Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Maka aku menjawab:
Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara,
sebab aku ini masih muda.
Tetapi Tuhan berfirman kepadaku:
Janganlah katakan: Aku ini masih muda,
tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi,
dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan."
Yeremia 1:6-7 TB
Kisah Robert Schuller dan Keyakinan
Ketika Robert Schuller III masih berusia 12 tahun, ayahnya mengajaknya memancing dan meyakinkannya bahwa ia bisa menangkap ikan marlin seberat 100 kg. Schuller kecil, yang beratnya hanya 45 kg, meragukan kemampuan dirinya. Namun, ayahnya terus menyemangatinya dengan berkata bahwa yang penting adalah kemahiran, bukan kekuatan. Setelah berusaha dan menunggu, Schuller akhirnya berhasil menangkap ikan marlin tersebut, membuktikan bahwa keyakinan ayahnya benar adanya. Schuller kemudian berkata, "Walaupun saya kurang yakin dengan diri saya, ayah saya yakin bahwa saya bisa."
Tuhan Percaya Pada Kita
Sering kali, kita merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Kita meragukan apakah kita bisa menghadapi masalah, menyelesaikan tugas, atau bersaing dengan orang lain. Tetapi ingatlah, seperti seorang ayah yang yakin akan kemampuan anaknya, Tuhan pun yakin bahwa kita bisa menghadapi apa pun yang datang. Allah percaya pada kekuatan dan kemampuan kita, bahkan ketika kita sendiri ragu. Jika Tuhan tidak pernah meragukan kita, mengapa kita harus meragukan diri sendiri?
Keyakinan Tuhan sebagai Pendorong
Sobat Warta, biarkan keyakinan Tuhan menjadi sumber semangat dan motivasi bagi kita untuk terus melangkah. Dalam Alkitab, banyak tokoh yang awalnya meragukan diri mereka sendiri—seperti Musa, Gideon, dan Yeremia. Namun, dengan keyakinan Tuhan yang teguh, mereka mampu memenuhi panggilan-Nya. Tuhan tidak pernah salah saat meyakinkan anak-anak-Nya.
Ketika Dia menyakinkan kamu, percayalah bahwa dirimu benar-benar mampu menjalankan tanggung jawab yang diberikan, dan bisa mengatasi segala tantangan dan mencapai tujuan yang telah Ia tetapkan bagi hidupmu. (MA)
"Being positive doesn't mean you don't ever have negative thoughts.
It just means you don't let those thoughts control your life."
Anonymous
Ruang Marketplace
"Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang,
dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak."
Amsal 24:6
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang, serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Tanpa rencana, orang cenderung bingung tidak tahu harus melakukan apa. Ya, adanya perencanaan saja belum tentu akan membawa seseorang kepada hal yang ingin dicapai, karena barangkali dalam proses menuju suatu pencapaian mereka gagal, mereka tidak melakukan tahap demi tahapannya, apalagi jika seseorang berjalan tanpa rencana sama sekali. Maka, dapat dipastikan ia tidak akan sampai ke mana-mana.
Failing to plan is planning to fail. Ketika seseorang gagal dalam membuat perencanaan, maka sebenarnya ia sedang merencanakan untuk gagal. Maka dari itu, strategi dalam proses pembuatan rencana sangatlah penting. Ini bukan sekedar menulis tujuan-tujuan yang ingin dicapai pada secarik kertas. Bukan pula membuat list hal-hal apa saja yang kita targetkan, akan tetapi di dalamnya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan agar rencana tersebut tepat pada sasaran dan mampu membawa kepada keberhasilan.
Inilah strategi menyusun perencanaan bagi karir dan kehidupan pribadi kita:
1. TULISKAN GAGASAN IDE & FRAMEWORK
Kadang-kadang ada banyak pencapaian yang tidak tercapai bukan karena kita kurang berusaha, atau tidak punya tim kerja yang memadai. Melainkan karena kita lupa MENULIS-kannya dalam agenda kita sehingga ide-ide brilian itu terbang berlalu begitu saja.
Salah satu orang terkaya di dunia sekaligus pendiri perusahaan raksasa software Microsoft, Bill Gates, masih mencatat hal-hal penting di buku kecil. Pada pertemuan bisnis atau acara-acara formal, ia rajin membawa notes dan pena. Menurutnya, ide-ide yang suka wira-wiri di kepala harus segera dicatat agar tak lupa.
Dan tentu saja setelah menuliskannya dengan baik, kita perlu menyimpannya dengan baik pula. Sementara kita menuliskannya, gambaran besarnya, frameworknya akan semakin clear. Dengan begitu kita dapat menyusun rencana kita dengan lebih sistematis sehingga lebih memudahkan kita membagikannya lagi kepada tim kita untuk tahap tindaklanjutnya.
Hal yang sama pula, saat kita mendapat tuntunan dari Tuhan. Ketika nabi Habakuk mendapat pewahyuan dari Allah, Ia menyuruh nabi-Nya itu untuk menuliskannya agar umat Israel dapat membacanya bahkan terus mengingatnya. (Habakuk 2:2)
Dalam hal ini, prinsipnya relationship kita dengan Tuhanlah yang akan sangat menentukan gagasan, ide dan frameworknya, sehingga kita akan menangkap ‘God’s idea’ dan bukan sekedar ‘good idea’.
2. DAPATKAN MASUKAN PERTIMBANGAN & KONFIRMASI
Setelah menuliskan ide, gagasan, atau visi yang kita dapat, maka hal selanjutnya adalah perlunya memperoleh masukan dan juga konfirmasi dari tim atau orang-orang disekitar kita. Dalam proses mendengar nasihat, berhati-hatilah. Jangan asal bertanya. Karena bertanya atau berdiskusi dengan orang-orang yang keliru, hanya akan menciptakan hal keliru pula.
Lihatlah Rehabeam. (1 Raja-Raja 12:6-17)
Setelah ayahnya, raja Salomo meninggal, ia meminta nasihat kepada para tua-tua yang biasa mendampingi sang ayah ketika masih hidup. Namun tidak puas dengan itu, Rehabeam berdiskusi lagi dengan orang-orang muda yang kurang berpengalaman. Ia lalu mengikuti saran dari mereka. Hasilnya adalah sebuah kekacauan!
Maka, pastikan orang yang kita mintai pertimbangan adalah pribadi yang takut akan Tuhan, yang punya integritas, orang yang berpengalaman, bukan individu ‘kemarin sore’, yang wawasannya masih dangkal. Ingatlah, keberhasilan tergantung dari penasihat yang banyak, ‘yang banyak’ bukan sekedar bicara tentang jumlah atau kuantitas, akan tetapi juga bicara soal kualitas.
3. JABARKAN DALAM PENTAHAPAN LANGKAH PENCAPAIAN
Saat ide sudah clear, pertimbangan dan evaluasi telah dilakukan, maka kita perlu menjabarkannya secara detail sehingga tahap-tahap action pencapaiannya lebih jelas.
Bahkan kita perlu menyiapkan berbagai macam kemungkinan, dari yang terbaik hingga terburuk, sehingga bisa mengantisipasi semua kemungkinan. Kalau hasilnya baik, kita tak akan menjadi sombong. Kalau pun buruk, kita tak akan patah arang dan tetap mau berusaha. Dalam tahap ini kita tetap mengingat rencana Tuhan.
Tidak peduli seberapa bagus ide kita. Tidak peduli seberapa kompetennya orang-orang yang kita minta masukannya. Tidak peduli juga seberapa rapi dan detail kita menjabarkan ide-ide yang ada, namun jika Allah punya rencana yang berbeda, rencana yang lebih indah tentunya, maka ikutilah! Ya, mengalir bersama Tuhan tidak selalu berarti kita sudah tahu ke mana Dia akan membawa kita, namun mengalir bersama Allah juga menandakan bahwa ketika kita tidak mengerti, namun kita tetap mengikuti. Sebab, hanya yang terbaik yang Allah beri.
Dalam perjalanan misi yang direncanakannya, rasul Paulus telah menyusun plan A. Namun ketika menerima petunjuk Tuhan untuk berbelok ke Makedonia, ia taat. Prinsipnya tetap lakukan bagian kita, sambil tetap mengalir sesuai dinamika tuntunan-Nya. (Kisah Para Rasul 16:6-10)
If your plans don’t work out Don’t worry God has better ones, season yang baru sudah terbentang di depan mata. Jalanilah dengan strategi, bukan sebaliknya berjalan tanpa arah, tidak tahu hendak ke mana. Percayalah, saat kita melangkah dengan perencanaan, kita sudah memenangkan setengah dari pencapaian. (MORE)
Ruang Kesaksian
"Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."
Mazmur 23:1
Kehilangan pasangan yang dicintai tentu akan sulit diterima. Bahkan di dunia ini tidak ada satupun istri yang benar-benar siap kehilangan suami yang sangat dicintai, belahan jiwa dalam suka dan duka. Kepergian Djunawan Djapri suami dari Vera membuat kesedihan dan kekuatiran dalam dirinya, bagaimana dengan kehidupan yang harus dilewati?
Tidak mudah hidup sebagai single parent mengurus 2 anak yang masih membutuhkan banyak biaya hidup. Tetapi di sinilah ia melihat bagaimana pemeliharaan dan campur tangan Tuhan yang menuntun dan menyediakan dengan kecukupan.
Djunawan adalah pasangan hidup yang terbaik yang Tuhan beri, juga ayah yang baik bagi kedua anak saya. Kami bukanlah keluarga yang kaya raya. Namun, suami saya begitu baik, penuh perhatian. Bersamanya saya selalu tertawa, terkadang kejutan-kejutan yang diberikannya membuat hidup saya bahagia.
Kepergiannya begitu mendadak, yaitu pada tanggal 23 April 2019. Seperti mimpi buruk, kaget, sedih dan hancur hati. Saat itu saya benar-benar terpuruk. "Mengapa Tuhan ambil suami saya? padahal kami sekeluarga setia melayani Tuhan." Protes saya saat itu kepada Tuhan.
Hampir setahun lamanya saya belum bisa menerima keadaan ini, hingga badan saya susut sampai 10 kilo. Bahkan, tidak jarang pikiran bunuh diri terbesit di dalam benak saya. Melihat situasi serta kondisi yang tidak tahu mau dibawa kemana, saya sempat tinggal berpindah-pindah tempat; entah itu di rumah adik, di rumah saudara, atau pergi pelayanan keluar kota berhari-hari lamanya. Mengingat begitu banyak kenangan indah selama di rumah yang membuatnya sulit melupakan belahan jiwa tersebut.
Melihat kondisi saya yang belum bisa menerima keadaan dan kehilangan, Tuhan menegur saya melalui anak sulung saya. Anak saya mengingatkan bahwa Ayub juga pernah mengalami keadaan yang tidak enak, Tuhan ambil semuanya, namun Ayub tidak pernah menyalahkan Tuhan. Tangan Tuhan menjaga, memelihara hidup Ayub serta memberkatinya lebih dari sebelumnya. Di situlah, saya mulai percaya bahwa Tuhan tetap sama dan selalu menemani saya menghadapi situasi yang tidak mudah ini.
Tanpa nafkah, bagaimana saya harus menghidupi kedua anak yang masih duduk di sekolah menengah dan kuliah, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya bukan wanita mandiri atau pekerja, setelah menikah saya fokus mengurus keluarga, menjadi ibu rumah tangga. Keadaan inilah yang membuat saya takut, khawatir dan bingung, Bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk biaya kehidupan di ibu kota yang besar?
Dunia masih belum kiamat dan hidup harus terus diperjuangkan, rasa kehilangan ini tak serta merta membuat hidup saya harus berhenti. Melihat anak-anak, semangat saya bangkit.
Mazmur 23, "Tuhan adalah Gembala yang baik" merupakan salah satu ayat yang menjadi pegangan saya dan suami di dalam kondisi yang tak terduga, takut dan khawatir. Kalau Tuhan adalah Gembala yang baik, seharusnya saya tidak perlu takut, karena Tuhan yang akan menuntun jalan-jalan yang ada di depan kita.
Saya katakan kepada Tuhan: "Tuhan sudah mengambil suami saya, saya tidak mau hidup ini menjadi orang yang meminta-minta, meskipun saudara saya mensupport saya." Masih banyak saudara saya yang belum mengenal Tuhan. Saya akan buktikan bahwa saya memiliki Tuhan yang hidup. Sekalipun saya tidak mempunyai suami, Tuhan yang akan memelihara hidup saya, juga masa depan anak-anak; dengan kecukupan.”
Saya bersyukur karena memiliki komunitas dalam pelayanan di Gereja AKR. Banyak teman-teman yang memberikan dorongan, menghibur dan memberikan semangat. Saat kondisi terpuruk dalam hidup saya, setiap minggu teman-teman sepelayanan selalu datang, menghibur, memberikan makanan, mengajak saya pergi liburan di tengah kesibukan mereka. Di setiap jam 7 malam, jam di mana suami saya pulang dan menghabiskan waktu bersama, setiap hari dan setiap malam saya memilih untuk meninggalkan rumah ataupun menelpon seluruh teman gereja saya, untuk melupakan kenangan bersama suami. Mereka selalu siap menjawab panggilan saya, menghibur saya di titik terendah dalam kehidupan saya, memberikan kekuatan bahwa ada Tuhan yang besar yang sanggup menemani saya dalam menghadapi situasi yang ada.
Dengan dukungan teman dan kekuatan dari Tuhan, saya kembali mempunyai gairah hidup. Tuhan memberikan kreativitas serta semangat bagi saya untuk bisa melakukan usaha jasa titip (jastip) makanan khas Bangka. Saya yang memang hobi masak, di masa pandemi mulai mencoba menjual makanan ke teman-teman. Bermula dari siomay, pastel mayonaise, dan Puji Tuhan banyak yang menyukai produk yang saya jual. Barang yang saya jual mulai bervariasi selain makanan ada juga produk madu, juga alat kesehatan, dll. Tidak sampai di situ saja, saya juga menjadi perantara rumah, mobil bahkan menjual perhiasan.
Puji Tuhan dari berjualan makanan secara online, usaha saya mulai banyak peminatnya. Tidak pernah terpikirkan saya bisa mempunyai reseller sampai di luar Jakarta. Kalau bukan karena Tuhan, saya tidak bisa apa-apa. Di saat saya jatuh, Tuhan menolong saya, memberikan saya komunitas yang luar biasa yang menguatkan saya. Bagi saya semuanya adalah tuntunan Tuhan dan berkat dari Tuhan.
Dari hasil usaha yang saya kelola, saya bisa membiayai pendidikan anak saya. Tuhan juga yang memberikan kepandaian, sehingga anak saya bisa mendapatkan beasiswa. Di saat saya memerlukan uang, Ia yang menyediakan dan mencukupi dengan cara-Nya yang ajaib.
Awalnya, kepergian suami membuat saya tidak mau pergi ke rumah duka, saya tidak mau kembali mengingat masa-masa terpuruk tersebut. Suasana di rumah duka yang ada turut membuat saya hanya semakin sedih dan tidak mampu melupakan suami saya. Namun, saat ini, melalui panggilan-Nya, serta kekuatan dari Tuhan, saya rutin dan aktif melakukan pelayanan ke tempat kedukaan, memberikan kekuatan, dan saya akan terus melayani di ladang pelayanan ini, untuk membagikan kekuatan kepada orang lain yang mengalami kondisi sulit yang juga pernah saya alami.
Saya percaya bahwa Tuhan adalah satu-satunya harapan kita. Selama 3 tahun saya melihat betapa baiknya Tuhan Yesus, yang selalu menuntun, memampukan saya, memberkati serta mencukupi. Yang terutama Tuhan tidak pernah meninggalkan saya dan anak-anak.
Teruslah berharap kepada-Nya, jangan pernah berhenti berdoa dan kita akan melihat penyertaan-Nya yang luar biasa.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala