Khotbah Gembala
Shalom,
Tuhan Yesus mengingatkan kita mengenai persyaratan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Seperti yang dituliskan dalam Matius 7:21-23, Tuhan Yesus berkata,
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada ha...
Shalom,
Tuhan Yesus mengingatkan kita mengenai persyaratan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Seperti yang dituliskan dalam Matius 7:21-23, Tuhan Yesus berkata,
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah aku bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Di sini Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melakukan kehendak Bapa yang di sorga merupakan suatu syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Perlu diingat, hal ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha sendiri atau dengan kekuatan sendiri. Dalam Efesus 2:8-10 Paulus berkata,
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,…
Karena kita ini buatan Allah…”
Kita mampu melakukan kehendak Tuhan dan menjalankan hidup benar oleh karena kasih karunia yang kita responi dengan iman. Tuhan senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia. Karena itu, kita yang hidupnya intim dengan Tuhan, oleh karena kasih karunia-Nya akan mampu melakukan kehendak Bapa di sorga.
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa pada hari-hari terakhir akan ada ‘banyak orang’, sekali lagi saya katakan ada banyak orang di dalam gereja; yang melayani dan percaya bahwa mereka adalah hamba-hamba Tuhan, tetapi justru Tuhan Yesus tidak pernah mengenal mereka.
Kita diingatkan agar jangan sampai hal ini terjadi kepada kita. Kita harus sungguh-sungguh taat kepada kebenaran Firman Tuhan dan tidak menganggap keberhasilan dalam pelayanan sebagai standar untuk menilai hubungan atau keintiman dengan Tuhan.
Ketika orang-orang itu berkata: “Tuhan, bukankah kami bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat, demi nama-Mu?” Di situ Tuhan Yesus berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Di sini Alkitab mengajarkan kepada kita, bahwa khotbah yang berapi-api, bersemangat, membuat mujizat, bisa berasal dari Iblis. Rasul Paulus mengingatkan, bahwa Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi, jangan heran kalau pelayan-pelayan Iblis menyamar sebagai pelayan-pelayan Tuhan.
Paulus menerangkan bahwa apa yang tampaknya seperti urapan yang penuh kuasa ternyata dapat merupakan pekerjaan Iblis. Kadang-kadang kita bertanya: “Mengapa pengkhotbah yang hidupnya tidak benar bisa memberi dampak yang luar biasa kepada seseorang yang sungguh-sungguh mengejar kebenaran Tuhan?”
Memang kadang-kadang Tuhan ijinkan hal-hal seperti ini terjadi. Pengertiannya adalah; Tuhan tidak mendukung sang pengkhotbah yang tidak benar, tetapi Dia tetap mendukung kebenaran Alkitab dan mereka yang menerima kebenaran itu dengan iman.
Tuhan pernah berkata tentang Daud dalam Kisah Para Rasul 13:22,
“Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Jadi, Tuhan berkenan kepada Daud karena Daud melakukan kehendak-Nya. Kehendak Tuhan yang mana? Kisah Para Rasul 13:36 berkata: “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya...” Jadi, di sini dijelaskan Daud tidak melakukan kehendak Allah pada zaman orang lain, tetapi pada zamannya, yaitu apa yang Allah kehendaki pada waktu itu.
Saya pribadi merindukan untuk mendengarkan Tuhan berkata kepada saya: “Aku telah menemukan Niko bin Njotorahardjo, orang yang berkenan di hati-Ku dan melakukan kehendak-Ku pada zaman ini.” Apakah Saudara juga merindukan hal yang seperti itu?
Nyanyi:Ku mau hidup seturut kehendak Tuhan
Ku mau memberi semua yang ku dapat berikan
Ku mau cinta Dia lebih dari semua
Ku tak dapat membalas kasih-Nya
MELAKUKAN KEHENDAK BAPA
Enam hari sebelum Paskah Tuhan Yesus datang ke Betania, di mana Lazarus pernah dibangkitkan. Mereka mengadakan perjamuan untuk Tuhan Yesus. Marta melayani Dia. Di tengah-tengah perjamuan itu, Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Tuhan Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak narwastu itu semerbak di seluruh rumah itu.
Yudas Iskariot, salah seorang murid Tuhan Yesus, berkata:
“Kenapa minyak narwastu itu tidak dijual saja dengan harga 300 dinar dan uangnya bisa diberikan kepada orang-orang miskin.”
Yudas berkata seperti ini bukan karena dia memperhatikan nasib orang-orang miskin, tetapi karena dia akan mencuri uangnya kalau minyak narwastu itu dijual. Tuhan Yesus berkata:
“Sudahlah, biarlah dia melakukan hal itu untuk mengingatkan hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Kemudian Tuhan Yesus meneruskan:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan oleh Maria ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
Wow! Ini suatu penghargaan yang luar biasa yang diberikan Tuhan Yesus kepada Maria.
Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh Maria sehingga Tuhan Yesus memberikan penghargaan seperti itu? Yang dilakukan oleh Maria dengan mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu itu adalah menjawab kebutuhan Tuhan Yesus pada waktu itu.
Maria sebenarnya melakukan kehendak Tuhan Yesus pada waktu itu. Tuhan Yesus tahu bahwa sebentar lagi Dia akan mati dengan mengalami penderitaan yang luar biasa.
Ingat Saudara bahwa Tuhan Yesus selain 100% Allah dan Dia juga 100% manusia seperti kita. Dalam keadaan-Nya yang seperti itu, Dia butuh ada orang yang menguatkan, menghibur Dia dan Maria menjawab apa yang Tuhan Yesus butuhkan.
Maria melakukan kehendak Tuhan Yesus pada waktu itu. Tuhan Yesus berkata bahwa apa yang dilakukan oleh Maria dengan mencurahkan minyak narwastu ke kaki Tuhan Yesus dan menyeka dengan rambutnya adalah persiapan untuk hari penguburan-Nya. Sebenarnya setiap kali kita memberitakan Injil, Tuhan Yesus menghendaki agar kita memberitakan tentang apa yang dilakukan oleh Maria, yaitu mengingatkan agar kita melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.
Seperti apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 7:21-23 tadi, yaitu bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Bapa yang di sorga akan masuk dalam Kerajaan Sorga. Hanya orang yang melakukan kehendak Bapa yang akan ikut dalam pengangkatan. Saudara mau ikut dalam pengangkatan? Yang mau katakan: Amin!!
Nyanyi:'Ku mau mengikuti kehendak-Mu, ya Bapa
'Ku mau selalu menyenangkan hati-Mu
'Ku mau mengikuti kehendak-Mu, ya Bapa
'Ku mau selalu menyenangkan hati-Mu
Coda
'Ku mau selalu menyenangkan hati-Mu
APA KEHENDAK BAPA PADA ZAMAN INI?
Apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga pada zaman ini? Pada awal tahun 2009 Tuhan berbicara kepada saya dengan sangat serius dari Wahyu 3:11a, “Aku datang segera...” Saya gemetar dan bertanya: “Tuhan, apa yang akan Tuhan lakukan dan apa yang harus saya kerjakan?” Sekitar 6 bulan kemudian Tuhan baru menjawab pertanyaan saya dengan berkata: “Aku akan mencurahkan Roh-Ku. Aku akan mencurahkan Roh-Ku," kata Tuhan. "Pada saat Aku mencurahkan Roh-Ku, maka akan terjadi seperti dalam Yoel 2:28-32.”
Melalui tiga tanda ini Yoel 2:32 akan terjadi, yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Jadi akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran. Katakan: Amin!
Sejak tahun 2009 itu, hampir di setiap khotbah, saya pasti mengingatkan tentang goncangan yang akan terjadi. Lebih dari 10 tahun saya mengingatkan tentang akan terjadinya goncangan-goncangan ini. Jadi salah satu tanda pencurahan Roh Kudus yang akan terjadi adalah goncangan yang dahsyat. Tahun 2013 Tuhan memberikan nama pencurahan Roh Kudus ini sebagai Pentakosta Ketiga.
Dan goncangan dahsyat yang Tuhan maksudkan ternyata adalah pandemi COVID-19 yang saat ini sedang melanda di seluruh dunia. Jadi, pandemi COVID-19 ini adalah salah satu tanda bahwa Pentakosta Ketiga sedang dicurahkan.
Kita boleh berdoa supaya terjadi seperti pada pandemi tahun 1918 yang disebut Flu Spanyol, di mana pada puncak gelombang kedua virus sedang menyerang dengan dahsyatnya, tiba-tiba berhenti, karena virusnya hilang entah kemana. Kita juga harus berdoa untuk pemerintah Indonesia dan pemerintahan semua negara supaya diberikan hikmat untuk mengatasi pandemi ini.
Nyanyi:Dengarlah doaku, Ya Tuhan doaku
Biar semua suku bangsa datang menyembah-Mu
Yesus, Yesus mulia nama-Mu
Yesus, Yesus mulia nama-Mu
Coda
Mulia nama-Mu
PANDEMI COVID-19
Tahun 2020 seorang hamba Tuhan mendapat penglihatan tentang Jakarta saat dia berkhotbah. Dia berkata bahwa dia dibawa ke satu tempat yang namanya Jakarta dan dia tidak tahu bahwa ada tempat yang namanya Jakarta. Di sana dia melihat ada angin dari Tuhan yang sedang bertiup di Jakarta dan sekitarnya. Ada goncangan besar terjadi. Dia mengajak untuk berdoa bagi Jakarta dan Indonesia.
Hari-hari ini apa yang dilihat oleh hamba Tuhan ini memang sedang terjadi di Jakarta dan Indonesia. Dengan adanya varian Delta, maka pandemi di Indonesia menjadi semakin parah. Indonesia pernah sebagai ranking pertama dalam penularan virus harian di dunia ini. Demikian juga dalam hal kasus kematian karena COVID ini, Indonesia pernah menjadi yang terbanyak di dunia. Indonesia juga pernah disebut sebagai episentrum COVID-19 dunia. Ini gambaran tentang keadaan Indonesia hari-hari ini yang sedang digoncang secara luar biasa.
Banyak orang yang ketakutan, kuatir, kebingungan, stress, depresi, cemas, bosan, jenuh. Banyak juga yang terkena dampak krisis ekonomi. Banyak di antara kita yang melihat datang nya kematian secara tiba-tiba terhadap orang-orang yang hubungannya dekat dengan kita. Banyak yang bersaksi: "Saya baru saja berbicara dengan dia, sekarang tiba-tiba dia sudah tidak ada lagi."
Yang paling menonjol dalam pandemi COVID-19 ini dibandingkan dengan pandemi tahun 1918 yang disebut sebagai Flu Spanyol; bukan jumlah orang yang meninggal, karena yang meninggal dalam COVID-19 ini relatif sedikit dibandingkan dengan Flu Spanyol. Tetapi yang menonjol adalah tingkat depresi, stress, kecemasan, yang tertinggi dalam sejarah, yaitu mencapai 25% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2017 yang hanya 3,44 %. Depresi ini pasti disebabkan karena melihat dan mengalami hal-hal yang disebutkan tadi. Jadi kalau kita melihat karakteristik dari pandemi COVID-19 ini, jelas Tuhan menghendaki adanya suatu pertobatan.
Pada hari Minggu, 11 Juli 2021, jam 2 siang, Dirjen Bimas Kristen dan Dirjen Bimas Katolik, Kementerian Agama Republik Indonesia, mengajak semua umat Kristen dan Katolik untuk berdoa bersama-sama di rumah masing-masing. Kita berdoa dan melakukan seperti yang dituliskan dalam 2 Tawarikh 7:13-14. Saya percaya Tuhan mendengar doa kita.
Melalui segala peristiwa yang terjadi karena pandemi COVID-19 ini, Tuhan juga mengingatkan kita sebagai manusia; Tuhan memperlihatkan kepada kita betapa rapuhnya manusia itu.
Kalau kita membaca dalam kitab Mazmur dikatakan bahwa:Saya percaya melalui pandemi ini, kita diingatkan kembali bahwa kematian bisa datang dengan tiba-tiba kapan saja. Pertanyaannya: “Apakah kita sudah tahu dengan pasti kemana kita akan pergi setelah ini?” Hanya ada 2 tempat tujuan: sorga atau neraka.
Hari-hari ini Tuhan mengingatkan kita: “Bukan hanya orang yang berseru: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Saya berdoa setiap kita akan berkata: “Tuhan, saya akan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.” Yang mau melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini: Mari, angkat tangan, saya akan berdoa buat Saudara.
Ini aku Tuhan
Utuslah aku
Sampai generasiku dis’lamatkan
Ini aku Tuhan
Utuslah aku
Sampai generasiku dis’lamatkan
Coda
Sampai generasiku dis’lamatkan
Sampai generasiku dis’lamatkan
Kesaksian
"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia,
dan Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu,
dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu."
Yesaya 43:4
Setiap orang ingin dilahirkan dalam keluarga yang bahagia, namun tidak ada seorang pun yang dapat memilih di mana ia dilahirkan. Setiap orang mempunyai jalan hidupnya sendiri, tetapi Tuhan mempunyai rancangan yang baik untuk anak-anak-Nya yang berharap kepada-Nya. Demikian yang d...
"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia,
dan Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu,
dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu."
Yesaya 43:4
Setiap orang ingin dilahirkan dalam keluarga yang bahagia, namun tidak ada seorang pun yang dapat memilih di mana ia dilahirkan. Setiap orang mempunyai jalan hidupnya sendiri, tetapi Tuhan mempunyai rancangan yang baik untuk anak-anak-Nya yang berharap kepada-Nya. Demikian yang dialami oleh Anggi, ibu dari 2 anak yang membagikan kisah hidupnya. Di mana penyertaan Tuhan yang luar biasa menjaga, menyertai dan mengubah hidupnya dengan kebaikan Tuhan. Sekalipun di masa sukar yang ia lalui.
Saat mama menikah dengan papa, papa merupakan suami kedua bagi mama dan mama adalah istri kedua buat papa. Mereka sebelumnya sudah pernah menikah. Dari pernikahan yang pertama papa sudah mempunyai 2 orang anak dan mama mempunyai 1 orang anak. Lalu dari pernikahan kedua ini lahirlah saya dan adik.
Keduanya bertemu ketika papa bekerja di sebuah hotel sebagai marketing. Di awal pernikahan semuanya baik-baik saja. Pekerjaan papa juga termasuk entertain tamu, selain itu sering diminta mencarikan wanita penghibur. Dari situlah papa mulai mengenal dunia malam.
Dengan alasan ingin membuka usaha, maka mama menjual rumah miliknya sebagai modal usaha buat papa. Pada akhirnya mama mengetahui usaha apa yang papa ingin jalani, yaitu prostitusi.
Saat saya lahir, papa sudah menggeluti pekerjaannya dan berhasil menjadi mucikari dengan banyak wanita penghibur yang dimilikinya. Kondisi rumah yang bercampur dengan lingkungan kerja, membuat saya jadi terbiasa dengan kehidupan dunia malam. Selain itu papa juga terlibat dalam banyak perjudian yang dikelolanya.
Persaingan bisnis membuat papa mencari peruntungan bantuan dunia hitam, seperti ke Gunung Kawi, ke Banten, dan ke orang pintar. Karena sejak awal uang yang didapat juga dari setan, maka tidak heran kehidupan keluarga kami juga berantakan. Dalam setahun saya bisa 2 kali pindah rumah, karena tempat usaha papa sering digrebek.
Kerasnya kehidupan dunia malam, lingkungan kerja yang buruk, ditambah lagi papa juga memakai obat-obatan terlarang sekaligus menjadi pengedar, membuat papa saya memiliki temperamen yang kasar. Kalau marah papa sering memukul mama.
Hati mama banyak tersakiti dengan perilaku papa yang buruk. Mama melihat bagaimana jahatnya papa dalam menjalankan usaha bisnisnya. Wanita yang akan dijual ke Jakarta, biasanya papa akan memakainya terlebih dulu.
Saya tumbuh sebagai anak gadis di tengah kehidupan dunia malam. Sedih rasanya, sehingga dengan berjalannya waktu, saya bertumbuh menjadi anak yang tertutup terhadap siapapun, apalagi papa sangat protektif. Saya tidak boleh kemana-mana. Namun tanpa diketahui oleh kedua orang tua, saat dijemput pulang sekolah saya mengalami pelecehan seksual dari salah seorang pegawai papa. Hal itulah yang membuat diri saya sempat mempunyai rasa sakit hati terhadap pria. Sehingga sikap yang saya lakukan adalah jika ada pria yang menyukai saya, saya hanya memberikan harapan palsu atau mempermainkannya. Terlebih sejak kecil saya tidak memiliki figur seorang bapak.
Saya tumbuh sebagai anak yang tidak pernah diperkenalkan kepada Tuhan. Puji Tuhan, sewaktu saya kelas 6 SD, ada tante yang memperkenalkan Tuhan kepada saya. Dari situlah saya mulai mengenal Tuhan Yesus, dan mulai berdoa. Berdoa buat papa saya tentunya. Saya rindu keluarga saya dipulihkan. Walaupun saya tinggal dilingkungan yang sangat mendukung untuk membuat saya menjadi anak yang tidak baik, namun dari kecil saya diajar untuk tidak boleh seperti mereka. Puji Tuhan, saya menjadi anak yang baik dan berprestasi. Lingkungan saya boleh tidak baik, tetapi saya boleh tumbuh menjadi anak yang takut akan Tuhan, itulah dasarnya di mana saya belajar akan kebenaran. Tuhanlah yang menjaga tiap langkah hidup saya.
Mulai sejak kelas 6 SD itu saya mulai berdoa, saya cuma ingin rumah ini jadi kudus. Selama 2 tahun saya terus berdoa, urapi ruko, dan dampaknya Tuhan mengubah semuanya. Papa saya menjadi salah satu mucikari dengan usaha prostitusi terbesar di Jakarta. Semua orang yang berkecimpung di dunia malam, pasti kenal siapa papa saya. Usaha prostitusinya besar sekali. Namun setelah 2 tahun saya berdoa, semua usahanya hancur. Papa bangkrut.
Usaha mesin perjudian miliknya mulai banyak dirazia, banyak tempat yang digrebek. Saat itu perjudian mulai dilarang dan papa merugi, apalagi papa juga ikutan judi dengan jumlah nominal yang gila-gilaan. Akhirnya perlahan-lahan harta yang papa miliki habis.
Ketika saya kelas 2 SMP, papa sudah tidak mampu membayar karyawan. Wanita penghibur papa banyak yang kabur, rukopun kosong. Kami benar-benar jatuh miskin. Aliran listrik di ruko diputus. Sempat 2 bulan kita tidak memakai kuota listrik, penerangan hanya memakai lampu tempel. Airpun kami beli, jaman itu masih banyak yang jualan air pakai gerobak.
Papa yang tidak memiliki keahlian lain, akhirnya tidak punya penghasilan sama sekali. Sejak dari kecil kebutuhan saya selalu dipenuhi, saya tidak pernah berkekurangan karena bisnis papa besar. Namun tiba-tiba papa jatuh turun dratis. Sebenarnya dalam hati saya sedih, tetapi kalau ingin papa saya bertobat, kenapa tidak rela mengalami yang seperti itu.
Saya pikir papa bertobat, ternyata tidak. Papa malah menjadi salah satu germo jalanan, mengkoordinir wanita malam di jalanan. Setelah itu kita tidak bisa lagi membayar sewa ruko, dan akhirnya kita pindah ke satu kamar kos-kosan kecil di daerah Gajah Mada. Saat itu sedihnya lagi kita sama sekali tidak mempunyai tabungan. Sebenarnya mama masih memiliki rumah kontrakan tetapi kondisinya rumah itu masih disewakan dan ditempati orang lain.
Tiba-tiba papa pergi meninggalkan saya, mama dan adik. Papa kembali ke istri pertamanya. Papa pergi begitu saja meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dan suami. Saat itu saya sudah duduk di bangku SMP dan adik saya masih di SD. Mama sejak menikah tidak pernah bekerja sama sekali, karena semua kebutuhannya dipenuhi oleh papa. Mau tidak mau mama harus putar otak untuk bisa tetap bertahan dengan 2 anak yang harus dihidupinya.
Akhirnya mama bekerja serabutan, segala macam usaha dijalaninya; yang penting dapur bisa tetap berasap dan kita bisa makan. Terkadang kami hanya makan sehari sekali. Namun saya melihat penyertaan Tuhan tidak berhenti sampai di sini, Tuhan tetap menyertai. Pada kenyataannya setiap hari kami bisa makan walaupun sangat sederhana sekali. Rasa cinta saya ke Tuhan semakin bertambah, walau keadaan saya saat itu sedang susah.
Akhirnya saya masuk ke SMA. Karena kesulitan dengan biayanya, maka saya pindah sekolah ke Malang. Di sana sekolah dibiayai, dan saya tinggal dengan salah seorang adik papa. Meskipun saya harus bersekolah sambil bekerja bantu-bantu di rumah saudara, tidak apa-apa saya jalani dengan dengan ucapan syukur, yang terpenting saya masih bisa terus sekolah.
Tiga tahun saya tinggal di Malang, penyertaan dan kekuatan Tuhan terus menyertai saya. Saya terus berdoa biar Tuhan yang bekerja, saya percaya Tuhan mempunyai rancangan yang baik untuk masa depan saya dan keluarga saya. Saya terus bertumbuh dalam Tuhan dan saya terus mencari Tuhan di manapun saya berada.
Sampai akhirnya saya kuliah di Jakarta, biaya kuliah ditanggung oleh kakak tiri yaitu anak mama yang pertama dari suami yang pertama. Tuhan terus menyertai hingga saya lulus dengan baik dan diterima bekerja sebagai PNS. Jika saya melihat perjalanan hidup saya, sungguh Tuhan Yesus itu luar biasa, saya selalu mendapatkan kekuatan, tuntunan Tuhan dan perkenanan Tuhan atas hidup saya. Walaupun latar belakang keluarga saya tidak baik, namun Tuhan membimbing, menyertai ketika saya mulai terus berdoa dan percaya akan kuasa doa yang besar kuasanya.
Tuhan juga memberikan saya pasangan hidup, seorang suami yang takut akan Tuhan, sama-sama melayani di gereja GBI Salemba. Sejak kami sama-sama kuliah, saya dan kekasih sama-sama aktif melayani di persekutuan doa dan juga di Gereja.
Setelah berpuluh tahun lamanya papa menghilang dari kehidupan saya, tiba-tiba setelah mengetahui kehidupan kami membaik, papa muncul kembali. Selama ini papa menghilang tanpa jejak, lalu kembali lagi cuma buat minta uang dan bilang bahwa hidupnya sekarang susah.
Jujur saja saat itu walaupun hidup saya sudah lahir baru, bahkan sudah melayani Tuhan, sudah bekerja dan pekerjaan saya juga cukup baik, namun di dalam hati kecil saya, masih ada rasa kesal. “Selama ini papa kemana? Di mana tanggung jawab papa sebagai orang tua? Puluhan tahun pergi begitu saja ninggalin, lalu tiba-tiba datang minta uang.” Secara daging saya kesal, selama ini kehilangan sosok seorang bapak.
Puji Tuhannya saya mempunyai suami yang cinta Tuhan, pertemuan dengan papa adalah jalan untuk membawa papa pada satu keselamatan yang mengubah hidup papa untuk mengenal Tuhan Yesus. Mungkin juga ini cara Tuhan supaya papa diselamatkan, mengenal Tuhan Yesus. Bukankah selama ini saya berdoa untuk papa? Di sinilah kebesaran hati saya diuji, yaitu kasih dan mengampuni papa. Tuhan mengajarkan saya untuk belajar mengasihi papa, dengan apa pun kelakuan, keburukan papa yang saya terima dalam hidup saya. Belajar mengasihi papa tanpa batas dan mengampuni papa dengan hati yang tulus. Bukankah Tuhan Yesus adalah Kasih dan Tuhan Yesus Maha pengampun.
Akhirnya bersama dengan suami, saya setuju memberikan uang untuk penghidupan papa sehari-hari. Yang akan saya berikan seminggu sekali dan saya memberikannya setiap hari Minggu di Gereja. Dengan alasan itu saya katakan pada papa, kalau kita akan ketemu setiap minggu di Gereja. Akhirnya mau tidak mau dan karena kebutuhan, papa ikut ibadah bersama kami di gereja. Saya senang sekali dan terus berdoa untuk papa, Tuhan yang akan ambil alih kehidupannya dan itu berjalan selama beberapa tahun lamanya.
Hingga tahun 2018 papa jatuh stroke namun masih bisa beraktifitas, 2019 papa jatuh di kamar mandi karena papa hidup sendiri, istri pertama papa sudah meninggal. Akhirnya papa dibawa dan dirawat di ICU.
Hingga pada suatu hari saat saya sedang di kantor, ada rasa kangen untuk ketemu papa. Padahal baru kemaren saya menjenguk papa. Akhirnya di saat makan siang saya putuskan untuk menjenguk papa. Namun begitu tiba di RS ternyata keadaan papa drop dan kritis, telat 5 menit saja mungkin saya tidak akan ketemu papa lagi. Di situlah saya doakan papa, saya bisikan ditelinganya: "Papa uda ya, kalau Papa mau pergi... pergi aja, tapi inget ya Pa perginya sama Tuhan Yesus ya. Minta ampun sama Tuhan Yesus ya Pa." Setelah saya katakan itu, beberapa detik kemudian papa meninggal.
Saya percaya Firman Tuhan yang mengatakan dalam Kisah Para Rasul 16:31,
Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Satu hal saya percaya bahwa pada saat terakhirnya, papa sudah bersama dengan Tuhan Yesus. Meskipun banyak hal yang dilakukan selama hidupnya jauh dari sempurna. Namun pada akhir hidupnya papa sudah mengenal Tuhan Yesus. Dengan cinta kasih yang saya dan suami berikan untuk papa, saya percaya apa yang kami tabur dalam kehidupan papa tidak akan pernah sia-sia.
Sejak kecil saya sudah berdoa, dan Tuhan menjawab doa saya. Meski pun jalannya Tuhan tidak pernah kita mengerti, namun saya percaya, segala jalannya Tuhan adalah baik adanya.
Tuhan telah memelihara hidup saya sampai hari, semuanya baik. Saya bersyukur boleh mengenal Tuhan Yesus, dan saya percaya akan kuasa doa, bahwa apa saja yang kita doakan, asalkan dengan sungguh-sungguh dan percaya, Tuhan pasti akan menjawab dengan waktu dan cara-Nya sendiri.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala