Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Karena katanya dalam hatinya:
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Matius 9:21
Kisah Inspiratif Jenny Q. Ta
Jenny Q. Ta adalah seorang pengusaha sukses dan CEO Sqeeqee, sebuah perusahaan di bidang media sosial. Di usia 27 tahun, dia sudah meraih banyak prestasi. Kesuksesannya tidak datang begitu saja; salah satu kunci utamanya adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Orang-orang sukses seperti Jenny tidak menunggu motivasi dari orang lain. Mereka memiliki semangat yang datang dari dalam diri mereka sendiri, mampu bangkit meskipun jatuh, dan terus bergerak maju tanpa perlu didorong oleh pihak lain.
Belajar dari Wanita yang Mengalami Pendarahan
Wanita dalam Alkitab yang mengalami pendarahan selama 12 tahun menunjukkan kemampuan luar biasa untuk memotivasi diri sendiri. Meskipun sudah menghabiskan semua uangnya dan hampir kehilangan harapan, dia tetap berkata, "Asal kujamah jubah-Nya, maka aku akan sembuh." Tidak ada yang mendukung atau menyemangatinya, namun dia mampu memotivasi diri sendiri untuk terus berusaha hingga akhirnya sembuh.
Menghadapi Tantangan dengan Keyakinan
Tidak peduli seberapa berat persoalan dan tantangan yang kamu hadapi hari ini. Tidak peduli sekelam dan segelap apapun kabut di depan sana. Pertanyaannya adalah, apakah kamu mampu tetap berkata,
"Asal aku terus melangkah dan setia, keajaiban dari Tuhan pasti tiba. Asal aku tetap berdoa dan tetap berharap, mujizat masih ada untukku. Asal aku melakukan bagianku dengan benar, Tuhan pasti akan mengerjakan bagian-Nya."
Pentingnya Memotivasi Diri Sendiri
Sobat Warta, milikilah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Jika bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? Orang-orang terkasih dan yang paling dekat sekalipun tidak selalu bisa menolong atau memotivasi kita. Mereka juga bisa lelah dan lemah. Oleh karena itu, kuatkan dan teguhkanlah hati kita. Percayalah, tangan Tuhan akan selalu siap mengangkat dan menolong kita.
Tetaplah memotivasi diri sendiri dan percayalah pada rencana Tuhan. Setiap langkah yang kita ambil dengan keyakinan akan membawa kita lebih dekat pada kesuksesan dan keajaiban. (MA)
"MEMOTIVASI DIRI ITU SEPERTI ORANG MANDI,
KAMU PERLU MELAKUKANNYA SETIAP HARI."
Zig Ziglar
Dunia Kita
Penelitian menunjukkan bahwa seekor sapi membentuk hubungan sosial yang kuat dengan sapi lainnya dan bisa merasa stres jika dipisahkan dari sahabatnya tersebut. Ini menunjukkan bahwa sapi memiliki kehidupan sosial yang kompleks dan emosional, lebih dari yang kita bayangkan.
Tak hanya kita yang bisa punya sahabat, sapi pun bisa memiliki sahabat. Bersumber dari Boredpanda, para ilmuwan yakin bahwa ketika ada dua atau tiga ekor sapi dalam kawanan, mereka sebenarnya adalah sahabat dan punya ikatan yang kuat.
Melansir laman The University of Sydney, penelitian dari mahasiswa program doktor Sekolah Ilmu Kehidupan dan Lingkungan bernama Alexandra Green menunjukkan bahwa sapi adalah hewan sosial dan suka berteman. Sapi adalah hewan sosial yang suka berteman.
Penciuman mungkin memainkan peran besar dalam kehidupan sosial sapi. Mereka dapat mengetahui kapan hewan lain mengalami stres dengan mencium zat kimia yang ada dalam urinnya.
APA KATA ALKITAB TENTANG SAHABAT dan KOMUNITAS?
Daud dan Yonatan adalah gambaran dalam sebuah persahabatan sejati. Alkitab mencatat Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. (1 Samuel 18:1) Ini terbukti dari sikap-sikap Yonatan terhadap Daud. Saul, ayah dari Yonatan, sangat membenci Daud karena merasa iri dan takut kalau-kalau kerajaannya tidak akan kokoh dikarenakan keberadaan Daud yang lebih disukai banyak orang. Hal ini membuat Saul kerap kali hendak membunuh Daud secara terang-terangan. Tetapi Yonatan selalu berusaha membela.
Yonatan setia menjaga persahabatan sampai akhir hidupnya. Ia menunjukkan bagaimana ia selalu berada di saat-saat tersulit kehidupan Daud. Salah satu prinsip yang firman Tuhan ajarkan mengenai persahabatan adalah menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran, Begitu juga komunitas rohani kita.
Tuhan Yesus sendiri menggambarkan bahwa kasih yang terbesar adalah kasih yang berkorban terhadap sahabat. (Yohanes 15:13) Persahabatan bukan sekadar hubungan sedalam kita mengenali karakter dan sifatnya. Bagaimana hidup kita menjadi tangan yang siap menolong ketika sahabat kita dilanda kesukaran, dan bukan malah menghindarinya. Sudahkah kita menjadi orang yang bersedia berkorban ketika sahabat kita ada di titik terendah kehidupannya, dan tidak menjauh ketika yang lain menjauhinya? Bersama komunitas rohani, kita pun dapat menerapkan persahabatan sejati dan bertumbuh maksimal sesuai kehendak Tuhan. (LY)
Ruang Kesaksian
"Lalu percayalah Abram kepada Tuhan,
maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Kejadian 15:6
Nama saya Kurniawati, berusia 44 tahun, berasal dari Sidoarjo, Jawa Tengah. Sejak tahun 2016 saya mulai merasakan ada yang tidak beres dengan jantung saya. Hasil pemeriksaan medis menyatakan bahwa saya mengalami pembengkakan pada jantung, dan paru-paru saya ada airnya. Sejak pertengahan tahun 2018 sudah 9 kali saya opname di rumah sakit, akibat dari penyakit jantung yang saya derita. Setiap kali rasa sakit itu timbul saya mengalami sesak nafas, dada kiri saya sakit sekali hingga terasa menembus ke belakang, selain itu tubuh saya juga terasa kaku.
Dokter sudah menyuruh saya untuk memasang ring, tetapi saya selalu menundanya karena terbentur dengan biaya yang cukup besar. Segala upaya saya usahakan untuk dapat sembuh, mulai dari minum obat dokter, pengobatan alternatif, minum obat herbal sampai pergi ke orang pintar pun saya lakukan karena saya ingin sekali bisa sembuh.
Tetapi segala usaha yang saya lakukan semuanya tidak ada perkembangan yang membaik, semuanya itu tidak menyembuhkan namun hanya bersifat sementara saja. Terlebih sudah hampir setahun ini gula darah saya naik, terakhir mencapai hingga 367. Akibatnya kedua kaki saya mengalami pembengkakan rasanya sakit sekali, sampai-sampai untuk jalan saja harus diseret, demikian juga dengan ke dua mata saya yang juga bengkak sehingga mengakibatkan penglihatan saya kabur.
Saya bingung dengan keadaan saya, karena segala cara sudah dijalani tetapi tetap saja saya belum sembuh-sembuh juga, malahan bertambah. Saya cuma bisa berdoa minta kesembuhan kepada Tuhan. Hanya itu yang bisa saya lakukan, karena secara materi saya tidak punya uang dan sampai di titik akhir batas kemampuan saya… saya hanya bisa berserah kepada Tuhan.
Melihat kondisi keadaan saya yang tidak begitu baik, seorang teman saya memberitahu akan ada KKR di daerah Sukohardjo yang dilayani oleh Pendeta Niko. Teman saya menyuruh saya untuk datang ke sana, siapa tahu saya bisa sembuh. Mendengar berita ini saya sangat antusias untuk datang ke acara KKR tersebut, walau pun lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal saya di Sidoarjo. Saya berharap ada kesembuhan di sana, ada harapan untuk bisa sembuh.
Ditemani oleh anak dan seorang teman, saya datang pada tanggal 20 Agustus 2019 di Lapangan Merdeka di Sukoharjo. Pada saat itu kondisi saya belum pulih, kaki saya sedang bengkak sehingga jalannya agak diseret, kedua mata saya juga bengkak, penglihatan saya pun kabur. Di sana saya diberikan tempat duduk yang telah disediakan khusus untuk orang sakit dan didoakan.
Setelah selesai didoakan oleh salah seorang hamba Tuhan di lapangan, saya merasakan mata saya perlahan bengkaknya mulai mengempes dan penglihatan saya mulai jelas kembali, begitu pula dengan kedua kaki saya. Rasa sakitnya pun mulai hilang, saya mulai dapat berjalan tanpa harus diseret. Saya merasakan tubuh saya seperti ada kekuatan. Saya sangat terkejut dengan perubahan yang terjadi, saya menyadari inilah mujizat yang Tuhan kasih.
Saya tidak henti-hentinya bersyukur atas kebaikan yang Tuhan lakukan dalam hidup saya, sungguh yakin dan percaya di saat saya sepenuhnya bergantung dan percaya kepada Tuhan, Tuhan pasti campur tangan.
Sepulang dari acara KKR saya semakin terus dipulihkan dan dari hasil pemeriksaan dokter yang terakhir dinyatakan kalau gula darah saya sudah normal, sesak nafas yang sering saya rasakan pun sudah hilang; sama sekali tidak ada keluhan lagi. Obat dokter yang semula rutin saya konsumsi, sejak pulang dari KKR malam itu sudah tidak lagi saya minum. Saya yakin dan percaya malam itu Tuhan Yesus sudah menyembuhkan segala penyakit saya.
Saya sungguh bersyukur mempunyai Tuhan Yesus dalam hidup saya. Mujizat Tuhan sungguh nyata dan masih terjadi hingga hari ini.
Shalom,
Bagi Saudara yang rindu memberikan sebuah KESAKSIAN silahkan hubungi WA Center kami: Klik Disini
events
Happy Anniversary GBI Jl. Jend. Gatot Subroto ke-36, September 2024
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala