Kesaksian
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma 12:12)
Shalom, perkenalkan nama saya Stefanus Sumaryono. Saya adalah seorang Hamba Tuhan yang menggembalakan jemaat Gereja Isa Al-Masih di Temanggung. Setelah beberapa bulan lamanya gereja kami tidak mengadakan ibadah, mengikuti anjuran dari Pemerintah karena merebaknya wabah COVID-19, maka pada tanggal 7 Juni 2020 untuk pertama...
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma 12:12)
Shalom, perkenalkan nama saya Stefanus Sumaryono. Saya adalah seorang Hamba Tuhan yang menggembalakan jemaat Gereja Isa Al-Masih di Temanggung. Setelah beberapa bulan lamanya gereja kami tidak mengadakan ibadah, mengikuti anjuran dari Pemerintah karena merebaknya wabah COVID-19, maka pada tanggal 7 Juni 2020 untuk pertama kalinya kami mulai membuka kembali ibadah kami yang saat itu dihadiri kurang lebih dari 100 orang, dan lawatan Tuhan sungguh luar biasa.
Kami pun menjalankan protokol yang dianjurkan oleh Pemerintah, seperti menyediakan masker bagi jemaat yang tidak membawa, menggunakan Thermo Gun, mencuci tangan dan menjaga jarak tempat duduk berjarak 2 meter.
Pada pertengahan ibadah, datanglah sepasang suami istri yang baru kami ketahui kalau suami istri tersebut baru menjalani rapid test dan SWAB test dan baru diketahui kemudian bahwa hasil testnya positif. Yang seharusnya mereka isolasi mandiri di rumah, tetapi mereka malahan datang ke gereja.
Akhirnya pada tanggal 12 Juni 2020, 10 anggota gereja menjalani rapid test, termasuk saya, karena secara tidak langsung telah berinteraksi dengan suami istri tersebut. Hasilnya ada 5 orang yang reaktif termasuk saya, anak saya dan menantu saya. Selama menjalani isolasi mandiri, saya dan keluarga sulit tidur, dalam sehari hanya bisa tidur 3 jam saja. Ada pergumulan di dalam pikiran saya, namun saat saya merenungkan kembali Firman Tuhan serta janji dan perkataan Tuhan saya kembali merasa damai sejahtera dan yakin. Tetapi ada kalanya ketakutan itu datang kembali, sehingga terlintas pikiran negatif. Bagaimana seandainya COVID-19 itu benar-benar memaparkan kami semua? Bagaimana dengan masa depan Gereja? Keluarga, anak-anak, menantu dan cucu-cucu? Bahkan saya berpikir seandainya saya mati, asal jemaat dan keluargaku selamat, saya rela, Mungkin saat saya berpikir begitu Tuhan tertawa sebab rancangan-Nya buat saya adalah masa depan yang penuh harapan.
Pada tanggal 18 Juni 2020 kami berlima kembali menjalani test SWAB di Temanggung, dan hasilnya saya dan anak-anak serta jemaat tidak ada satu pun yang terkena COVID-19. Saya bersyukur bahwa kami semua boleh dalam keadaan sehat. Ini semua karena Tuhan yang sudah melindungi kami anak-anak-Nya.
Pertolongan Tuhan tidak sampai di situ saja. Sudah 4 tahun lamanya saya mengalami sulit berbicara. Entah kenapa tenggorokan dan pita suara saya tiba-tiba seperti hampir kehabisan suara. Susah sekali untuk bicara, setiap kali berbicara, saya harus ngotot pakai tenaga; itu pun keluarnya seperti orang berbisik.
Saya sudah berobat ke beberapa dokter dan minum obat berpuluh-puluh kali, namun semua usaha yang saya lakukan tidak membawa perubahan sama sekali. Sudah banyak biaya yang saya keluarkan untuk berobat, barangkali sudah jutaan rupiah. Sekali ke dokter THT biayanya Rp 600.000. Rasanya saya sudah lelah, saya sudah berusaha untuk sembuh namun sepertinya tidak ada harapan.
Sebagai seorang Gembala, saya harus berkhotbah dan setiap kali mau berkhotbah pasti ada pergumulan karena dalam kondisi seperti ini saya harus berbicara di mimbar, di depan banyak orang. Ini merupakan suatu pergumulan yang berat, karena setiap kali saya bicara, saya harus ngotot, pakai tenaga supaya suara saya bisa keluar, supaya ada bunyinya. Tetapi walaupun sudah pakai sekuat tenaga, suara yang keluar hanya seperti berbisik dan tidak jelas.
Sekalipun dalam keadaan sakit, saya tetap melayani sebagai pengkhotbah. Saya harus tetap melayani jemaat, karena mereka perlu mendengar pesan-pesan Firman Tuhan yang saya sampaikan dengan jelas. Seringkali dalam satu pelayanan atau pertemuan, saya lebih banyak diam, bukan karena saya pendiam, tetapi karena saya sulit untuk bicara. Terkadang dalam hati timbul perasaan sedih, timbul pertanyaan: “Kapan saya dapat berbicara seperti kebanyakan orang?”
Beberapa kali saya ikut melayani di HMC (Healing Movement Crusade), saya melihat banyak orang mengalami kesembuhan walaupun baru pertama kali datang, tetapi saya berkali-kali datang tidak sembuh-sembuh. Awalnya saya berdoa minta kesembuhan, saya ingin dapat berbicara normal. Setelah sekian lama berdoa dan tidak kunjung sembuh, saya memutuskan menerima keberadaan saya ini dengan ucapan syukur.
Hingga akhirnya saya pasrah. Saya tetap terus melayani Dia dan gereja-Nya yang Tuhan sudah percayakan. Sekalipun saya mengalami tenggorokan dan pita suara yang kurang baik, saya terus dengan setia melayani Tuhan. Kemana pun Tuhan minta saya melayani, saya selalu siap, karena saya yakin dan percaya bahwa pengharapan kepada Tuhan tidak pernah sia-sia.
Hingga pada suatu malam saat saya sedang dalam pergumulan yang begitu berat. Ada peperangan dalam pikiran saya, lalu saya mengambil keputusan untuk memuji Tuhan. Saat saya memuji menyembah Tuhan ada sukacita, bahagia, saya semakin bergairah memuji dan menyembah Tuhan Yesus. Pada waktu itu tanggal 15 Juni 2020 tepat tengah malam jam 24.00 WIB, sekalipun sulit berbicara tetapi pada saat saya membawa lagu penyembahan kepada Tuhan, tiba-tiba pita suara saya pulih, suara saya keluar ada bunyinya. Malam itu saya dapat bernyanyi memuji Tuhan dengan suara yang keras. Saya kaget, melonjak kegirangan. Malam itu saya sangat bersyukur, saya sudah sembuh! Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya.
Selama 4 tahun saya menanti-nantikan pertolongan Tuhan dan malam itu mujizat-Nya terjadi. Selama ada waktu untuk melayani Tuhan, tetaplah setia melayani-Nya. Apapun kondisi kita, tetaplah setia melayani Tuhan. Tuhan tahu keadaan kita, Tuhan tahu pergumulan kita, apa yang kita butuhkan, Tuhan mengerti isi hati kita, kerinduan kita dan Tuhan tahu ada waktunya mujizat itu diberikan kepada kita. Tetaplah setia. Amin.
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala