Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga,
tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh."
Amsal 12:16
Marie Lupe Cooley adalah karyawati sebuah perusahaan di USA. Suatu hari, ia membaca sebuah iklan lowongan kerja di koran, tawaran untuk posisi yang ia duduki saat itu dengan kontak nomor telepon atasannya. Melihat iklan tersebut, segera ia berpikir bahwa sebentar lagi ia akan dipecat. la kecewa bahkan marah bukan main.
Maka tanpa pikir panjang ia segera meluapkan sakit hatinya dengan menjebol dan menghapus data serta dokumen penting senilai hampir 250 miliar milik perusahaan. Tindakannya diketahui sehingga ia dikeluarkan dari perusahaannya bahkan mesti mendekam di penjara. Belakangan baru diketahui kalau lowongan itu sebenarnya untuk perusahaan milik isteri atasannya, bukan untuk menggantikan dirinya. Namun semuanya sudah terlambat.
Mesti diakui dalam bekerja, kita tidak selalu akan bertemu individu yang menyenangkan. Ada kalanya kita harus berhadapan dengan rekan kerja yang agak malas, tidak cekatan, kinerjanya cenderung santai, atau lebih parahnya mesti bekerja dengan rekan yang ucapannya kadang terlalu vulgar, blak-blakan. Jika salah bicara sedikit saja, ia akan mengira bahwa kita sedang menyinggungnya. Bahkan kalau kita langsung menyatakan sakit hati detik itu juga, bisa-bisa bukannya keadaan menjadi clear, namun kita sendiri yang dinilai jelek oleh orang sekitar. Ini tentu tidak menandakan bahwa kita harus selalu tersenyum saat terjadi masalah, senantiasa mengalah, tidak boleh mengungkapkan isi hati. Bukan itu, akan tetapi firman-Nya meminta kita untuk bijak dalam bertindak.
Sobat Warta, kadang saat dalam keadaan kesal dan ingin melampiaskan kemarahan lewat pesan di handphone, saya berpikir beberapa detik sebelum mengirimnya. Dalam hati saya bertanya, "Bila pesan ini tersebar, apalagi dalam sebuah grup, kira-kira apa dampaknya? Apa yang orang pikir tentang saya? Apa orang yang saya tuju dapat menangkap maksud saya atau pesan ini malah akan membuat keadaan makin kacau?"
Mari belajar mengendalikan diri, dalam keadaan kesal dan marah sekalipun. Sebab, kata-kata atau tindakan kita tersebut; sekali dilepas, kadang sulit diperbaiki lagi. (MA)
"Be selectivenin yourn battles;
Sometimes peace is better than being right."
Ronald Reagan
Dunia Kita
SEMUT merupakan hewan berukuran kecil yang hidup berdampingan dengan manusia. Karenanya, semut biasanya terdapat di berbagai tempat.
Mengenai semut, mungkin kamu pernah menjatuhkan makanan manis dan dibiarkan, lalu tak lama kemudian segerombolan semut tiba-tiba menghampiri makanan tersebut, Seperti yang dilansir dari ant-keeper, semut memiliki indra penciuman terkuat, padahal tidak memiliki hidung.
Namun, meski tidak memiliki hidung, semut memiliki organ penciuman yang unik, yaitu 'antena' yang menonjol di bagian depan kepala semut. 'Antena' tersebut bisa mendeteksi bau seperti hidung pada manusia.
Antena tersebut pun digunakan oleh semut untuk mencari makanan, menyentuh, serta merasakan sesuatu di sekitar mereka, dan mengambil jejak feromon yang ditinggalkan oleh teman sesarangnya. Karena itu, 'antena' semut itu selain berguna untuk mencari makan, juga berguna untuk melacak satu sama lain, yakni teman sesarangnya.
Sebagai informasi, kemampuan hidung manusia untuk penciuman terbilang cukup baik. Tapi, dibandingkan dengan kemampuan penciuman semut, hidung manusia cukup buruk. Kemampuan penciuman semut lebih unggul dari pada manusia.
Semut meninggalkan jejak kimia agar mudah dilacak oleh rekannya..
Faktanya, semakin banyak persediaan makanan, semakin cepat pula kecepatan semut dari dan kembali ke sarang. Lalu, semakin banyak makanan, semakin banyak juga semut pekerja yang dikerahkan.
Apa Kata Alkitab Mengenai Semut?
”Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen."
Amsal 6: 6-8
Apa yang dapat kita pelajari dari semut?
1. Rajin dan Pintar (Amsal 6:6)
Selain terkenal rajin, semut juga pintar. Mereka dikenal sebagai species paling cerdas di antara serangga-serangga lainnya dengan sekitar 250.000 sel otak.
2. Punya Inisiatif (Amsal 6:7)
Semut sangat kompak, Ia sangat berinisiatif mengumpulkan makanan dan mencari mangsa yang ditaklukkannya secara berkelompok. memakan binatang lain yang lebih besar dengan cara “mengeroyoknya”. Semut tersebut dikenal dengan nama Driver Ant, Safari Ant dan Siafu. Jenis semut itu merupakan pemburu yang sangat kuat dan sangat berinisiatif.
3. Punya Persiapan dan Perencanaan (Amsal 6:8)
Semut Amazon; sebelum menyerang mereka akan mengobservasi sarang lawan. Setelah dua hari, semut Amazon pun langsung menyerang, dan dengan mudah mereka menaklukkan lawannya yang rata-rata telah panik dan tidak terorganisir sama sekali. Semut memiliki persiapan dan perencanaan yang matang.
Dari semut kita dapat mempelajari banyak hal. Dari seekor semut kita belajar menjadi pribadi yang rajin dan pintar, punya inisiatif, serta punya persiapan dan perencanaan yang matang dalam melayani Tuhan dan dalam keseharian kita. (LY).
Ruang Kesaksian
"Tetapi seperti ada tertulis:
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan
yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”
1 Korintus 2:9
Sandwich generation adalah istilah untuk menyebut generasi atau individu yang harus menanggung kehidupan dan beban finansial tiga generasi sekaligus. Status itulah yang melekat dalam kehidupan saya saat ini, dan atas kemurahan Tuhan saya ingin membagikan kesaksian bagaimana Tuhan terus memelihara kehidupan saya dan keluarga.
Perkenalkan nama saya Ribka, saya anak pertama dari tiga bersaudara, lahir dari keluarga yang sederhana dan pas-pasan. Almarhum bapak bekerja di perusahaan perkebunan sedangkan ibu saya tidak bekerja. Kehidupan kami yang serba pas-pasan sangat terbantu ketika saya dan adik-adik dapat bersekolah secara gratis dari tempat bapak bekerja.
Saat masuk SMA saya harus tinggal bersama adik bapak (paman) demi mendapatkan sekolah gratis, karena kebetulan paman saya menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Menjelang akhir semester, saya sempat berpikir bagaimana setelah tamat SMA? Karena saya sangat ingin melanjutkan kuliah di falkutas kedokteran. Menjadi seorang dokter adalah cita-cita saya sejak kecil.
Pada bulan Juli 2013 setelah lulus SMA, saya mencoba untuk mengikuti tes SBPMTN di salah satu perguruan tinggi negeri. Ketika itu saya berhasil lulus test, tapi karena masalah biaya yang sangat besar saya terpaksa harus mengurungkan niat saya untuk mengejar cita-cita tersebut.
Bapak berusaha mencari pinjaman agar saya dapat masuk kuliah kedokteran, namun saya tidak tega melihat kondisi keluarga yang seperti itu. Saya berpikir percuma saja pinjam, jika tidak ada yang dapat diandalkan untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
Saya pun menyampaikan hal ini kepada bapak walau dengan berat hati; agar tidak usah saja. Dengan perjuangan bapak akhirnya terpaksa saya masuk D3 Kebidanan, karena tidak ada pilihan lain. Itupun masih dalam kondisi bapak mengambil pinjaman uang di bank.
Ternyata Tuhan ijinkan saya untuk tidak jadi masuk kedokteran, karena pada bulan November 2013, saya harus kehilangan bapak dan adik laki-laki saya. Mereka meninggal dalam suatu kecelakaan motor. Ketika itu adik laki-laki saya membonceng bapak yang sedang mengendong adik perempuan yang berusia tiga tahun. Namun adik saya berhasil diselamatkan dengan cara mencampakannya ke pinggir, meskipun kakinya patah. Tetapi Puji Tuhan karena masih kecil, adik saya sekarang sudah dapat berjalan.
Saya merasakan cobaan yang begitu berat, benar-benar merasa terpukul, marah, mulai tidak berdoa dan ibadah serta tidak lagi membangun hubungan dengan Tuhan. Saya merasa saat itulah titik terendah dalam hidup saya. Sebagai keluarga korban kecelakaan kami diberikan santunan sebesar 40 juta rupiah, walaupun memang yang menabrak tetap diproses secara hukum.
Karena mama dipengaruhi oleh pihak keluarga bapak, maka santunan tersebut dipegang oleh keluarga bapak, yang awalnya mereka mengatakan akan disimpan untuk keperluan yang mendesak. Namun disaat saya membutuhkan uang tersebut untuk membayar kuliah per semester yang dibayarkan perbulan, mereka tidak memberikan dana tersebut, sehingga saya sampai menunggak dua bulan. Karena kampus mengetahui saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka saya mendapatkan dispensasi. Ketika saya minta uang tersebut mereka tetap tidak mau memberikan dengan banyak alasan, bahkan sampai detik ini mereka tidak mengembalikannya.
Saya begitu kecewa, saya benar-benar merasa sendirian, tidak punya siapa-siapa. Saya sempat trauma dengan orang-orang terdekat. Kejadian itu telah membuat saya benar-benar merasa down. Akhirnya saya berpikir untuk berhenti kuliah agar dapat bekerja.
Namun Tuhan menunjukkan kuasa-Nya, ketika pemilik perusahaan perkebunan tempat bapak bekerja dulu, mendengar kabar tentang kami dan menghubungi saya. Puji Tuhan, saya di angkat menjadi anak asuh, bahkan kuliah saya dibiayai dari D3 sampai dengan lulus S1 kebidanan tanpa syarat apapun. Mama pun dipekerjakan di perusahaan perkebunan sebagai cleaning service dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Tuhan Yesus sungguh baik, kejadian itu membuat mata rohani saya terbuka; bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sendirian bahkan ketika saya jauh dari Tuhan. Dengan hati yang hancur saya datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan-Nya.
Hubungan saya dengan mama memang tidak dekat sejak kecil karena mama sering memperlakukan saya dengan kurang baik, ia sering memukul saya hingga menimbulkan trauma dan kepahitan. Itulah sebabnya ketika bapak pergi, saya merasakan sangat kehilangan dan berada dititik terendah dalam hidup.
Pada tanggal 15 Agustus 2018 mama terserang stroke di kota Pinang, Labuhan Batu tempatnya bekerja. Saya menjemput mama karena ada pendarahan dibagian otak, sakitnya sudah sangat parah dan tubuh sebelah kanan sudah lumpuh total serta mulutnya sudah miring. Puji Tuhan, mama masih dapat merespon walaupun dalam kondisi seperti itu.
Setelah lulus S1 tahun 2016 saya menjadi asisten dosen. Waktu itu penghasilan saya masih kecil dan tidak cukup untuk membawa mama berobat. Saya bertanya apakah bisa mengambil uang dari tabungan mama karena saya tahu masih ada santunan yang diberikan oleh perusahaan ketika bapak meninggal pada tahun 2013 sebesar 200 juta lebih.
Namun mama tidak mengijinkan dan menolaknya. Dari awal mama memang tidak mau jujur dan tertutup dalam soal keuangan. Setiap kali saya bertanya beliau selalu tidak mau menjawab. Saya sempat berpikir mungkin karena saya masih anak-anak sehingga mama belum percaya.
Pada tahun 2018, saya memberanikan diri untuk memeriksa dompet dan buku rekening, karena biaya berobat mama cukup besar. Saya mendatangi salah satu bank dimana rekening itu dibuat atas nama mama saya. Namun menurut mereka karena orang tua saya masih hidup, mereka tidak mengijinkan.
Saya merasa putus asa dan menangis memohon kebijakan dari bank. Sampai akhirnya mereka hanya dapat memberitahukan saldo yang tertera, yang ternyata hanya tersisa 9 juta rupiah. Saya begitu kaget dan heran; kemana raibnya uang tersebut? Padahal selama ini tidak ada biaya besar yang dikeluarkan, kami tinggal di rumah yang disediakan oleh perusahaan perkebunan, dan selain itu mama juga bekerja.
Rasa penasaran semakin menjadi sampai saya nekat memeriksa isi handphone mama. Saya sangat terkejut saat mengetahui bahwa selama ini mama telah mengirimkan sejumlah uang kepada beberapa teman laki-lakinya. Padahal waktu itu saya sempat minta biaya untuk melanjutkan ke S2, namun mama selalu mengatakan tidak ada uang. Saya begitu sedih karena merasa terhianati; bahkan dari orang terdekat yakni mama saya sendiri. Sakit hati dan kecewa; ingin rasanya meninggalkan mama. Namun Tuhan selalu mengingatkan melalui Firman Tuhan yang tertulis,
"Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku."
Mazmur 27:10
Firman Tuhan itulah yang berbicara dan menguatkan saya ketika kehilangan bapak dan dikecewakan oleh mama serta keluarga besar.
Saya berdoa, melepaskan pengampunan dan memaafkan mama, pada tahun 2018 dan membawa mama dan adik ke Medan. Saya melayani di GBI Medan Plaza sebagai pendoa dan baru selesai sekolah doa. Saya minta bantuan dari teman-teman pendoa untuk mencarikan kontrakan murah.
Saya hanya sekali membawa mama berobat di klinik gereja YSKI (Yayasan Surya Kebenaran) dan konsul ke dokter syaraf hanya dengan membayar 10 ribu rupiah. Dan setelah itu saya tidak berani lagi meminta bantuan teman-teman pendoa, karena saya sudah banyak merepotkan mereka.
Saya hanya berdoa kepada Tuhan, menangis setiap pagi dan menumpang tangan pada bagian tubuh mama yang mengalami stroke dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Saya berdoa dengan berkata:
“ Tuhan, saya tidak punya uang, tapi saya ingin mama sembuh.”
Tuhan Yesus menjawab doa, mujizat kesembuhan terjadi. Pada bulan Desember akhirnya mama dapat di sembuhkan total dan dapat berjalan kembali.
Saya hanya memberikan obat, menjaga makannya serta melatih senam yang saya pelajari dari youtube untuk orang yang terkena stroke. Saya dengan sabar menjaga mama sambil bekerja serta menyekolahkan adik. Untuk menambah penghasilan, saya berjualan alat-alat kesehatan sebagai reseller di kampus dengan pendapatan saat itu hanya 1.8 juta rupiah.
Pada bulan Maret 2019, mama kembali berencana untuk bekerja kembali, padahal saya sudah melarangnya bahkan teman-teman gereja sempat membujuknya, namun ia tidak mau. Sehingga pada tahun 2020 mama merasakan tubuhnya mulai berat dan merasakan tidak enak.
Akhirnya mama menyerah dan mengakui kesalahannya. Pada bulan Desember 2020, saya kembali mejemput mama. Sebagai seorang manusia terkadang saya merasa tidak kuat, kalau bukan karena Tuhan tidak mungkin saya akan sanggup melewati semuanya, menjadi tulang punggung bagi keluarga yang seharusnya bukan tanggung jawab saya hingga saat ini.
Puji Tuhan, kini adik saya sudah duduk di bangku SMP. Keadaan mama begitu sehat sampai orang pun tidak pernah menyangka bila mama sebelumnya pernah sakit stoke parah.
Oleh karena anugerah Tuhan, saya sudah menjadi dosen tetap. Tuhan mencukupi segala kebutuhan keluarga kami dari hari lepas hari.
Saya percaya semuanya adalah anugerah, dalam setiap keadaan keadaan Tuhan menolong kami. Tuhan juga memulihkan hubungan saya dengan mama. Mama menyesal dan menyadari kesalahannya. Saya sampaikan bahwa saya begitu mengasihi mama, terlepas dari segala apa yang pernah mama lakukan.
Kalau saya boleh mengalami perkenanan dan kemurahan Tuhan sampai hari ini, saya mau katakan bahwa itu semua karena kebaikan dan pertolongan Tuhan semata, tidak satupun karena kebaikan, kehebatan atau apapun yang sudah saya perbuat untuk mama dan adik. Semua hanya karena Tuhan Yesus, Dia terlalu baik bagi saya, tidak ada kata-kata untuk melukiskan betapa baik Tuhan Yesus itu buat saya. Saat ini saya melayani di GBI Medan Plaza sebagai pendoa yang termuda. Saya menjadi pendoa sejak usia 23 tahun dan kini sudah berusia 28 tahun. Tuhan menyediakan apa yang tidak pernah saya lihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati, semua disediakan Tuhan. Keinginan saya hanyalah selalu tinggal di dalam hadirat Tuhan.
Saat kita memberikan hidup kita, mengasihi dan mempercayai Tuhan dengan sungguh-sungguh, justru dititik itulah kita dapat melihat siapa sebenarnya Tuhan yang kita sembah dan bagaimana Dia bekerja dengan cara-Nya yang dahsyat dan ajaib; bahkan di tengah situasi yang rasanya sulit untuk diatasi.
Pengharapan kita kepada Tuhan tidak akan dikecewakan-Nya. Jangan pernah lari dari masalah, tetapi hadapilah. Sepanjang kita berjalan bersama Tuhan, kita akan aman dan tetap tenang, karena Tuhan tidak mendesain kita menjadi orang yang gagal, melainkan jadi pemenang; bahkan lebih dari pemenang. Teruslah semangat, rancangan Tuhan selalu indah pada waktunya, Amin.
Shalom Bapak/ Ibu,
Bagi yang mau kesaksian anda dapat menghubungi kami Klik Disini
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala