Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku:
Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku,
supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
2 Korintus 12:9 TB
Kisah Nick Vujicic: Melampaui Keterbatasan Fisik
Nick Vujicic, seorang pria yang lahir tanpa tangan dan kaki, adalah bukti nyata bagaimana iman kepada Tuhan bisa mengatasi segala keterbatasan. Lahir di Australia pada tahun 1982 dengan kondisi langka yang disebut Tetra-amelia syndrome, Nick tumbuh dengan banyak tantangan, baik secara fisik maupun mental. Ketika ia masih kecil, Nick sering merasa putus asa dan tidak berdaya. Pada satu titik dalam hidupnya, ia bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena merasa tidak ada harapan.
Namun, Nick menemukan iman yang kuat dalam Tuhan, yang mengubah cara pandangnya terhadap kehidupannya yang penuh keterbatasan. Dia menyadari bahwa meskipun tubuhnya memiliki kekurangan, jiwanya penuh dengan potensi. Dengan semangat yang tak pernah padam dan keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana besar baginya, Nick mulai membangun hidupnya di atas dasar iman. Dia belajar berenang, menulis dengan mulutnya, dan bahkan berbicara di depan ribuan orang di seluruh dunia. Melalui kehidupannya, Nick telah menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada tantangan hidup, dan untuk terus percaya bahwa Tuhan bekerja melalui setiap kelemahan.
Kuasa dalam Kelemahan
Dalam 2 Korintus 12:9, Tuhan berkata kepada Paulus bahwa kasih karunia-Nya cukup, dan justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna. Ini menjadi sangat relevan dalam kehidupan Nick Vujicic. Meski ia lahir dengan kondisi fisik yang tampak sangat terbatas, iman kepada Tuhan membuatnya mampu mengatasi segala rintangan. Tuhan menggunakan kelemahan Nick sebagai alat untuk menunjukkan kuasa-Nya, bahwa dengan iman, tidak ada hal yang tidak mungkin.
Banyak dari kita mungkin merasa terbatas dalam banyak hal—baik itu fisik, mental, atau kondisi hidup lainnya. Namun, kisah Nick menunjukkan bahwa justru dalam kelemahan kita, Tuhan bisa bekerja dengan cara yang luar biasa. Keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi pintu gerbang bagi kuasa Tuhan untuk bekerja secara ajaib dalam hidup kita.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Sobat Warta, kadang kita merasa bahwa keterbatasan kita menghalangi kita untuk mencapai tujuan hidup atau menjadi berkat bagi orang lain. Namun, Tuhan menunjukkan bahwa ketika kita lemah, kuasa-Nya justru bekerja dengan sempurna. Nick Vujicic adalah bukti nyata bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja, bahkan dengan segala kekurangan, untuk menjadi inspirasi dan berkat bagi dunia.
Jangan pernah menyerah pada keadaan atau merasa tidak cukup. Seperti Nick, kita bisa memilih untuk beriman bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah melalui setiap kelemahan kita. Dengan demikian, kita tidak hanya akan menjadi lebih kuat, tetapi kita juga bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan bekerja melalui segala sesuatu, termasuk kekurangan kita. (MA)
"Whenever life knocks you down,
bounce back more determined."
Ruang Keluarga
“Hal-hal kecil yang dahulu aku anggap enteng, malah bisa jadi sumber petengkaran besar…”
Mungkin ungkapan ini pernah kita dengar atau mungkin kita pernah mengatakannya.
Pernikahan adalah komitmen antara dua individu seumur hidup untuk saling mendukung, mengasihi, dan berbagi kehidupan. Namun, tidak semua hubungan pernikahan berjalan dengan mulus. Orang-orang yang memutuskan bercerai memiliki berbagai alasan. Namun seringnya bermula dari hal-hal atau kebiasaan-kebiasaan kecil. Hal-hal atau kebiasaan-kebiasaan kecil tersebut tanpa sadar dilakukan dan diam-diam secara perlahan merusak hubungan pernikahan. Hal atau kebiasaan tersebut dikenal dengan istilah silent killers, yang diam-diam menggerogoti pondasi pernikahan. Karena itu penting untuk menyadari dan “menyerang balik” sebelum hal-hal tersebut membahayakan dan merusak pernikahan Anda.
Apa saja "silent killers" yang dapat merusak pernikahan, dan bagaimana cara mengatasinya?
1. Kurangnya Komunikasi yang Berkualitas
Komunikasi adalah dasar dari setiap hubungan yang sehat, termasuk pernikahan. Salah satu penyebab silent killer dalam pernikahan adalah kurangnya komunikasi yang berkualitas. Banyak pasangan yang berbicara setiap hari, tetapi pembicaraan mereka terbatas pada hal-hal rutin, seperti pekerjaan atau urusan rumah tangga, tanpa membicarakan perasaan, harapan, atau kekhawatiran. Hal ini bisa menimbulkan rasa keterasingan satu sama lain.
Cara Mengatasi: Jadwalkan waktu khusus untuk berbicara secara mendalam dengan pasangan tanpa distraksi, seperti handphone atau televisi. Dalam komunikasi, dengarkan pasangan tanpa menghakimi, dan berikan tanggapan dengan penuh perhatian. Tanyakan perasaannya dan bagikan perasaan kita agar ada rasa saling pengertian.
2. Mengabaikan Kebutuhan Emosional
Kebutuhan emosional dalam pernikahan sangat penting, dan terkadang pasangan tidak menyadari bahwa mereka mengabaikan kebutuhan tersebut. Misalnya, suami atau istri mungkin merasa kurang dihargai, kurang diperhatikan, atau kurang didukung. Jika perasaan ini diabaikan, maka lama-kelamaan bisa menimbulkan kekecewaan dan rasa tidak puas dalam pernikahan.
Cara Mengatasi: Berikan perhatian kepada pasangan secara konsisten. Kenali bahasa cinta pasangan, apakah itu melalui sentuhan, waktu berkualitas, kata-kata positif, atau bantuan nyata. Saling memahami bahasa cinta satu sama lain dapat membantu menjaga keutuhan dan keharmonisan hubungan.
3. Ketidakseimbangan dalam Pembagian Tanggung Jawab
Dalam pernikahan, terutama yang telah dikaruniai anak, pembagian tanggung jawab menjadi salah satu faktor penting. Namun, ketidakseimbangan dalam tanggung jawab rumah tangga atau pengasuhan anak bisa menjadi sumber masalah. Jika salah satu merasa terbebani karena terlalu banyak memikul tanggung jawab, ini bisa menimbulkan rasa frustasi dan ketidakpuasan yang menjadi bom waktu dalam hubungan.
Cara Mengatasi: Diskusikan pembagian tanggung jawab rumah tangga secara terbuka. Buatlah kesepakatan bersama mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan agar tidak ada yang merasa terbebani. Bantu pasangan jika ia tampak kewalahan dengan tanggung jawab tertentu, dan bangunlah rasa saling mendukung.
4. Tidak Terbuka dalam Keuangan
Masalah finansial sering kali menjadi penyebab konflik dalam pernikahan. Ketidakterbukaan terhadap keuangan bisa menjadi silent killer, misalnya membeli atau belanja sebuah barang dengan nomimal yang besar secara diam-diam, tanpa komunikasi dengan pasangan sehingga pasangan mungkin merasa tidak nyaman atau tertekan mengenai pengeluaran, utang, atau gaya hidup yang tidak sejalan. Jika pasangan terus menyimpan kekhawatiran ini, maka bisa menjadi masalah besar dalam jangka panjang.
Cara Mengatasi: Buatlah anggaran keluarga yang transparan dan realistis. Diskusikan mengenai kondisi keuangan dengan terbuka, termasuk pendapatan, pengeluaran, dan prioritas keuangan. Tentukan tujuan finansial bersama-sama dan upayakan untuk mengelola keuangan dengan baik agar tidak menjadi pemicu konflik.
5. Tidak Menghargai Pasangan
Kurangnya penghargaan bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti tidak mengakui upaya pasangan dengan kritik berlebihan. Hal ini bisa mengikis rasa cinta dan hormat, serta menimbulkan kebencian dalam hati.
Cara Mengatasi: Beri apresiasi kepada pasangan, sekecil apa pun usahanya. Mengatakan “terima kasih” atau mengungkapkan penghargaan atas hal-hal kecil yang dilakukan pasangan dapat menumbuhkan rasa dihargai. Hargai setiap hal positif dalam diri pasangan dan hindari terlalu banyak kritikan yang dapat menyakiti perasaan.
6. Tidak Mempunyai Waktu Berkualitas Bersama
Kehidupan yang sibuk sering kali membuat pasangan sulit meluangkan waktu untuk satu sama lain. Akibatnya, mereka menjadi semakin jauh secara emosional. Waktu berkualitas tidak harus lama atau mewah, tetapi yang terpenting adalah fokus dan keterlibatan penuh terhadap pasangan.
Cara Mengatasi: Jadwalkan waktu berkualitas secara rutin, misalnya dengan memasak bersama, berjalan-jalan, atau sekadar duduk berbicara dengan tenang. Buat aktivitas sederhana yang bisa dinikmati bersama dan memungkinkan untuk saling terhubung.
Pernikahan adalah perjalanan yang membutuhkan upaya dan perhatian dari kedua belah pihak. Yuk kenali kira-kira silent killers apa yang mungkin hari-hari ini sedang bertumbuh tanpa kita sadari. Setelah di kenali , maka perlu di atasi. Dengan membangun fondasi yang kuat dalam pernikahan, pasangan dapat menghadapi berbagai tantangan bersama dan mempertahankan hubungan yang harmonis dan kuat. (TB).
Ruang Kesaksian
"Aku tidak akan mati, tetapi hidup
dan aku akan memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan."
Mazmur 118:17
Perkenalkan nama saya Juliasari Widjaya seorang istri dan ibu rumah tangga yang telah dikarunia 2 orang putra dan putri yang luar biasa dan saya melayani di GBI Regensi Pagi.
Awal tahun 2023 tepatnya bulan Februari, saya merasakan tidak enak badan, kaki kanan terasa sakit disertai panas yang tidak kunjung mereda. Akhirnya saya berobat ke rumah sakit di daerah Bandung dan hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa saya mengalami penyakit Leukimia. Mendengar hal ini, saya bagai disambar petir, kaget, takut, bingung, kuatir semua campur aduk jadi satu. Karena kita tahu bahwa penyakit Leukimia adalah salah satu penyakit yang mematikan. Saat itu saya hanya bisa berdoa dan berserah pada Tuhan.
Untuk mendapatkan second opinion pergilah kami berobat ke rumah sakit di Malaka (Malaysia). Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa saya menderita Leukimia jenis ALL atau disebut Leukimia Limfoblastik Akut. Saya memulai pengobatan kemoterapi di sana selama 1 bulan lamanya, sebanyak 4 kali kemoterapi. Setelah itu saya pulang ke Indonesia.
Selang 2 minggu kemudian saya harus kembali lagi ke Malaysia. Namun kali ini saya pindah pengobatan ke rumah sakit lain di daerah Kuala Lumpur, karena jarak perjalanan ke Malaka ±3 jam maka suami saya memindahkan saya ke rumah sakit lain di Kuala Lumpur. Dalam keadaan saya yang masih proses pengobatan dan belum pulih benar, saya langsung ditangani oleh Consultant Spesialis Haematologis. Pengobatan yang harus saya jalani di Kuala Lumpur selama 6 bulan dan selama pengobatan saya tidak diperbolehkan pulang ke Indonesia. Kemo demi kemo saya jalani, hari demi hari, bulan demi bulan yang harus saya jalani adalah pejalanan yang panjang dan melelahkan.
Disatu sisi, jujur saya merasakan ketakutan, sedih, kuatir, dan banyak hal yang terpikirkan tentang kesehatan saya. Saya tidak boleh terpuruk, harus kuat menghadapi semua ini, saya punya Tuhan yang besar dan saya percaya mujizat-Nya masih ada. Firman Tuhan mengatakan “bahwa ketika engkau lemah maka kecilah kekuatanmu” Amsal 23:10. Yeremia 33:6 tertulis:
“sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan dan aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan berlimpah-limpah”.
Ulangan 31:8, Mazmur 113:17 ayat-ayat yang menguatkan, saya perkatakan dan saya percaya Tuhan pasti menyembuhkan.
Ayat-ayat Firman Tuhan inilah, yang ada pada buku harian saya selama menjalankan pengobatan. Janji-janji Tuhan inilah yang saya pegang teguh dan saya imani, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tidak mengingkari janji, tetapi Dia Tuhan yang selalu menepati janji-Nya.
Tugas saya hanya menjalaninya sambil bersyukur dan terus berdoa, memuji serta memuliakan nama-Nya. Meskipun sacara fisik yang saya alami jauh dari kenyataan, bahwa selama kemo, badan saya lemas, rambut rontok, timbul bercak merah, mual, kaki kanan saya terasa nyeri sampai saya harus menggunakan kursi roda, karena tidak bisa jalan. Saya harus menjalani kemo rutin setiap minggu, kadar obatnya keras dan badan saya semakin melemah.
Disetiap saat-saat kemo saya selalu mendengarkan lagu-lagu rohani dengan memakai headset, itulah kekuatan saya untuk dapat bertahan. Hingga suatu hari saya harus masuk rawat inap di RS karena ada infeksi yang mengakibatkan badan saya panas. Saya sekamar dengan seorang pasien berasal dari Thailand yang menderita kanker darah dan sedang menjalani kemo. Dia mengatakan bahwa jika sedang menjalani kemo AC (air conditioner) harus dingin, karena kemo yang dijalaninya membuat dia kepanasan.
Mendengar hal itu saya bertanya-tanya, karena saya sama sekali tidak merasakan apa yang dialaminya. Di sinilah Tuhan memperlihatkan kepada saya perbedaan, bahwa saya tidak mengalami seperti yang dialaminya. Sungguh nyata pernyertaan Tuhan dalam hidup saya.
Puji Tuhan ada suami dan anak saya yang selalu menemani mendoakan, membantu dan mendorong saya untuk menjalani terapi agar kedua kaki ini dapat berfungsi kembali dan kuat berjalan. Kalau badan sudah tidak enak saya hanya mendengar lagu-lagu pujian, belajar berserah dan percaya akan pertolongan Tuhan.
Terlebih dari itu, saya melayani sebagai di ketua COOL Istana Regensi Blessing. Banyak teman-teman COOL senantiasa mendoakan dan terlebih teman-teman sepelayanan diaken dan diakones yang selalu mendukung saya. Bahkan saat saya melakukan pengobatan selama 6 bulan di Malaysia, setiap hari Selasa saya ikut ibadah COOL melalui zoom. Dukungan doa, memuji menyembah Tuhan bersama, membuat iman saya bangkit.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan memasuki bulan Oktober 2023 saya merasakan kesembuhan dari Tuhan. Kesehatan saya berangsur-angsur pulih, dan Puji Tuhan saya boleh ada sampai hari ini karena anugerah dan kemurahan Tuhan. Tuhan masih memberikan kesempatan hidup untuk boleh menjadi berkat, menyaksikan kebaikan dan keajaiban Tuhan. Tuhan Yesus baik.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala