Kesaksian
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Yeremia 29:11
Sudah 2 tahun Indonesia menghadapi pasang surut pandemi COVID-19. Terjadi lonjakan tajam varian Delta di bulan Juli 2021, salah satunya dialami oleh Henny.
Saya ingin menyaksikan cinta kas...
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Yeremia 29:11
Sudah 2 tahun Indonesia menghadapi pasang surut pandemi COVID-19. Terjadi lonjakan tajam varian Delta di bulan Juli 2021, salah satunya dialami oleh Henny.
Saya ingin menyaksikan cinta kasih Tuhan dan pemeliharaan Tuhan saat saya dan keluarga terpapar COVID-19, terutama ketika mama yang berjuang untuk sembuh, di mana Tuhan selalu menyertai dan memelihara ketika kami harus melewatinya.
Bulan Juli 2021, angka kenaikan COVID-19 Delta melonjak naik pesat di Jakarta. Maka tak ayal lagi banyak orang yang terpapar termasuk saya. Saya mulai batuk-batuk merasakan seluruh tubuh sakit dan lemas. Oleh sebab itu saya tes antigen mandiri dan ternyata hasilnya positif. Beberapa hari kemudian hasil antigen adik saya juga positif. Akhirnya kami berdua menjalani isolasi mandiri (isoman) dengan menyewa kontrakan di daerah Serpong.
Setelah 2-3 hari isoman ternyata mama juga positif, akhirnya jadilah kami isoman bertiga. Karena mama sudah lanjut usia dan belum divaksin, kondisi mama menurun termasuk saturasinya. Saya berkonsultasi dengan Pak Michael, hamba Tuhan dari GBI Wisma AKR, di mana saya sekeluarga melayani dan beribadah di sana. Diusulkan untuk membawa mama ke RS di daerah Kemayoran. Termasuk juga nama dokter yang harus saya temui.
Seorang diri saya menemani mama ke RS, papa hanya sebatas mengantar sampai di parkiran saja. Karena selain harus bekerja sebagai taxi online, papa juga menghindari agar tidak terpapar.
Ternyata sesampainya di IGD, keadaan RS sudah penuh. Cukup lama menunggu. Mama sempat tidak dilayani, saya dioper ke sana kemari; mungkin karena melihat secara fisik mama baik-baik saja, padahal saturasi oksigen mama sudah semakin turun.
Akhirnya saya segera melaporkan hal ini kepada perawat, setelah dicek saturasi mama sudah rendah sekali. Puji Tuhan mama segera ditangani dengan diberikan bantuan oksigen tingkat paling tinggi.
Pasien yang datang ke IGD semakin bertambah, rata-rata COVID-19. Sedangkan mama belum juga mendapatkan kamar, semua RS penuh. Karena semua kamar penuh, diusulkan pindah ke rumah sakit lain di daerah PIK. Namun setelah saya cek ternyata biayanya mahal sekali dan RS tersebut tidak masuk dalam program pemerintah.
Perawat menjelaskan untuk bisa masuk program pemerintah ada aturan yang berlaku, itu pun harus seizin dokter. Biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit, jujur secara keuangan saya tidak sanggup. Saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan sambil terus mengusahakan yang terbaik buat mama.
Atas petunjuk dari gereja akhirnya saya berusaha untuk menemui dokter yang dimaksud. Di sini saya benar-benar minta tolong, agar mama saya bisa masuk dalam program pemerintah.
Puji Tuhan akhirnya bisa dicover walaupun tidak semua dibayar penuh.
Satu malam di IGD keadaan mama benar-benar drop, pagi harinya keadaan mama semakin turun drastis, mama lemas, mukanya pucat dan mama mulai mengigau. Melihat keadaan mama yang sedemikian rupa, dilakukan kembali pemeriksaan dan ternyata mama juga mengalami badai sintokin. Saturasi oksigennya pun semakin rendah.
Pada akhirmya mama masuk ke High Care Unit atau HCU (merupakan fasilitas rawat inap bagi pasien yang membutuhkan pengawasan, perawatan, dan pengobatan ketat karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang mengancam jiwa).
Di sini saya tidak bisa lagi melihat mama, komunikasi hanya melalui video call. Saya terus memberikan semangat dan doa untuk kesembuhan mama. Melalui WA group banyak teman-teman pelayanan memberikan doa dan support. Rasa khawatir menyeruak dalam hati saya, melihat keadaan mama di HCU. Bagaimana tidak? Hari-hari itu tingkat kematian akibat COvID-19 sedang tinggi-tingginya.
Rasa takut, khawatir itu ada, namun Tuhan memberikan kekuatan dan ketenangan dalam hati saya, saya sangat percaya Tuhan turut bekerja dalam segala hal. Termasuk biaya yang harus kami keluarkan. Karena beberapa tindakan seperti suntikan, harus dibayar dimuka. Tuhan yang akan mencukupi, karena Dia adalah Tuhan yang mempunyai segalanya.
Hal yang mengkhawatirkan saya, mama sempat kritis. Ada obat yang harus diberikan, tetapi harganya sangatlah mahal. Satu ampul 20 juta rupiah dan mama memerlukan 2 ampul, berarti 40 juta rupiah yang harus kami bayarkan. Terus terang saya tidak mempunyai uang sebesar itu.
Sejak awal mama sakit saya banyak berkonsultasi dengan Pdt. Michael. Atas persetujuannya akhirnya saya menandatangani kesediaan untuk menerima obat tersebut. Puji Tuhan, sementara waktu gereja membantu. Namun saya tidak mau berutang, saya akan kembalikan sesudah mama sembuh.
Selain biaya yang mahal, ada respon obat yang diterima, mama bisa muntah darah, pembuluh darahnya bisa pecah atau keluar darah dari telinga. Mendengar hal tersebut saya terus berdoa menguatkan mama melalui video call. Dukungan doa dari gembala dan teman-teman pelayanan sungguh menguatkan mama. Saya yakin dan percaya bila 1, 2 orang sepakat berdoa dan percaya, maka Tuhan akan memperhitungkan-Nya dan menjawab doa. Doa orang benar, besar kuasa-Nya. Bahwa mama tidak akan mengalami hal yang menyakitkan tersebut.
Setelah kurang lebih 3 minggu mama dirawat, akhirnya mama sembuh total. Mama melewati ini semua berkat campur tangan Tuhan juga banyak orang yang mendoakan dia. Sehingga terjadi pemulihan dalam setiap organ tubuh mama. Dan dokter menyatakan mama sudah sehat. Tuhan Yesus sungguh teramat sangat baik.
Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Selama ini kami tinggal mengontrak rumah dan Puji Tuhan, beberapa waktu yang lalu kami sudah bisa membeli sebuah rumah. Tiba-tiba saja dari pihak perumahan memberikan kabar yang tidak pernah saya duga. Bahwa uang muka yang telah kami bayarkan, ternyata free uang muka. Sehingga mereka mengembalikannya yang menurut saya cukup besar jumlahnya.
Dari uang pengembalian tersebut maka saya dapat mengembalikan biaya yang sudah dibantu dari gereja. Bahkan sisanya berlebih. Saya percaya Tuhan selalu menyediakan dan mencukupkan apa yang saya perlu.
Pandemi ini menjadi ujian iman bagi saya, belajar bersandar, lebih mengenal Tuhan dan Tuhan dapat mengubah segala sesuatunya menjadi baik, hal mustahil menjadi tidak mustahil. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.
Perempuan Berharga di Mata Tuhan
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
PerempuanBerhargadiMataTuhan.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala