Renungan Khusus
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
“Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Kami telah melihat bintang-Nya di Timur
dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Matius 2:1-2
Setiap kali gema Nata...
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
“Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Kami telah melihat bintang-Nya di Timur
dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Matius 2:1-2
Setiap kali gema Natal terdengar, seluruh dunia tenggelam dalam kesibukan Natal. Tercermin sukacita di wajah, senyum bahagia menghiasi hari-hari kebanyakan orang. Bukan hanya orang Kristen, tapi banyak umat lain turut merasakan kebahagiaan itu. Melalui teman, sahabat, keuntungan usaha yang meningkat bahkan keluarga yang merayakannya, kegembiraan itu tertular.
Tapi itu kenangan manis tahun-tahun yang lalu. Ketika keadaan semuanya baik. Lalu bagaimana dengan Natal tahun ini? Ini adalah tahun kedua di mana Natal kita rayakan di masa yang sulit, karena situasi akibat pandemi COVID-19.
Sejak awal tahun 2020, COVID-19 ini terdeteksi dan menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut Worldometer per 13 Desember 2021 ada 224 negara di dunia yang terdampak. Dengan 4.111.419 kasus terkonfirmasi dan 49.001 angka kematian dalam 7 hari terakhir karena COVID-19. Ancaman kematian masih tinggi dan pembatasan interaksi fisik masih harus berlanjut.
Ekonomi global masih terpuruk dan pertumbuhan ekonomi tahun depan masih belum pasti. Pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,2% sedangkan Apindo memproyeksikan angka 4-5%. Dengan keadaan yang belum pasti, dunia masih menghadapi kesulitan dalam berbagai aspek, baik kesehatan, sosial, dan ekonomi. Ketersediaan pekerjaan makin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Daya beli masyarakat menurun sementara kebutuhan hidup harus terpenuhi. Bagaimana cara melepaskan diri dari ketidakpastian dan semua kesulitan ini?
HIKMAT DAN TUNTUNAN TUHAN DI MASA SULIT
Ketika umat manusia terancam ketakutan akibat Virus COVID-19. Apakah yang terjadi dengan kita orang percaya? Karena kita menghadapi fakta yang sama seperti orang lain. Tentu yang pertama harus kita lakukan ialah untuk tidak hidup dalam kekuatiran dan ketakutan, sebab ada jaminan tuntunan dan pemeliharaan Tuhan bagi orang yang mengasihi-Nya. Ada hikmat yang dari atas sebagai penuntun apa yang harus kita lakukan dan kerjakan di masa-masa yang sulit ini.
Kisah perjalanan orang Majus seperti yang tertulis dalam Matius 2:1-12, menginspirasikan kita untuk belajar rahasia untuk mengalami tuntunan dari Tuhan.
Kerinduan Untuk Berjumpa dengan Tuhan
Orang-orang Majus tersebut memiliki kerinduan yang besar untuk berjumpa dengan Tuhan, Sang Mesias.
Para bangsawan dan cendekiawan dari timur ini begitu haus dan lapar akan perjumpaan dengan Yang Mahakuasa, sehingga mereka dengan sukarela dan sukacita datang untuk mencari dan menyembah-Nya. Ini kunci yang pertama untuk menerima tuntunan dari bagi setiap kita orang percaya, yaitu kerinduan untuk berjumpa selalu dengan Juruselamat hidup kita.
Perjumpaan pribadi dengan Sang Juruselamat akan mengubah cara pandang kita dalam memandang kehidupan ini. Tanpa pertemuan pribadi dengan Sang Juruselamat, hidup seperti tanpa pengharapan. Setiap kali ada masalah, manusia yang pada dasarnya membutuhkan pegangan akan semakin tertekan dan terisolir, karena faktanya manusia lain pun tidak luput dari masalah mereka masing-masing. Namun ketika bertemu dengan Sang Juruselamat, pengharapan itu timbul dan menjadi sebuah sauh yang kuat untuk berjuang dan memampukan kita menghadapi kehidupan dengan berani.
Ayub pernah berkata:
“… dulu aku hanya mendengar dari kata orang, sekarang aku melihat (bertemu) dengan Tuhan secara pribadi.”
Perjumpaan pribadi dengan Tuhan pasti mengubah hidup seseorang.
Peka dan Membuka Hati terhadap Petunjuk Tuhan
Hari-hari itu orang-orang Majus dituntun oleh bintang yang mereka lihat. Hari ini pun Tuhan sanggup menuntun asal kita mau peka dan dengar-dengaran akan suara-Nya. Kita harus selalu membuka hati dan telinga rohani kita untuk dapat menangkap isi hati Tuhan dan kehendak-Nya yang sempurna. Itu sebabnya, perjumpaan pribadi dengan Tuhan harus diikuti dengan kepekaan hati untuk menangkap apa yang menjadi kehendak dan rencana-Nya Tuhan untuk dilakukan.
Perjumpaan pribadi dengan Tuhan tanpa dapat menangkap isi hati Tuhan akan hanya menjadi sebuah monumen dalam perjalanan kerohanian orang percaya, tapi bila kita mampu menangkap apa yang menjadi maunya Tuhan, hal inilah akan mengubah arah kehidupan kita. Menangkap apa yang menjadi maunya Tuhan ini akan menjadi “turning point”/“titik balik” dalam kehidupan kita.
Titik balik dalam kehidupan dapat diartikan juga kita mengalami “pertobatan”/metanoia (changes of mind) seperti yang tertulis dalam Roma 12:2. Terjadi perubahan pola pikir. Terjadi perubahan paradigma. Terjadi perubahan di dalam cara kita memandang kehidupan.
Bersedia Membayar Harga
Untuk mengalami kedua hal di atas, orang-orang Majus itu rela menempuh perjalanan yang panjang dengan segala risikonya. Bahkan mereka tidak hanya sekedar datang untuk mengagumi kelahiran sang Mesias, tapi mereka membawa persembahan yang sangat bernilai pada waktu itu, yakni emas, kemenyan dan mur.
Artinya bagi hidup kita orang percaya, kerinduan harus disertai dengan ketaatan, dan dalam kedua hal ini ada harga yang harus dibayar, yakni langkah nyata yang mencerminkan kerinduan dan ketaatan kita. Walaupun kadang kala langkah yang harus diambil membutuhkan pengorbanan yang besar.
Kerinduan bertemu dengan Tuhan dan kepekaan mendengar suara-Nya, kehendak-Nya Tuhan, pasti akan mendorong seseorang untuk berani melakukan tindakan nyata yang seringkali bahkan extraordinary. Namun janji Tuhan, setiap jerih lelah dan pengorbanan kita tidak akan pernah sia-sia dihadapan-Nya.
FIRMAN TUHAN DAN DOA
Dalam perjalanan kekristenan kita saat ini, kita sedang menghadapi kesulitan dalam berbagai aspek dan dimensi. Tapi Tuhan menghendaki agar kita jangan berputus asa dan takut, melainkan tetap percaya kepada-Nya, maka hikmat sorgawi pasti akan turun dan menyinari setiap jalan yang akan kita tempuh. Entah melangkah ke kanan atau ke kiri, entah berhenti atau berjalan, Tuhan pasti akan menuntun setiap orang yang terus berharap kepada-Nya.
Seperti orang Majus yang bertanya-tanya dan mencari Tuhan, demikian pula kita sebagai orang percaya datang kepada Tuhan dalam doa-doa kita. Jangan bertanya kepada orang-orang hebat, jangan andalkan manusia, karena mungkin saja seperti Herodes, justru kecelakaan yang mereka rancangkan. Andalkan Tuhan saja, minta tuntunan Tuhan dan berharap hanya kepada-Nya. Dalam doa dan perenungan kita, cari kehendak-Nya dan dengarkan Ia berfirman.
Raja Daud dengan bangga berkata:
“Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”
Mazmur 119:105
DIA pasti akan menuntun. DIA pasti membuka jalan bagi setiap masalah dan kesulitan yang kita hadapi.
Sebagai kesaksian pribadi, hal tersebut di atas yang saya dan suami lakukan secara terus menerus. Dalam tugas penggembalaan yang dipercayakan Tuhan kepada kami untuk menggembalakan umat-Nya, kami tidak mengandalkan kekuatan kami, tidak mengandalkan manusia. Kami tidak bersandar pada akal pikiran manusia. Tapi kami terus berharap dan mengandalkan Tuhan. Setiap hari dalam doa-doa kami, kami berseru kepada Tuhan untuk memberi hikmat dan tuntunan; apa yang harus kami lakukan dan bagaimana kami harus melakukannya. Kami membaca dan merenungkan Firman Tuhan dan kami mendengar suara Roh Kudus-Nya menuntun kami. Kami lakukan Firman Tuhan dan Tuhan menuntun kami. Dari beberapa orang jemaat terus Tuhan tambahkan dan semakin berkembang hingga hari ini.
Dan itu juga yang kami ajarkan kepada jemaat bahkan kepada orang lain yang kami kenal. Dengan kesadaran ini saya membentuk sebuah grup WA bernama KBA (Kelompok Baca Alkitab) yang berorientasi pada membaca dan belajar Alkitab, serta saling berbagi rhema dan pesan Tuhan antar anggota grup. Saya bersukacita ketika banyak orang terberkati dengan grup ini. Tidak sedikit anggota grup, yang sebelumnya tidak pernah berhasil membaca Alkitab sampai tuntas dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Dan ada beberapa orang membaca Alkitab tapi tidak konsisten. Namun melalui media ini kami bersama-sama mendisiplinkan diri dan tekun melakukannya. Puji Tuhan, anggota grup saling memberkati dan menemukan hikmat dan tuntunan Tuhan melalui pembacaan Firman Tuhan. Jadi tetaplah berdoa dan tekunlah membaca dan merenungkan Firman-Nya. Dia pasti menuntun dan menolong kita. Tuhan Yesus memberkati. (ASG/MK/NS)
Kesaksian
“Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka
kesehatan dan kesembuhan,
dan Aku akan menyembuhkan mereka
dan akan menyingkapkan kepada mereka
kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.”
Yeremia 33:6
Dari tanggal 7 November 2021 Ibu Meni merasakan sakit di bagian bawah perutnya, tanpa tahu apa penyebabnya. Tiga hari sudah berlalu, namun rasa sakit tersebut tidak kunjung hilang. Berikut ini ia mengisahkan pen...
“Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka
kesehatan dan kesembuhan,
dan Aku akan menyembuhkan mereka
dan akan menyingkapkan kepada mereka
kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.”
Yeremia 33:6
Dari tanggal 7 November 2021 Ibu Meni merasakan sakit di bagian bawah perutnya, tanpa tahu apa penyebabnya. Tiga hari sudah berlalu, namun rasa sakit tersebut tidak kunjung hilang. Berikut ini ia mengisahkan pengalamannya; betapa pertolongan Tuhan atas hidupnya.
Kejadiannya 3 hari yang lalu rasanya seperti turun bero, selain sakit saya juga terus menerus buang air kecil. Sampai-sampai saya tidak bisa tidur nyenyak karena harus bolak-balik ke toilet. Jadi tidur hanya 1 jam saja, sangat tersiksa. Saya tidak bisa beraktifitas karena kurang tidur.
Saya juga belum sempat pergi ke dokter, karena saya dan suami belum lama pindah ke kota ini, Balikpapan, jadi belum tahu dokter mana yang bagus. Di sini saya hanya tinggal berdua dengan suami, tidak ada saudara atau pun teman. Sedangkan anak-anak tinggal di Singapura.
Puji Tuhan, meskipun saya tinggal jauh namun hubungan saya dengan teman-teman pelayanan di CK7 tetap berlanjut. Saya tetap mengikuti Doa Fajar, COOL dll melalui zoom. Melalui group WA saya juga minta didoakan, saya katakan kalau perut saya sedang sakit, juga kencing terus dan ada terasa panas juga.
Kondisi ini membuat saya tidak bisa fokus kerja, juga pertemuan di zoom, karena sebentar-sebentar harus ke toilet. Saya sempat berucap ke Tuhan: "Gimana nih Tuhan, perut saya gak enak terus." Saya pun mengeluhkan hal ini kepada suami saya.
Kebetulan sekali dari gereja dan salah seorang teman di gereja memberitahukan untuk ikut HMMO (Healing Movement Ministry Online) yang kebetulan diadakan esok malamnya, tanggal 11 November 2021. Saya dan suami sudah 2 kali ikut HMMO, tetapi kali ini keadaan saya sedang sakit perut.
Terus terang waktu mau ikut HMMO saya setengah hati, karena banyak kerjaan, dan kondisi badan sedang tidak enak. Bagaimana kalau sampai bolak-balik ke toilet. Saya bersyukur mempunyai teman-teman yang membangunkan semangat, saya diingatkan untuk ikut HMMO malam itu.
Malam itu saya dan suami sama-sama ikut dalam zoom, suami berdoa untuk kesehatan jantungnya dan saya berdoa untuk pemulihan anak. Saya percaya dan aminkan anak-anak saya sedang dibentuk Tuhan untuk menjadi bejana yang baru, rencana Tuhan buat kita sebagai anak-Nya pasti ada waktu-Nya.
Waktu ikut pujian penyembahan perut saya masih cenat cenut. Saat hamba Tuhan berkata: "Taruh tanganmu di bagian yang sakit dan doakan." Saat sedang didoain saya menangis, saya pejamkan mata sambil pegang perut saya dan berdoa: "Saya minta sembuh, Tuhan." Tiba-tiba sakitnya hilang! Saya bilang ke suami saya: "Pi...Pi sakitnya sudah hilang lho?!" Juga tanpa terasa saya tidak lagi bolak balik ke toilet. Di situ saya menangis mengucap syukur. "Sakitnya hilang Pi, gak sakit lagi. Benar Pi, saya mau kesaksian, saya mau ngomong benar-benar saya langsung sembuh." Panasnya juga hilang.
Saya berdua suami saat itu. sedang fokus berdoa untuk pemulihan, terutama untuk anak-anak, tetapi Tuhan kasih kesembuhan untuk saya. Saya percaya Tuhan Maha Tahu, Ia mengetahui apa yang sedang saya alami secara fisik. Sudah 3 hari perut saya sakit, saya harus bolak-balik buang air kecil, kecing seperti tidak tuntas. Di sini saya percaya Tuhan punya rancangan yang baik.
Mujizat itu benar-benar ada, selama ini saya cuma mendengar kata 'mujizat', tetapi malam ini saya benar-benar mengalaminya. Kebaikan Tuhan yang saya terima, saat saya berdoa untuk pemulihan anak-anak, Tuhan terlebih dulu menyembuhkan saya. Saya percaya jika Tuhan sudah menyembuhkan saya, Tuhan juga akan memulihkan anak saya. Karena saya percaya Tuhan punya rencana yang baik atas hidup saya dan keluarga.
Siapa pun yang mengalami penyakit, jangan putus asa dan tetap yakin dan percaya kepada Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, Tuhan akan menyatakan kesembuhan atas penyakit kita sepanjang kita berserah dan percaya. Amin.
SUKACITA NATAL
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/
SUKACITA-NATAL.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala