Kesaksian
Shalom!
Perkenalkan nama saya Tody dan ijinkan saya bersaksi tentang mujizat Tuhan yang saya alami. Di bulan Mei 2020 saya mengalami sakit terpapar COVID-19. Awalnya saya mengalami demam, pusing dan suhu tubuh saya mencapai 40 derajat. Saya memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di daerah Jakarta Utara dan saya diminta untuk melakukan tes PCR. Hasil tes tersebut menyatakan saya terinfeksi. Akhirnya pada tanggal 9 Mei 2020 saya harus dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan diisolasi. Pu...
Shalom!
Perkenalkan nama saya Tody dan ijinkan saya bersaksi tentang mujizat Tuhan yang saya alami. Di bulan Mei 2020 saya mengalami sakit terpapar COVID-19. Awalnya saya mengalami demam, pusing dan suhu tubuh saya mencapai 40 derajat. Saya memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di daerah Jakarta Utara dan saya diminta untuk melakukan tes PCR. Hasil tes tersebut menyatakan saya terinfeksi. Akhirnya pada tanggal 9 Mei 2020 saya harus dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan diisolasi. Puji Tuhan saya mendapatkan perawatan dari dokter yang dikenal cukup bagus. Saat itu pekerjaan saya mulai terganggu, hingga ada proyek yang akhirnya harus saya lepaskan.
Hari demi hari keadaan saya tidak lebih membaik, karena kondisi tubuh saya semakin menurun. Ketakutan mulai saya alami saat demam saya tidak kunjung turun, tingkat infeksi dalam tubuh saya meningkat, dan saturasi oksigen pun menurun. Saat itu kekuatiran akan datangnya kematian pun menguasai pikiran saya. Terbersit dalam pikiran bahwa saya pasti akan meninggal dalam satu atau dua minggu lagi.
Saya benar-benar stres dan tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana saya bisa melewati hari-hari itu menjadi pertanyaan besar dalam diri saya. Kemana saya akan berada setelah saya meninggal? Itu juga yang menjadi ketakutan dalam diri saya. Dalam rasa kuatir dan takut saya bertanya kepada Tuhan; saya harus berbuat apa? Saat itu Tuhan diam dan membuat saya luar biasa stres dan bingung. Puji Tuhan dukungan doa dari teman-teman COOL dan gereja terus berdatangan. Setiap hari saya di ajak berdoa serta memuji dan menyembah Tuhan lewat online. Tak putus-putus saya berdoa kepada Tuhan dan bertanya bagaimana dan apa yang harus saya perbuat, namun saat itu Tuhan tetap diam.
Keinginan untuk sembuh begitu besar, namun mungkin saja Tuhan mau memberikan rancangan-Nya yang terbaik atas hidup saya. Sampai suatu waktu Tuhan membisikkan kata: "Abraham." Saya bingung dan bertanya kepada Tuhan, apa maksudnya 'Abraham' ya Tuhan? Saya mulai membaca Alkitab mengenai Abraham, dan Roh Kudus mulai memimpin dan memberi pengertian di mana ketika malaikat Tuhan meneguhkan janji tentang seorang anak kepada Abraham dan Sara; Abraham sangat percaya kepada janji Tuhan, sedangkan Sara sangat pesimis atau tidak percaya. Di sini saya melihat bahwa tidak ada kesepakatan antara Abraham dan Sara.
Saya merasa diingatkan Tuhan saat itu; di mana sebelum masa pandemi ini terjadi saya bekerja begitu keras. Saya bisa bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 4 pagi keesokan harinya. Hal ini dibangun dari didikan keluarga saya. karena papa dan mama saya juga adalah pekerja keras. Seringkali muncul perdebatan antara saya dan istri mengenai hal ini dan ujungnya tidak ada kesepakatan, karena saya merasa saya wajib bekerja untuk keluarga, dan harus menghasilkan sesuatu yang besar bagi keluarga saya, tetapi istri tidak setuju dengan hal ini.
Saat itu juga saya langsung menelepon istri saya dan meminta maaf atas kesalahan dan semua kekurangan saya. Sebelumnya saya pikir hubungan kami baik-baik saja, tetapi ternyata tidak. Sejak saat itu Tuhan mulai mengerjakan mujizat-Nya; dimulai dari hubungan saya dan istri dipulihkan. Saya berpikir, kalau Tuhan panggil saya dalam waktu dekat; setidaknya hubungan saya dan istri sudah beres.
Di masa itu mama yang adalah seorang dokter dan bertugas di laboratorium sebuah rumah sakit selalu menghubungi dan menanyakan perkembangan kesehatan saya. Namun entah kenapa suatu hari mama menelepon dan berkata kepada saya untuk tidak menyerah, karena Tuhan pun tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya begitu saja.
Saat itu saya memutuskan untuk bangkit dan berserah kepada Tuhan. Saya berkata kepada Tuhan, “Jika Engkau inginkan saya untuk tidak menyerah, tolong buka jalan; karena saya tidak akan melihat ke kanan atau ke kiri dan hanya mau memandang kepada-Mu. Tunjukkan dan beri mujizat-Mu ya Tuhan.”
Obat-obatan yang kelihatannya sulit dan masih dalam pengamatan akhirnya mulai bisa saya dapatkan. Salah satu obatnya adalah plasma darah yang didapatkan dari orang yang sudah negatif dari COVID-19, dan beberapa obat lainnya. Obat tersebut bahkan belum dapat ijin dari Presiden dan juga IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk diterapkan ke pasien COVID-19. Sungguh mujizat Tuhan sangat luar biasa dalam hal ini. Karena sepengetahuan saya obat-obatan ini sangat sulit diperoleh, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya. Meskipun demikian ada keraguan, karena obat-obatan itu masih dalam tahap percobaan dan belum ada validitasnya. Bagaimana kalau obat tersebut masuk ke tubuh saya; apakah saya akan sehat, tidak berdampak apa-apa, atau bagaimana?
Saya hanya bisa berdoa dan mengatakan kepada Tuhan bahwa saya akan tetap ikut maunya Tuhan. Kalau Tuhan bilang tidak menyerah, maka saya tidak akan menyerah. Saya minta Tuhan untuk bantu saya dan beri kekuatan. Obat pun mulai saya konsumsi, namun lewat satu hingga dua hari tidak ada dampak apa-apa. Tetapi keajaiban terjadi di hari berikutnya, di mana tingkat infeksi dalam tubuh saya mulai menurun dan saturasi oksigen membaik.
Haleluya sungguh ajaib Tuhan! Akhirnya setelah dua minggu lebih di rumah sakit, saya diijinkan pulang pada tanggal 24 Mei 2020. Kebahagiaan yang luar biasa karena kesempatan hidup yang Tuhan berikan kepada saya.
Tidak lama setelah itu, di bulan Juli 2020 saya diijinkan Tuhan untuk melakukan donasi plasma darah kapada salah satu dokter yang terkena COVID-19 dan sudah masuk dalam tahap kritis, karena harus memakai ventilator. Mujizat Tuhan bekerja lewat plasma darah saya, karena hanya beberapa hari setelah darah saya didonorkan, dokter ini mengalami kesembuhan. Ternyata rencana Tuhan atas hidup saya sungguh luar biasa, Dia mau memakai saya menjadi berkat buat orang yang mengalami hal yang sama.
Setelah sembuh, dokter ini membagikan kesaksiannya lewat WA kepada orang-orang, di mana beliau sangat bersyukur kepada Tuhan. Di dalam kesaksian itu, dokter berkata bahwa penyakit COVID-19 yang dia alami membuat dirinya sangat tidak berdaya menghadapi yang namanya kematian dan inilah pertama kali dia mengalami hal seperti itu. Dokter itu juga berterima kasih atas plasma darah yang dia dapatkan. Dokter ini juga mempunyai pengalaman yang sama dengan saya, di mana Tuhan juga berpesan agar dia tidak menyerah menghadapi sakit yang dialami. Dalam hal ini saya mendapatkan hikmat Tuhan, bahwa Tuhan mau agar di masa-masa sulit kehidupan kita, kita hanya berserah, bertanya dan menyerahkan hidup kita kedalam tangan Tuhan, dan tidak menyerah atas hidup kita sendiri.
Terpujilah nama Tuhan, Heleluya! Biarlah kesaksian saya bermanfaat dan menjadi berkat buat bapak, ibu, ataupun teman-teman yang membaca.
BERJALAN DI DALAM ROH, BELAJAR DARI FILIPUS
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/vopArticle/BerjalanDiDalamRohBelajarDariFilipus.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala