Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
Klik disini untuk materi selengkapnya...
Ruang Remaja
"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"
Matius 16:26
E. Stanley Jones adalah seorang penulis buku fiksi. Dia pernah menulis tentang seorang sosok khayalan yang bisa memiliki apa pun yang diinginkannya hanya dengan membayangkannya.
Suatu kali, sosok dalam cerita fiksi itu sedang duduk santai lalu membayangkan rumah yang sangat besar. Tring! Jadilah sebuah rumah tiga lantai dengan pelayan-pelayan yang selalu siap melayaninya. Karena rumah sebesar itu membutuhkan mobil-mobil bagus, ia kembali memejamkan mata sambil membayangkan halaman rumahnya penuh dengan mobil-mobil mewah. Tring! Jadilah seperti yang ia bayangkan. "Harus ada uang banyak juga yang mengelilingiku," pikirnya lagi. Maka dalam sekejap, uang bertumpuk-tumpuk jadi miliknya.
Dengan kendaraan dan uang itu, ia berkeliling ke berbagai tempat. Setelah berbulan-bulan berbelanja, memakai aksesori mahal, dan berlibur, lama-kelamaan ia bosan dan kembali ke rumah. Ia lalu berkata kepada seorang pelayan, "Aku bosan begini terus. Aku ingin merasakan masalah dan memecahkannya. Aku ingin bertemu dengan tantangan dan melewatinya. Kalau begini terus, lebih baik aku ada di neraka saja." Dengan tenang, si pelayan menjawab, "Tuan pikir, Tuan ada di mana sekarang ini?"
Kesenangan Daging yang Menjerumuskan
Ketika seseorang mengelilingi hidupnya hanya dengan kesenangan daging semata, cepat atau lambat ia hanya akan hidup seperti di neraka saja. Allah tidak pernah anti dengan berkat, kekayaan, kemewahan, dan kesenangan. Namun, semua itu menjadi salah ketika tidak ada Kristus di dalamnya. Semua hal-hal yang baik itu akan menjadi buruk, bahkan dapat menjerumuskan diri sendiri, jika tidak diimbangi dengan memikirkan perkara-perkara rohani juga.
Pandangan yang Seimbang
Sobat Warta, bekerjalah dengan giat. Kejarlah segala impian dan harapanmu . Akan tetapi, jangan hanya pusatkan mata kita kepada perkara yang ada di dunia ini. Sebab, pencapaian, uang, dan jabatan tanpa adanya Kristus di hati kita, semuanya hanya sia-sia. Sebaliknya, saat Ia memerintah di hidup kita ditambah dengan berkat-berkat yang Ia anugerahkan, itulah yang membuat hidup menjadi lebih hidup.
Hidup yang dipenuhi dengan kesenangan duniawi tanpa kehadiran Kristus akan cepat atau lambat menjadi kosong dan membosankan. Namun, dengan menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita dan mengimbanginya dengan mengejar impian dan berkat yang Ia anugerahkan, kita akan menemukan makna dan kebahagiaan sejati. Jadi, siapa yang memerintah dalam hidup kita? Pastikan Kristus yang memimpin, maka hidup kita akan penuh dengan berkat dan kebahagiaan sejati. (MA)
Ruang Marketplace
"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu
sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."
Galatia 5:13
Suatu hari seorang tukang bangunan merasa bahwa sudah seharusnya ia berhenti bekerja. Umurnya yang memasuki usia pensiun menjadi pertimbangannya akan hal itu. Lagi pula, putra-putrinya yang sudah berkeluarga, mendorongnya untuk menikmati masa tua berdua saja bersama sang istri di rumah kontrakannya. Setelah menimbang-nimbang sekian lama, ia memberanikan diri membicarakan hal ini dengan mandor proyek, yang selama ini menjadi atasannya.
Awalnya, sang mandor tidak setuju dengan keinginan tukang bangunan ini, mengingat kondisi ekonominya yang belum memadai untuk pensiun. Namun karena tukang bangunan tersebut bersikeras, ia akhirnya mengabulkan permintaannya itu dengan satu syarat. Ia harus menyelesaikan satu lagi saja proyek bangunan yang akan ia berikan untuk diselesaikan.
Sang mandor berpesan bahwa dalam proyek kali ini, tukang bangunan memiliki kebebasan mendesain, menentukan bahan baku bahkan membentuk dan mengatur tata letak bangunan sesuai keinginannya. Ia juga boleh mengerjakannya dengan santai atau semaunya, yang pasti bangunan ini harus selesai.
Mendengar syarat itu, tukang bangunan menyanggupinya, namun dalam hatinya timbul rasa tidak terima dan dongkol, mengapa keinginannya untuk pensiun saja harus disertai dengan syarat yang berat. Akhirnya ia mengerjakan proyek terakhirnya itu dengan semangat yang pudar. Belum pernah ada proyek yang sedemikian berat baginya, seperti proyek terakhirnya ini. Setiap hari wajahnya murung dan meski ia dibantu beberapa rekan kerja, ia tetap tidak enjoy dan mengerjakan proyek tersebut secara asal-asalan.
Menurutnya, karena ia bebas menentukan kondisi bangunan tersebut, untuk apa ia membuatnya secara baik, toh ini adalah proyek terakhirnya, sang mandor tidak akan komplain, karena ia tidak akan bekerja lagi. Pemilihan bahan baku ia lakukan dengan sembarangan, model bangunan dan berbagai finishing yang seharusnya anggun, ia selesaikan dengan asal-asalan. Beberapa terkesan miring, tidak simetris dan buruk.
Hingga tiba hari terakhir pengerjaan. Sang mandor datang dengan kunci rumah di tangannya. Ia berkata : “Wahai sahabat ku, senior dari semua pekerja-pekerjaku. Kini tiba perpisahan kita. Hari ini adalah hari terakhirmu bekerja, kini terimalah rumah yang ku berikan bagimu, engkau telah membangunnya dengan tanganmu sendiri, anggaplah ini sebagai ungkapan terima kasih ku, karena selama ini engkau bekerja bagiku. Suka-duka telah kita lewati bersama, rumah yang kau bangun ini adalah tanda terima kasihku padamu.”
Betapa terkejutnya sang tukang bangunan, ketika mengetahui bahwa rumah yang dibangunnya secara asal-asalan dan tidak bertanggung jawab itu, ternyata merupakan hadiah untuk dirinya sendiri. Ia menyesal telah menyelesaikannya dengan kebebasan yang tidak bertanggung jawab.
Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu kita perhatikan di dunia kerja, terkait “KEBEBASAN yang BERTANGGUNG JAWAB”:
KEBEBASAN menciptakan KARYA
Di era kemerdekaan berekspresi seperti sekarang, siapapun bebas untuk menciptakan karya. Hampir tidak ada batasan lagi bagi seorang pekerja atau seniman dalam mengekspresikan dirinya ke dalam bentuk karya-karya yang unik dan bermanfaat bagi umat manusia. Menciptakan sumber energi penggerak kendaraan dari sebuah baterai listrik misalnya, sehingga tidak perlu lagi adanya penggunaan bahan bakar minyak yang menghasilkan emisi gas buang yang merusak lingkungan. Hal ini merupakan revolusi yang positif pada kendaraan bermotor menjadi lebih ramah lingkungan.
Tapi ada juga study dan karya dari para ilmuwan yang melakukan kloning pada beberapa jenis mahluk hidup. Kloning adalah menggandakan atau menduplikat suatu organisme melalui proses aseksual (tanpa hubungan seksual). Dalam taraf tertentu, kloning bisa bermanfaat apabila diterapkan pada tumbuh-tumbuhan, hewan atau manusia jika digunakan untuk meregenerasi jaringan tubuh yang rusak. Namun bila tujuan kloning adalah penciptaan manusia dengan ras atau spesies baru yang bertentangan dengan kemanusiaan, akan berdampak negatif dengan efek kekacauan yang timbul dari kekerabatan, identitas diri dan hasil kloning itu sendiri.
Demikian halnya dengan kebebasan berekspresi dalam seni yang sedemikian rupa, hingga melahirkan aksi dan tindakan vulgar, pornografi dan sadisme. Yang semuanya itu akan melahirkan tindakan-tindakan brutal di kalangan remaja, misalnya : Tawuran, hubungan seks bebas dan praktek-praktek LGBTQ. Kebebasan ekspresi seperti itu, jauh dari tanggung jawab terhadap berbagai efek negatif yang dihasilkan. Hanya pemuasan hawa nafsu belaka yang mendatangkan murka Allah.
Ketika Musa menerima kedua loh hukum di gunung Sinai, bangsa Israel gelisah dengan lamanya waktu Musa meninggalkan mereka. Hingga mereka akhirnya meminta Harun untuk membuatkan bagi mereka patung lembu emas sebagai allah yang dianggap telah membawa mereka keluar dari Mesir. Tentu saja, hal ini mendatangkan murka Allah dan Musa. Tindakan liar yang menyamakan Allah Israel dengan patung buatan manusia sangat mendukakan hati Allah. Perilaku bangsa Israel yang rusak itu mendatangkan petaka hingga mengakibatkan 3 ribu orang tewas.
““Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya."
Keluaran 3:7
KEBEBASAN mengemukakan PENDAPAT
Ruang publik di dunia maya atau sosial media dapat menjadi saluran berekspresi yang baik. Berbagai kalangan dapat mengulas sesuatu hal yang positif dari sudut pandang yang berbeda-beda. Namun sayangnya, tak jarang ulasan seseorang justru berakhir dengan polemik di antara pengguna media sosial lainnya : Perang opini.
Kritik dan masukan sebenarnya bisa dilakukan secara santun dan beretika. Yang terjadi justru sebaliknya, alih-alih menunjukkan kekeliruan yang berlandaskan data dan fakta dengan sopan santun, penyampaian kritik seseorang malah cenderung menyerang pribadi dan membuat orang lain kehilangan muka.
Sebenarnya masing-masing pribadi di sosial media memiliki kebebasan yang sama dalam menyampaikan pendapat, namun bila berujung pada pembunuhan karakter dan menyerang pribadi lain yang sebenarnya memiliki hak sama tersebut, maka sosial media kita hanya akan berubah menjadi medan perang yang tidak akan pernah ada habisnya.
Kalimat-kalimat yang tidak pantas bahkan kotor dan menjijikkan akan terlontar dengan mudah melalui jari-jemari dan meninggalkan jejak digital, mempermalukan setiap pribadi yang asal bicara di ruang publik tersebut. Hal itu bukanlah lagi sebuah kebebasan, melainkan tirani yang menyandera masa depan. Karena semua kata-kata yang buruk itu akan terbaca oleh generasi di masa yang akan datang. Mereka akan memperoleh sebuah teladan buruk dari generasi sebelumnya.
Mari kita bijak dalam mengemukakan pendapat. Hormatilah hak orang lain yang memiliki pendapat berbeda dari kita. Karena ingatlah, bahwa kemampuan memberi penghormatan pada orang lain dan tetap santun pada lawan bicara yang beda pendapat, merupakan ciri kedewasaan.
Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan,
tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak."
Amsal 20:3
KEBEBASAN menggunakan KEPERCAYAAN
Ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, semua aktifitas sosial harus dibatasi secara ketat, banyak perusahaan yang menerapkan WFH (Work From Home). Kini pandemi telah usai, dan meski beberapa perusahaan kembali menerapkan WFO (Work From Office), namun sebagian besar perusahaan merasa lebih nyaman dan leluasa untuk menerapkan WFA (Work From Anywhere) atau bekerja dari mana saja. Hal ini dikarenakan banyaknya benefit yang terasa oleh pekerja dan perusahaan yang mempekerjakannya . Kebebasan dengan bekerja dari lokasi mana saja, dalam level tertentu ternyata mampu meningkatkan kreatifitas dan produktifitas menjadi lebih maksimal.
Kebebasan yang diberikan perusahaan atau client pada seorang karyawan atau profesional merupakan kebebasan yang berlandaskan trust. Di dalam kebebasan tersebut terkandung nilai-nilai yang perlu dijaga dengan baik. Ada kesepakatan utama yang perlu dipelihara dan diwujudkan. Baik WFH, WFO maupun WFA, tidak meniadakan unsur kepercayaan satu dengan yang lain. Perusahaan atau client percaya bahwa tugas atau target pekerjaan yang dibebankan pada karyawan atau seorang profesional akan mampu diselesaikan sesuai dengan harapan.
Ketika harus memberikan laporan hasil pekerjaan ke atasan atau client, biasakanlah untuk memeriksanya kembali dengan teliti, sehingga tidak perlu ada banyak revisi yang akhirnya membuang waktu dan tenaga.
Dalam Alkitab, contoh-contoh hamba Tuhan yang bekerja dengan kebebasan yang berlandaskan trust cukup banyak, di antaranya adalah Yusuf dan Daniel. Yusuf diberikan kepercayaan yang besar atas rumah Potifar, dan ia berkomitmen tinggi untuk tidak merusak kepercayaan itu dengan menodai rumah tangga tuannya, meskipun ia tahu bahwa ia memiliki kebebasan untuk melakukan hal itu. Daniel melakukan hal yang sama ketika diberikan kepercayaan menjadi abdi Allah di istana raja, ia menolak untuk merusak kepercayaan Allah pada dirinya dengan menyembah patung buatan raja.
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami , maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Daniel 3:17-18
Kemerdekaan yang kita miliki di dalam Kristus adalah anugerah atau kasih karunia Allah yang tidak mampu kita hasilkan dari perbuatan kita sendiri. Tuhan Yesus telah menyelesaikannya untuk kita. Perjuangan-Nya menuju Golgota dan kematian-Nya di kayu salib telah membayar lunas hutang dosa kita. Sekarang kita dimerdekakan dari dosa dan maut.
Setelah merdeka dari dosa , marilah kita menerima tanggung jawab yang besar ini dengan melakukan segala perintah dan ketetapan dalam firman-Nya. Meski bebas berekspresi, berkreasi secara kreatif dan merdeka dalam berkarya, kita masih tetap memikul beban tanggung jawab yang besar.
Kita tak perlu kuatir akan tanggung jawab itu. Allah memberikan Roh Kudus-Nya untuk senantiasa beserta kita. Kita tidak dibiarkan berjalan sendiri dan kita bukanlah yatim piatu yang mengembara di bumi. Roh Kudus akan mengingatkan kita akan tanggung jawab dalam kemerdekaan yang kita miliki, Ia juga yang akan memberikan arahan bagi orang percaya untuk melangkah. (MORE)
"A HERO
IS SOMEONE WHO UNDERSTANDS THE RESPONSIBILITY
THAT COMES WITH HIS FREEDOM."
Ruang Kesaksian
Sekitar bulan Maret 2015, saya sering mengalami panas serta demam; seminggu panas lalu turun, kemudian panas lagi, dan itu going on sampai sekitar bulan Juli 2015. Hasil pemeriksaan dokter langganan keluarga memperkirakan saya kena typus atau demam berdarah, karena sering demam dan keluhannya sama, namun setelah dicek darah hasilnya normal.
Setelah lewat 3-4 bulan, tepatnya bulan Agustus 2015, suatu hari saya mengalami demam yang cukup parah. Kembali berobat ke dokter, saya disarankan untuk melakukan tes ANA (autoimun), meskipun saat itu saya belum tahu menahu tentang penyakit ini. Setelah dokter menyampaikan hal tersebut, barulah saya mencari informasi di internet seputar penyakit autoimun. Ternyata jenisnya banyak.
Satu minggu kemudian, hasil pemeriksaan laboratorium keluar, saya dinyatakan positif autoimun. Penyakit ini disebabkan terdapat ANA dalam tubuh saya dalam kadar yang tinggi. Pemeriksaan dilanjutkan dengan tes darah ANA profile, yaitu untuk mengetahui autoimun dalam diri saya menyerang di bagian apa saja.
Akhirnya saya bersama keluarga menelusuri lebih dalam lagi apa yang menjadi penyebab autoimun; mengapa saya bisa mengalami ini, dan kenapa bisa begini? Yang paling membuat kami down dan sedih adalah penyakit autoimun ini tidak dapat disembuhkan. Saya sudah berobat ke beberapa dokter dan juga mencari artikel jurnal, namun ternyata memang tidak ada yang bisa menyembuhkan autoimun.
Autoimun hanya bisa sampai pada tahap yang disebut remisi di mana gejalanya tidak lagi parah. Hasil dari pemeriksaan lanjutan pun keluar. Gejala autoimun ini ternyata sangat parah di dalam tubuh saya. Saya ingat sewaktu duduk di bangku SMP kelas 3 saya sering sekali pingsan, sering jatuh saat sedang berjalan, karena kaki terasa sangat lemas. Baru saja beraktifitas sebentar di sekolah saya merasa lelah sekali dan akhirnya saya jatuh pingsan, juga sering merasakan lelah meskipun sudah tidur nyenyak. Sehingga waktu bangun tidur terasa masih lelah dan capek yang berlebihan. Saya juga sering sekali mengalami sesak napas, sampai-sampai harus menyediakan persediaan tabung oksigen di rumah. Gejala ini berlangsung cukup lama dan kian hari semakin parah.
Saya pun berobat ke dokter spesialis autoimun, dan setelah diperiksa dokter mengatakan: “Ini kena syndrome, jadi harus diperiksa ulang.” Setelah itu saya kembali melakukan cek darah dan ternyata dokternya seperti meragukan, karena hasilnya tidak sesuai dengan gejala syndrome yang disampaikan dokter tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk berobat ke Singapura dan Malaysia, melihat kondisi yang tidak membaik. Karena terkadang saya sampai tidak bisa beranjak dari tempat tidur, yang membuat saya sama sekali tidak bisa beraktifitas seperti kebanyakan remaja pada umumnya.
Dari Singapura, kami ke Malaysia. Hasil pemeriksaan pada salah satu RS di Malaysia disampaikan bahwa saya mengalami JIE (Juvenile Idiophatic Athritis) yaitu jenis autoimun peradangan sendi. Saya pun diberikan bermacam obat yang sangat banyak. Tahun 2016 itu, hidup saya berubah; karena yang tadinya sehat, normal, tiba-tiba berubah. Saya menjadi anak yang harus rutin meminum obat setiap harinya, sampai-sampai jumlahnya puluhan.
Saya juga harus melakukan tes darah setiap bulannya, dan pengambilan sampel darahnya banyak sekali, sampai-sampai saya kebal sama jarum suntik. Tahun 2015 adalah tahun di mana saya harus bolak-balik rumah sakit. Saat itu pertama kali di dalam hidup saya, di mana saya harus melewati ulang tahun di IGD, sedih banget rasanya. Hal ini disebabkan karena waktu itu saya sesak napas, tidak bisa bangun, bergerak dan betul-betul menyiksa diri saya.
Memasuki tahun 2016, saya kembali cek ke dokter dalam maupun luar negeri secara rutin. Keadaan itu membuat saya menjadi anak yang pemurung, padahal saya sudah melayani Tuhan di JC (Junior Church), menjadi worship leader, dan juga melayani Tuhan sebagai pelayan musik. Tetapi entah mengapa “At that time, I cannot see God”. Saya merasakan Tuhan tidak ada. Seperti yang selalu saya dengar Tuhan bisa sembuhkan ini, Tuhan bisa sembuhkan itu, tapi kenapa the miracle does not happen to me.
Waktu itu saya mulai meragukan dan mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar ada? Dan kenapa saya bisa mengalami hal seperti ini, apalagi gejala yang saya alami semakin parah dan saya merasakan benar-benar sakit, sakit sekali. Sampai pada satu titik, badan pun tidak bisa disentuh sama sekali, karena saya merasa seluruh badan ngilu sekali. Waktu itu saya benar-benar bertanya sama Tuhan, “Kenapa bisa seperti ini?”
Jenis penyakit autoimun ini ada lebih dari 120 jenis. Sehingga saya diperlukan waktu untuk mengetahui jenis autoimun yang saya alami, karena gejala yang saya alami sama persis antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Yang menyebabkan autoimun disebut sebagai penyakit seribu wajah, karena gejalanya tergolong mirip semua.
Di tahun 2016 saya kembali berobat. Karena keadaan saya semakin parah, saya harus minum obat ini dan itu meskipun tidak mempan. Saya sudah coba berbagai cara klinis dan obat-obatan dari dokter sampai ke herbal. Namun sama sekali tidak ada efek baik bagi tubuh, saat itu saya benar-benar lemah, bahkan saya hampir menyerah.
Tiba di tahun 2017, saya pun masuk ke Sekolah Menengah Atas. Keluarga memutuskan agar saya belajar dengan metode home schooling. Karena untuk sekolah seperti biasa pada umumnya, saya kesulitan. Bisa saja saya masuk hanya 22 hari dan setelah itu ijin tidak masuk 20 hari, sebab saya susah bangun dari tempat tidur, kadang kalaupun saya masuk sekolah bisa tiba-tiba jatuh pingsan dan juga tidak bisa bangun dari kursi. Bisa dibayangkan seperti apa kondisi saya saat itu, sangat tersiksa jika harus bersekolah secara langsung, di mana proses belajar mengajar dari jam 7 pagi sampai jam 3 atau 4 sore setiap harinya. Ditambah lagi beban pelajaran yang besar dan akhirnya keluarga pun memutuskan untuk tidak sekolah secara on the spot.
Setelah melakukan pengobatan dan pemeriksaan rutin, dokter mengambil kesimpulan bahwa saya mengidap autoimun yang menyerang kelenjar luka, kelenjar ludah, dan kelenjar air mata. Saat itu memang mata dan lidah saya kering. Karena mata yang kering, membuat pandangan saya seringkali berbayang seperti ada kabut.
Tahun 2017 saya pernah pingsan di gereja dan setelah dilakukan kembali pemeriksaan, dokter menemukan ada pengerasan batang saraf otak yang disebut multiple sclerosis. Di saat itu saya tanya ke dokter: “Apa itu MS? Gejalanya apa? Akibatnya bagaimana? Dan apa efek ke depannya?” Dokter menyampaikan bahwa saya akan kehilangan indera pengecap dan susah jalan. On that time I feel like my world was broken. Saat itu timbul dalam pikiran saya ingin bunuh diri. Saya merasa sudah tidak ada harapan, sudah tidak akan bisa melanjutkan sekolah di SMA, apalagi kuliah. Untuk saya survive di tahun itu saja, saya benar-benar butuh kasih karunia Tuhan, karena saya sudah tidak lagi melihat masa depan untuk hidup saya sebagai seorang anak muda.
And at some point, I wish me to be dead. Waktu itu saya berharap mati saja, saya bilang sama Tuhan: “Please! Ambil saja saya Tuhan, saya sudah tidak kuat.” Saat itu saya sempat coba untuk bunuh diri. Saya coba potong urat nadi, coba ini, coba itu, tetapi tiba-tiba saya sadar kalau semua itu dosa. Jadi setiap saya berdoa, bukan ucapan syukur yang keluar dari mulut saya, tapi saya minta Tuhan cabut nyawa saya sekarang. Saya bilang “Tuhan, buat saya jatuh dari tangga, atau apa pun seperti mungkin keserempet atau ketabrak.” Hal-hal itulah yang saya minta di dalam doa saya dan saya benar-benar menjauh dari Tuhan, karena saya tidak bisa melihat Tuhan itu ada.
Sampai pada suatu hari saya mendengar sebuah lagu rohani. Lagu itu berkata bahwa kita harus bersyukur atas apa pun yang terjadi di dalam hidup kita, sebab semuanya masih dalam kontrolnya Tuhan. Saya langsung sadar bahwa ketika saya marah-marah pun tidak akan mengubah situasi saya.
Saya sadar saya harus bersyukur senantiasa. Jadi at some point in my life, saya memutuskan untuk: “Tuhan, saya mau mengucap syukur, saya mau lebih dekat sama Engkau, saya mau mengerti dan saya mau biar rencana Tuhan yang terjadi dalam hidup saya.”
Mulai saat itu, setiap pagi ketika saya terbangun, saya mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan, padahal saya tidak bisa bangun dari tempat tidur, tetapi entah kenapa saya tetap ingin mengucap syukur. Saya bilang: “Terima kasih Tuhan, saya masih bisa membuka mata.” Saya mulai mengganti dengan doa, juga mulai merubah pola hidup dan kebiasaan saya.
Saya terus biasakan untuk setiap bangun tidur langsung buru-buru membangun hubungan sama Tuhan, baca Firman, masuk menara doa, dan rajin ikut doa fajar. Setiap pagi, setiap hari, saya selalu mencari wajah Tuhan, saya bilang: “Tuhan, tolong kasih kekuatan dan tolong sembuhkan saya. Kalau Tuhan bisa sembuhkan banyak orang, pasti Tuhan juga bisa sembuhkan saya.” Itulah yang menjadi iman saya saat itu.
Sejak tahun 2015 saya selalu berulang tahun di rumah sakit, dalam keadaan diinfus, berjuang di rumah sakit, dan itu menyedihkan sekali rasanya, tidak tahu kenapa. Tapi ada satu doa yang saya minta ke Tuhan untuk umur 17 tahun nanti, karena sangat penting bagi remaja pada umumnya merayakan ulang tahun di usia tersebut. Saya minta sama Tuhan, saya ingin bersaksi buat teman-teman saya, saya mau buat pesta perayaan dengan tujuan mau bersaksi buat teman-teman saya bahwa Dialah Tuhan penyembuh. Saya minta Tuhan menolong saya dan saya sangat yakin Tuhan bisa mengadakan mujizat-Nya.
Seiring berjalannya waktu hingga sampai di pertengahan tahun 2018, saya kembali melakukan pemeriksaan di Singapura. Saya ingat waktu itu bulan Oktober, dan tepatnya sebulan lagi ulang tahun saya yang ke 17. Gejala yang saya alami agak berkurang. Dokter menyarankan saya melakukan tes ulang dari mulai tes darah dan lain-lain. Setelah menjalani tes hasilnya baru akan diketahui 1 sampai 2 hari ke depan.
Selama waktu menunggu itu saya berdoa: “Tuhan, tolong nyatakan mujizat-Mu dalam kehidupanku. Tuhan, I speak blessing, I speak healing, I speak life time to my self and I believe You are The God that heals me.”
Dua hari berlalu, saya pun menunggu hasilnya dengan penuh harapan bahwa hasilnya akan baik. Sambil membuka hasil tes dokter membacakan, namun terlihat dari mimiknya, seperti orang yang bingung. Kemudian dokter pun mengatakan: “You are normal. tes darahmu semua normal.” Dan saya bandingkan dengan beberapa tes yang dilakukan sebulan sebelum ke Singapura. Memang angkanya jelek, namun hari ini hasil yang keluar dari RS di Singapura, semua angkanya normal. Saya bersama keluarga juga dokter sama-sama speechless. Dokter berkata: “Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi.” Dan saya hanya perlu kembali pada akhir tahun untuk melakukan kontrol, memastikan semuanya baik-baik saja. Ajaib dan Puji Tuhan!
Saat itu saya terkejut: “Wowww ini sungguh Mujizat Tuhan”, yang terjadi sebulan sebelum ulang tahun saya. Saat pesta ulang tahun yang ke-17, saya benar-benar menyaksikan, saya mengangkat pujian di depan teman-teman. Saya katakan kepada mereka: “Tuhan itu Tuhan penyembuh, Dia tidak pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu, Dia menepati janji-Nya dan Dia setia.”
Tadinya saya tidak pernah berpikir untuk kuliah, saya tidak pernah mau kuliah dan tidak akan bisa kuliah. Tapi sekali lagi Tuhan adakan hal yang sungguh luar biasa, Tuhan berikan beasiswa ke New Zealand.
Janji Tuhan adalah masa depan itu sungguh ada, rancangan yang penuh damai sejahtera dan bukan kecelakaan, itu Tuhan nyatakan dalam hidup saya. Akhirnya saya pun kuliah di New Zealand, dan saya benar-benar sembuh secara sempurna. Sungguh Tuhan Yesus itu baik, amat baik dan teramat baik.
Haleluya, Tuhan Yesus memberkati kita semua! Amin. Bagi saya Tuhan itu sungguh setia.
Shalom,
Bagi Saudara yang rindu memberikan sebuah KESAKSIAN silahkan hubungi WA Center kami: Klik Disini
Yesterday was amazing we're having an authentic encounter with our God, Jesus Christ
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala