Kesaksian
“Hidup dan kasih setia Kau karuniakan kepadaku,
dan pemeliharaan-Mu, menjaga nyawaku.”
(Ayub 10:12)
Penyebaran COVID-19 yang terjadi di Indonesia melonjak tajam dan penyebaran virus ini berlangsung sangat cepat tanpa memandang status sosial, ekonomi dan usia. Cara penularan virus ini pun tak dapat diduga. Seperti apa yang dialami oleh Ferdi, seorang pemuda berusia 25 tahun yang berbagi cerita saat dirinya terpapar COVID-19 dan masuk dalam...
“Hidup dan kasih setia Kau karuniakan kepadaku,
dan pemeliharaan-Mu, menjaga nyawaku.”
(Ayub 10:12)
Penyebaran COVID-19 yang terjadi di Indonesia melonjak tajam dan penyebaran virus ini berlangsung sangat cepat tanpa memandang status sosial, ekonomi dan usia. Cara penularan virus ini pun tak dapat diduga. Seperti apa yang dialami oleh Ferdi, seorang pemuda berusia 25 tahun yang berbagi cerita saat dirinya terpapar COVID-19 dan masuk dalam status PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Berawal pada akhir bulan Maret 2020, saya merasakan kurang enak badan. Kepala saya sakit terasa pusing yang juga disertai flu. Setelah 3 hari berlalu keadaan saya tidak membaik, akhirnya saya putuskan untuk berobat ke dokter.
Saya kemukakan apa yang saya rasakan dan setelah saya telusuri, ternyata saya sempat punya riwayat kontak dengan orang yang terpapar COVID-19. Dokter yang menangani saya agak kaget, saya pun langsung menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari cek darah, rontgen paru-paru, dan rapid test. Hasil yang keluar tidak begitu baik, ditemukan adanya gejala ke arah COVID-19. Begitu pula dengan hasil rapid test saya, hasilnya reaktif. Saya pun ditetapkan dalam kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Melihat usia saya yang masih tergolong muda, dokter memberikan semangat, dan memotivasi saya, bahwa saya bisa mengatasi dan melewatinya dengan imunitas tubuh yang kuat, mengingat usia saya tergolong muda. Saya setuju dengan perkataan dokter tersebut, bahwa saya bisa sembuh. Setelah berembuk dengan orang tua, maka saya putuskan untuk isolasi mandiri di rumah dan dokter pun menyetujui.
Setelah melewati beberapa hari menjalani isolasi di rumah dengan mengikuti protokol yang berlaku, sayapun rutin minum 8 jenis obat dokter setiap harinya. Namun keadaan saya semakin menjadi-jadi, alias tidak enak badan, rasanya tidak karuan. Badan saya panas, rasa mual dan flu, begitu pun dengan indera penciuman saya yang terasa mulai hilang.
Jujur saja rasa takut itu ada. Bahkan malam-malam sewaktu tidur, di tengah malam saya sempat terbangun. Saya merasakan dada saya sesak, agak sulit bernafas, jantung sayapun terasa sakit dibagian kiri. Dari kejadian yang saya alami itu, mulai timbul rasa takut. Saya takut bagaimana kalau tiba-tiba saya kena serangan jantung? Apalagi saya banyak mendengar kabar ada beberapa hamba Tuhan yang meninggal dunia akibat virus yang mematikan ini.
Namun saya tidak mau larut dalam ketakutan dan rasa kuatir, karena saya masih muda, saya harus mempunyai semangat dan tidak mudah menyerah terhadap keadaan. Saya juga memiliki Tuhan dalam hidup saya yang senantiasa menolong. Oleh karena itu setiap malam saya banyak berdoa, setiap hari saya berusaha bangkit dari tempat tidur, terus berharap kepada Tuhan. Berdoa setiap hari, minta kesembuhan.
Saya perkatakan kata-kata kesembuhan, “Saya sembuh, saya sehat, sakit sembuh.” Terus saya perkatakan yang positif bagi tubuh saya, setiap hari terus saya ucapkan, perkatakan. Disaat saya mengalami sakit ini, saya bersyukur ada banyak dukungan doa yang datang. Baik itu dari teman-teman COOL, dari pemimpin, dari Instagram, Gembala, gereja dan grup Komsel yang peduli dengan keadaan saya.
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Puji Tuhan! Semakin hari ke hari keadaan saya semakin membaik, membaik dan membaik.
Akhirnya saya kembali ke dokter, melihat perkembangan kesehatan tubuh saya yang jauh sudah lebih baik dari sebelumnya. Saya sudah segar dan sehat dokterpun menurunkan status saya dari PDP ke ODP (Orang Dalam Pengawasan) yang berlaku selama 3 hari, dan setelah melewati masa 3 hari itu, saya dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Setelah melewati semuanya, merasakan bagaimana rasanya terpapar oleh virus ini walaupun saya tidak sampai ke tahap positif COVID-19 namun saya sudah merasakan seperti apa rasanya. Setelah mengalami hal itu, saya lebih menjaga kesehatan, jaga jarak, cuci tangan, karena kita tidak pernah menduga penyebarannya bisa datang dari mana saja tanpa diduga.
Bersyukur saya boleh melewatinya dan sembuh, saya bisa sehat kembali. Hanya ucapan syukur saya naikkan kepada Tuhan Yesus. Bersyukur kalau saya masih diberikan kesempatan untuk hidup, masih diberi kesempatan untuk melayani Tuhan. Saya tidak mau menyia-nyiakan hidup ini. Waktu-waktu yang ada akan saya gunakan dengan sebaiknya karena saya tidak mau mengecewakan Tuhan yang sudah memberikan saya kesempatan hidup yang kedua. Terima kasih Tuhan Yesus atas anugerah-Mu dalam hidup saya.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala