IMAN YANG BESAR UNTUK MEREBUT JANJI TUHAN
“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya,
bukan karena melihat.”
2 Korintus 5:7
Kuasa kemurahan Tuhan Yesus tidak pernah berhenti, seperti dalam 2 kesaksian saya yang sebelumnya; di mana saya menyaksikan kuasa Tuhan atas promosi jabatan dan perkenanan-Nya atas sebuah rumah di Batam. Namun kisah perjalanan hidup saya bersama Tuhan tidak berhenti sampai di situ saja. Ada satu janji Tuhan yang belum tergenapi atas kami, dan berikut adalah kisahnya.
Sampai saat ini 7 tahun lamanya saya tinggal di Batam. Selama di Batam saya menjalani kegiatan rutinitas yang sama membuat kondisi fisik saya turun dan saya jatuh sakit vertigo. Akan tetapi ketika diperiksa di rumah sakit, tidak didapati ada satu penyakit apapun, hingga saya tersadar akan janji Tuhan.
Janji Tuhan untuk saya di tahun 2012, bahwa saya akan mengalami multiplikasi dan promosi. Selama 7 tahun berlalu, perkenanan Tuhan atas kami sungguh luar biasa. Tahun 2013 penyertaan Tuhan atas pembelian rumah kami di Batam, namun ternyata ada bagian yang belum selesai. Rasa kuatir, yang mengakibatkan kami tidak percaya akan penyertaan Tuhan yang besar yaitu pesan Tuhan bahwa kami harus pindah ke Singapura, ke “Tanah Kanaan” kami. Namun kami kurang percaya. Padahal kami hanya tinggal selangkah dari Singapura. Kami terhenti di kota Batam. karena kekuatiran biaya hidup yang mahal, sekolah anak, dan sebagai seorang warga asing. Kami ragu akan pemeliharaan Tuhan, ragu akan janji Tuhan, padahal kami memiliki Tuhan yang besar, Tuhan yang dahsyat yang mampu membelah lautan untuk kami menyeberang.
Pada tahun 2018, kami mau belajar taat, kami mulai memantapkan hati untuk memasuki Singapura. Kami berhitung, apabila kami masuk dengan status permanent resident, maka biaya pendidikan dan kesehatan bisa lebih murah ketimbang hanya dengan status employment pass/dependent pass. Kami meminta tanda sekali lagi kepada Tuhan, apabila pengajuan permanent resident (PR) kami diterima, di tengah pendapat dan kenyataan bahwa sangat sulit untuk kami mendapatkan permanent resident.
Bulan Mei 2018 kami mengajukan aplikasi, dan kami tahu untuk mendapatkan sebuah persetujuan, diperlukan waktu 12 bulan hingga 14 bulan. Saya berpikir, seandainya permohonan kami disetujui, kemungkinan kami baru bisa pindah di tahun 2020.
Sekali lagi, perkenanan Tuhan yang terus saya doakan, hanya dalam waktu 7 bulan, tepatnya tahun 2019, pemerintah Singapura mengeluarkan keputusan bahwa kami sekeluarga dapat pindah dan menetap di Singapura dengan memegang visa ijin tinggal permanent. Seperti merasakan kelahiran yang baru atas kehidupan keluarga kami. Kami menerima janji Tuhan.
Haleluya…. Tuhan Yesus Ajaib! Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya. Rhema tahun 2012, karena ketidakpercayaan kami sehingga baru terwujud 7 tahun kemudian. Kami tetap bersyukur, proses demi proses menjadikan kami kuat. Membuat kami mengerti, ketika berbicara tentang hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, semua logika dan hitungan manusia harus dilepaskan.
Kini kami telah tinggal di Singapura untuk menggenapi janji Tuhan. Kami percaya kuasa Tuhan. Ketika Tuhan Yesus berkenan, maka semuanya pasti jadi. Tuhan Yesus sungguh Ajaib, saya sungguh mengalami multiplikasi dan promosi karena perkenanan Tuhan, suatu pemulihan yang seutuhnya dalam kelahiran yang baru atas iman kami sekeluarga. Haleluya!