Kesaksian
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN:
”Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,
Allahku, yang kupercayai.”
(Mazmur 91:1-2 TB)
Salam Sejahtera,
Perkenalkan nama saya Robert Bangunang, lahir di Manado, sekarang tinggal di Jakarta Barat. Saya telah menikah dengan Yenny Christine dan dikaruniai dua orang putra Demetrio Mancini dan Garciano...
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi
dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN:
”Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,
Allahku, yang kupercayai.”
(Mazmur 91:1-2 TB)
Salam Sejahtera,
Perkenalkan nama saya Robert Bangunang, lahir di Manado, sekarang tinggal di Jakarta Barat. Saya telah menikah dengan Yenny Christine dan dikaruniai dua orang putra Demetrio Mancini dan Garciano Mancini. Saya anak keempat dari lima bersaudara, sudah menjadi Kristen sejak kecil, namun baru bertumbuh sejak bergabung di dalam kelompok sel (COOL), Sampai saat ini saya juga aktif melayani sebagai pengerja di GBI Wisma AKR.
Saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan melalui kejadian yang saya alami. Sejak berkeluarga saya tinggal di rumah kakak, di daerah Jakarta Barat - sekitar 20 tahun lamanya. Sampai suatu saat kakak saya meninggal akibat sakit pada tanggal 8 November 2020. Tujuh bulan sejak meninggalnya kakak saya, keponakan yang adalah anak kakak saya itu menghubungi saya pada tanggal 28 Juni 2021.
Ia mengabarkan bahwa anaknya sedang terpapar COVID-19. Jadi ia berencana akan mengisolasi anaknya di rumah itu. Tentu saya tidak dapat menolaknya, karena saya sadar bahwa rumah tersebut bukan milik saya pribadi.
Akhirnya saya mengijinkannya, namun saya berpikir mengenai bahayanya COVID-19. Tidak mungkin keluarga saya tinggal bersama orang yang positif COVID-19. Akhirnya saya yang mengalah keluar dari rumah itu untuk mengisolasi sementara keluarga saya.
Saya pun menghubungi atasan tempat saya bekerja untuk tinggal di tempatnya yang kebetulan juga kosong, dan saya diijinkan untuk menempati sementara di rumahnya yang berlokasi di daerah Puri - Jakarta Barat.
Menurut perhitungan saya untuk isolasi paling juga sekitar 2 mingguan atau paling lama sebulan. Namun baru sekitar 10 hari saya pindah, keponakan mengirim pesan whatsapp kepada saya yang isinya agar saya sekeluarga diharapkan untuk mencari rumah kontrakan mulai saat itu. Dengan kata lain saya telah di usir secara halus oleh keponakan saya sendiri.
Saya menyaksikan hal ini bukan semata bertujuan untuk mencari pembelaan atau minta belas kasihan dari orang lain, namun saya percaya melalui setiap kejadian ada rencana Tuhan yang baik buat hidup saya.
Saya pun membalas pesan whatsapp tersebut dengan menjawab “oke”. Pada keesokan harinya saya langsung berkemas dan merapihkan barang-barang yang masih tertinggal di rumah itu.
Sebagai manusia timbul rasa kecewa, kesal dan marah karena pada bulan Juni-Juli 2021 itu pandemi telah mencapai zona merah di Jakarta, terutama di tempat lingkungan saya tinggal. Orang-orang sudah menjadi takut dan kuatir untuk keluar rumah, namun saya terpaksa berkeliling mencari kontrakan bagi kami sekeluarga dengan motor.
Seperti biasa setiap masalah dalam hidup, tidak pernah kami ceritakan kepada siapapun juga termasuk dengan keluarga. Namun teman dekat kami di gereja tanpa sengaja telah mengetahui keadaan kami. Mereka pun menghubungi kami untuk menguatkan dan mendoakan. Dukungan doa dari teman gereja sungguh sangat berarti di dalam kelemahan. Ada kesegaran dan kekuatan di saat merasakan keputusasaan. Saya percaya bahwa ada rencana Tuhan di balik masalah tersebut.
Puji Tuhan saya merasakan kehadiran Tuhan Yesus di dalam keluarga saya. Setiap keputusan kami bawa di dalam doa dan ucapan syukur kepada Tuhan. Istri dan anak-anak mendukung dan bersehati dalam pengambilan setiap keputusan.
Hampir sebulan berjalan, keponakan saya menghubungi saya kembali dan meminta agar kami sekeluarga kembali ke rumahnya lagi. Namun anak-anak saya menolak untuk kembali ke rumah itu. Rupanya masalah ini sudah terdengar sehingga menjadi masalah keluarga, banyak keluarga membela dan menginginkan saya untuk kembali ke rumah tersebut.
Saya menjelaskan kepada mereka untuk tidak perlu ribut lagi karena Tuhan ada rencana yang baik bagi kami sekeluarga. Sejak teman gereja mendoakan saya, saya merasakan Tuhan turut berkerja di dalam keluarga dan keputusan saya.
Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Ia mengirimkan orang-orang yang mau menolong kami. Pertama dari atasan saya yang berbeda keyakinan, namun mau mengijinkan saya untuk tinggal di rumahnya yang tidak terpakai. Saya bekerja atas modal kepercayaan saja, apa saja yang atasan perlu, saya kerjakan. Atasan saya itu tinggal di Palembang.
Demikian juga dengan teman-teman gereja yang berlomba-lomba menawarkan tempat tinggal, rumah hingga apartemen. Saya mengucap syukur karena banyak sekali yang menawarkan saya tempat tinggal sampai akhirnya atasan saya meminta saya untuk mencari rumah saja, karena atasannya yang akan membayar kontrakan saya sampai setahun.
Saya tidak berfokus pada masalah dan pengumulan itu lagi. Saya tetap setia mengikuti doa fajar secara online antar denominasi (sekitar 40 gereja) selama 1 jam; dari pukul 5 sampai pukul 6 pagi. Doa fajar tersebut terus meneguhkan saya dan menguatkan saya secara pribadi.
Dengan rutin saya membaca Firman Tuhan setiap malam, berdoa dan berseru kepada Tuhan. Ada lagu yang menjadi rhema dan menguatkan saya: “Bersama-Mu Bapa, ku lewati semua, perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku.” Setiap permasalahan saya serahkan kepada Tuhan, apapun yang terjadi dalam diri saya pribadi dan keluarga, kami tetap bersyukur kepada Tuhan.
Pada saat sedang mengalami pengumulan itu, saya juga dihadapkan dengan orang lain yang membutuhkan bantuan. Ada seorang teman yang berdomisili di daerah Taman Mini minta diantarkan ke rumah sakit karena suaminya sakit asam lambung. Kebetulan mereka tinggal di Jakarta hanya berdua saja, sedangkan keluarga yang lain ada di luar negeri. Jadi saya menjemput mereka dari Kedoya - Jakarta Barat. Namun karena rumah sakit-rumah sakit yang kami kunjungi sudah penuh oleh pasien COVID-19, maka mereka menolak untuk menangani kasus teman saya.
Karena suaminya adalah sudah terdaftar di salah satu rumah sakit di daerah Salemba maka kami memutuskan untuk menunggu di rumah sakit tersebut. Setelah diperiksa ternyata suami teman saya itu juga positif COVID-19. Mendengar hal itu saya begitu kaget seperti mau mati rasanya, karena saya satu mobil dari subuh sampai pagi hari dalam keadaan ac menyala dengan orang yang terpapar COVID-19.
Saya merasa lemas, di pertengahan jalan menuju ke rumah tidak henti-hentinya saya berdoa, saya menyerahkan diri saya kepada Tuhan, berseru dan minta pertolongan dari Tuhan agar saya tidak sampai tertular.
Setibanya saya di rumah saya tidak memberitahukan istri dan anak-anak, hanya meminta agar istri dan anak-anak tidur di atas dan saya di kantor bawah. Sekitar seminggu kemudian, Puji Tuhan, saya merasakan tidak ada perubahan dalam selera makan dan indera penciuman saya. Setelah seminggu berjalan suami teman saya dinyatakan sembuh dari COVID-19. Namun setelah suami teman saya sembuh, istrinya yang dinyatakan positif COVID-19. Melihat semua ini sungguh perlindungan Tuhan seperti di dalam Mazmur 91 membingkai saya sehingga terluput, tidak terpapar.
Setelah sekitar seminggu dirawat, akhirnya istri teman saya itu pun dinyatakan sembuh. Saya sangat bersyukur pada Tuhan karena Tuhan telah membentengi saya dari penyakit tersebut, sehingga saya tetap sehat dan bisa membantu merawat teman saya yang suami istri itu.
Saya sudah lupa dengan masalah saya sendiri. Saya sungguh mengucap syukur kepada Tuhan karena hingga saat ini saya sekeluarga dapat tinggal di ruko atasan saya. Kini saya tidak perlu mencari kontrakan lagi untuk tempat tinggal saya dan keluarga. Sebenarnya ruko yang saya tempati ada 2 ruko. Sebelum saya tinggal di ruko tersebut sudah ada penawaran dari salah satu mini market yang cukup terkenal di Indonesia dan mereka sudah menawar untuk mengontraknya dengan harga 350 juta rupiah per tahun, selama 10 tahun.
Hingga saat ini saya tidak mengerti kenapa pimpinan saya lebih memilih ruko tersebut ditempati oleh keluarga kami, karena secara bisnis tentu saja lebih menguntungkan untuk disewakan.
Tuhan Yesus baik, Puji Tuhan dalam semua ini ada rencana Tuhan buat saya sekeluarga. Semua yang saya dapatkan karena saya percaya Tuhanlah yang menggerakkan hati atasan saya. Bagian saya hanya taat dan mengandalkan Tuhan. Amin.
PARADIGMA KEKUDUSAN
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/
ParadigmaKekudusan.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala