MENERIMA MUJIZAT TUHAN SEUTUHNYA
“Pertolonganku ialah dari Tuhan,
yang menjadikan langit dan bumi.”
Mazmur 121:2
Shalom Bapak/Ibu terkasih dalam Tuhan,
Nama saya Arman. Di sini saya ingin kembali menyaksikan penyertaan Tuhan atas kehidupan saya dan keluarga. Berawal dari tahun 2012, saya diberikan kemurahan oleh Tuhan untuk dapat bekerja di Singapura. Kami bergumul untuk memiliki rumah di Batam, kota yang dekat dengan Singapura.
Waktu pun berlalu, sudah 1 tahun lamanya saya bekerja di Singapura, sementara isteri dan anak saya masih di Bekasi. Hal tersebut membuat saya setiap minggu kembali ke Jakarta. Setiap Jumat malam saya ke Changi Airport dan Senin subuh kembali terbang ke Singapura dan hal ini saya lakukan hampir setahun lamanya.
Akan tetapi, setelah setahun, saya menyadari bahwa saya ada kesalahan dalam bernegosiasi gaji, dan saya tidak memperhitungkan biaya hidup keluarga dengan benar. Terlebih lagi saya tidak mendoakan kepada Tuhan berapa angka yang tepat yang harus saya ajukan pada saat negosiasi.
Dengan standar gaji yang saya terima, saya merasa kami tidak akan tercukupi untuk pengeluaran satu bulan dan hanya akan hidup berkekurangan di negara Singapura ini.
Akhirnya, pada tahun 2013 saya dan istri memutuskan untuk menetap sementara di Batam, kota yang terdekat dengan Singapura sebagai jalan keluarnya. Saya tetap dapat bekerja, pengeluaran lebih kecil dan setiap hari saya masih bisa bertemu dengan keluarga.
Setiap hari saya menyeberang dengan Feri dan malam hari saya kembali ke rumah. Namun sekali lagi Tuhan Yesus menyatakan kuasa-Nya. Saya dan keluarga dapat melaluinya. Semua ini karena perkenanan Tuhan.
Lalu kami menimbang, untuk jangka panjangnya, kami memutuskan untuk membeli rumah di Batam melalui KPR karena biaya sewa rumah cukup tinggi. Saat itu aturan pemerintah menetapkan minimal uang muka pembelian rumah adalah 30 %, sementara dana kami tidak mencukupi.
Kami berdoa pada Tuhan, memohon belas kasihan atas keluarga kami. Saya kemudian teringat ada dana kami di BPJS hasil kerja saya di perusahaan sebelumnya. Berdasarkan hasil laporan terakhir sebelum saya keluar dari perusahaan di Jakarta, jumlah dana tersimpan sekitar Rp. 24.800.000, jumlah yang masih jauh dengan uang muka yang harus kami bayarkan. Namun saya mulai mengurusnya sambil memikirkan jalan keluar untuk mencukupi dana yang saya butuhkan untuk membayarkan uang muka. Sampai ada pemberitahuan kantor BPJS, bahwa mereka kesulitan mengeluarkan dananya karena perusahaan dan HRD perusahaan Perancis tempat saya bekerja saat itu telah bergabung dengan perusahaan Amerika. Hal tersebut membuat BPJS gagal menghubungi untuk konfirmasi pengeluaran dananya.
Sepertinya terlihat sulit pada awalnya, hingga mujizat demi mujizat terjadi. Pihak BPJS memberi informasi bahwa dana di akun kepesertaan saya cukup besar sekitar Rp. 98.000.000. Saya sangat kaget. Darimana bisa mencapai angka tersebut, Saya tidak pernah menambahkannya dan selama empat tahun saya meninggalkan Indonesia, tidak ada satu perusahaan pun melakukan kontribusi. Sungguh suatu pelipatgandaan. Walaupun saat itu kami tidak tahu bagaimana cara mengambil dana tersebut.
Kami beriman. Kami tetap tenang dan menjalankan proses KPR, hingga tiba pada hari di mana kami harus melunasi uang muka, tepatnya di hari Senin. Saat itu saya ingat sekali, satu hari sebelumnya, saat kami sedang beribadah kami terus bergumul dan berdoa. Kami tidak tahu apakah besok bisa membayar uang muka tersebut. Sejak hari Sabtu kami sudah menanyakan pihak BPJS namun belum ada jawaban. Kami berdoa memuji menyembah Tuhan. Saya mengambil tindakan iman dengan mengecek ATM di hari Minggu itu dari pagi sampai sore, dan hal yang tidak diduga terjadi di pukul 22.30 malam, hari Minggu itu.
Haleluya… Tuhan Yesus sekali lagi menyatakan kuasa-Nya. Saldo rekening kami telah bertambah. Uang dari BPJS kami terima di menit-menit terakhir. Sungguh mujizat dan perkenanan Tuhan atas kami. Hal yang tidak mungkin terjadi kami alami; bahwa ada transaksi di hari Minggu. Saldo kami bertambah. Tepat satu hari sebelumnya kami dapat membayar uang muka yang diperlukan di hari Senin pagi itu. Sedianya saya ingin menunda akad kredit di hari Senin itu sampai uang muka kami tercukupi di rekening kami. Namun sungguh, satu kali pun kami tidak pernah dipermalukan Tuhan.
Sungguh suatu mujizat Tuhan yang lengkap saya terima, saya memiliki pekerjaan tetap dan mempunyai sebuah rumah yang dekat dengan Singapura. Kami merasakan pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Suatu pemulihan yang seutuhnya. Amin.