Renungan Khusus
Yesus berkata kepada mereka:
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Matius 4:19-20
Menjelang naik ke sorga, Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi ke segala bangsa guna memberitakan Injil dan memuridkan orang-orang yang belum disela...
Yesus berkata kepada mereka:
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Matius 4:19-20
Menjelang naik ke sorga, Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi ke segala bangsa guna memberitakan Injil dan memuridkan orang-orang yang belum diselamatkan. Ini adalah pekerjaan yang penting dan sekaligus tidak mudah. Pemberitaan Injil penting karena menyangkut keselamatan kekal banyak orang. Jika rasul-rasul tidak pergi dan memberitakan Injil, dunia tidak akan pernah mengenal Juruselamat mereka, dan pada akhirnya mereka yang tidak percaya akan masuk ke dalam kebinasaan kekal.
Di sisi lain, pemberitaan keselamatan juga tidak mudah, karena berita keselamatan melalui Yesus akan menyingkapkan bahwa apa yang orang-orang percayai selama ini tidaklah menyelamatkan. Hal itu sensitif, akan menyinggung orang-orang yang meyakini kepercayaannya yang sudah lama. Murid-murid Tuhan perlu pertolongan Roh Kudus untuk menyampaikan pesan dengan hikmat. Roh Kudus akan menolong murid-murid, sehingga hal yang sulit itu dapat dikerjakan dengan baik.
Jauh sebelum mengutus, Yesus memanggil orang-orang untuk dimuridkan sebagai proses persiapan. Mereka diberi pengajaran untuk dapat mengenal Tuhan dan Kerajaan-Nya. Murid-murid harus menjalani kehidupan dalam Kerajaan Allah dan kebenarannya. Ini semua memerlukan proses. Namun Tuhan ingin memastikan bahwa murid-murid siap untuk melakukan tugas yang penting tersebut.
Menerima Panggilan untuk Mengikut Yesus
Siapakah murid Kristus itu? Mereka adalah orang-orang dari berbagai latar belakang yang dipanggil untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, diperlengkapi dengan Firman dan diberi kuasa untuk melakukan tugas penyelamatan. Pada dasarnya menjadi murid Tuhan adalah suatu kehormatan, namun tidak semua orang mengerti hal itu, khususnya ketika masih baru mengiring Tuhan. Banyak orang muda yang beranggapan bahwa menjadi murid adalah sesuatu yang membosankan karena banyak menekankan hal-hal batiniah. Pandangan itu tidak tepat, karena menjadi murid Kristus adalah kehidupan yang penuh gairah kudus yang akan membawa kepada kepuasan dan kebahagiaan.
Setelah jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi hamba dosa (Yohanes 8:34). Dosa mengikat manusia dan membuat orang melakukan hal-hal buruk dan salah berulang-ulang sampai menjadi kebiasaan berdosa. Ketika percaya kepada Yesus, orang diselamatkan dan dilepaskan dari perhambaan dosa dan menjadi hamba Kristus. (1 Korintus 6:19-20)
Sebagai hamba Kristus, kita perlu memiliki kebiasaan baru yang menyenangkan hati Sang Tuan. Untuk mengubah kebiasaan lama menjadi baru diperlukan proses yang disebut pemuridan. Pemuridan akan membawa kebiasaan baru dalam kehidupan orang-orang yang melakukannya.
Tujuan Pemuridan
Pemuridan adalah cara yang Tuhan Yesus pakai dalam mempersiapkan murid-murid-Nya. Mereka dipanggil untuk melakukan suatu tugas yang besar yaitu pemberitaan kasih Tuhan yang menyelamatkan manusia dari dosa.
Tuhan memanggil mereka untuk mengikut dan diajar sehingga nantinya mereka akan mengalami perubahan hidup dan siap untuk melaksanakan tugas mulia tersebut. Sebagai murid, salah satu aspek yang penting adalah kapasitas manusia roh yang harus dipersiapkan agar dapat menjadi pribadi yang lembut hatinya sehingga mau diajar dan taat untuk melakukan perintah Tuhan. Pemberitaan Injil memerlukan orang-orang yang mau berjuang, bertahan dan terus maju di tengah tantangan dan perlawanan.
Hakikat Pemuridan: Perubahan dari Dalam Keluar
Pada dasarnya orang sulit untuk berubah, terlebih lagi ketika usianya sudah dewasa dan berada pada posisi yang merasa benar. Orang tidak merasa perlu untuk berubah, karena merasa tidak melakukan hal yang keliru. Keadaan luar yang menekan dengan keras seringkali dapat menghasilkan perubahan pada seseorang, misalnya orang sadar bahwa olahraga itu penting untuk menjaga kesehatan tubuh, namun malas melakukannya sampai suatu saat jatuh sakit.
Perubahan yang terjadi pada seorang murid adalah perubahan dari dalam keluar dan pada akhirnya hidup sama seperti Yesus telah hidup (1 Yohanes 2:6). Ketika mendengar Firman, seseorang akan memberi dua macam respon, percaya atau tidak percaya. Kadangkala Firman yang didengar tidak sesuai dengan kehidupannya, orang bisa bergumul dengan Firman tersebut, apakah akan mempercayai atau tidak. Ketika memilih untuk mempercayai Firman, maka akan terjadi perubahan. Semakin banyak Firman yang didengar dan ditaati, akan semakin banyak perubahan di dalam hati yang terjadi. Perubahan di dalam ini akan menghasilkan perubahan yang di luar, pada tindakan orang tersebut.
Simon dan Andreas mendapat panggilan untuk mengikut Yesus. Mereka baru saja mendapat pengalaman yang luar biasa. Setelah semalam-malaman tidak mendapatkan ikan, mereka menaati perintah Yesus untuk menebarkan jala di sebelah kanan. Dan mereka mendapatkan ikan yang sangat banyak, yaitu sebanyak dua perahu. Itu pengalaman yang sangat berkesan, hanya dengan satu kalimat dari Tuhan Yesus, mereka mendapatkan tangkapan ikan yang sangat banyak. Dan ketika Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya, mereka langsung meninggalkan jalanya dan ikut Yesus. Mereka melihat kuasa dari ucapan Tuhan Yesus dalam peristiwa itu.
Pada masa sekarang ini prinsip yang sama tetap berlaku, bahwa murid-murid seharusnya bersedia untuk mengikuti pimpinan Tuhan. Sebagai murid, kita tidak dapat memiliki kebebasan menentukan arah langkah hidup kita sendiri. Untuk tujuan hidup yang maksimal, Tuhan akan menuntun kita di jalan-Nya. Bagian kita adalah mengikuti tuntunan tersebut.
Bersedia Diajar
Tuhan Yesus menghendaki murid-murid mau mengalami perubahan hidup dari manusia lama menjadi manusia baru. Alat yang Tuhan pakai adalah Firman yang disampaikan terus-menerus. Firman akan memberi input baru, sehingga mereka dapat memilih cara hidup yang baru dibanding cara hidup lama. Kerelaan hati untuk berubah setelah mendapatkan input baru adalah hati yang mau diajar dan dibentuk. Sikap ini sangat diperlukan pada diri seorang murid Tuhan. Tanpa hati yang mau diajar, orang akan terus mengalami pergumulan dalam batinnya ketika menerima Firman.
Simon Petrus adalah seorang nelayan di daerah dekat danau Galilea, ketika memanggilnya, Tuhan Yesus berkata bahwa dia akan dijadikan penjala manusia. Dalam kalimat itu terkandung perubahan yang drastis. Seorang nelayan menjadi seorang rasul adalah suatu lompatan yang sangat besar, diperlukan perubahan dan penyesuaian yang besar pula. Apa yang menjadikan Petrus bisa mengalami perubahan sebesar itu? Jawabannya adalah Firman Tuhan yang didengarnya.
Petrus mendengar Yesus menyampaikan Firman dan sedikit demi sedikit terjadi perubahan dalam diri Simon Petrus. Firman Tuhan berkuasa mengubah hidup manusia dengan catatan orang tersebut membuka hatinya untuk mau diajar dan taat. Hasil dari ketaatan dalam hidup seseorang adalah karakter dan tindakannya akan berubah. Sebaliknya jika ada orang yang tidak mau membuka hati terhadap Firman Tuhan, maka orang itu tidak akan mengalami perubahan. Sebagai contoh Yudas, meskipun mengikut Yesus, ia tidak mengalami perubahan.
Bergantung kepada Roh Kudus
Salah satu aspek yang paling penting yang Tuhan Yesus ajarkan adalah kebergantungan kepada Roh Kudus. Tuhan Yesus menjalani kehidupan yang sangat bergantung kepada Roh Kudus. Tuhan juga memberitahu murid-murid untuk melakukan hal yang sama. Ini memerlukan pelatihan dan praktek dalam kehidupan. Murid-murid diajar mengenai mujizat, melihat Yesus melakukan mujizat dan akhirnya harus mempraktekkan mujizat kepada orang yang membutuhkan. Itu tidak dapat dilakukan secara manusiawi, tetapi dapat terjadi jarena pekerjaan Roh Kudus di dalam diri murid-murid. Mereka harus melayani dengan kuasa Roh Kudus. (Kisah Para Rasul 1:8)
Di tengah dunia yang begitu sibuk sekarang ini, Tuhan Yesus terus memanggil orang-orang untuk dimuridkan dan dibentuk oleh Firman dan Roh Kudus untuk menjadi alat-Nya menyampaikan kabar keselamatan kepada orang-orang yang belum percaya. Murid-murid perlu memberi diri agar Tuhan dapat dengan leluasa membentuk hidupnya sehingga menjadi murid yang efektif di dalam menyelesaikan Amanat Agung. Amin. (RD)
Kesaksian
"Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata:
”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu..”
Matius 9:22 TB
Perkenalkan nama saya Ryan Pradana, lahir dari orangtua yang berlatar belakang keyakinan yang berbeda. Puji Tuhan, sejak duduk di bangku SMP ibu saya telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kini ia aktif melayani di Purwokert...
"Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata:
”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu..”
Matius 9:22 TB
Perkenalkan nama saya Ryan Pradana, lahir dari orangtua yang berlatar belakang keyakinan yang berbeda. Puji Tuhan, sejak duduk di bangku SMP ibu saya telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kini ia aktif melayani di Purwokerto dalam tim misi penginjiilan.
Saya melayani sebagai pengerja sepenuh waktu di bawah pembinaan Pdt. DR. Ir Niko Njotorahardjo, (GBI Mega Bekasi, Rayon 18). Dalam kesempatan ini, saya ingin menyaksikan kebaikan dan pertolongan Tuhan atas keluarga kami.
Saya dan istri (Asih Wahyuni) dikarunai dengan tiga orang anak. Pada bulan Oktober 2019, saya mendapat kabar bahwa Jesslyn anak kedua kami yang sejak tahun 2017 tinggal bersama neneknya di Purwokerto mengalami sakit demam dan tidak kunjung turun. Keadaannya makin hari semakin memburuk, perutnya membesar, tumbuh benjolan di bagian kepala, leher dan ketiak serta bagian tubuh lainnya.
Orang tua kami membawanya ke puskesmas dan diopname selama semalam. Berhubung hasil pemeriksaan laboratoriumnya drop semua, dokter merujuk Jesslyn ke rumah sakit yang memiliki alat medis dan pengobatan yang lebih memadai. Diagnosa awal mengarah ke Anemia Aplastik yaitu kerusakan tulang sumsum belakang. Dalam perawatan di rumah sakit ini, Jesslyn mendapat beberapa kali tranfusi PRC (darah merah) dan TC (trombosit).
Setelah seminggu diopname dan menerima tranfusi, keadaannya masih sama. Untuk penanganan medis yang lebih lengkap dokter merujuk ke beberapa rumah sakit di daerah Sleman, Bandung dan Jakarta. Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil rujukan di rumah sakit daerah Jakarta.
Pada bulan September 2019, Jesslyn mulai menjalani pemeriksaan BMP (bone marrow puncture) yang dikenal sebagai aspirasi sumsum tulang dan untuk menjaga kondisinya tetap stabil, ia juga diberikan tranfusi berupa PRC dan TC. Kami terus berdoa memohon kepada Tuhan agar diagnosa yang keluar bukan Anemia Aplastik maupun penyakit berbahaya lainnya.
Hasil pemeriksaan dokter pada bulan November 2019, membuat kami sekeluarga menjadi down, anak kami telah divonis mengidap penyakit Leukemia Akut. Kami bertanya: “Kenapa bisa terjadi penyakit seperti ini?”, dokter menjawab: "Ada tiga kemungkinan yang memicu penyakit seperti ini, yaitu faktor keturunan, terpapar zat kimia dan dari makanan. Namun tidak ada satu pun keluarga besar kami yang ada riwayat penyakit itu, begitu pula untuk paparan zat kimia dan kemungkinan sangat kecil terjadi karena di kediaman orang tua kami masih sangat alami dan serba organik.
Kami merasa kuatir atas keputusan dokter untuk memberikan kemo kepada anak kami karena efek samping dari kemo bukan hanya dapat membunuh sel blast (kanker) tetapi juga dapat merusak sel baik yang ada. Namun kami tetap harus kuat dan berpikir jauh ke depan, terlebih lagi saat itu kami belum ada asuransi apapun termasuk BPJS, secara manusia kami sangat stress.
Saya segera mengurus BPJS dan bagi tugas dengan istri untuk mengurus kedua anak kami di rumah dan Jesslyn yang masih dalam perawatan di IGD. Pada bulan Desember 2019 menjelang Natal, Jesslyn diperbolehkan untuk pulang dengan mengunakan bantuan BPJS. Kemoterapi yang terus diberikan sebanyak tiga kali dalam seminggu membuat keadaan Jesslyn menjadi tidak dapat berjalan lagi sampai menggunakani kursi roda bahkan rambutnya pun sudah rontok. Melihat hal itu, sebagai orang tua perasaan kami begitu hancur.
Saya bersyukur mempunyai kakak rohani Ps. Yunus, yang selalu mengingatkan dan menguatkan saya bahwa “Tuhan Yesus baik serta rancangan-Nya tidak pernah gagal, saya tidak boleh berfokus kepada masalah pemyakit, tetapi tetap fokus kepada Tuhan, jangan pernah kendor dalam melayani Tuhan, tetap percaya penuh dan berserah”. Saya kembali dikuatkan dan bersemangat bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkan anak kami.
Pengobatan kemoterapi yang diberikan untuk anak kami begitu berat, ia harus dibius sebelum masuk obat ke dalam tulang sumsum belakang (intratekal), ia juga diinfus dan minum puluhan macam obat. Puji Tuhan, kondisi Jesslyn akhirnya membaik, hasil laboratorium juga baik, pemeriksaan sel kanker menjadi 32% semakin menurun. Jesslyn sudah mulai dapat berjalan dan kami sangat bersyukur, Tuhan begitu baik melawat anak kami.
Sampai pada tanggal 16 Juni 2021 keadaan Jesslyn tiba-tiba drop kembali. Dokter menyarankan untuk dilakukan BMP kembali. Tanggal 23 Juni 2021 hasil BMP keluar dari pemeriksaan dua RS berbeda dan keduanya menyatakan sel kanker Jesslyn sudah naik menjadi 89% yang sebelumnya 32%. Dari pemeriksaan tersebut, Jesslyn dinyatakan mengidap penyakit Leukemia High Risk (resiko tinggi). Mendengar hal itu, detak jantung kami seperti berhenti, kami begitu terkejut, saya bertanya di dalam hati: “Apa lagi ini Tuhan?”
Sambil memegang tangan istri saya dengan lirih dokter berkata: “Kami tidak bisa memberikan bapak dan ibu harapan seperti di awal diagnosa, yang kemungkinan besar sembuhnya. Saat ini, bapak dan ibu harus lebih banyak berdoa saja." Pernyataan dokter tersebut membuat kami sangat sedih. Sepanjang perjalanan pulang saya memandang Jesslyn yang masih sangat kecil. Usianya saat itu baru 5 tahun namun sudah harus mendapat kemoterapi yang begitu berat bahkan sampai harus mengulang kembali dari awal proses pengobatannya dengan dosis yang lebih tinggi.
Saya mulai meragukan mujizat Tuhan, begitu banyak hal yang berkecamuk dan tidak dapat saya ceritakan lagi kepada keluarga maupun teman gereja. Saya berasumsi untuk tidak mempercayai mujizat tapi lebih fokus pada pengobatan dan medis, cari dokter dan obat yang terbaik. Fokus kami hanya pada pengobatan, hingga pada bulan Juli 2021, Jesslyn dinyatakan positif COVID-19 dan dikarantina selama sebulan.
Saya tetap dalam keangkuhan dengan berfokus pada pengobatan. Tanggal 7 September akhirnya Jesslyn dinyatakan negatif COVID-19, kami mendapat hasil pemeriksaan laboratorium dan jadwal kemoterapi, namun kami begitu kaget ketika dokter menyampaikan bahwa Jesslyn harus masuk IGD lagi karena HB 3 dan trombosit leukosit drop, keadaannya sudah menjadi lemas, mulutnya penuh dengan sariawan. Sore keesokan harinya kondisi Jesslyn semakin menurun sampai dipasang kateter dan tabung oksigen, saturasi terus menurun, napasnya pun menjadi sesak. Kami mulai panik saat Jesslyn mengalami kejang tanpa henti serta keluar cairan darah dari mulut dan hidungnya sampai akhirnya ia koma.
Di titik itulah terdengar suara yang begitu tegas dan keras: “Menyerahlah, serahkanlah”, akhirnya kami menghubungi bapak gembala Ps. Andy Markus, kami minta dukungan doa dan arahan. Gembala kami berkata: “Iman kedua orang tualah yang akan menyelamatkan Jesslyn, serahkan Jesslyn kepada Tuhan sepenuhnya, apapun kehendak Tuhan, serahkanlah.”
Mendengar itu saya menangis, menyerah dan tersungkur kepada Tuhan, saya menyadari seharusnya tidak menjauh dari Tuhan apapun yang terjadi harusnya tetap percaya. Dukungan doa terus kami minta kepada keluarga besar, penjaga menara doa di Rayon18, teman gereja dan jemaat. Saat Jesslyn dalam keadaan koma, kami terus berdoa dan membangun hubungan intim dengan Tuhan, terlebih lagi saat dokter mengatakan bahwa tubuh Jesslyn sudah tidak dapat merespon semua obat yang masuk. Setiap hari melalui doa pagi kami terus berseru dan menantikan mujizat dan pertolongan Tuhan.
Kami tahu bahwa tim medis sudah berusaha sebaik mungkin, jalan satu-satunya harapan kami adalah berseru kepada Tuhan. Malam itu tanggal 9 September 2022, keluarga besar dan tetangga kami sudah berkumpul, berpikir kemungkinan besar secara medis Jesslyn bisa saja dipanggil Tuhan.
Mujizat Tuhan terjadi, pertolongan Tuhan sungguh ajaib, Jesslyn akhirnya dapat melewati masa kritisnya walaupun masih belum sadar, namun ia sudah dapat merespon obat dan tranfusi yang diberikan.
Kami terus beriman dan berserah penuh kepada Tuhan, memohon pengampunan atas segala dosa. Di saat itulah Jesslyn sadar dari koma, ia mulai dapat menggerakan jari tangan kanannya dengan lirih memanggil mamanya. Puji Tuhan, saya bersyukur dan menyadari kuasa Tuhan sangat besar, Dia sanggup melakukan mujizat.
Dokter neurologi sempat mendiagnosa Jesslyn mengalami kelemahan saraf yang mengakibatkan tangan dan kaki sebelah kirinya tidak dapat digerakkan sama sekali, bahkan bibirnya tidak dapat tersenyum ke sebelah kiri, matanya tidak bisa berkedip seperti biasa. Namun kami sudah tidak merasa kuatir lagi karena kami sudah menyerahkan Jesslyn sepenuhnya kepada Tuhan. Kami sudah merasakan jauh lebih baik walaupun keadaan Jesslyn seperti itu.
Saya percaya bahwa segala hal yang terjadi hanya untuk kebaikan kami, prosedur medis terus kami jalani dengan melakukan operasi pembuatan kantong kolostomy (untuk BAB dan mengeluarkan cairan lain dalam tubuh Jesslyn, serta menutup sementara anusnya, yang bertujuan untuk mengobati infeksi). Kami terus berdoa dan berharap kepada Tuhan untuk tidak fokus kepada penyakit atau masalahnya tetapi fokus kepada Tuhan.
Dua hari berlalu, akhirnya Jesslyn sudah semakin membaik dan diijinkan untuk pulang. Dengan terus mengkonsumsi obat saraf untuk menghindari kejang susulan dan tetap melanjutkan kemoterapi serta poli fisioterapi agar bagian tubuhnya kembali dilatih bergerak. Kami bersyukur sudah tidak meragukan lagi tentang apapun juga. Sekalipun secara kasat mata anak kami masih mengunakan kateter, usus yang dikeluarkan bahkan stroke sebelah, namun pemikiran dan iman kami berbeda, kami percaya dan mengatakan Tuhan sanggup melakukan perkara yang dahsyat.
Puji Tuhan, Jesslyn seperti mendapat kekuatan baru, ia mulai dapat menggerakan tangan dan kaki kirinya. Setiap hari setelah doa pagi kami menemani Jesslyn untuk belajar tersenyum, semakin lama semakin membaik dan ia mulai bisa menggerakan semua bagian tubuhnya walaupun tidak melalui fisiotetapi di rumah sakit. Kateter sudah dapat dilepas, NGT (selang untuk minum susu yang langsung dari hidung ke lambung) pun dilepas. Dokter neurologi pun melihat betapa cepat kesembuhan Jesslyn, ini semua karena kuasa doa. Tanggal 25 Oktober 2021, akhirnya sel kanker yang tadinya 89% sudah menjadi turun drastis menjadi 5%, Halleluya!
Semakin hari Jesslyn semakin membaik dan dapat berjalan dengan normal. Dokter menyarankan agar dilakukan operasi untuk mengembalikan saluran pencernaannya kembali, setelah operasi dilakukan pencernaannya juga sudah membaik. Tiba saat jadwal pemeriksaan BMP kembali pada tanggal 7 April 2022 pukul 14.00 dan dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan bahwa sel kanker Jesslyn 0%, dengan bahasa medis “sel blast sulit ditemukan”.
Puji Tuhan, Jesslyn sudah disembuhkan Tuhan dengan sempurna, Halelluya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan, organ baru, sel darah baru dan kekuatan baru, Tuhan gantikan!
Satu hal yang ingin saya bagikan, bahwa jangan pernah sedikitpun meragukan kuasa Tuhan. Meskipun di saat keadaan tersulit apapun di dalam hidup kita, tetaplah percaya meskipun saat semua rencana tidak sebaik yang diharapkan, jangan fokus pada masalah yang ada pada hidup kita, tetapi satu hal berfokus kepada Tuhan karena iman kitalah yang akan menyelamatkan, Amin.
Takut Itu Baik
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/TakutItuBaik.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala