Kesaksian
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:1
Perkenalkan saya Martino dan istri saya Ratna Kristanti berjemaat di GBI Gatot Subroto (JIS) saya ingin membagikan kesaksian, bagaimana Tuhan sudah melakukan mujizat bagi keluarga kami, terutama dalam proses kelahiran anak kedua kami Jovita. Berawal bulan Agustus 2007, pada kondisi kehamilan yang kedua istri saya yang...
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Ibrani 11:1
Perkenalkan saya Martino dan istri saya Ratna Kristanti berjemaat di GBI Gatot Subroto (JIS) saya ingin membagikan kesaksian, bagaimana Tuhan sudah melakukan mujizat bagi keluarga kami, terutama dalam proses kelahiran anak kedua kami Jovita. Berawal bulan Agustus 2007, pada kondisi kehamilan yang kedua istri saya yang sudah mencapai 6,5 bulan dan saat itu waktunya untuk memeriksa USG kehamilannya 4 dimensi di RS daerah Bintaro.
Pada saat pemeriksaan, dokter merasa curiga anak saya yang kedua ini mengalami suatu kelainan. Namun saat itu tidak langsung diperiksa, baru setelah 2 hari kemudian dirujuk ke dokter lain yang praktek di RS daerah Bintaro, yaitu spesialis cacat kandungan, untuk memastikan kebenaran USG tersebut.
Dari hasil pemeriksaan tersebut anak saya divonis mengalami cacat kromosom. Kelainan kromosom merupakan salah satu masalah yang bisa dialami bayi sejak dalam kandungan. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan; bahkan bisa menyebabkan kematian bayi sebelum dilahirkan. Kelainan itu menyebabkan kandungan yang sudah berusia 6,5 bulan, namun pertumbuhan tangan dan kakinya seperti berusia 3 bulan. Bahkan harapan untuk hidup hanya sekitar 50% saja.
Ketika mendengar hal ini, saya merasakan kesedihan yang amat sangat dalam. Timbul kekecewaan karena sebelumnya kami juga pernah kehilangan anak pertama, sama seperti saat terakhir; mau dilahirkan namun meninggal saat dalam kandungan. Anak yang kedua ini telah menjadi harapan kami, karena Istri saya sulit untuk mengandung.
Sepulang dari RS, kami menangis dan berdoa kepada Tuhan, minta anugerah dan mujizat-Nya untuk anak yang ada di dalam kandungan istri. Dalam keadaan yang penuh dengan kesesakan kami didoakan, dikuatkan dan dihibur oleh saudara saudara seiman melalui COOL JIS. Saat pujian “Pelangi Kasih-Nya” dinaikkan, iman kami bangkit dan kami percaya bahwa Tuhan belum selesai merenda anak kami.
Saat itulah terjadi kepenuhan Roh Kudus, berawal dari Istri kemudian menyambar ke saya. Di saat penuh kesedihan Tuhan berikan sukacita dari sorga, kami dapat tertawa sejadi-jadinya dan berbahasa Roh. Hingga hati kami dipenuhi damai sejahtera yang begitu luar biasa.
Keesokan paginya saat saya mengambil hasil USG, saya bertindak dengan iman. Yaitu dengan cara menginjak-injak hasil USG tersebut sambil memperkatakan, “bahwa hasil pemeriksaan yang ada di USG ini bukan milik anak saya”. Siang harinya saya kembali ke RS, bertemu dengan dokter dan menyerahkan hasil tes USG serta berkata: “Dok, hasil USG ini, tolong di buang”, tetapi dokter menjawab: “Jangan, itu nanti untuk diagnosa saya.”
Seperti biasanya setiap minggu saya selalu mengantar istri untuk jadwal pemeriksaan kandungannya. Herannya dokter tidak lagi berkomentar apa-apa. Padahal sejak awal anak kami divonis cacat kromosom dan dua minggu kemudian anak saya akan dilahirkan secara premature. Puji Tuhan, setiap kali kami datang ke dokter rencana itu selalu ditunda, dan sepertinya dokter tidak berani melanjutkan rencana itu, padahal persalinan dini sudah disiapkan.
Kami percaya itu karena Tuhan, kami terus memperkatakan hal yang positif. Bahkan kami bertindak dengan iman apabila ditanya orang, "bagaimana kondisi janinnya istri saya?” Kami selalu berkata sesuatu yang baik bahwa “janin anak kami dalam keadaan yang luar biasa sempurna”.
Genap delapan bulan; tepatnya tanggal 13 November 2007, saat pemeriksaan terakhir, kami pun menanyakan kondisi anak kami yang terlihat di USG. Puji Tuhan, dokter berkata “bagus semua”. Namun ketika kami menanyakan, “bagaimana kaki dan tangannya?”, Dokter tidak dapat menjawab dengan pasti, hanya berkata: “Kita lihat saja nanti saat dilahirkan; apakah tangan kakinya cacat."
Malam harinya sebelum pesalinan anak kami, sebagai manusia kami merasa takut dan kuatir. Kami terus berdoa dan mempercayakan serta berpegang teguh dengan janji Tuhan. Akhirnya kami dapat berserah dan berkata: “Apapun yang terjadi Tuhan Yesus baik, semuanya Tuhan yang sempurnakan.”
Waktu operasi persalinan berlangsung dalam 30 menit, saya sebagai suami boleh ikut mendampingi istri. Saya melihat bayi mungil dan dokter yang membantu proses pesalinan masih tetap tidak berkata apa-apa. Akhirnya dokter berkata: “Pak, semuanya sempurna ya.” Puji Tuhan, saya melihat tangan dan kaki anak kami yang begitu sempurna padahal awalnya divonis akan kecil atau kerdil. Tetapi masalah lain terjadi karena anak kami tidak menangis sama sekali sehingga perlu dibantu dengan oksigen.
Saya melihat dokter dan suster yang memberikan bantuan oksigen agar paru-parunya dapat berkembang. Oksigen terus dinaikkan sampai di ambang batas, saya terus berdoa memohon pertolongan Tuhan sambil berkata: “Dalam Nama Tuhan Yesus bernapaslah!” Mujizat Tuhan terjadi tepat pada hitungan ketiga, anak saya dapat bernapas normal dan menangis, Haleluya.
Menurut Dokter, karena kondisi paru-parunya belum sempurna maka perlu perawatan di NICU selama 3 bulan untuk observasi. Ujian demi ujian kami lalui, keajaiban pun terjadi setiap kali kami menjenguk dan menaikkan lagu pujian “Langit dan Bumi Pujilah Tuhan”. Mujizat Tuhan terjadi sehingga baru menginjak hari ke-3 anak kami dinyatakan sudah boleh pulang karena pertumbuhan paru parunya telah menjadi sempurna dan normal.
Apa yang dinyatakan dalam Ibrani 11:1 dengan Iman kita percaya maka mujizat demi mujizat dinyatakan dan masih terjadi sampai hari ini. Kiranya kita semua menjadi orang-orang yang mampu meresponi dengan baik keadaan yang kita alami sambil tetap mengarahkan pandangan kita pada Tuhan dan melakukan segala sesuatu dengan taat tepat seperti apa yang Tuhan katakan maka kita akan melihat hidup kita akan dipenuhi dengan mujizat Tuhan setiap hari. Amin.
PERLUKAH PEDULI DENGAN ISU-ISU GLOBAL?
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/
PerlukahPeduliDenganIsu-isuGlobal.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala