Renungan Khusus
Sering kali kita mendengar filosofi di kalangan orang yang bekerja atau berbisnis: “Hari Senin sampai Sabtu kita hidup secara duniawi karena kita berbisnis dan mencari uang, hari Minggu baru kita hidup secara rohani dan jadi orang kudus karena beribadah dan melakukan kegiatan di gereja!”
Dengan ungkapan itu seakan-akan kerohanian tidak mungkin bisa dicampur atau disandingkan dengan masala...
Sering kali kita mendengar filosofi di kalangan orang yang bekerja atau berbisnis: “Hari Senin sampai Sabtu kita hidup secara duniawi karena kita berbisnis dan mencari uang, hari Minggu baru kita hidup secara rohani dan jadi orang kudus karena beribadah dan melakukan kegiatan di gereja!”
Dengan ungkapan itu seakan-akan kerohanian tidak mungkin bisa dicampur atau disandingkan dengan masalah bisnis, sebab bagi kebanyakan orang yang belum memahami kebenaran, bisnis adalah upaya mengejar hal-hal sekuler seperti uang, karir, penghidupan, bahkan membangun jejaring dengan orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Pandangan dan pemahaman yang seperti ini mengakibatkan tidak sedikit orang yang panggilan hidupnya berkaitan dengan marketplace berpikir bahwa mereka tidak dapat mengambil bagian dalam Amanat Agung Tuhan Yesus. Lebih dari itu, ada yang beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang masyarakat kelas dua dalam hal kerohanian, sekalipun mereka sudah menjadi orang Kristen.
Hal ini tentu tidak benar, sebab semua yang telah menjadi percaya dan dipenuhi Roh Kudus, baik yang bekerja di ladang Tuhan (fulltimer gereja) maupun yang di marketplace (berkaitan dengan dunia usaha, baik itu di bidang perdagangan, seni, hiburan, keuangan, teknologi, informasi, pendidikan, politik dan lainnya) sama-sama memiliki tugas dan panggilan untuk menjadi saksi Kristus dan memenangkan jiwa di mana pun kita berada sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 1:8.
“DIKOTOMI” BUKANLAH YANG TUHAN INGINKAN
Prinsip pemisahan antara yang rohani dan yang sekuler dalam konteks marketplace ini sering kita kenal dengan istilah “dikotomi”. Pemahaman ini merupakan pemahaman yang salah dan sangat merugikan gereja Tuhan.1
Pemisahan ini membuat orang percaya mengotak-ngotakkan antara hari Minggu dengan hari lainnya, di mana hari Minggu adalah hari kudus dan kita hanya membicarakan hal-hal yang rohani, tetapi hari Senin sampai Sabtu kita membicarakan bisnis atau hal-hal yang sekuler. Dalam pemahaman dikotomi ada sebuah anggapan, jika kita masih menjadi seorang pengusaha dan masih tergiur untuk mengejar keuntungan/materi, jangan melayani atau jadi hamba Tuhan!
Tetapi menariknya, jika kita mencermati kejadian dalam Kisah Para Rasul, dituliskan di sana hanya satu dari empat puluh mukjizat luar biasa dari kuasa Roh Kudus terjadi di tempat religius, yaitu di Gerbang Indah Bait Allah (Kisah Para Rasul 3:1-11). Sedangkan keajaiban rohani lainnya terjadi di tempat-tempat publik. Keajaiban rohani tersebut dimungkinkan terjadi oleh orang-orang seperti Paulus, Priskila dan Akwila. Mereka adalah contoh klasik para pengusaha Kristen.2
Hal ini menandakan bahwa Tuhan juga ingin kehadiran-Nya dinyatakan oleh para pelaku bisnis dan ingin semua orang mengenal keselamatan. Sejak awal penciptaan, Tuhan menciptakan manusia segambar dengan Allah untuk menguasai dan mengelola Taman Eden (mandat penciptaan), sambil menikmati hubungan yang intim dengan Allah (Kejadian 1:26). Semua diciptakan baik adanya dan manusia diperintahkan untuk menjadi pengelola dan mengembangkan sumber-sumber daya yang diberikan Tuhan seperti bakat, kemampuan seni, pengetahuan, dana, sumber daya alam, dan lainnya (mandat budaya) dengan maksimal untuk mencapai tujuan Allah yaitu agar ciptaan-Nya bisa menyatakan siapa Allah sebenarnya dan memenuhi bumi dengan kemuliaan-Nya secara maksimal (Kejadian 2:15).
Namun akibat ketidaktaatan, manusia (Adam dan Hawa) melanggar perintah Tuhan dan berdosa, pekerjaan atau bisnis menjadi sulit, melelahkan dan penuh dengan intrik yang berlawanan dengan Firman Tuhan. Seharusnya pekerjaan atau bisnis itu penuh dengan sukacita, kudus dan menghasilkan karya besar untuk memberitakan kemahsyuran Tuhan.
Dari uraian di atas, kita bisa simpulkan bahwa pekerjaan (bahkan yang dianggap sekuler) pada awalnya adalah baik adanya, namun menjadi rusak akibat dosa. Puji Tuhan, karena kasih karunia-Nya, Tuhan Yesus mengembalikan semua untuk kemuliaan Bapa, hal itu Ia lakukan dengan mati dan bangkit kembali untuk menebus dunia serta segala isinya termasuk para pelaku bisnis yang menerima Yesus sebagai Juruselamatnya (Yohanes 3:16). Mereka telah dipindahkan dari gelap kepada terang (ekklesia) dan memiliki status yang berharga di hadapan Allah. Mereka yang berada di marketplace juga sama-sama menerima Amanat Agung untuk menjadi saksi Kristus dan membawa hadirat Tuhan ke tempat bisnis mereka. Mereka harus menggunakan sumber-sumber daya seperti: pengaruh, kantor, bisnis mereka untuk memberitakan kebenaran dengan pemberdayaan Roh Kudus kepada siapa saja yang berinteraksi dengan mereka. Hal ini sama berharganya seperti para pendeta atau hamba Tuhan sepenuh waktu yang memakai mimbar mereka untuk mengajar dan berkhotbah. Jadi DIKOTOMI bukanlah rencana dan kehendak Tuhan. Tidak ada standar ganda dalam kebenaran.
PARADIGMA BARU DALAM BERBISNIS
Selain untuk memenuhi biaya penghidupan kita, bisnis juga harus dilakukan dengan paradigma yang baru. Antara lain adalah:
Paradigma Dunia | Paradigma Allah | |
Tujuan Bisnis |
|
|
Karyawan | Sebagai Human Capital: Karyawan diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi seperti mesin atau modal yang harus memberi hasil secara konsisten untuk mengembalikan investasi. |
Sebagai Partner Bisnis: Karyawan diberikan kesempatan untuk memiliki sebagian bisnis misalnya melalui ESOP (Employee Stock Ownership Program). (Kisah Para Rasul 4:32) |
Pajak | Tax Evasion: Penghematan pajak dengan melanggar ketentuan-ketentuan perpajakan yang ada, atau dengan menyembunyikan fakta. | Tax Planning: Penghematan pajak dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dengan menggunakan hikmat. (Matius 22:21) |
BISNIS YANG MENJUNJUNG NILAI INTEGRITAS, KINERJANYA LEBIH UNGGUL
Sebuah riset menunjukkan bahwa organisasi yang menjunjung tinggi nilai etika dapat memberikan dampak positif kepada para stakeholder-nya. Selain berkinerja lebih unggul, organisasi tersebut bisa lebih mudah untuk merekrut karyawan yang bagus, karyawannya merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih lama, lebih produktif, yang akhirnya membuat customer lebih loyal terhadap produk atau jasa perusahaan.
Dari 207 perusahaan bisnis yang dipelajari selama sebelas tahun, ternyata ditemukan 20 besar yang menduduki ranking teratas adalah perusahaan-perusahaan yang menekankan nilai Integritas. Mereka menghasilkan rata-rata laba 571 persen lebih tinggi, ROI (Return on Investment) 417 persen lebih tinggi, dan harga sahamnya mengalami kenaikan 363 persen.5
Pada akhirnya para pelaku usaha di marketplace adalah mulia di hadapan Tuhan dan memperoleh perkenanan dari Tuhan sepanjang melakukannya dengan menghadirkan hadirat Tuhan dan menggunakan paradigma baru dari Tuhan. Di samping itu bisnis bukan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, tetapi membentuk karakter kita, memuliakan Allah, dan menjadi sarana untuk menjangkau jiwa-jiwa dengan melalui pemberdayaan Roh Kudus. Jadi konsep bahwa seseorang bisa sukses dalam usaha bisnisnya dan sekaligus menjadi murid Yesus bukanlah hal yang mustahil, jika kita melakukan bisnis dengan menggunakan paradigma yang baru sebagai bentuk manifestasi dari Pentakosta Ketiga di marketplace. (RL)
Kesaksian
“Karena itu Aku berkata kepadamu:
apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya,
maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Markus 11:24
Perkenalkan nama saya Jus Saidi, saya sudah berkeluarga dan memiliki 1 orang putri. Saya tinggal di daerah Pamulang dan melayani di GBI Pamulang. Pada kesempatan ini saya ingin menyaksikan tentang kebaikan, pertolongan serta penyertaan Tuhan yang luar biasa di se...
“Karena itu Aku berkata kepadamu:
apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya,
maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
Markus 11:24
Perkenalkan nama saya Jus Saidi, saya sudah berkeluarga dan memiliki 1 orang putri. Saya tinggal di daerah Pamulang dan melayani di GBI Pamulang. Pada kesempatan ini saya ingin menyaksikan tentang kebaikan, pertolongan serta penyertaan Tuhan yang luar biasa di sepanjang hari-hari yang telah saya lewati. Semua adalah karena kasih karunia, kemurahan dan kebaikan Tuhan saja.
Tahun 2020-2021 bagi kami sekeluarga adalah tahun yang tidak akan pernah terlupakan, tahun penuh berkat, mujizat, dan ajaib buat kami. Kami sangat bersyukur sekali, hanya bisa menangis dan menangis. Tidak henti-hentinya berkata, "Terima kasih Tuhan.... Kau baik, Kau sungguh sangat baik bagi kami."
Pada bulan April tahun 2020 Tuhan telah meloloskan saya dari kecelakaan maut, yang membuat saya sangat bersyukur. Nyawa saya masih diselamatkan dari kecelakaan.
Pagi itu saya akan berangkat bekerja dengan berkendara sepeda motor. Namun di tengah perjalanan karena saya tidak sabar menunggu kendaraan yang ada di depan, saya langsung ambil jalur ke kanan untuk mendahuluinya. Memang ini adalah kesalahan yang saya buat. Saya kurang bersabar.
Ternyata dari arah berlawanan ada truk besar seperti tronton. Saya kaget bukan kepalang, saya langsung ngerem tetapi malah melejit jatuh sebelum menabrak truk. Akibatnya saya masuk ke kolong truk yang ada di depannya. Waktu saya jatuh saya berteriak: "Darah Yesus! Darah Yesus!" Saya terbentur sana sini, saya merasakan sesak napas dan pusing.
Setirnya motor saya sampai bengkok, namun ajaibnya saya hanya luka sedikit; hanya dada saya yang terasa terpukul yang mengakibatkan saya sesak napas. Saya langsung dibawa ke RS, namun setelah di rontgen kepala, kaki dan tangan; Puji Tuhan, tidak ada yang patah. Sungguh kalau bukan tangan Tuhan yang melindungi, saya tidak tahu bagaimana keadaan saya saat itu. Ini benar-benar mujizat Tuhan. Seperti yang Pak Niko sampaikan, perkatakan Mazmur 91, Tuhan yang akan melindungi, menjaga dan menjauhkan kita dari marabahaya. Mazmur 91:16, "Tuhan memperlihatkan keselamatan yang menjadi nyata bahwa Tuhan yang menjadi perisai dan pelindung sempurna.”
Akhir bulan September 2021, masa kontrak rumah yang kami tempati akan segera berakhir, saya harus memikirkan biaya untuk memperpanjang kontrakan rumah. Selain itu anak saya Karen juga akan lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah. Tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Namun tanpa saya duga Tuhan mencurahkan berkat-Nya yaitu sebuah rumah, milik mendiang mama saya. Untuk dapat memiliki tempat tinggal yang tetap, bertahun-tahun kami hanya mengadu kepada Tuhan melalui doa. Semua saudara saya sepakat untuk memberikan rumah itu kepada kami untuk ditempati selamanya. Kalau bukan karena Tuhan, mustahil hal ini terjadi. Saya hanya bisa bersyukur buat semua kebaikan Tuhan yang saya terima.
Berkat Tuhan terus saya rasakan dan kami terima yaitu di mana anak kami satu-satunya Karen, bisa melanjutkan pendidikan di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.
Sejak masih duduk di bangku SMA anak saya selalu meminta: "Papi aku mau kuliah."
Untuk kuliah tentunya membutuhkan biaya yang besar. Untuk menghiburnya saya biarkan dia mendaftar dan mengikuti tes di berbagai kampus. Sewaktu Karen masih SMA, kami orang tuanya hanya melakukan apa yang menjadi bagian kami bagi kelanjutan pendidikan anak kami. Menyiapkan surat-surat seperti KK, KTP dan lain-lain untuk pengajuan mendapatkan beasiswa saat kuliah nanti.
Setelah lulus mulailah Karen mengikuti jalur SNMPTN dan SBMPTN. Awalnya mendaftar di UI namun tidak lolos, kemudian mendaftar di UNIBRAW Malang jurusan Sastra Mandarin dan ternyata lolos. Tetapi karena harus membayar uang pangkal yang mencapai puluhan juta, kami tidak sanggup. Selain itu, dengan posisi kampus di luar kota, biaya hidup di sana akan menjadi beban yang berat bagi kami, sehingga tidak jadi diambil.
Di beberapa universitas swasta pun Karen diterima karena memiliki nilai rata-rata yang bagus, dan memperoleh potongan biaya. Tetapi karena biayanya besar, juga jadi tidak diambil.
Yang terakhir mendaftar di UNJ (Universitas Negeri Jakarta) melalui jalur mandiri. Ini adalah harapan terakhir bagi kami. Puji Tuhan, Karen diterima dan mendapatkan full beasiswa. Ini adalah salah satu yang kami doakan. Saya berdoa buat anak saya agar mendapatkan tempat kuliah di UNJ karena dekat dengan rumah kami. Anak kami juga mendapatkan uang saku setiap semesternya yang jumlahnya cukup lumayan. Betapa luar biasanya Tuhan Yesus.
Kami hanya bisa berserah kepada kasih karunia dan kemurahan Tuhan saja. Puji Tuhan, anak kami mengerti akan keadaan orang tuanya dan dia ikut berpuasa hanya mengandalkan Tuhan, berlutut dan mengemis sama Tuhan. Saya sampaikan juga, bahwa hanya itu modal kita.
Selain itu di masa pandemi kita semua tahu bahwa pandemi ini juga berimbas pada berbagai aspek kehidupan. Salah satunya dunia kerja. Selama COVID-19 berkat Tuhan tak berhenti, sebagai penjual makanan matang atau siap saji, Puji Tuhan di masa pandemi ini penjualan selalu ada saja. Tuhan yang memelihara kehidupan kami.
Begitulah kebaikan dan kemurahan Tuhan yang sudah dinyatakan dalam kehidupan kami. Berharap dan percayakan terus hidup kita kepada Tuhan, seperti bunyi firman Tuhan:
"Jangan bersandar pada pengertianmu sendiri, akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan segala jalanmu."
Biarlah di tahun 2022 ini kita terus berjalan dalam tuntunan Tuhan saja. Amin.
Pentakosta Menghadirkan Kesatuan
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
PentakostaMenghadirkanKesatuan.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala