sakit kembali dan menuju IGD untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter jaga IGD juga bingung bagaimana mendiagnosa saya lebih lanjut karena tidak ada data PCR tes dan juga hasil rontgennya.
Dokter IGD kemudian meminta hasil rontgen ke dokter spesialis, supaya dapat dilihat hasilnya. Setelah 2 jam menunggu, hasilnya pun keluar. Berita yang mengejutkan dikabarkan oleh dokter jaga. Saya terkena COVID-19, di mana 25% dada kiri dan 50% dada kanan saya sudah putih semua. Dokter menganjurkan saya agar dapat segera dirawat. Namun rumah sakit penuh, tidak tersedia ruang rawat COVID-19 buat saya.
Saya menghubungi adik saya yang kebetulan adalah seorang dokter dan dia meminta kepada istrinya yang juga seorang dokter juga untuk membantu saya agar dapat dirawat. Tuhan Yesus sungguh baik, karena ia ternyata dokter yang bertugas merawat pasien COVID-19 juga. Singkatnya saya masuk pada salah satu rumah sakit yang dimonitor oleh adik ipar saya sendiri.
Beberapa hari dirawat, keadaan saya kelihatannya semakin memburuk. Ini terlihat dari pemakaian jenis kepala oksigen yang sempat diganti sebanyak 3 kali.
Pada malam sebelum saya masuk ke ICU, saya diberi mimpi oleh Tuhan, saya diajak pulang oleh 4 orang, satu orang itu (saya yakin itu Tuhan Yesus) berkata kepada saya: “Mike, ayo kita pulang”, dan saya langsung menjawab: “Ayo, saya juga sudah lelah di dunia ini.” Jadi saya langsung bangun, berdiri dan berjalan bersama mereka menuju pintu yang terang, berwarna putih.
Setelah berjalan beberapa langkah, tiba tiba saya teringat istri dan anak saya. Saya berkata kepada orang itu: “Tunggu sebentar, bagaimana dengan Lia dan Gracia ya?” Saya mengatakannya 2 kali, dan setelah itu saya terbangun.
Keesokan harinya, adik ipar saya mengatakan bahwa saya akan dibawa ke ICU, agar saya dapat dimonitor dengan lebih baik. Saya pun setuju saja. Pihak rumah sakit menelpon ke rumah dan mengatakan bahwa saya akan dibawa ke ICU. Ini membuat seluruh keluarga menangis dan sedih, istri saya sampai memohon supaya saya jangan dipasang ventilator. Papa saya yang juga seorang dokter ikut menangis. Mama juga sudah pasrah dengan keadaan saya. Saya harus meminum obat yang jumlahnya banyak sekali dan juga banyak cairan yang masuk dalam tubuh saya.
ICU COVID, bukanlah tempat yang nyaman untuk dirawat. Tiap hari terdengar tangisan ketakutan permintaan tolong. Saya juga menyaksikan orang yang dipanggil pulang di kiri dan kanan saya, dan saya merasakan kesulitan untuk bernapas.
Saturasi oksigen saya hanya sekitar 80% an, itu pun sudah menggunakan mesin. Saya berkata kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, kalau Tuhan panggil hari ini saya siap, karena saya tahu kemana saya akan pergi. dan kalau Tuhan ijinkan saya untuk sembuh, saya mau melayani Tuhan dan keluarga lebih lagi."
Anehnya, saya merasa sangat tenang di ruang ICU, meskipun suasananya sungguh tidak menyenangkan. Ibu gembala berdoa kepada Tuhan supaya saya jangan dipanggil pulang seperti bapak gembala kami sebelumnya, bahkan semua pengerja dan jemaat yang mengenal sayapun bersatu hati berdoa untuk kesembuhan saya.
Lima hari berada di ICU, akhirnya saya dinyatakan boleh kembali ke ruang rawat biasa. Mereka katakan bahwa kondisi saya sudah mulai membaik, sehingga tempatnya bisa dipakai untuk orang yang lebih kritis. Yang lebih luar biasa, setelah 3-4 hari dirawat saya diperbolehkan pulang, karena mereka yakin saya akan sembuh. Puji Tuhan!
Setelah saya isolasi di rumah selama 1 bulan, saya kembali berkonsultasi kepada dokter paru-paru di rumah sakit dan foto rontgen. Hasilnya sungguh mengejutkan; Tuhan Yesus telah menyembuhkan paru-paru saya dari 70% terkena COVID-19 menjadi sembuh dengan sempurna.
Yang menyembuhkan dan memulihkan kita bukan obat-obatan yang masuk dalam tubuh kita, juga bukan karena dokter semata, tapi sepenuhnya karena Tuhan Yesus. Karena Dialah kita dipulihkan kembali. Dialah yang memberikan kesejahteraan dan berkat buat kita.
Kita punya Tuhan yang dashyat. Jangan kuatir, Dia akan memyembuhkan, memulihkan dan memberikan damai sejahtera pada kita. Apapun keadaan kita saat ini, percayalah Tuhan Yesus yang pegang kendali atas kehidupan ini. Berpegang terus pada Firman-Nya. Kita akan melihat perkara besar dan ajaib terjadi atas hidup kita.
Terpujilah Tuhan Yesus, Dia memberikan kesempatan kedua kepada saya untuk melayani Dia dan keluarga.
Shalom! Bagi Saudara sedang membutuhkan dukungan doa ataupun ingin memberikan kesaksian dan pengalaman tentang kebaikan Tuhan, silakan isi formulir di bawah ini. Tim Hotline kami akan segera melayani dan merespon Saudara. Tuhan Yesus Memberkati.
Form Permohonan Doa Form Kesaksian
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala