Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Adakah kamu sebodoh itu?
Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?"
Galatia 3:3
Whitney Houston dikenal dunia sebagai penyanyi sukses. Sepanjang karirnya, albumnya telah terjual sebanyak 170 juta kopi termasuk memperoleh 7 multi platinum. Namun meskipun ia pernah menduduki puncak karir, pada akhir hidupnya ia dinyatakan bangkrut. Tidak hanya itu; rumah tangganya pun hancur. la bercerai pada tahun 2007. Malahan sebelum ajal menjemput ia sempat terlibat dengan narkoba. Whitney yang memulai karir menyanyi dari gereja akhirnya kehilangan segalanya.
Pesan firman Tuhan hari ini adalah bahwa tidak sedikit orang yang memulai hidup atau memulai karir dengan benar, punya sikap takut akan Tuhan, setia mengikut Tuhan, namun ketika mulai sukses perlahan-lahan sikap benar itu pelan tapi pasti - berangsur-angsur memudar. Sebelumnya, kita begitu menghargai hari Sabat, lama-lama karena sudah sibuk jadi berkompromi. "Tidak ke gereja tidak apa-apalah, toh Tuhan tahu hati saya. Yang penting saya selalu jujur dalam bekerja," mungkin demikian pikirnya.
Ketika menjadi seorang employee baru; sebelum membawakan persentasi atau memulai rapat senantiasa berdoa, memohon hikmat dan kemampuan Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, merasa biasa melakukan hal itu, maka doa pun dinaikkan sekedarnya saja, tidak sepenuh hati lagi.
Dahulu sebelum berhasil, sebelum mencapai banyak hal, sangat mengandalkan Tuhan, bertanya kepada-Nya, meminta tuntunan dari-Nya, tapi saat segalanya berjalan lancar, maka ia lebih suka mengandalkan kekuatan sendiri, berharap pada rekan usaha, dan seterusnya.
Kejatuhan umumnya tak pernah terjadi secara tiba-tiba, namun bertahap, seperti orang yang meluncur turun di lereng yang landai. Orang yang undur dari Tuhan pun sama, kejatuhan tidak terjadi dalam semalam, namun selama berbulan-bulan, bertahun-tahun dan ujungnya ia benar-benar jauh dari hadirat Allah. Oleh sebab itu, saat Dia memberi kita kemajuan, menganugerahkan kita keberhasilan dan kebahagiaan, tetaplah jaga hati.
Tetap kerjakan apa yang selama ini kita kerjakan, beribadah, berdoa, membaca firman, memuji dan menyembah Dia. Percayalah, selama kita tetap ada di jalan-Nya, keselamatan kita akan tetap terjamin sampai akhir, sampai kesudahan. (MA)
"PASTIKAN UNTUK TERUS BERJALAN
BERSAMA DENGAN TUHAN SAMPAI AKHIR."
Ruang Marketplace
"Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintah kan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28:20
Amanat Agung Tuhan Yesus sejatinya adalah sebuah pendelegasian. Pendelegasian seorang guru kepada para murid yang beberapa waktu lamanya telah menerima pelatihan tentang kehidupan dan perintah perintah-Nya. Para murid telah bersama Sang Guru berkeliling mengajar dan memberikan teladan. Menunjukkan kepada mereka bagaimana mengusir setan, mendoakan dan menyembuhkan orang sakit, berkhotbah, bersyafaat serta bertindak dengan iman.
Setelah Yesus bangkit dari kematian dan terangkat ke sorga, semua metode pemberitaan Injil tidak lagi sama seperti sebelumnya. Jika sebelumnya, tubuh jasmani Yesus berkeliling daerah Israel, mengajar dan memberitakan kabar baik, maka setelah kebangkitan-Nya, tugas tersebut tiba di sebuah titik penting yang sangat menentukan, yaitu: Pendelegasian.
Tugas pemberitaan keselamatan umat manusia dari hukuman kekal adalah pekerjaan yang sangat besar, harus menyentuh semua suku bangsa dan seluruh penjuru bumi. Secara manusiawi Yesus tentu memiliki keterbatasan, bukan hanya karena teknologi ketika itu masih belum memadai, melainkan juga karena pemberitaan Injil harus terus berlangsung dari abad ke abad dan dari generasi ke generasi.
Demikian pula di marketplace atau dunia kerja. Bila kita mendambakan dampak atau pencapaian yang lebih signifikan, kita perlu lebih signifikan dalam Pendelegasian.
Pendelegasian memiliki tiga dimensi utama yang saling terkait satu dengan lainnya, di antaranya adalah:
Seorang delegator yang diberikan tugas khusus dari pemimpin yang mendelegasikan nya tentu membutuhkan otoritas dan pembekalan dari pemimpinnya, ia juga dituntut memiliki akuntabilitas dan kesetiaan selama menjalankan tugasnya; mempergunakan otoritas tersebut dengan baik dan tidak menyimpang. Ia juga harus bertanggung jawab hingga penugasannya itu selesai. Bila ke-3 hal ini terpenuhi dengan baik, maka hasilnya akan berdampak signifikan.
Beberapa hal yang menarik untuk dipahami dan dipraktekkan tentang pendelegasian yang membuahkan impact atau pencapaian maksimal adalah sebagai berikut:
1. Pendelegasian Melipatgandakan KEKUATAN
Ketika berbicara sebagai Keynote speaker di kampus Harvard University, Amerika Serikat, Bill Gates mengatakan bahwa sebenarnya kekuatan terbesar Microsoft muncul ketika ia berhenti melakukan micromanage atau mengatur ‘printilan-printilan’ detail dari hal-hal yang sebenarnya bisa ia delegasikan.
Gates melanjutkan bahwa impact terbesar seorang pemimpin organisasi hanya bisa muncul ketika tugas-tugas detail dan teknis didelegasikan ke orang orang yang punya kompetensi. Bill Gates mengakui bahwa sejak Microsoft ia dirikan, dirinya memiliki kebiasaan buruk melakukan pekerjaan detail dan teknis seorang diri. Sementara Microsoft bertumbuh dengan sangat pesat oleh karena meningkatnya demand atau kebutuhan komputer di seluruh dunia ketika itu, ia melakukan sendiri hal-hal yang sangat teknis sehingga ia kewalahan menghadapi permintaan pasar.
Ia menulis sendiri, coding software dan melakukan sendiri revisi-revisi coding dari semua engineer yang dipekerjakannya. Ia juga pernah menghafal nomer polisi mobil para karyawannya, tujuannya hanya untuk mengamati, siapa karyawan yang memiliki jam kerja paling banyak di kantor.
Sampai suatu ketika ia merekrut Steve Ballmer, teman kuliahnya dulu yang akhirnya ‘memaksanya’ agar percaya kepada tim ahli yang ia miliki dan mulai mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan teknis ke orang yang tepat, bukan mengerjakannya sendirian. Setelah pendelegasian berjalan dengan baik, Microsoft pun akhirnya menjadi perusahaan raksasa yang sukses seperti sekarang. Sebuah pekerjaan berskala besar membutuhkan impact yang juga besar. Pekerjaan besar tidaklah mampu digantungkan hanya pada kemampuan satu orang. Seberapapun kehebatan seorang pemimpin dalam mengerjakan hal teknis, akan selalu kurang dalam memenuhi kebutuhan organisasi yang sedang bertumbuh dan berkembang. Kekuatan besar hanya bisa diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa kekuatan kecil yang ada. Dengan kesatuan dan koordinasi tepat dari seorang pemimpin, kekuatan-kekuatan kecil tersebut akan menjelma menjadi kekuatan yang dahsyat.
"Berdua lebih baik dari pada seorang diri,
karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya,
tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!"
Pengkhotbah 4:9-10
Alkitab memberi contoh kongkret bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan tujuan yang sama akan selalu menghasilkan dampak yang lebih besar.
2. Pendelegasian Mempererat TEAM WORK
Sebuah pendelegasian akan menghasilkan interaksi komunitas atau team work. Dalam usahanya mencapai sebuah tujuan yang sudah direncanakan, team work yang baik dalam sebuah komunitas sudah pasti membutuhkan adanya interaksi satu dengan lainnya. Engagement yang solid menjadi faktor penentu bagi keberhasilan sebuah team, tidak hanya engagement di antara sesama delegator, namun juga antara delegator dengan pemimpin yang men delegasikannya.
Engagement dalam hal ini adalah hubungan keterlibatan atau pertalian antara dua pihak atau lebih. Menjaga hubungan interaksi antar sesama tim kerja memang memiliki tantangannya tersendiri.
Sejak abad pertama setelah kenaikan Tuhan Yesus, murid-murid-Nya bahkan sudah memiliki berbagai ujian komunikasi dalam internal tim kerja mereka, khususnya di momen ketika Saulus mendapat lawatan Allah dan bertobat. Meski dirinya sudah bersaksi bagaimana ia dilawat Tuhan dalam perjalanan nya menganiaya umat, banyak di antara kawan sekerja pelayanan yang masih juga belum mempercayainya.
“Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya,
karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid."
Kisah Para Rasul 9:26
“Tapi ketika Barnabas membawa Paulus ke rasul-rasul untuk menceriterakan bagaimana Tuhan Yesus sendirilah yang mendelegasikan tugas penginjilan itu kepada Paulus,
baru kemudian para murid berubah pikiran dan berbalik mempercayai Paulus."
Kisah Para Rasul 9:27
Pendelegasian mengakhiri keraguan, argumentasi dan mempererat interaksi dalam sebuah team work.
3. Pendelegasian Menstimulasi INOVASI
Seseorang yang diberikan kepercayaan dan didelegasikan sebuah tugas, biasanya akan mengusahakan dirinya agar maksimal menyelesaikan tugas yang ada di pundaknya itu. Ia akan mencari cara yang paling kreatif untuk menyelesaikan tugasnya dengan sukses dan tidak mau mengecewakan sang pemberi tugas. Dari sinilah berbagai ide inovatif. Dari para delegator akan muncul aktifitas brainstorming atau diskusi pembahasan mengenai ide-ide baru yang sekiranya bisa diimplementasikan.
Sebuah studi menarik baru-baru ini menunjukkan bahwa pemicu kreatifitas dan inovasi bukan hanya berasal dari desakan kebutuhan manusia, tapi juga hadirnya kesempatan. Pendelegasian memberikan kesempatan bagi para delegator berkreasi dan berinovasi. Masih ingatkah Anda akan kisah dalam Alkitab tentang tuan pemilik 3 hamba yang mendelegasikan talenta yang banyaknya sesuai kemampuan mereka?
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.
Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta."
Matius 25:16
Sepulangnya Sang Tuan, ia memuji hambanya yang kreatif menggandakan talenta mereka. Pendelegasian memicu hadirnya kreatifitas dan inovasi.
4. Pendelegasian memaksimalkan KEPEMIMPINAN
Dalam perjalanan bangsa Israel ke tanah perjanjian, Musa berusaha melakukan sendiri tugas mengadili perkara-perkara orang Israel, Musa pun mendapat teguran mertuanya. Mertuanya melihat potensi kelelahan; baik dari sisi Musa sendiri maupun orang Israel yang menunggu antrian untuk menanyakan perkaranya di hadapan Musa.
Tetapi mertua Musa menjawabnya: “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.
Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini;
sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja."
Keluaran 18:17-18
"Antrian orang Israel yang mencari keadilan ketika terjadi masalah hukum,
mengular dari pagi sampai sore hari."
Keluaran 18:13-14
Padahal Musa masih memiliki segudang tugas kepemimpinan lain yang tidak kalah pentingnya dibanding mengadili perkara orang Israel dari pagi sampai sore. Yitro, mertua nya itu memberikan solusi yang cemerlang, yaitu agar ia mendelegasikan tugas mengadili perkara-perkara kecil pada orang yang dapat dipercaya.
Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah,
orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;
tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang."
Keluaran 18:21
Tugas kepemimpinan memiliki eskalasi yang berbanding lurus dengan meningkatnya pertumbuhan sebuah organisasi, perusahaan atau bisnis. Seorang pemimpin yang berusaha memegang suatu pekerjaan teknis hanya karena ia menyukainya atau tidak percaya jika orang lain yang melakukannya, bisa saja menghalangi pertumbuhan perusahaan atau bisnis tersebut. Kepemimpinan yang maksimal adalah kepemimpinan yang sukses mendelegasikan. (MORE)
Video Kesaksian Pak Benny
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala