Kesaksian
“... sebab Roh yang ada di dalam kamu,
lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
Yesaya 55:8
Perkenalkan nama saya Salmon Nanlohy, saya tinggal dan menggembalakan gereja Tuhan BIC Denver di Denver, Colorado, USA. Saya ingin membagikan kesaksian hidup di mana Tuhan sudah meluputkan saya dari maut dan memberikan kepada saya kesempatan hidup kedua untuk bisa tetap melayani Tuhan.
Pada pertengahan/akhir bulan November 2020,...
“... sebab Roh yang ada di dalam kamu,
lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
Yesaya 55:8
Perkenalkan nama saya Salmon Nanlohy, saya tinggal dan menggembalakan gereja Tuhan BIC Denver di Denver, Colorado, USA. Saya ingin membagikan kesaksian hidup di mana Tuhan sudah meluputkan saya dari maut dan memberikan kepada saya kesempatan hidup kedua untuk bisa tetap melayani Tuhan.
Pada pertengahan/akhir bulan November 2020, tiba-tiba saya merasakan sakit kepala yang parah, badan saya mendadak terasa lemas, mata saya juga merah terlebih lagi tekanan darah saya naik tinggi sekali tidak terkontrol, seperti sakit flu berat. Saya pun mulai batuk-batuk.
Karena selama 5 hari tidak ada perbaikan, akhirnya saya berobat ke dokter serta menjalani tes COVID-19, dan hasilnya negatif. Tetapi beberapa hari sesudah itu; tanggal 30 November 2020 subuh tiba-tiba suhu tubuh saya melonjak naik, namun badan saya menggigil hebat dan batuknya semakin parah. Saya kembali berobat ke dokter, menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk tes COVID-19 dan rontgen paru. Hasilnya saya positif COVID-19 dan pneumonia akut. Puji nama Tuhan sewaktu mendengar bahwa saya positif COVID-19, saya sama sekali tidak ada rasa takut atau khawatir. Saya masih pulang ke rumah, untuk isolasi mandiri. Karena di Amerika berlaku aturan jika masih bisa ditanggani sendiri, maka dapat dilakukan isolasi di rumah termasuk disewakan alat oksigen, jika memang diperlukan.
Namun 1-2 hari kemudian tanggal 4-5 Desember 2020, saturasi oksigen saya menurun drastis, saya mulai kesulitan bernafas, tidak bisa jalan, menjadi sangat lemah. Putri bungsu saya Elle yang juga seorang perawat melihat kondisi saya sedemikian rupa langsung membawa saya ke unit gawat darurat di rumah sakit. Hasil rontgen paru menunjukkan bahwa paru-paru saya sudah berwarna putih, pneumonia akut, dan hasil tes darah saya menunjukkan bahwa ginjal dan liver saya angkanya sangat tinggi; 2-3 kali di atas normal. Hari itu juga saya masuk rawat inap, yang diperkirakan hanya 5 hari saja.
Besoknya tanggal 6 Desember 2020, saturasi oksigen saya turun dratis yang mengakibatkan saya tidak bisa bernapas. Beberapa alat bantu pernapasan pun dipasangkan; dari mulai selang oksigen, masker oksigen dan bebarapa alat lainnya, namun tidak bisa menolong juga, sehingga atas perintah dokter saya dipindahkan ke ruang perawatan khusus. Malamnya alat bantu pernafasan saya diganti dengan high flow heated oxigen machine. Alat inilah yang membantu saya untuk bertahan hidup. Selain itu besoknya saya juga menerima transfusi plasma darah.
Dalam keadaan kondisi seperti antara hidup dan mati, saya tetap beriman dan berjuang untuk bisa tetap hidup. Saya tidak mau menyerah dengan keadaan meskipun kondisi saya sangat amat lemah, karena saat itu saya benar-benar kesulitan untuk bernapas. Pengharapan saya penuh kepada Tuhan untuk dapat sembuh. Dokter mengatakan kalau saja saya terlambat dibawa ke rumah sakit maka keadaan saya mungkin tidak bisa tertolong dan jika dengan high flow oxygen machine pun tidak menolong maka saya akan dipindahkan ke ICU untuk dipasang alat ventilator. Hal ini membuat saya berjuang habis-habisan untuk dapat selamat. Saya benar-benar berjuang untuk hidup saya.
Keadaan saya ini disebarkan oleh istri saya kepada gereja, hamba-hamba Tuhan dan rekan-rekan pendoa di seluruh dunia lewat sosial media untuk menopang saya dalam doa, beberapa pendoa mulai berdoa puasa untuk saya.
Di dalam kesendirian saya di rumah sakit, saya tetap berdoa memohon mujizat Tuhan. Saya bersyukur mempunyai istri Lanny Nanlohy dan anak-anak saya yang cinta Tuhan, yang selalu menjadi tiang doa buat saya. Saat itu istri dan anak saya Gilbert terus berdoa dari Canada dan menyemangati saya untuk sembuh.
Selain itu saya sangat-sangat bersyukur ada banyak dukungan doa yang mendoakan, dukungan dari ratusan orang-orang dari seluruh dunia yang berdoa bagi saya, selain gembala saya, juga para pendoa syafaat dari UPT (United Prayer Tower) dan Healing Center, apalagi waktu mereka tahu bahwa kondisi saya benar-benar kritis sekali.
Maka dalam kesendirian saya di rumah sakit, saya merasakan tidak sendirian karena ada begitu banyak hamba-hamba-Nya yang berdoa terus-menerus buat saya. Saat dalam kondisi lemah, saya sama sekali hampir tidak dapat menggerakkan badan dan hanya bisa berbaring tidak berdaya.
Saya ingin share secara khusus tentang roh apa yang ada di balik COVID-19 ini. Di malam hari saat saya sedang tidur lengkap dengan selang-selang pernapasan dan alat-alat lainnya di tubuh saya dari kepala sampai kaki, di dalam roh saya, saya melihat 2 roh yang datang seperti pencuri yang masuk ke dalam rumah saya dan ingin mencuri, membunuh dan membinasakan nyawa saya, Yohanes 10:10.
Saat itu pun tiba-tiba roh saya bangkit untuk melawan dengan doa dan otoritas ilahi, saya berteriak dan tengking dengan sangat kuat di dalam nama Yesus walaupun keadaan saya dalam kondisi yang sangat lemah. Tuhanlah yang memberi kekuatan dan sandaran yang memberikan saya kuasa untuk menang menghadapi roh maut. Kedua roh yang menyerupai manusia hitam itu terkejut dan berbalik dan berlari keluar. Namun di tangan mereka seperti membawa plakat berwarna merah darah, dan sebelum kedua roh maut itu meninggalkan saya, mereka sempat menempelkan kedua plakat merah itu ke tubuh saya. Roh Kudus mengingatkan saya bahwa itu adalah roh COVID-19 dan roh pneumonia.
Tidak lama sesudah itu; masih di dalam roh, waktu saya masih terduduk dalam keadaan lemah, saya melihat dari jauh seperti ada gerakan yang mengarah dan mendatangi saya seperti menyerupai ikan. Setelah hewan ini lebih dekat saya bisa melihat bentuknya seperti ikan Piranha dan dia benar-benar mengarah dan ingin memangsa saya dengan mulutnya, tepatnya ikan Piranha dengan mulut sebesar mulut ikan hiu yang terbuka besar dengan taring-taringnya yang banyak dan kuat dan siap mencaplok kepala saya tepat di depan muka saya, namun tiba-tiba mulut ikan buas ini tidak bisa menyentuh dan mencabut kepala saya karena tertahan oleh lapisan transparan yang sangat kuat seperti kaca di depan badan dan kepala saya.
Saya bisa mendengar dengan jelas bunyi seperti logam yang terbentur pada kaca: "cring-cring, kling-kling" berkali-kali dengan sangat kuat tepat di depan wajah saya. Puji nama Tuhan tak satu pun dari gigi Piranha ini yang dapat menyentuh kepala saya. Roh maut yang berwujud ikan Piranha ini berbalik setelah saya tengking dan dia menghilang. Haleluya, nyawa saya tertolong dengan perisai Tuhan yang melindungi saya. Mazmur 91.
Tanggal 8 Desember 2020, high flow heated oksigen sudah bisa dilepas dan saya hanya memakai oksigen yang biasa saja dan Puji Tuhan keadaan saya mulai berangsur membaik dan tingkat oksigen saya mulai lebih baik.
Tanggal 11 Desember 2020 saya kembali dipindahkan ke kamar unit biasa karena keadaan saya sudah jauh lebih baik dan tidak lagi perlu dirawat di ruangan khusus. Malam harinya ketika saya tidur kembali saya didatangi oleh roh maut yang lain: kali ini roh maut itu datang sebagai seorang pria dengan suara yang lembut dan seolah-olah penuh kasih dari Tuhan. Dia berdiri disamping tempat tidur dan berkata “Salmon, kamu kan sudah melayani Tuhan dengan begitu baik selama ini, kamu sudah membangun gereja Tuhan, sudah setia melayani Tuhan dan membangun pelayanan. Tuhan sudah melihat semua ketaatan dan jerih payahmu, sekarang waktunya kamu siap untuk pulang untuk menerima hadiah dari Tuhan, sekarang pulanglah ke rumah Bapa dan akan bebas dari penderitaan dan akan bahagia bersama Tuhan Yesus. Apakah kamu sudah siap untuk pulang ke rumah Bapa?”
Tiba-tiba Roh Kudus mengingatkan saya akan Firman Tuhan di Matius 4 tentang pencobaan di padang gurun, bagaimana iblis mencobai Tuhan Yesus dengan 3 kali menawarkan kerajaan dunia. Tiba-tiba saya tersadar dan saya tahu bahwa roh itu bukan dari Tuhan dan saya tengking dalam nama Yesus. Roh itu pun tiba-tiba menghilang dan saya merasa sangat-sangat lega seperti terlepas dari maut dan kematian.
Dan pengalaman yang luar biasa adalah esok malamnya sewaktu saya sedang tidur, saya merasakan Tuhan Yesus datang di sisi saya, tanpa berbicara. Tuhan Yesus meletakkan tangan-Nya di badan saya. Saya teringat seorang hamba Tuhan yang berdoa secara khusus di UPT untuk mujizat kesembuhan bagi saya, dan beliau mendapat penglihatan, Tuhan Yesus datang kepada saya dan menumpangkan tangan-Nya tangan yang berbekas luka paku di dada saya. Tuhan Yesus hanya sebentar saja meletakkan tangan-Nya dan sesudah itu Ia pun pergi dan saya tidur kembali.
Puji Tuhan saya melewati masa kritisnya, dokter-dokter dan para suster yang merawat saya di rumah sakit takjub dan heran dengan kemajuan saya yang sangat cepat, mengingat kondisi saya sewaktu masuk ke rumah sakit cukup parah.
Mulai tanggal 10-11 Desember 2020 kadar oksigen saya mulai naik lagi. Nafas saya yang semula sangat-sangat pendek, mulai berangsur membaik. Demam pun berhenti, hasil test darah untuk ginjal dan liver juga berangsur membaik. Kekuatan dan energi mulai berangsur pulih, saya bisa turun dari tempat tidur dan tanggal 12 Desember 2020 obat-obatan mulai dihentikan. Tanggal 15 Desember 2020, saya kembali menjalani pemeriksaan rontgen paru dan di CT scan, hasilnya mengerikan. Paru-paru masih sebagian tertutup virus putih. Saya masih tetap memakai oksigen, tetapi sudah turun dari 6L ke 4L dan turun terus, sehingga akhirnya dari tanggal 15-16 Desember 2020 hanya perlu 1L. Cepat sekali proses pemulihannya, kalau bukan karena Tuhan tidak mungkin terjadi.
Tanggal 16 Desember 2020, saya diperbolehkan keluar dari RS, meskipun masih harus memakai alat bantu pernapasan dan RS meminjamkan saya alat oksigen. Dokter sudah mengizinkan karena virusnya sudah tidak berpotensi membuat infeksi lagi dan tidak menjangkiti orang lain.
Proses pemulihan saya di rumah sangat cepat dibandingkan jika saya harus tinggal di RS. Di rumah saya masih bisa melakukan aktifitas yang lain. Test Covid-19 terakhir saya menunjukkan hasilnya negatif. Sejak tanggal 5 Januari 2021 saya sudah tidak lagi memakai oksigen di rumah, dan sudah bisa berjalan-jalan keliling di kompleks rumah tanpa bantuan oksigen sama sekali. Haleluya. Puji Nama Tuhan.
Semua ini adalah pertolongan dan mujizat yang Tuhan berikan di akhir tahun 2020, saya bisa lolos dari maut dan kematian. Saya bisa keluar dari RS dengan baik. Saya bisa kembali sehat lagi dan sudah bisa melayani lagi dalam waktu yang sangat-sangat amat cepat. Kalau bukan karena kebesaran dan kuasa Tuhan yang terjadi dalam hidup saya, tidak mungkin semuanya ini dapat terjadi.
Saya masih hidup, sehat dan melayani Tuhan sampai hari ini, semuanya adalah kasih karunia dan anugerah Tuhan yang terindah dalam hidup saya.
PROPHETIC PREACHING
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
https://hmministry.id/userfiles/osp/PROPHETIC-PREACHING.pdf
Sekretariat Pusat
Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC-7 No. 48 - 51
Kelapa Gading, Jakarta 14240
Telp. 021 - 452 8436
Sekretariat Operasional
SICC Tower Jl. Jend Sudirman Sentul City Bogor 16810
Telp. 021 - 2868 9800 / 2868 9850
Website: www.hmministry.id
email: info@hmministry.com
Our Media Social :
PENANGGUNG JAWAB
Pdm. Robbyanto Tenggala